Anda di halaman 1dari 16

SYARAT-SYARAT GURU PROFESIONAL

MAKALAH

Kelompok 3

Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Etika dan Pengembangan
ProfesiKeguruan pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Disusun oleh :

NURHAMIDA AZHAR : 20800121017


HARMAWATI : 20800121006
MUH. ADIL SOFYAN : 20800121025

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Syarat-Syarat Guru
Profesional” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa pula senantiasa
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
memberi petunjuk kepada hamba Allah serta menegakkan agama Allah di muka
bumi ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Etika dan Pengembangan Profesi Keguruan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang urgensi mempelajari etika
profesi keguruan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhir ini telah
banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan, motivasi,
pikiran, dan doa. Maka Makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan
kerjasama bimbingan dari dosen, untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih.

Oleh karena itu, kami sampaikan bahwa makalah ini selalu terbuka untuk
menerima masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari dosen, rekan-rekan mahasiswa maupun yang membaca makalah ini.
Terima kasih.

Samata, 27 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

A. Pengertian Guru Profesional …………………………………..….3


B. Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru Profesional …….…………….3
C. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional………………………….5

BAB III PENUTUP .................................................................................. 10

A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi
pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia
yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini
menunjukkan betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pun
dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran sehingga
mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Agar dapat mengajar
dengan efektif. Guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas)
dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya.

Dalam kaitannya dengan meningkatkan kualitas guru agar ia menjadi


profesional dan bagaimana ia mendapat pengakuan dari negara. Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Seperti apa saja yang menjadi tugas
pokok seorang guru? bagaimana agar ia bisa beradaptasi dengan seiring
perkembangan zaman? dan bagaimana pula pengakuan negara mengenai seorang
guru yang layak di sebut sebagai profesional itu? Berdasarkan pada hal tersebut,
maka di dalam makalah ini kami mengambil judul “Syarat-Syarat Menjadi Guru
Profesional”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat


rumusan masalah sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan guru profesional?

b. Apa saja syarat untuk menjadi guru profesional?

1
2

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan guru profesional.

b. Untuk mengetahui apa saja syarat untuk menjadi guru profesional.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru Profesional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru bermakna orang yang


pekerjaannya (mata pencahariannya) adalah mendidik dan mengajar. Sedangkan
menurut Ondi Saondi, M. Pd, dan Drs. Aris Suherman, M. Pd dalam bukunya Etika
Profesi Keguruan mendefinisikan profesi sebagi pekerjaan yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian. Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan
tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama
sebagai sekadar hobi, untuk senang-senang, atau mengisi waktu luang.

Jadi, berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang


dimaksud guru profesional adalah seseorang yang profesinya mengajar dan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi dalam bidang mengajar tersebut.

B. Kompetensi yang Harus Dimiliki Guru Profesional

Sebelum membahas syarat-syarat guru profesional terlebih dahulu kita


mengulas secara singkat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional
supaya mempermudah dalam memahami syarat-syarat guru professional.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional meliputi:

1. Kompetensi Pedagogik,

Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi


pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal

3
4

28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran,
mulai dan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Guru harus menguasai manajemen kurikulum, mulai dan merencanakan perangkat
kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki
pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan
perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan
berhasil guna.

2. Kompetensi Personal,

Adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan


berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang
mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain,
guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu
melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro, yaitu Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan
guru memberi teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang
memberikan dorongan! motivasi).

3. Kompetensi Profesional,

Adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan


mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan
Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas
berkenaan dengan bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik
metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu memilih model,
strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan
pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan
landasan kependidikan.

4. Kompetensi Sosial,

Adalah kemampuan guru sebagai bagian dan masyarakat untuk


5

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (Standar
Nasional Pendid ikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Artinya ia menunjukkan
kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan
sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.

C. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional

Apabila guru telah memiliki ke empat kompetensi di atas, maka guru


tersebut telah memiliki hak profesional karena ia telah jelas memenuhi syarat-
syarat berikut:

1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang


keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif


dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan
pendidikan setempat.

3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif


dan efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.

4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha


dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.

5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara


individual maupun secara institusional.

Menurut Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd dalam bukunya Kemampuan


Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, beliau menuliskan bahwa standar
yang dipersyaratkan menjadi guru yang profesional itu adalah sebagai berikut:

1. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Roestiyah N.K (1989) menginventarisir tugas guru secara garis besar.


Antara lain:

a) Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan


6

pengalaman empirik, kepada para muridnya;

b) Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara;

c) Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik,


memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak
didik;

d) Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan


dalam berbicara, bertindak dan bersikap;

e) Memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat


lingkungan, baik sekolah negeri atau swasta;

f) Harus mampu mengawali dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya,


maupun murid dan orang lain;

g) Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang


disenangi;

h) Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi;

i) Guru diberi tanggung jawabpaling besar dalam hal perencanaan dan


pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya;

j) Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan


masalah yang dihadapi muridnya; dan

k) Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang
tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi,
mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka memperkaya
pengalaman.

Berdasarkan pada penjelasan Roestiyah N.K tersebut di atas. Maka dapat


ditegaskan bahwa guru bertanggung jawab mencari cara untuk mencerdaskan
kehidupan anak didik dalam arti sempit dan bangsa dalam arti luas.

2. Guru Profesional Senantiasa Meningkatkan Kualitasnya

Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar
7

mengajar maupun yang tidak terkait langsung, sangatlah banyak dan berpengaruh
pada hasil belajar mengajar. Bila peserta didik mendapatkan nilai nilai tinggi, maka
guru mendapat pujian. Pantas menjadi guru dan harus dipertahankan walaupun
tetap disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Tetapi bila yang terjadi sebaliknya,
yakni para peserta didik mendapat nilai yang rendah, maka serta merta juga
kesalahan ditumpahkan kepada sang guru. Predikat guru bodoh, tidak bisa
mengajar, tidak memiliki kemampuan menjalankan tugasnya sebagi guru, lebih
baik beralih fungsi menjadi karyawan atau tata usaha juga dialamatkan kepada
guru.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana


memberikan prioritas yang tinggi kepada guru. Sehingga mereka dapat
memperoleh kesempatan untuk selalu meningkatkan kemampuannya
melaksanakan tugas sebagai guru. Guru harus diberikan kepercayaan untuk
melaksanakan tugasnya melakukan proses belajar mengajar yang baik. Kepada
guru perlu diberikan dorongan dan suasana yang kondusif untuk menemukan
berbagai alternatif metode dan cara mengembangkan proses pembelajaran sesuai
perkembangan zaman. Agar dapat meningkatkan keterlibatannya dalam
melaksanakan tugas sebagai guru, dia harus memahami, menguasai, dan terampil
menggunakan sumber-sumber belajar baru di dirinya. Sumber belajar bukan hanya
guru, apabila guru tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
perubahan. Maka guru tersebut akan mudah ditinggalkan oleh muridnya.

3. Standar Profesional di Indonesia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia standar berarti antara lain sesuatu
yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran, takaran, dan
timbangan. Standar dapat juga dipahami sebagai kriteria minimal yang harus
dipenuhi. Jadi standar profesional guru mempunyai kriteria minimal berpendidikan
sarjana atau diploma empat serta dilengkapi dengan sertifikasi profesi.

Menurut Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru


Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Beliau mendefinisikan sertifikasi sebagai proses
8

yang harus dilalui seorang guru untuk mendapatkan sertifikat mengajar sebagai
tanda bahwa ia telah memenuhi kualifikasi guru ideal sesuai dengan syarat-syarat
yang ditetapkan pemerintah, baik yang berhubungan dengan akadeik, sosial, kan
akuntabilitas publik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikasi pendidik adalah bukti formal
sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga
profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan
sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga
sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang
dirancang untuk mengetahui penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan
pemberian sertifikat pendidik.

Sertifikat guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia


nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikat
dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang
diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel, lokakarya, dan
simposium. Sertifikat kompetensi diperoleh dari penyelenggara pendidikan dan
lembaga pelatihan setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat
umum, baik untuk tenaga kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin
memasuki profesi guru.

Dalam kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi pemula


atau guru baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai guru,
kemudian ada langkah-langkah memenuhi standar tersebut. Misalnya para guru
yang masih under-standard tadi melakukan upaya secara sungguh-sungguh untuk
meningkatkan kualitas diri, baik dengan cara melanjutkan studi atau kegiatan yang
semisal. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan baik,
9

pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga terkait telah merumuskan dan


menyusun butir penting yang harus dipenuhi oleh para guru. Namun mengingat,
tingkatan guru juga bebrapa jenjang, yakni tingkat pra sekolah, taman kanak-kanak,
sekolah dasar, sekolah menengah umum dan kejuruan, dan selanjutnya, maka
persoalan ini menjadi kompleks.

Guru yang memenuhi standar adalah guru yang memenuhi kualifikasi yang
dipersyaratkan dan memahami benar apa yang harus dilakukan, baik ketika di
dalam maupun di luar kelas. Di samping tugas mengajar sebagai tugas pokok
seorang guru, ada juga beberapa persoalan atau tugas prinsip yang semua guru
harus mengetahui dan menguasainya sebagai bagian dari tugas seorang guru yang
profesional. Yakni tugas administrasi kurikulum dan pengembangannya,
pengelolaan peserta didik, personel, sarana dan prasarana, keuangan, layanan
khusus, dan hubungan sekolah-masyarakat. Memang dilihat dari segi pembebanan
jelas persoalan di atas merupakan yang dapat memberatkan tugas gurukarena tidak
terkait langsung dengan tugas mengajarnya. Akan tetapi jika dicermati ternyata
tugas-tugas tersebut ada kaitannya dengan ketertiban dan kerapihan tugas guru.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Guru profesional adalah seseorang yang profesinya mengajar dan


mengandalkan suatu keahlian yang tinggi dalam bidang mengajar.
2. Yang menjadi syarat untuk seorang guru yang professional adalah:
a) Bahwa ia mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru.
Seperti mengajar dan mendidik.
b) Seorang guru harus terus meningkatkan kualitas dirinya.
c) Standar yang dipersyaratkan oleh negara bahwakriteria minimal
berpendidikan sarjana atau diploma empat serta dilengkapi dengan
sertifikasi profesi

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami buat. Dengan harapan makalah yang
kami buat bisa dapat dipahami dengan baik dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi semuanya. Tentu makalah ini jauh dari kata sempurna maka kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat
menyempurnakan makalah ini dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Mu’mur Jamal. 2013. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif.
Yogjakarta: Diva Press.

https://www.mandandi.com/2021/02/syarat-syarat-guru-profesional.html?m=1
(diakses pada Sabtu, 27 Mei 2023).
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Ikapi.
Saondi, Ondi & Aris Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Ikapi..
Uzer Usman, Moh. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Ikapi.

11

Anda mungkin juga menyukai