Anda di halaman 1dari 23

Pendataan Analisis Risiko DIFTERI

Tuliskan data hanya pada kolom berwarna hijau.


Pertanyaan yang tidak tahu atau belum ada data, diisi dengan TAD (Tidak Ada Data)
1 Provinsi
2 Kabupaten/Kota
3 Tahun / Pendataan ke
4 Nama Petugas
5 Tugas/Jabatan
6 No.Telp/HP
7 E-mail

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

A KELOMPOK ANCAMAN

I KARAKTERISTIK PENYAKIT
Karakteristik Penyakit (lihat perhitungan nilai risiko karakteristik penyakit)
1

II PENGOBATAN
1 Efektifitas pengobatan penderita difteri
(a) Sakitnya ringan, sembuh sendiri atau pengobatan cukup efektif
(b) Pengobatan efektif jika dilakukan sejak dini
(c) Hanya efektif mencegah komplikasi Pilihan Ahli
(d) Menimbulkan sakit berat, cacat permanen, pengobatan hanya
suportif, efektifitasnya dianggap minimal atau ditetapkan sebagai
bagian dari bioterorisme

III RISIKO PENULARAN DARI DAERAH LAIN


1. Deklarasi difteri sebagai kasus PHEIC oleh WHO :
(a) Tidak ada kejadian yang diinformasikan oleh WHO
(b) Masih berjangkit di negara tertentu, tetapi tidak ada deklarasi
PHEIC-WHO atau telah dicabut
Pilihan Ahli
(c) Deklarasi PHEIC – WHO terbatas pada regional tertentu di luar
regional Asia
(d) Deklarasi PHEIC – WHO PIE tidak terbatas atau terbatas di regional
Asia
2 Ada kasus difteri di INDONESIA dalam satu tahun terakhir Y/T
3 Ada kasus difteri di wilayah PROVINSI sendiri dalam satu tahun terakhir
Y/T
No Pertanyaan Pilihan Jawaban

IV. RISIKO PENULARAN SETEMPAT

1. Jumlah kasus difteri di KABUPATEN/KOTA sendiri dalam satu tahun


terakhir
2. Jumlah kasus difteri di kabupaten/kota sendiri dalam satu tahun terakhir
menurut umur :
a. Jumlah kasus difteri usia bawah lima tahun (balita) kasus
b. Jumlah kasus difteri usia 5-17 tahun kasus
c. Jumlah kasus difteri usia 18 tahun atau lebih kasus
3. Jumlah kasus difteri carier dalam setahun terakhir kasus
4. Jumlah kasus difteri meninggal dalam setahun terakhir kasus
5. Jumlah kasus tunggal dan cluster difteri di kabupaten/kota dalam
setahun terakhir (cluster adalah 2 kasus difteri atau lebih yang terindikasi
berhubungan secara epidemiologis)
a. Jumlah kasus tunggal (bukan bagian dari cluster) kasus
b. Jumlah cluster kecil (2-5 kasus) kejadian
c. Jumlah cluster besar (>5 kasus) kejadian
d. Jumlah cluster berlangsung lama (mulai sakit kasus pertama -
terakhir lebih dari satu bulan) kejadian

e. Jumlah cluster dengan kasus meninggal kejadian


f. Ada cluster di kabupaten/kota berbatasan Y/T
6. Periode KLB/cluster terpanjang (hari) yang terjadi di wilayah
Kabupaten/kota sendiri dalam setahun terakhir hari
7. Lama wilayah kabupaten/kota tidak terdapat kasus difteri (bulan) (isikan
0 jika terjadi dalam sebulan terakhir, 99 jika tidak pernah ada kasus) bulan

V. DAMPAK EKONOMI JIKA TERJADI KASUS/KLB

1 Perkiraan besar biaya yang diperlukan untuk menanggulangi KLB,


apabila hari ini terjadi KLB. Biaya diperuntukkan bagi biaya penyelidikan,
pencegahan penularan lebih luas, surveilans selama periode KLB, Rp…………..
penyuluhan dan penanggulangan lainnya
2 Perkiraan besar biaya di perlukan untuk tatalaksana per penderita difteri
(pengobatan, pencegahan penularan, perawatan) Rp…………..
No Pertanyaan Pilihan Jawaban

B KELOMPOK KERENTANAN

I TRANSPORTASI
1 Ada bandar udara di wilayah kabupaten/kota Y/T
2 Ada pelabuhan laut di wilayah kabupaten/kota Y/T
3 Ada terminal bus antar kota dan atau stasiun kereta di wilayah
kabupaten/kota Y/T

4 Frekwensi bus antar kota dan atau kereta dan atau kapal laut antar kota
yang keluar masuk kabupaten/kota
(a) Kurang dari seminggu sekali A/B/C
(b) Sekali atau lebih/minggu tetapi tidak setiap hari
(c) Setiap hari

II PENDUDUK

1. Kepadatan penduduk wilayah kabupaten/kota orang/km2

III IMUNISASI
1 % cakupan imunisasi kabupaten/kota tahun lalu
a. DPT3 ... %
b. DPT4 (DPT-HB-Hib) ... %
c. DT ... %
d. Td ... %
No Pertanyaan Pilihan Jawaban

C. KELOMPOK KAPASITAS

I KEBIJAKAN PEMDA

1 Kebijakan kewaspadaan DIFTERI di kabupaten/kota (peraturan daerah,


surat edaran, dll)
(a) Tidak ada dan isu kewaspadaan tidak menjadi perhatian
(b) Tidak ada, tetapi menjadi perhatian tingkat Kepala Bidang terkait
A/B/C/D
(c) Ada, yaitu dengan diterbitkannya surat edaran atau surat keputusan
terkait oleh Kepala Dinas Kesehatan
(d) Ada, yaitu dengan diterbitkannya surat edaran atau surat keputusan
terkait oleh Kepala Daerah
2 Apakah pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian DIFTERI
merupakan bagian dari tugas dan kewenangan tingkat struktural
tertentu di wilayah Kabupaten/Kota saudara? Tingkat apa yang memiliki
tugas dan kewenangan tersebut ?
(a) Tidak ada yang memiliki tugas dan kewenangan pengendalian A/B/C/D
Difteri
(b) Ada, yaitu pada tingkat seksi/eselon 4
(c) Ada, yaitu pada tinngkat bidang/eselon 3
(d) Ada, yaitu pada tingkat kepala Dinas Kesehatan

II KAPASITAS LABORATORIUM

1 Ada petugas pengelolaan spesimen bersertifikat (pengambilan,


pengepakan, penyimpanan sementara dan pengiriman spesimen) Y/T

2 Waktu yang diperlukan (hari) untuk memperoleh konfirmasi hasil


pemeriksaan spesimen DIFTERI (rata-rata). Tuliskan "999" jika tidak ada ….. hari
cara konfirmasi yang bisa dilakukan
3 Logistik specimen carrier untuk DIFTERI
(a) Tidak ada/tidak tahu
(b) Ada, tetapi tidak sesuai standar, tidak tahu kesesuaiannya dengan A/B/C
standar, atau tidak ada standarnya
(c) Ada, sesuai standar

III KAPASITAS RUMAH SAKIT

1 Tim penanggulangan kasus difteri di Rumah Sakit rujukan


(a) Kabupaten/kota tidak ada rumah sakit rujukan
(b) Tidak ada tim /tidak tahu A/B/C/D
(c) Ada tim, belum ada SK tim
(d) Ada, sudah ada SK tim
2 Jenis dan jumlah tenaga dalam tim penanggulangan difteri di rumah
sakit (Dokter, perawat, kesling, dan pranata laboratorium)
(a) Tidak ada tim/tidak tahu
(b) Ada tim, tetapi belum sesuai pedoman, atau belum ada pedoman A/B/C/D

(c) Ada tim dan sesuai pedoman, tetapi ada yang belum terlatih
(d) Ada tim sesuai pedoman dan semua terlatih
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
3 Prosedur operasional standar tatalaksana kasus dan spesimen
(a) Tidak mempunyai standar/pedoman
(b) Ada standar dengan kinerja ≤ 60% standar atau tidak tahu kualitas
kinerjanya A/B/C/D
(c) Ada standar dengan kinerja > 60% standar, tetapi masih ada yang
belum sesuai dengan standar
(d) Ada standar dengan kinerja telah sepenuhnya sesuai standar
4 Penerapan prinsip pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI) di RS
(a) Tidak mempunyai standar/pedoman
(b) Ada standar dengan kinerja ≤ 60% standar atau tidak tahu kualitas
kinerjanya A/B/C/D
(c) Ada standar dengan kinerja > 60% standar, tetapi masih ada yang
belum sesuai pedoman
(d) Ada standar dengan kinerja telah sepenuhnya sesuai standar
5 Ketersediaan ruang isolasi untuk difteri jika diperlukan
(a) Tidak ada ruang isolasi disiapkan
(b) Ada ruang isolasi, tetapi masih ≤ 60% standar atau tidak tahu
kualitasnya A/B/C/D
(c) Ada ruang isolasi dan sudah > 60% standar, tetapi masih ada yang
belum sesuai standar
(d) Ada ruang isolasi yang telah sepenuhnya sesuai standar
PENINGKATAN SURVEILANS dan KEWASPADAAN DINI di DINAS
IV.
KESEHATAN
(melaksanakan surveilans untuk mengetahui perkembangan penyakit
potensi KLB dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya KLB,
melaksanakan deteksi dini KLB serta melaksanakan upaya peningkatan
kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya KLB)
1 Tim pelaksana kewaspadaan dini penyakit (SKDR), termasuk difteri di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setahun ini
(a) Belum ada
(b) Ada, tetapi baru sebagian kecil anggota tim memiliki sertifikat
pelatihan kewaspadaan dini penyakit, termasuk difteri A/B/C/D
(c) Ada, dan sebagian besar anggota tim memiliki sertifikat pelatihan
kewaspadaan dini penyakit
(d) Ada, dan semua anggota tim telah memiliki sertifikat pelatihan
kewaspadaan dini penyakit
2 Pelaksanaan analisis kewaspadaan (SKDR) penyakit di wilayah
Kabupaten/Kota setahun ini
(a) Belum dilaksanakan analisis
(b) Telah dilaksanakan analisis sesuai pedoman setahun sekali
A/B/C/D
(c) Telah dilaksanakan analisis sesuai pedoman setiap semester sekali

(d) Telah dilaksanakan analisis sesuai pedoman setiap teriwulan


sekali/lebih sering
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
3 Penyebarluasan hasil analisis kewaspadaan dini (SKDR) penyakit ke RS
dan Puskesmas setahun ini
(a)tidak pernah publikasi
A/B/C/D
(b)Rata-rata <1 kali per sasaran pertahun
(c)Rata-rata 1-2 kali per sasaran per tahun
(d)Rata-rata >2 kali per sasaran per tahun
4 Penyebarluasan hasil analisis kewaspadaan dini (SKDR) penyakit ke
media setahun ini
A/B
(a) Tidak ada publikasi
(b) Ada publikasi
V. PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM PENYELIDIKAN dan
PENANGGULANGAN DIFTERI OLEH DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA
1 Tim Penyelidikan dan Penanggulangan KLB (TGC) di Dinas Kesehatan
kabupaten/kota
A/B
(a) belum ada, atau ada tetapi belum ada surat penugasan (SK)
(b) ada tim dengan surat penugasan (SK)
2 Jumlah anggota Tim (TGC) yang telah memiliki sertifikat pelatihan
Penyelidikan dan Penanggulangan KLB, termasuk difteri
(a) Belum ada yang memiliki sertifikat
(b) Satu anggota tim di kabupaten/kota telah memiliki sertifikat
A/B/C/D
(c) Sebagian kecil anggota tim di kabupaten/kota yang memiliki
sertifikat
(d) Sebagian besar anggota tim di kabupaten/kota telah memiliki
sertifikat
3 Pengalaman anggota Tim (TGC) dalam penyelidikan dan
penanggulangan DIFTERI
(a) Tidak satupun anggota tim pernah terlibat dalam penyelidikan dan
penanggulangan difteri A/B
(b) Ada anggota tim yang pernah terlibat dalam penyelidikan dan
penanggulangan difteri
4 Pemanfaatan pedoman umum dan pedoman operasional standar (POS)
penyelidikan dan penanggulangan DIFTERI
(a) Tidak ada pedoman
(b) Ada pedoman umum, belum dilengkapi dengan POS wilayah A/B/C
setempat
(c) Ada pedoman umum, sudah dilengkapi dengan POS wilayah
setempat
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
5 Penerapan pedoman dalam penyelidikan dan penanggulangan DIFTERI
setahun ini
(a) Belum ada pedoman atau POS yang diterapkan
(b) Tidak ada kejadian difteri, tetapi ada pedoman/POS
(c) Ada kejadian diteri yang dilakukan penyelidikan, tetapi tidak semua A/B/C/D
laporan penyelidikan dibuat sesuai pedoman/POS
(d) Ada kejadian difteri yang dilakukan penyelidikan, dan setiap kasus
telah ada laporan penyelidikan yang dibuat sesuai pedoman/POS

VI. KEWASPADAAN DINI FASYANKES (RS dan PUSKESMAS)

1 % Fasyankes (RS dan Puskesmas) yang telah mempunyai petugas/tim


kewaspadaan dini penyakit (tim SKDR), termasuk difteri, saat ini

(a) <60% A/B/C


(b) 60-80 %
(c) >80 %
2 % Fasyankes (RS dan Puskesmas) yang telah mempunyai petugas/tim
kewaspadaan dini penyakit (tim SKDR) bersertifikat, saat ini

(a) BELUM ADA A/B/C/D


(b) Ada, <60 %
(c) 60-80 %
(d) >80 %
3 Penerapan analisis rutin kewaspadaan dini (SKDR) DIFTERI di
fasyankes (RS dan Puskesmas) saat ini
(a) tidak pernah dilakukan analisis
(b) dilakukan analisis rutin menurut kecamatan
A/B/C/D
(c) dilakukan analisis rutin menurut Desa/Kelurahan, tetapi belum
menurut laporan masyarakat
(d) dilakukan analisis menurut Desa/kelurahan dan laporan masyarakat

4 Kelengkapan laporan mingguan DIFTERI (SKDR) fasyankes (RS dan


Puskesmas) ke dinas kesehatan kabupaten/kota setahun ini
(a) Ada fasyankes yang tidak pernah membuat laporan dalam setahun
ini
(b) Semua fasyankes pernah melapor, dengan kelengkapan laporan
<60% per tahun A/B/C/D
(c) Semua fasyankes pernah melapor, dengan kelengkapan laporan
60-80% per tahun
(d) Semua fasyankes pernah melapor, dengan kelengkapan laporan
>80% per tahun
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
5 Pemanfaatan pedoman penyelidikan, penanggulangan dan pelaporan
kejadian difteri di fasyankes (Puskesmas, RS), saat ini
(a) Tidak ada pedoman yang bisa diakses fasyankes
(b) Tidak ada kejadian, tetapi ada pedoman
A/B/C/D
(c) Ada kejadian, tetapi belum semua kejadian dibuat laporan sesuai
pedoman
(d) Ada kejadian dan setiap kejadian telah dibuat laporan sesuai
pedoman

VII. KETERSEDIAAN VAKSIN

1 Jumlah Anti Difteri Serum (ADS) yang DIPERLUKAN untuk tatalaksana


kasus difteri di wilayah Kabupaten/Kota dalam setahun vial

2 Jumlah Anti Difteri Serum (ADS) di wilayah Kabupaten/Kota yang


tersedia setahun ini vial

3 Jumlah vaksin DPT, DT dan Td, yang diperlukan di wilayah


Kabupaten/Kota dalam setahun
a. DPT vial
b. DT vial
c. Td vial
4 Jumlah vaksin DPT, DT dan Td yang telah tersedia di wilayah
kabupaten/kota setahun ini
a. DPT vial
b. DT vial
c. Td vial

VIII KETERSEDIAAN SUMBER DAYA dan ANGGARAN

1 Jumlah anggaran yang DIPERLUKAN untuk meningkatkan


KEWASPADAAN kasus difteri di seluruh wilayah Kabupaten/Kota per Rp…
tahun
2 Jumlah anggaran yang di PERLUKAN untuk meningkatkan
KESIAPSIAGAAN kasus difteri di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Rp…
pertahun
3 Jumlah anggaran yang DIPERLUKAN untuk menanggulangi kejadian
difteri di seluruh wilayah kabupaten/Kota per tahun Rp…

4 Jumlah anggaran yang TERSEDIA untuk meningkatkan kewaspadaan,


meningkatkan kesiapsiagaan dan melaksanakan penanggulangan difteri Rp…
di semua wilayah kabupaten/Kota tahun ini
FTERI
a Data)

Jawaban

3.71

B
Jawaban
Jawaban
Jawaban
Jawaban
Jawaban
Jawaban
Jawaban
Pemetaan Risiko Penyakit Infeksi Emergensi

ANCAMAN : DIFTERI, , ,
A. Penetapan nilai risiko setiap subkategori ancaman (diabaikan, rendah, sedang atau tinggi)

Nilai Risiko per Kategori (N) 30.00


NILAI *)
BOBOT (B) INDEKS (NXB)
25.00
A R S T
KATEGORI SUBKATEGORI 0,001 0,01 0,1 1
1 Karakteristik penyakit Karakteristik penyakit --- --- S --- 0.67 20.00
6.72
2 Pencegahan dan Pencegahan dan pengobatan --- R --- --- 24.63 0.25
pengobatan
15.00
3 Risiko importasi Risiko importasi T 4.48 4.48

10.00
4 Risiko penularan setempat Risiko penularan setempat --- --- T 14.93 14.93

5 Sumber penularan Sumber penularan --- --- T 14.93 14.93 5.00


6 Dampak Dampak Ekonomi --- --- T 11.19 11.19
7 Dampak Wilayah/Lama KLB S --- 10.45 1.04
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
8 Endemisitas/Riwayat Kasus Endemisitas/Riwayat kasus --- T 12.69 12.69
sebelumnya sebelumnya ANCAMAN DIFTERI %BOBOT ANCAMAN DIFTERI
9
10
11
12
13
14
15
100.0

(669009290.xlsx)-(ANALISIS)
Pemetaan Risiko Penyakit Infeksi Emergensi

KERENTANAN : DIFTERI, , ,
A. Penetapan nilai risiko setiap subkategori kerentanan (diabaikan, rendah, sedang atau tinggi)
Nilai Risiko per Kategori (N)
NILAI A R
*)
S T BOBOT (B) INDEKS (NXB) 25.00
KATEGORI SUBKATEGORI 0,001 0,01 0,1 1
1 Transportasi antar provinsi Transportasi antar provinsi --- --- T 5.56 5.56
dan antar kab/kota dan antar kabupaten/kota 20.00

2 Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk R --- --- 11.11 0.11 15.00


3 Cakupan imunisasi Cakupan imunisasi DPT3 --- --- --- T 20.83 20.83
10.00
4 Cakupan imunisasi DPT-HB- --- --- --- T 20.83 20.83
Hib
5.00
5 Cakupan imunisasi DT --- --- --- T 20.83 20.83
6 Cakupan imunisasi Td --- --- --- T 20.83 20.83
7 0.00
8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
9
KERENTANAN DIFTERI % BOBOT KERENTANAN DIFTERI
10
11
12
13
14
15
100.0

(669009290.xlsx)-(ANALISIS)
Pemetaan Risiko Penyakit Infeksi Emergensi

KAPASITAS : DIFTERI, , ,
A. Penetapan nilai kapasitas menghadapi risiko setiap subkategori (diabaikan, rendah, sedang atau tinggi)
Nilai Risiko per Kategori (N)
NILAI A R
*)
S T BOBOT (B) INDEKS (NXB) 20.00
KATEGORI SUBKATEGORI 0,001 0,01 0,1 1
18.00
1 Kebijakan Publik Kebijakan Publik A --- --- --- 17.20 0.02
16.00
2 Kelembagaan Kelembagaan A --- --- --- 17.20 0.02
3 Fasilitas Pelayanan Kapasitas Laboratorium A --- --- --- 4.41 0.00 14.00
4 Kesehatan Tatalaksana Kasus di RS A --- --- --- 9.26 0.01 12.00
5 Surveilans A --- --- --- 6.61 0.01 10.00
Analisis ancaman Difteri di
wilayah
8.00
6 A --- --- --- 4.76 0.00
Deteksi dini Difteri di
6.00
Fasyankes
7 Penyelidikan epidemiologi A --- --- --- 11.02 0.01 4.00
2.00
8 Ketersediaan Anti Difteri Ketersediaan Anti Difteri A --- --- 7.05 0.01
Serum Serum 0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
9 Ketersediaan vaksin Ketersediaan vaksin A --- --- --- 8.82 0.01
10 Anggaran penanggulangan Anggaran penanggulangan A --- --- 13.67 0.01 KAPASITAS DIFTERI % BOBOT KAPASITAS DIFTERI

11
12
13
14
15
100.0

(669009290.xlsx)-(ANALISIS)
Pemetaan Risiko Penyakit Infeksi Emergensi

13 14 15

(669009290.xlsx)-(ANALISIS)
Pemetaan Risiko Penyakit Infeksi Emergensi

12 13 14 15

RI

(669009290.xlsx)-(ANALISIS)
Pemetaan Risiko Penyakit Infeksi Emergensi

12 13 14 15

(669009290.xlsx)-(ANALISIS)
Analisis Risiko PIE : DIFTERI
*) Tabel Penetapan Besar Nilai Risiko Karakteristik Penyakit Infeksi Emerging Metode DAISY
Kategori Nilai Risiko Sumber Data
5 4 3 2 1
Diagnosis Tidak jelas Tidak spesifik Uji konfirmasi v Gejala dan Gejala dan tanda Referensi
(misal PCR, tanda klinis dg klinis tanpa investigasi
dsb) investigasi
Reservoir Tidak jelas, v Lingkungan, Siklus Zoonotik Spesimen klinis, Referensi
manusia ke tanah, air, manusia/serang bahan klinis di
manusia ga laboratorium

Cara penularan Tidak jelas Droplet v Makanan/air Vektor Muntahan, jaringan Referensi
nafas/udara
Masa inkubasi rata- <2 hari/tidak 2-7 hari v 8-14 hari 15-30 hari >30 hari Referensi
rata jelas
Periode penularan >30 hari, tidak v 15-30 hari 8-14 hari 2-7 hari <2 hari atau tidak Referensi
jelas manusia ke manusia

Kelompok berisiko Umum dewasa (20-65) Anak/ remaja v balita (0-4) Orang tua (65) Referensi
(5-19)
CFR atau cacat >25 % 15-25 % 10-15 % 5 - 10 % v 0-5 % Referensi
permanen
Jumlah per
Kelompok Nilai Jml N5 2 Jml N4 2 Jml N3 2 Jml N2 1 Jml N1 0
Risiko
Besar Nilai Risiko
Gabungan (NRG) 3.71 Rumus = (5xJml N5)+(4xJml N4)+(3xJml N3)+(2xJml N2)+ (Jml N1)/7
3,75/lebih risiko tinggi
2,5 - 3,74 risiko sedang
1,25-2,4 risiko rendah
0-1,24 risiko sangat rendah (diabaikan)

669009290.xlsx (23/23)

Anda mungkin juga menyukai