0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan5 halaman
Judul Retaliation, Obedience Pressure, and Investigative Decisions on Whistleblowing Allegations: An Experimental Study
Jurnal Jurnal Dinamika Akuntansi
Vol. & Hal. Vol. 14, No. 2, pp. 156-166
Tahun 2022
Penulis Frida Fanani Rohma
Rahayu Dewi Zakiyah
Tanggal 6 September 2022
Reviewer Banyak org
Judul Retaliation, Obedience Pressure, and Investigative Decisions on Whistleblowing Allegations: An Experimental Study
Jurnal Jurnal Dinamika Akuntansi
Vol. & Hal. Vol. 14, No. 2, pp. 156-166
Tahun 2022
Penulis Frida Fanani Rohma
Rahayu Dewi Zakiyah
Tanggal 6 September 2022
Reviewer Banyak org
Judul Retaliation, Obedience Pressure, and Investigative Decisions on Whistleblowing Allegations: An Experimental Study
Jurnal Jurnal Dinamika Akuntansi
Vol. & Hal. Vol. 14, No. 2, pp. 156-166
Tahun 2022
Penulis Frida Fanani Rohma
Rahayu Dewi Zakiyah
Tanggal 6 September 2022
Reviewer Banyak org
Retaliation, Obedience Pressure, and Investigative Decisions on
Judul Whistleblowing Allegations: An Experimental Study Jurnal Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. & Hal. Vol. 14, No. 2, pp. 156-166 Tahun 2022 Penulis Frida Fanani Rohma Rahayu Dewi Zakiyah Tanggal 6 September 2022 Reviewer Ageik Winggiarsih 142200146 Khairina Zahra Putri 142200147 Era Olivia Saragih 142200149 Elicia Azzahra 142200155
Peneliti menyelidiki interaksi antara retaliasi dan tekanan kepatuhan dan
Abstrak dampak dari interaksi tersebut terhadap keputusan investigasi pada tuduhan whistleblowing menggunakan metode laboratorium eksperimental. Penelitian ini menemukan efek moderasi dari tekanan kepatuhan pada retaliasi dan keputusan investigasi pada hubungan dugaan whistleblowing. Kecenderungan individu untuk menjadi pelayan mungkin merupakan faktor yang menjelaskan perilaku mereka di bawah kondisi tekanan retaliasi dan kepatuhan. Penalaran egois meningkatkan kecenderungan individu untuk menghindari potensi risiko yang mungkin harus dia hadapi. Selain itu, penelitian ini memperluas dengan menyoroti retaliasi dan tekanan kepatuhan sebagai faktor lingkungan yang menentukan efektivitas whistleblowing dari perspektif penerima. Pendahuluan Rohma dan Zakiyah (2022) menemukan bahwa beberapa peneliti telah menyelidiki faktor-faktor yang mendorong individu melakukan whistleblowing. Hasil analisis peneliti-peneliti terdahulu menunjukkan rendahnya kepercayaan individu terhadap sistem pelaporan pelanggaran. Rohma dan Zakiyah (2022) mengutip dari Applebaum et al. (2006), 1 sebuah studi oleh Ethics Resource Center di AS mengungkapkan 44% karyawan tidak melaporkan kesalahan yang mereka temukan. Selain itu, beberapa individu memiliki kecenderungan untuk tidak melaporkan penipuan yang mereka ketahui (Rothschild dan Miethe, 1999). Lemahnya kepercayaan dari pelapor dapat disebabkan oleh rendahnya keputusan untuk menindaklanjuti penyidikan oleh penyidik. Hal ini membuat pengembangan penelitian yang mendorong terjadinya whistleblowing intention tidak cukup untuk menjawab persoalan efektifitas whistleblowing system. Oleh karena itu, upaya intensif untuk mengeksplorasi faktor-faktor penentu keputusan investigasi pada tujuan sistem whistleblowing diperlukan. Penelitian terdahulu menyampaikan bahwa retaliasi mempengaruhi kecenderungan individu terhadap pengungkapan kecurangan (Miceli dan Near, 1988; Near et al., 1995; Near et al. 2004; Mesmer-Magnus dan Viswesvaran, 2005; Arnold dan Ponemon, 1991; Lianarachchi dan Newdick, 2009). Sehingga, sangat penting untuk menyelidiki pengaruh tingkat retaliasi terhadap keputusan investigasi atas tuduhan whistleblowing. Kondisi lingkungan yang menimbulkan tekanan kepatuhan pada penyidik dapat mempengaruhi pertimbangannya untuk mengambil keputusan investigasi atas dugaan whistleblowing. Oleh karena itu, dalam observasi ini, peneliti meneliti faktor tekanan kepatuhan yang diduga mempengaruhi hubungan antara retaliasi dan keputusan investigasi pada dugaan whistleblowing. Kajian Rohma dan Zakiyah (2022) dalam penelitiannya menjelaskan beberapa Pustaka teori dan konsep dasar, seperti: (1) Teori Kepatuhan, yang menyatakan bahwa individu dengan tekanan kepatuhan akan menderita masalah psikologis karena pengambilan keputusan terkait perilaku yang dipaksakan oleh keinginan atasan, sehingga menghasilkan keputusan yang tidak tepat (Milgram, 1963). (2) Retaliation, yang dapat mempengaruhi keputusan individu/penyidik dalam tindakan whistleblowing. Metode Penelitian yang dilaksanakan oleh Rohma dan Zakiyah (2022) merupakan Penelitian studi eksperimental dengan desain faktorial 2x2 antar subjek. Peneliti 2 bertindak langsung sebagai pelaku eksperimen dalam penelitian ini dengan memberikan manipulasi terhadap variabel bebas (retaliasi) dan pemoderasi (tekanan kepatuhan). Retaliasi dimanipulasi menjadi dua kondisi, yaitu kuat dan lemah. Sementara itu, tekanan kepatuhan dimanipulasi menjadi dua, tinggi dan rendah. Tahapan eksperimen dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pendahuluan untuk mengetahui derajat internalisasi dan pemeriksaan nuklir. Uji kedua terdiri dari lima tahapan, yaitu mendistribusikan eksperimen secara acak, mengerjakan tugas eksperimen, mengisi cek manipulasi, mengisi informasi demografis, dan mengumpulkan data. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan ANOVA untuk menguji hipotesis. Hasil Rohma dan Zakiyah (2022 dalam penelitiannya terkait retaliasi, tekanan Penelitian kepatuhan, dan keputusan investigasi terhadap kesetiaan whistleblowing menemukan beberapa data, yaitu (1) Tujuh puluh peserta dipekerjakan, tetapi tiga dari mereka gagal dalam pemeriksaan manipulasi. (2) Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam IPK, jenis kelamin, dan usia antara perlakuan eksperimental. Oleh karena itu, tidak ada masalah pengacakan, dengan demikian mengkonfirmasi pengacakan yang berhasil dan memastikan bahwa semua karakteristik peserta dan pengacakan tidak mempengaruhi keputusan investigasi atas tuduhan whistleblowing. (3) Analisis statistik menunjukkan pola di mana individu dengan retaliasi yang kuat akan lebih mungkin untuk membuat keputusan investigasi terhadap tuduhan whistleblowing dibandingkan dengan retaliasi yang lemah. (4) Hasil analisis selanjutnya, menunjukkan bahwa pola di mana individu dengan tekanan kepatuhan yang tinggi memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk membuat keputusan investigasi atas tuduhan whistleblowing dibandingkan dengan tekanan kepatuhan yang rendah. (5) Selain itu, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh interaksi antara retaliasi dan tekanan kepatuhan terhadap 3 keputusan investigasi dugaan whistleblowing. Keputusan penyidik akan menghadapi tekanan kepatuhan. Retaliasi berkorelasi dengan tekanan kepatuhan individu yang dihadapi di tingkat organisasi. Oleh karena itu, tekanan kepatuhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan antara retaliasi dan keputusan investigasi atas tuduhan whistleblowing. Kesimpulan Penelitian yang dilakukan oleh Rohma dan Zakiyah (2022) menunjukkan pengaruh moderasi dari tekanan kepatuhan terhadap retaliasi dan keputusan investigasi pada hubungan dugaan whistleblowing. Individu sebagai orang ekonomi yang rasional cenderung menghindari resiko yang lebih tinggi, evaluator akan cenderung berperilaku berbeda dalam menentukan tindak lanjut atas tuduhan pengadu dalam kondisi relatiasi dan tekanan kepatuhan sebagai bentuk perilaku untuk menghindari resiko. Kelebihan 1. Teori dan komponen dalam pembahasan dapat dijelaskan secara baik dan jelas. 2. Penulis dapat menjelaskan hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian dengan baik. 3. Pemaparan data dan informasi secara sistematis dan deskriptif sehingga jurnal penelitian mudah dipahami. Kekurangan Terdapat beberapa keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh Rohma dan Zakiyah (2022). 1. Penelitian hanya mempertimbangkan variabel retaliasi dan tekanan kepatuhan sebagai faktor organisasi, dengan ruang lingkup organisasi yang mungkin sangat kompleks. 2. Penelitian ini menggunakan sistem online sehingga tidak dapat mengontrol jaringan yang menyebabkan beberapa peserta yang mengisi data secara tidak lengkap. Sehingga, peserta yang tidak menjawab dengan lengkap dikeluarkan dari daftar peserta.