Anda di halaman 1dari 23

PENELITIAN

KUALITATIF
Oleh :
Nooryan Bahari
Pengertian penelitian kuantitatif
 Penelitian kuantitatif cenderung
menekankan cara pikir yang lebih
positivistis dan bertitik tolak dari fakta sosial
yang ditarik dari realitas obyektif beserta
asumsi teoritis lainnya
Pengertian penelitian kualitatif
 Penelitian kualitatif bertitik tolak dari
paradigma fenomenologis yang
obyektivitasnya dibangun atas rumusan
tentang situasi tertentu sebagaimana yang
dihayati individu atau kelompok sosial
tertentu, dan relevan dengan tujuan dari
penelitian itu.
Definisi
 Bogdan dan Taylor (1975 : 5)
mendefinisikan “metodologi kualitatif”
sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati
 Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara
holistik (utuh), sehingga tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke
dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
 Kirk dan Miller (1986 : 9) mendefinisikan
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan peristilahannya.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
 Ciri ke 1 : Latar Alamiah
 Penelitian kualitatif melakukan penelitian
pada latar alamiah atau pada konteks dari
suatu keutuhan (entity). Menurut Lincoln
dan Guba (1985 : 39) disebabkan ontologi
alamiah menghendaki adanya kenyataan-
kenyataan sebagai keutuhan yang tidak
dapat dipahami jika pisah dari konteksnya.
Asumsi Lincoln dan Guba (1985 : 39)
 Tindakan pengamatan mempengaruhi apa
yang dilihat, karena itu hubungan penelitian
harus mengambil tempat pada keutuhan-
dalam-konteks untuk keperluan
pemahaman.
Asumsi Lincoln dan Guba (1985 : 39)
 Konteks sangat menentukan dalam
menetapkan apakah suatu penemuan
mempunyai arti bagi konteks lainnya, yang
berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti
dalam keseluruhan pengaruh lapangan
Asumsi Lincoln dan Guba (1985 : 39)
 Sebagian struktur nilai kontekstual bersifat
determinatif terhadap apa yang akan dicari
 Uraian tersebut membawa peneliti untuk
memasuki dan melibatkan diri dalam
lapangan penelitian untuk meneliti masalah
pendidikan atau sosial.
Ciri ke 2 : Manusia sebagai Alat
(instrumen)
 Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri
atau dengan bantuan orang lain merupakan
alat pengumpul data utama.
 Pada waktu mengumpulkan data di
lapangan, peneliti berperan serta dalam
kegiatan kemasyarakatan (participant-
observation) atau pengamatan-berperan
serta.
Ciri ke 3 : Menggunakan Metode
Kualitatif
 Metode kualitatif digunakan dengan
pertimbangan: penyesuaian lebih mudah
jika berhadapan dengan kenyataan ganda,
metode ini menyajikan secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan
responden, metode ini lebih peka dan
dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama terhadap
pola-pola nilai yang dihadapi.
Ciri ke 4 : Analisis Data Secara
Induktif
 Proses induktif lebih dapat menemukan
kenyataan ganda sebagai yang ada pada data.
 Hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit,
dapat dikenal dan akuntabel.
 Dapat menguraikan latar secara penuh
 Menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan dan dapat
memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit
sebagai bagian dari struktur analitik.
Ciri ke 5 : Teori dari Dasar (grounded
theory)
 Lebih menghendaki arah penyusunan teori
substantif yang berasal dari data.
 Tidak ada teori a priori yang dapat
mencakup kenyataan ganda yang dihadapi
 Percaya pada apa yang dilihat sehingga
lebih netral.
 Teori dari dasar lebih dapat responsif
terhadap nilai-nilai kontekstual.
 Melalui analisis induktif berarti pencarian data
bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis
yang telah dirumuskan sebelum penelitian
diadakan.
 Penyusunan teori berasal dari bawah ke atas.
 Peneliti menyususun atau membuat gambaran
yang semakin menjadi jelas pada saat data
dikumpulkan dan bagian-bagiannya diuji.
Ciri ke 6 : Deskriptif
 Data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka, karena semua
yang dikumpulkan mungkin menjadi kunci
terhadap apa yang diteliti.
 Peneliti merajut data-data yang ada dengan
pertanyaan “mengapa”, “alasannya apa” dan
“bagaimana terjadinya”.
 Peneliti tidak boleh memandang secara normatif
atau memang demikian keadaannya.
Ciri ke 7 : Lebih Mementingkan
Proses daripada Hasil
 Hubungan bagian yang diteliti akan lebih
jelas jika diamati dalam proses.
 Bogdan dan Biklen (1982:29) memberikan
contoh peneliti yang menelaah sikap guru
terhadap jenis siswa tertentu. Peneliti
mengamati dalam hubungan sehari-hari,
kemudian menjelaskan tentang sikap yang
diteliti.
Ciri ke 8 : Adanya “Batas” yang
Ditentukan oleh “Fokus”
 Batas penelitian atas dasar fokus yang
timbul sebagai masalah dalam penelitian.
 Batas menentukan kenyataan ganda yang
kemudian mempertajam fokus.
 Penetapan fokus dapat lebih dekat
dihubungkan oleh interaksi antara peneliti
dan fokus.
Ciri ke 9 : Adanya Kriteria Khusus
untuk Keabsahan Data
 Penelitian kualitatif mendefinisikan
validitas, reliabilitas, dan obyektivitas dalam
versi lain yang lazim digunakan dalam
penelitian klasik. Menurut Lincoln dan Guba
(1985:43) disebabkan oleh validitas internal
cara lama telah gagal karena
menggunakan isomorfisme antara hasil
penelitian dan kenyataan tunggal di mana
penelitian dapat dikonvergensikan.
 Validitas eksternal gagal karena tidak taat asas
dengan aksioma dasar dari generalisasinya
 Kriteria reliabilitas gagal karena
mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanaan
secara mutlak dan keduanya tidak mungkin
digunakan dalam paradigma yang didasarkan
atas desain yang dapat berubah-ubah.
 Kriteria obyektivitas gagal karena penelitian
kuantitatif justru memberi kesempatan interaksi
antara peneliti-responden dan peranan nilai.
Ciri ke 10 : Desain yang Bersifat
Sementara
 Susunan desain secara terus menerus
disesuaikan dengan kenyataan lapangan.
 Hal ini disebabkan tidak dapat dibayangkan
sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan ganda
di lapangan.
 Tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang
akan berubah karena interaksi antara peneliti
dengan kenyataan.
 Berbagai sistem nilai tidak dapat diramalkan.
Ciri ke 11 : Hasil Penelitian
Dirundingkan dan Disepakati Bersama
 Susunan kenyataan dari responden yang akan
diangkat oleh peneliti
 Hasil penelitian bergantung pada hakekat dan
kualitas hubungan antara pencari dengan yang
dicari.
 Konfirmasi hipotesisi kerja kan menjadi lebih baik
verifikasinya jika diketahui dan dikonfirmasikan
oleh orang-orang yang ada kaitannya dengan
yang diteliti.
Pustaka Terpilih
 Bogdan, Robert C., (1972) Participant Observation in
Organizational Setting, Syracuse, N.Y.: Syracuse University
Press.
 Bogdan, Robert C, & Sari Knopp Biklen., (1982), Qualitative
Research for Education: An Introduction to Theory and
Methods, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
 Guba, Egon G. & Yvonna S. Lincoln., (1981), Effective
Evaluation, San Fransisco: Jossey-Bass Publishers.
 Kirk, Jerome & Marc L. Miller, (1986), Reliability and Validity
in Qualitative Research, Vol. 1, Beverly Hills: Sage
Publications.
 Lincoln, Yvona S, & Egon G. Guba, (1985), Naturalistic
Inquiry, Beverly Hills : Sage Publications.

Anda mungkin juga menyukai