Revisi Juknis Pertashop - 220829 - 145748
Revisi Juknis Pertashop - 220829 - 145748
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga “PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PERTASHOP” dapat
tersusun dengan baik. Petunjuk teknis ini diharapkan menjadi pedoman bagi semua
pihak yang terlibat dalam Program Pertashop agar penyelenggaraan kegiatan
berjalan sesuai peraturan perundangan yang berlaku serta dapat memperjelas
mekanisme dan tahapan pelaksanaan guna mempercepat tercapainya target dan
sasaran Program Pertashop.
Program Pertashop merupakan Program yang diinisiasi oleh Kementerian
Dalam Negeri dan PT. Pertamina Patra Niaga dalam rangka mendekatkan
pemenuhan kebutuhan Bahan Bakar Minyak non subsidi, LPG non subsidi dan
Produk PT. Pertamina (Persero) ritel lainnya yang belum terlayani oleh lembaga
penyalur PT. Pertamina (Persero) lain di tingkat Desa.
Hadirnya kerja sama antara Kementerian Dalam Negeri dengan PT. Pertamina
(Persero) dalam program Pertashop di Desa, tidak hanya mendekatkan layanan BBM
kepada masyarakat tetapi akan turut pula menumbuhkembangkan potensi Desa,
turut mengembangkan UMKM, mendorong tumbuhnya inovasi Desa melalui
kemitraan yang dapat berperan juga dalam meningkatkan kapasitas pemerintahan
Desa melalui pengembangan program kerja sama kemitraan. Hal ini tertuang dalam
Nota Kesepahaman antara Kementerian Dalam Negeri Nomor 193/1536A/SJ dan
PT. Pertamina (Persero) Nomor SD-06/C00000/2020-SO pada tanggal 18 Februari
2020 tentang Dukungan Pemerintah dan Masyarakat Desa dalam Peningkatan dan
Pengembangan Program Pertashop di Desa.
Dalam rangka mewujudkan tujuan dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis
pelaksanaan program Pertashop yang di dalamnya mengatur tentang mekanisme
kerja sama dan teknis pengelolaan Program Pertashop untuk dijadikan Pedoman
baik bagi Pemerintah Daerah maupun Desa serta Mitra kerja sama. Besar harapan
kami dengan adanya Petunjuk Teknis Program Pertashop ini dapat memberikan
pemahaman pada pihak terkait tentang teknis pelaksanaan Program Pertashop.
Petunjuk teknis ini telah melibatkan berbagai pihak terkait sebagai bentuk
penyempurnaan dari petunjuk teknis sebelumnya. Perkenankan kami pada
kesempatan ini mengucapkan terima kasih dan semoga juknis ini memberi manfaat
yang baik bagi semua pihak yang sudah memberikan kontribusi dalam penyusunan
juknis ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 2
C. Sasaran ................................................................................................... 3
D. Pengertian ............................................................................................... 3
BAB II KONSEP DASAR PROGRAM PERTASHOP .............................................. 5
A. Dasar Pemikiran ...................................................................................... 5
B. Dasar Hukum .......................................................................................... 5
C. Tujuan Pendirian Pertashop .................................................................... 6
BAB III PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL PERTASHOP .............................. 8
A. Gambaran Umum .................................................................................... 8
B. Ketentuan Dasar ..................................................................................... 9
C. Skema Investasi Pertashop................................................................... 11
D. Tata cara Skema Investasi Kerja Sama Desa ....................................... 11
E. Prosedur dan Tahapan.......................................................................... 14
F. Jenis Pertashop .................................................................................... 15
BAB IV PENGORGANISASIAN DI TINGKAT PUSAT DAN DAERAH ................... 16
A. Pemerintah Pusat .................................................................................. 16
B. Provinsi ................................................................................................. 17
C. Kabupaten ............................................................................................. 17
D. Pemerintah Desa .................................................................................. 18
E. Mitra Pertashop ..................................................................................... 19
BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI............................................................... 20
BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN ........................................................................... 21
BAB VII PENUTUP ................................................................................................. 22
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbitnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan
posisi dan peran kepada Desa sebagai local self government. Desa memiliki
peran dan kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional dalam
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan Desa
yang lebih berdaulat mengakui kewenangan Desa serta keberagaman lokal di
dalamnya dengan memberikan dukungan finansial yang tertuang dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, Desa melaksanakan program
dan kegiatan pembangunan baik yang dilakukan Pemerintah Desa sendiri atau
melalui kerja sama Desa. Pada pasal 91 Undang-Undang Desa ditegaskan
bahwa Desa dapat melakukan kerja sama baik kerja sama antar Desa maupun
kerja sama dengan pihak ketiga. Kerja sama Desa memberi peluang kepada
Desa dalam membangun kemandirian Desa sekaligus meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut kebijakan kerja sama Desa diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2017 tentang Tata Cara Kerja
Sama Desa di Bidang Pemerintahan Desa.
Berdasarkan hal tersebut Kementerian Dalam Negeri dan PT. Pertamina
(Persero) menginisiasi kerja sama Desa melalui Program Pertamina Shop
(Pertashop) untuk memperluas pelayanan Bahan Bakar Minyak. Kerja sama
Desa dalam Program Pertashop merupakan bentuk pengembangan usaha
bersama untuk meningkatkan nilai ekonomi dan daya saing masyarakat
sekaligus mendekatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak
di Desa. Dalam hal ini Desa memiliki kewenangan penuh untuk melakukan kerja
sama dengan pihak ketiga di mana aspek komersial serta keberlangsungan
bisnis diarahkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa sehingga dapat
B. Tujuan
Petunjuk teknis ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi semua pihak
yang terlibat dalam Program Pertashop agar penyelenggaraan kegiatan berjalan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku serta dapat memperjelas
mekanisme dan tahapan pelaksanaan guna mempercepat tercapainya target
dan sasaran Program Pertashop.
C. Sasaran
Sasaran petunjuk teknis ini ditujukan untuk pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan Pemerintah Desa serta Mitra kerja.
D. Pengertian
1. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.
3. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
4. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli milik
Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APB Desa) atau perolehan hak lainnya yang sah.
5. Pengelolaan Aset Desa merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian aset
Desa.
6. Kerja sama pemanfaatan adalah pemanfaatan aset Desa oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka meningkatkan pendapatan Desa.
7. Sewa adalah pemanfaatan aset Desa oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dan menerima imbalan uang tunai.
8. Pihak Ketiga adalah pihak swasta, organisasi kemasyarakatan dan lembaga
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
9. Pihak Ketiga dalam hal pelaksanaan Program Pertashop adalah Mitra
sebagaimana dalam juknis ini.
10. Pertashop adalah lembaga penyalur PT Pertamina Patra Niaga skala kecil
yang disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM Non Subsidi,
LPG Non Subsidi dan produk Pertamina Group lainnya yang tidak atau
belum terlayani oleh lembaga penyalur PT Pertamina Patra Niaga lain.
BAB II
KONSEP DASAR PROGRAM PERTASHOP
A. Dasar Pemikiran
Program Pertashop adalah inovasi usaha ritel BBM, LPG dan Produk PT
Pertamina Patra Niaga yang dikelola bersama sebagai bentuk sinergi antara
Kementerian Dalam Negeri dan PT Pertamina Patra Niaga dalam memeratakan
energi hingga ke pelosok negeri, Pertashop merupakan bagian program One
Village One Outlet.
Kementerian Dalam Negeri bersama PT Pertamina Patra Niaga berupaya
memberikan akses pemenuhan BBM dan produk PT Pertamina Patra Niaga
lainnya sampai dengan tingkat Desa. Keberadaan Pertashop di tingkat Desa
menjamin kualitas dan kuantitas BBM dan produk PT Pertamina Patra Niaga
lainya sampai kepada masyarakat serta memberikan nilai tambah bagi Desa
untuk memanfaatkan potensi yang ada di Desa.
Program Pertashop tidak hanya mengejar nilai bisnis akan tetapi untuk
menumbuhkembangkan rantai nilai (value chain) rangkaian kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa serta dapat
diintegrasikan dengan program Pemerintah Desa sebagai alternatif atau daya
dukung pembangunan dan peningkatan kapasitas Pemerintah Desa berikut
sumber daya manusia di desa melalui Program Pertashop. Selanjutnya
Pertashop sebagai dasar untuk membuka outlet PT Pertamina Patra Niaga yang
dapat menampung produk UMKM serta pengembangan New Product (non-fuel
dan electric vehicle) yang dapat melayani kebutuhan BBM di seluruh wilayah
Indonesia mendekatkan ke konsumen akhir dan pengembangan penguasaan
outlet sampai ke level perdesaan dengan pola yang dikembangkan melalui Kerja
sama antar pemerintah Mitra swasta serta dengan pengoperasian PT Pertamina
Patra Niaga.
B. Dasar Hukum
Penyusunan Petunjuk Teknis terkait Kerja Sama Desa dalam Program
Pertashop didasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
1. Melayani kebutuhan BBM, LPG, Pelumas dan produk ritel Pertamina Group
lainnya ke seluruh wilayah NKRI.
2. Mendekatkan ke konsumen akhir untuk memastikan kualitas layanan produk
dan harga, di mana selama ini masih banyak Desa yang belum terjangkau
akses langsung ke lembaga penyalur resmi PT Pertamina Patra Niaga
sehingga membeli bahan bakar di pengecer yang kualitas layanan produk
dan harga tidak terjamin.
3. Memberikan nilai tambah dari potensi sumber daya yang dimiliki oleh Desa.
4. Membuka peluang kerja sama Pemerintah Desa dengan Mitra dalam
pemanfaatan aset yang dimiliki oleh Desa dengan harapan dapat
mempercepat pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Desa.
BAB III
MODEL KERJA SAMA
PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL PERTASHOP
A. Gambaran Umum
Pembangunan di bidang ekonomi hanya memiliki satu tujuan yaitu;
mencapai kehidupan bangsa yang sejahtera. Kesejahteraan bangsa tidak hanya
dapat diukur dari tingginya pendapatan masyarakat dan pendapatan negara,
sebab tingginya pendapatan masyarakat ini masih harus diukur dari volume
pemerataan akan hasil-hasil pembangunan ekonomi bagi seluruh masyarakat
secara berkeadilan. Untuk mengatasi rendahnya pendapatan masyarakat,
pemerintah harus memprioritaskan pada usaha ekonomi rakyat atau
perekonomian rakyat dengan memberikan dana pinjaman kepada sektor Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) serta pembinaannya dan penyediaan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat yang telah mencapai usia produktif. Salah satu
upaya pemerintah dalam pembangunan di bidang ekonomi adalah dengan
menyiapkan instrumen hukum yang baik berupa regulasi sektor perizinan.
B. Ketentuan Dasar
1) Semua Warga Negara Indonesia (WNI), Pemerintah Desa dan atau Swasta
dapat melakukan kerja sama pengelolaan Pertashop dan atau membangun
Pertashop dengan memperhatikan aspek kriteria pemilihan lokasi dan
kriteria Mitra Pertashop;
2) Kriteria Pemilihan Lokasi Pertashop
Pemilihan lokasi Pertashop merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh
PT Pertamina Patra Niaga dengan memperhatikan variabel-variabel sebagai
berikut:
a. Aksesibilitas;
b. Ketersediaan jaringan listrik;
c. Lokasi yang akan dibangun Pertashop memiliki potensi omset yang baik
secara keekonomian;
d. Kriteria pemilihan lokasi lainnya akan diatur sesuai ketentuan yang
berlaku di PT Pertamina Patra Niaga.
3) Kriteria Pemilihan Mitra Pertashop
Mitra Pertashop memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan
bisnis Pertashop, sehingga perlu diatur Kriteria Pemilihan Mitra Pertashop
dengan memperhatikan aspek sebagai berikut:
a. Memiliki legalitas usaha berbentuk Badan Usaha sesuai ketentuan yang
berlaku di PT Pertamina Patra Niaga.
b. Memiliki atau menguasai lahan dengan legalitas yang sah dalam
pengoperasian Pertashop.
c. Memiliki modal investasi dan modal kerja untuk menjalankan Pertashop
yang bersumber dari dana sendiri, Perbankan dan dana pihak ketiga
lainnya.
4) Dokumen Legalitas Pertashop
Setiap Mitra Pertashop perlu memiliki dokumen legalitas, antara lain:
a. Nomor Induk Berusaha (NIB);
b. Sertifikat Standar (SS);
c. Persetujuan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PKPLH);
d. Persyaratan Dasar terkait Penyelenggaraan Bangunan Gedung;
terkait
pengusahaa
n Pertashop
antara Mitra
Pertashop
dengan PT
Pertamina
Patra Niaga.
F. Jenis Pertashop
Pertashop sendiri dibagi menjadi 3 jenis dengan berdasarkan dari luasan lahan,
standar design bangunan dan potensi omset yaitu:
1) Pertashop Gold adalah tipe Pertashop dengan batasan omzet maksimal
1.000 liter/hari dengan design tangki upper ground dan menjual produk BBM
Non Subsidi, LPG dan Pelumas PT Pertamina Patra Niaga.
2) Pertashop Platinum adalah tipe Pertashop dengan batasan omzet di atas
1.000 liter/hari sampai maksimal 3000 liter/hari dengan design tangki
underground dan menjual produk BBM Non Subsidi, LPG, Pelumas PT
Pertamina Patra Niaga dan produk ritel lainnya baik produk PT Pertamina
Patra Niaga maupun produk UMKM dari wilayah setempat.
3) Pertashop Diamond adalah tipe Pertashop dengan omzet di atas 3.000
liter/hari sampai maksimal 5.000 liter/hari dengan design tangki underground
dan menjual produk BBM Non Subsidi, LPG, Pelumas PT Pertamina Patra
Niaga dan produk ritel lainnya baik produk PT Pertamina Patra Niaga
maupun produk UMKM dari wilayah setempat.
BAB IV
PENGORGANISASIAN DI TINGKAT PUSAT DAN DAERAH
A. Pemerintah Pusat
Pengorganisasian di tingkat pusat bersifat lintas sektor dan lintas program
yang melibatkan Kementerian Dalam Negeri dalam hal ini melalui Ditjen Bina
Pemerintahan Desa, Kementerian BUMN melalui PT Pertamina Patra Niaga
selaku Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero). Menteri
Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa dan Direktur
Utama PT Pertamina (Persero) melalui Direktur Pemasaran Regional PT
Pertamina Patra Niaga membentuk Tim Pelaksana Program Pertashop Tingkat
Pusat untuk mengawal jalannya program agar sesuai dengan Nota
Kesepahaman antara Kementerian Dalam Negeri dan PT Pertamina (Persero)
Nomor 193/1536A/SJ dan Nomor SD-06/C00000/2020-SO pada tanggal 18
Februari 2020 tentang Dukungan Pemerintah dan Masyarakat Desa dalam
Peningkatan dan Pengembangan Program Pertashop di Desa.
1. Tugas Tim Koordinasi Program di Tingkat Pusat :
a) Menentukan strategi dan kebijakan nasional pengelolaan Program
Pertashop;
b) Melakukan pengendalian pelaksanaan Program Pertashop;
c) Melakukan fasilitasi pembinaan aparatur pemerintah daerah dalam
pengelolaan Program Pertashop;
d) Melakukan fasilitasi kemudahan sarana dan prasarana dalam pengelolaan
Program Pertashop;
e) Melakukan pertukaran data dan/atau informasi perkembangan pengelolaan
Program Pertashop; dan
f) Melakukan fasilitasi peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan dan pengembangan Program Pertashop.
B. Provinsi
Pengorganisasian di Daerah melibatkan Pemerintah Provinsi melalui Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemerintah Kabupaten melalui Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten, Dinas Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu Satu Pintu.
Tugas Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi melalui Bidang yang
menangani Kerja Sama Desa, antara lain :
a) Melakukan fasilitasi kepada DPMD Kabupaten dalam memperoleh informasi
Program Pertashop;
b) Melakukan fasilitasi pembinaan kerja sama Desa kepada DPMD Kabupaten;
dan
c) Membantu memberikan kemudahan pelayanan teknis dalam Program
Pertashop.
C. Kabupaten
1. Tugas Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten melalui Bidang
yang menangani Kerja Sama Desa, antara lain :
D. Pemerintah Desa
Tugas Pemerintah Desa, antara lain :
a) Melakukan pengelolaan dan penatausahaan Pertashop di Desa termasuk di
dalamnya pengelolaan keuangan dan aset;
E. Mitra Pertashop
Mitra pertashop melaporkan kepada Pemerintah Desa dalam hal Pertashop
telah beroperasi.
BAB V
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
1. Apabila dalam kondisi tertentu Program Pertashop dari pendekatan sarana dan
prasarana tidak memungkinkan dilaksanakan di Desa maka program Pertashop
dapat dilakukan di wilayah Kelurahan dengan skema investasi mandiri dengan
mengacu kepada Bab III poin C.1.
2. Apabila Petunjuk Teknis ini bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang mengatur di kemudian hari akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
BAB VII
PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Kerja Sama Desa dalam Program Pertashop ini
dibuat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Pada hari ini ……………. Tanggal ………………. bulan ……….. tahun ……… yang
bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ...................................................................
Jabatan : Kepala Desa ......... Kecamatan ............. Kabupaten ............
Alamat : ................................................................................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
2. Nama : ...................................................................
Jabatan : Ketua Koperasi/CV/PT (Badan Usaha resmi lainnya) ........
Alamat : ................................................................................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
PASAL 1
RUANG LINGKUP
PASAL 2
PELAKSANAAN
(1) Pelaksanaan Teknis Perjanjian Bersama ini akan ditindaklanjuti dalam Perjanjian
Kerja Sama yang ditandatangani oleh Ketua/setingkat yang ditunjuk oleh PARA
PIHAK berdasarkan peraturan yang berlaku.
(2) Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun paling
lama 1(satu) bulan setelah penandatanganan Perjanjian Bersama ini.
PASAL 3
JANGKA WAKTU
(1) Pelaksanaan Kerja sama sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian ini akan
dilaksanakan selama ................. (.................... hari kalender kerja), terhitung
sejak tanggal surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak.
(2) Perjanjian Bersama ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan persetujuan PARA PIHAK dengan terlebih dahulu dilakukan
koordinasi paling lama 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa berlakunya
Perjanjian Bersama.
(3) Perjanjian Bersama ini dapat berakhir sebelum jangka waktu sebagaimana pada
ayat (1) dengan ketentuan PIHAK yang bermaksud mengakhiri Perjanjian
Bersama wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada PIHAK
lainnya, paling lama 3 (tiga) bulan sebelumnya.
PASAL 4
PEMBIAYAAN
Biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Bersama ini
dibebankan kepada anggaran masing-masing PIHAK dan/atau kesepakatan PARA
PIHAK serta sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PASAL 5
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
(1) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Bersama ini dilakukan pemantauan dan evaluasi
secara berkala oleh PARA PIHAK yang hasilnya dapat digunakan sebagai
laporan pertanggungjawaban dan bahan masukan dalam merencanakan
program kerja sama selanjutnya.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimasud pada ayati (1) dilakukan sesuai
kesepakatan PARA PIHAK.
Pasal 7
LAIN-LAIN
(1) Perjanjian Bersama ini tunduk pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan harus selalu dijaga
terhadap PARA PIHAK lainnya di luar Perjanjian Bersama ini.
(2) Apabila Perjanjian Bersama ini berakhir karena jangka waktu dan/atau berakhir
karena adanya keinginan dari salah satu PIHAK maka Perjanjian Kerja Sama
yang telah ditandatangani tetap berlaku.
(3) Apabila terjadi perbedaan atau perselisihan yang timbul sebagai akibat dari
pelaksanaan Perjanjian Bersama ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.
Pasal 8
PENUTUP
Perjanjian Bersama ini dibuat dalam rangkap 3(tiga), masing-masing bermeterai dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditanda-tangani dan dibubuhi cap
oleh PARA PIHAK, dan mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA
PIHAK.
(………………………………) (………………………………..)
Mengetahui
Camat ………………..
(…………………………………)
1. Nama : ...................................................................
Jabatan : Kepala Desa ......... Kecamatan ............. Kabupaten ............
Alamat : ................................................................................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
2. Nama : ...................................................................
Jabatan : Ketua Koperasi/CV/PT (Badan Usaha resmi lainnya) ........
Alamat : ................................................................................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
PARA PIHAK sepakai untuk mengadakan Perjanjian Kerja sama berdasarkan pasal
pasal sebagai berikut
Pasal 1
TUJUAN
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Pasal 3
ARAHAN PROGRAM DAN RENCANA OPERASIONAL
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Pasal 5
PERUBAHAN DAN PEMBATALAN
(1) Perubahan Perjanjian Kerja sama dapat dilakukan atas dasar persetujuan PARA
PIHAK.
Pasal 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) PARA PIHAK sepakat bilamana terjadi perselisihan akan diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat sebagaimana tersebut
ayat (1) tidak tercapai, PARA PIHAK sepakat untuk memilih tempat penyelesaian
di Kantor Penitera Pengadilan .............
Pasal 7
KAHAR (FORCE MAJEURE)
(1) Dalam hal terjadi peristiwa di luar kemampuan PARA PIHAK yang merupakan
kahar, dan berakibat merugikan PARA PIHAK, maka salah satu dari PARA
PIHAK yang mengalami kahar, diwajibkan memberitahukan secara tertulis
kepada salah satu dari PARA PIHAK dalam waktu minimal 3 x 24 jam.
(2) Keadaan kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi peristiwa yang
terjadi di luar kemampuan/kekuasaan PARA PIHAK yang berakibat tidak dapat
dipenuhinya hak dan kewajiban salah satu pihak, antara lain: peperangan,
kerusuhan/huru-hara, revolusi, bencana alam (banjir, gempa bumi besar, badai,
gunung meletus, tanah longsor, angin topan, wabah penyakit), pemogokan
umum, dan kebakaran.
(3) Dalam hal terjadi kahar, PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali
Perjanjian Kerja sama menyangkut hak dan kewajiban.
Pasal 9
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 10
PENUTUP
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja sama ini akan dituangkan
dalam bentuk addendum sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Kerja sama ini.
(2) Perjanjian Kerja sama dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup, masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
............................................................. ............................................................
BERITA ACARA
MUSYAWARAH DESA
PERSETUJUAN KEGIATAN KERJA SAMA DESA
Berkaitan dengan Rencana Kegiatan Kerja Sama Desa dengan Mitra antara
Pemerintah Desa .............. dengan Koperasi/CV/PT/Badan Usaha lainnya untuk
membangun usaha Pertashop yang berlokasi di ……………., maka telah dilakukan
persetujuan oleh masyarakat melalui musyawarah Desa yang telah diadakan di
Desa …………… Kecamatan ……………… Kabupaten ………………... Provinsi
...…………… dalam rangka pembahasan dan persetujuan masyarakat Desa, maka
pada hari ini :
yang dihadiri oleh Kepala Desa, unsur perangkat Desa, BPD, wakil-wakil kelompok
masyarakat, sebagaimana daftar hadir terlampir.
Materi yang dibahas, narasumber, notulen dan yang bertindak selaku unsur
pimpinan dalam musyawarah Desa ini adalah :
A. Materi
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………
B. Pimpinan Musyawarah dan Narasumber
Pemimpin Musyawarah : ....................................... dari ..........................
Notulis : ....................................... dari ..........................
Narasumber : 1. .................................. dari ..........................
2. .................................. dari ..........................
3. .................................. dari ..........................
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggungjawab agar
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
…………….Tgl,…………………….
Mengetahui: Ketua BPD
Kepala Desa
(………………………) (………………………)