Anda di halaman 1dari 16

METODOLOGI PENELITIAN

KUALITATIF; SEBUAH PENGANTAR


Published by ridokurnianto under METODOLOGI PENELITIAN on 20.04
I. Pendahuluan
Ada sementara isu yang menyatakan bahwa seseorang memilih metode kualitatif dalam
rencana penelitiannya karena alasan klise, yakni karena ia tidak menguasai statistik. Ini
adalah sebuah pandangan yang menempatkan metode kualitatif lebih ringan atau mudah
dibanding dengan metode kuantitatif. Andaikan alasan ini benar-benar dipilih oleh seseorang
dalam merancang penelitiannya, bisa jadi ia akan terjebak oleh pilihannya itu, karena ternyata
penelitian kualitatif tidaklah lebih ringan dibanding dengan penelitian kuantitatif, sekalipun
juga tidak bisa dikatakan bahwa penelitian kualitatif lebih berat dibanding dengan penelitian
kuantitatif, karena memang penelitian kualitatif ini, sebagaimana penelitian kuantitatif,
memiliki kekurangan-kekurangan disamping kelebihan-kelebihan yang ada.

Secara khusus, tulisan ini hendak mendeskripsikan secara singkat tentang hal-hal dasar terkait
dengan metodologi penelitian kualitatif. Sekalipun tulisan ini diupayakan mencakup poin-
poin penting penelitian kualitatif, tetapi tak lebih hanya bersifat pengenalan awal. Karena itu,
sudah barang tentu penjelasan lebih lengkap tidak tercover di dalam tulisan ini.
II. Definisi
Memahami penelitian kualitatif itu penting sebelum peneliti melangkah melakukan
penelitian. Beberapa definisi berikut bisa dipakai sebagai dasar memahami penelitian ini.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif; ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-
orang (subjek) itu sendiri. Pendapat ini langsung menunjukkan latar dan individu-individu
dalam latar itu secara keseluruhan, subjek penelitian, secara menyeluruh.
Strauss (1990: 17) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang
menghasilkan temuan-temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistik atau alat-
alat kuantifikasi lainnya. Pendapat ini langsung menekankan penggunaan non-statistik
(matematika), dimana sekaligus menjadi salah satu unsur yang membedakannya dengan
penelitian kuantitatif.
Sedangkan Patton (1980: 41) mendefinisikan metode kualitatif adalah untuk memahami
fenomena yang sedang terjadi secara natural (alamiah) dalam keadaan-keadaan yang terjadi
secara alamiah. Konsep yang dimajukan Patton ini lebih menekankan pentingnya sifat data
yang diperoleh oleh penelitian kualitatif, yakni data alamiah.
Tiga definisi tersebut, kiranya cukup untuk mengungkap definisi penelitian kualitatif,
sekalipun masih sangat memungkinkan adanya pendapat yang lebih lengkap dan mewakili,
dan tidak tertulis dalam tulisan ini. Penelitian kualitatif, dengan demikian, adalah penelitian
yang latar penelitiannya berupa konteks alamiah, dimana jenis datanya berupa fenomena-
fenomena yang terjadi secara alami (bersifat non-statistik) yang harus diperlakukan secara
menyeluruh dan saling terkait antara satu dan lainnya.
III. Karakteristik Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis
lainnya. Banyak para ahli penelitian kualitatif memaparkan karakteristik penelitian kualitatif,
seperti Bogdan, Biklen, Lincoln, Bryman, Maykut, Morehouse, dan lainnya. Berikut ini
adalah ciri atau karakteristik penelitian kualitatif yang telah penulis upayakan untuk
memadukan sekian banyak versi yang diungkap oleh para pakar tersebut.
Pertama, latar alamiah (natural setting). Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar
alamiah (konteks subjek yang diteliti). Latar alami adalah tempat dimana peneliti paling
mungkin untuk menemukan atau mengungkap fenomena yang ingin diketahui (Maykut,
1994: 45). Dalam penelitian kualitatif, peneliti melaksanakan penelitian pada latar atau
konteks alami pada keseluruhan yang menggambarkan, bahwa keseluruhan tidak dapat
dipahami secara terpisah dari konteksnya. Karena itu, peneliti kualitatif pergi ke lingkungan
tertentu yang ditelitinya untuk memahami latar sesuai dengan konteksnya. Melepaskan
tindakan, ucapan, atau gerak isyarat dari konteksnya berarti kehilangan makna penting
(Bogdan dan Biklen, 1998: 4). Misal, untuk memahami lebih jauh pengalaman mahasiswa
sekolah tinggi tentang kehidupan akademis, peneliti masuk ke kelas-kelas, perpustakaan,
asrama, persatuan mahasiswa, dan seterusnya untuk mengobservasi dan wawancara. Dengan
masuk ke dalam latar seperti itu peneliti akan mengetahui langsung bagaimana perilaku,
interaksi, serta pandangan-pandangan tentang kehidupan akademis.
Kedua, Manusia sebagai Alat (human instrument). Dalam penelitian kualitatif, peneliti atau
tim peneliti merupakan alat pengumpul data utama. Oleh karena itu, pada waktu
mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperan serta dalam kegiatan subjek yang diteliti.
Ketiga, Metode-metode kualitatif (qualitative methods). Data penelitian kualitatif seringkali
berupa kata-kata dan tindakan-tindakan orang, dan karena itu memerlukan metode yang
memungkinkan peneliti untuk menangkap bahasa dan perilaku. Karena itu, penelitian
kualitatif menggunakan metode kualitatif, karena beberapa pertimbangan berikut; (1) lebih
dapat diadaptasikan berkenaan dengan realita ganda, karena mengekspos secara langsung
hakikat dari transaksi peneliti-responden; (2) metode ini lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan dengan pengaruh ganda dan pola-pola nilai yang dihadapi.
Keempat, Analisis data secara induktif (inductive analysis). Analisis data secara induktif ini
digunakan karena beberapa alasan; (1) lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda
dalam data; (2) lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit; lebih
dapat dikenal, dan lebih dapat dipertanggungjawabkan; (3) lebih dapat menguraikan latar
secara penuh; (4) lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-
hubungan; (5) dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur
analitik.
Kelima, Teori dari dasar (gronded theory). Grounded theory adalah teori yang diperoleh
secara induktif dari kajian terhadap fenomena-fenomena yang terjadi; suatu teori yang
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan untuk sementara waktu melalui pengumpulan data
secara sistematis dan analisis data mengenai fenomena tersebut. Oleh karena itu,
pengumpulan data, analisis, dan teori mempunyai hubungan timbal balik satu sama lain.
Seseorang tidak boleh memulai dengan teori, kemudian membuktikannya, tetapi ia harus
memulai dengan kawasan kajian dan apa yang relevan pada kawasan tersebut.
Keenam, Sampling purposif (purposive sampling). Peneliti kualitatif lebih cenderung
menjauhi sampling acak atau representatif dan lebih memilih sampling purposif, karena
alasan berikut; (1) ia dapat meningkatkan ruang lingkup atau peringkat dari data yang
diekspos (sampling random atau representatif cenderung lebih menekan kasus-kasus yang
menyimpang); (2) dapat memaksimalkan peneliti untuk merencanakan teori mendasar yang
memperhitungkan kondisi lokal, pembentukan lokal secara ganda, serta nilai-nilai lokal
(untuk memungkinkan dapat ditransfer) (Lincoln dan Guba, 1985: 40)
Ketujuh, Rancangan darurat (emergent design). Peneliti kualitatif membiarkan rancangan
penelitian muncul (mengalir, merembes, membentang) dan bukan membentuknya terlebih
dahulu (a priori). Hal ini karena; (1) agar banyak realita ganda yang muncul saat penggalian
data bisa tercover secara memadai; (2) apa yang akan muncul dari interaksi peneliti-
responden tidak bisa diprediksi sebelumnya; (3) peneliti tidak dapat cukup mengetahui pola-
pola pembentukan timbal balik yang cenderung eksis; (4) berbagai sistem nilai yang terkait
dengan masalah penelitian tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Kedelapan, Hasil-hasil yang dirundingkan (negotiated outsomes). Setelah peneliti
merumuskan hasil penelitian, selanjutnya hasil penelitian tersebut dirundingkan dengan
subjek penelitian, untuk memastikan berbagai data yang dating dari responden dan telah
dianalisis itu sesuai dengan kenyataan subjek yang sebenarnya.
Kesembilan, Interpretasi idiografis (idiographic interpretation). Peneliti kualiatif cenderung
menginterpretasi data (termasuk menarik kesimpulan) secara ideografis (dalam hal
kekhususan dari kasus) bukan secara nomoteris (dalam hal generalisasi seperti hukum),
karena interpretasi yang berbeda cenderung bermakna bagi realita yang berbeda.
Kesepuluh, Model laporan studi kasus (case study reporting mode). Hasil penelitian kualitatif
cenderung dipresentasikan dalam narasi yang kaya, dan sering mengarah pada studi kasus.
Dengan laporan yang panjang, peneliti mempunyai kesempatan untuk memberikan kutipan
yang banyak dari data aktual yang memungkinkan partisipan untuk berbicara pada diri
mereka sendiri; dalam kata dan tindakan, sehingga lebih bisa memberikan kepada pembaca
memahami hasil penelitian secara memadai.
IV. Pemilihan Topik dalam Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif dirancang untuk menemukan apa yang dapat dipelajari tentang beberapa
fenomena yang diminati, khususnya fenomena sosial, dimana orang-orang merupakan para
partisipan. Mengingat masalah yang ditemukan relatif banyak, maka perlu adanya usaha
untuk memfokuskan masalah. Beberapa saran tentang bagaimana memilih topik penelitian
dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1998: 51-52) sebagai berikut; (1) ambil satu
penelitian yang ukuran serta tingkat kerumitannya sedang atau cukup, sehingga dapat
diselesaikan dalam waktu dan sumber yang ada; (2) pertimbangkan ketrampilan dalam
masalah yang akan diteliti; (3) usahakan membatasi jumlah jam kerja dan jumlah halaman
data yang harus dilakukan tinjauan ulang; (4) usahakan memperoleh informasi yang
terkonsentrasi (tidak terpencar-pencar); (5) usahakan bisa datang ke lokasi penelitian sesering
mungkin sekalipun belum memulai rencana penelitian; (6) pilih tempat penelitian yang asing
(belum begitu dikenal); (7) menentukan pilihan yang paling disukai.
V. Perumusan Fokus Penelitian
Fokus penelitian dapat dirumuskan mengambil bentuk suatu pernyataan (statement) atau
pertanyaan (question) (Maykut, 1994: 64). Kedua bentuk itu sama-sama diperbolehkan,
walaupun dalam kenyataannya lebih banyak menggunakan bentuk pertanyaan.
Cara seseorang menanyaan pernyataan ataupun pertanyaan penelitian sangatlah penting,
karena akan menentukan pada tingkatan mana metode penelitian digunakan. Pertanyaan-
pertanyaan penelitian khusus bagi penelitian kualitatif meliputi; Bagaimana kondisi tertentu
atau situasi sosial mulai ?; Bagaimana kondisi/situasi itu bertahan dari waktu ke waktu ? Apa
saja proses dimana suatu kondisi/situasi berubah, berkembang, atau berproses ? (Neuman,
2000: 149)
Berikut adalah contoh perumusan fokus (masalah) penelitian;
Pernyataan:
1. Belum diketahui secara empiris tentang tujuan pembinaan penelitian dosen muda UNMUH
Ponorogo
2. Belum diketahui secara empiris tentang alasan-alasan pelaksanaan pembinaan penelitian
dosen muda UNMUH Ponorogo
3. Belum diketahui secara empiris strategi pembinaan penelitian dosen muda UNMUH
Ponorogo
Pertanyaan:
1. Apa tujuan pembinaan penelitian dosen muda UNMUH Ponorogo ?
2. Mengapa dilaksanakan pembinaan penelitian dosen muda UNMUH Ponorogo?
3. Bagaimana strategi pembinaan penelitian dosen muda UNMUH Ponorogo ?
VI. Perspektif Teoritis dalam Penelitian Kualitatif
Hal penting yang perlu dipahami oleh seorang yang ingin mendalami penelitian kualitatif
adalah apa yang disebut dengan orientasi teoritis atau perspektif teoritis. Apa yang dicari oleh
peneliti kualitatif, bagaimana ia melakukan penelitian, dan bagaimana ia menafsirkan hasil
penelitian, semuanya itu bergantung pada perspektif teoritisnya. Beberapa perspektif teori
dalam penelitian kualitatif yang hendak diuraikan berikut ini adalah; fenomenologi, interaksi
simbolis, dan etnometodologi.
Fenomenologi
Kalangan fenomenologi memandang bahwa tingkah laku manusia (yang dikatakan dan
dilakukan) sebagai produk dari cara manusia tersebut menafsirkan dunianya. Dalam
perspektif ini, tugas peneliti kualitatif adalah menangkap proses interpretasi ini. Untuk
melakukan hal ini diperlukan apa yang disebut Weber sebagai vestehen (pengertian empatik
atau kemampuan untuk mengeluarkan pikiran, perasaan, motif, dan pikiran-pikiran yang ada
dibalik tindakan orang lain). Untuk dapat memahami arti tingkah laku seseorang, ahli
fenomenologi berusaha memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain (Bogdan dan
Taylor, 1975)
Penyelidikan fenomenologis bermula dari “diam”. Keadaan “diam” ini merupakan upaya
untuk menangkap apa gerangan yang sedang dipelajari. Karena itu yang ditekankan kaum
fenomenolog adalah segi subjektif tingkah laku orang. Fenomenolog berusaha untuk bisa
masuk ke dalam dunia konseptual subjeks penyelidikannya, agar dapat memahami bagaimana
dan apa makna yang disusun subjek tersebut di sekitar kejadian-kejadian dalam kehidupan
kesehariannya. Jadi tujuan penyelidikan fenomenologi adalah memahami subjek dari sudut
pandang subjek sendiri.
Interaksi Simbolis
Menurut perspektif ini, pengalaman manusia itu diperoleh dengan perantaraan interpretasi.
Orang selalu berada dalam proses interpretasi dan definisi sewaktu mereka beralih dari satu
situasi ke situasi yang lain. Suatu situasi hanya dapat mempunyai makna lewat interpretasi
dan definisi orang mengenai situasi tersebut. Sementara itu, tindakan orang tersebut berasal
dari makna ini. Jadi proses interpretasi ini berfungsi sebagai perantara bagi setiap
kecenderungan untuk bertindak, disamping juga sebagai tindakan itu sendiri.
Melalui interaksi, individu membentuk makna. Orang-orang di dalam suatu situasi tertentu
sering membentuk definisi bersama (berbagi perspektif – meminjam istilah kaum
interaksionis simbolis) karena secara teratur berinteraksi dan berbagi pengalaman, masalah,
dan latar belakang.
Bagian lain yang penting dalam teori interaksi simbolis adalah konstruk tentang “diri pribadi”
(self). Diri pribadi tidak dipandang terletak di dalam individu seperti ego atau kebutuhan,
motif, norma-norma atau nilai-nilai yang terinternalisasi. Diri adalah definisi yang diciptakan
orang melalui interaksinya dengan orang lain. Dalam membentuk atau mendefinisikan diri,
orang berusaha melihat dirinya sebagaimana orang lain melihat dia dengan menafsirkan
gerak isyarat dan perbuatan yang ditunjukkan kepadanya dan dengan jalan menempatkan
dirinya pada peranan orang lain. Dengan begitu, suatu konstruksi sosial merupakan hasi dari
mempersepsi diri sendiri dan kemudian menyusun definisi melalui proses interaksi.
Perspektif ini pada dasarnya menunjuk pada pokok persoalan yang hendak diteliti.
Etnometodologi tidak menunjuk kepada metode penelitian, melainkan pada pokok
penyelidikan, yaitu cara (metodologi yang digunakan) orang untuk memahami situasi tempat
mereka berada. Tugas ahli etnometodologi adalah menyelidiki bagaimana cara orang
menerapkan kaidah-kaidah abstrak dan pengertian akal sehat (commonsense understanding)
dalam berbagai situasi, sehingga tindakan tersebut kelihatan rutin, dapat diterangkan, dan
tidak meragukan. Jadi, etnometodologi adalah studi tentang bagaimana orang-orang
menciptakan dan memahami kehidupan sehari-hari mereka; cara mereka menyelesaikan
kehidupan sehari-hari.
VII. Data Penelitian Kualitatif
Data penelitian kualitatif adalah apa yang dikatakan oleh orang-orang terhadap seperangkat
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Apa yang dikatakan responden itu bisa diperoleh
secara verbal melalui wawancara atau dalam bentuk tertulis melalui analisis dokumen. Patton
(1980: 36) mengatakan bahwa pada dasarnya data kualitatif itu terdiri dari petikan-petikan
yang berasal dari responden dan deskripsi tentang situasi, peristiwa, dan interaksi.
Data kualitatif adalah data empiris. Data itu termasuk dokumen peristiwa nyata, rekaman apa
yang mereka nyatakan (dengan kata-kata, isyarat, nada), observasi perilaku spesifik, studi
dokumen tertulis, atau menguji kesan visual. Semua data itu adalah aspek-aspek konkrit suatu
dunia. Tidak sebagaimana para peneliti kuantitatif yang mengubah ide atau dunia sosial ke
dalam variabel-variabel umum untuk membentuk hipotesis, para peneliti kualitatif meminjam
ide-ide dari orang-orang yang mereka studi sesuai dengan konteks atau latar alamiahnya.
Data kualitatif terdiri dari deskripsi situasi, peristiwa, orang, interaksi, dan perilaku
terobservasi yang mendetil, pertanyaan-pertanyaan yang terarah, dan orang-orang tentang
pengalaman, sikap, kepercayaan, pikiran, kutipan atau seluruh bagian dari dokumen,
korespondensi, dan sejarah suatu kasus. Deskripsi mendetil, kutipan langsung, dan
dokumentasi kasus dalam penelitian kualitatif merupakan data mentah (raw data) dari dunia
empiris. Data itu tidak terbatas pada aspek tertentu, melainkan diperlakukan secara
menyeluruh, agar menemukan apa makna kehidupan, pengalaman, dan interaksi mereka bagi
dirinya dalam istilah (term) sendiri dan dalam latar budaya mereka sendiri.
VIII. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Secara umum teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari dua jenis,
yakni wawancara dan observasi.
Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang khas bagi penelitian kualitatif.
Wawancara adalah sebuah percakapan dengan tujuan. Tujuannya adalah memperoleh
bentukan-bentukan disini dan sekarang dari orang, peristiwa, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, klaim, perhatian, dan cantuman lainnya. Ada 2 jenis wawancara, yakni; wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur disebut juga wawancara “terfokus”. Pertanyaan-pertanyaan telah
dirumuskan terlebih dahulu, dan responden diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan masalah penelitian. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan ada di tangan
pewawancara dan respon terletak pada responden.
Wawancara tidak terstruktur disebut juga wawancara “mendalam”, “klinis”, “elit”,
“spesialis”, atau “eksploratori (Lincoln & Guba, 1985: 268). Dalam teknik pengumpulan data
model ini, format pertanyaan tidak di standardisasikan, dan pewawancara tidak mencari
respon normatif. Wawancara tidak terstruktur berkenaan dengan sudut pandangan individu
yang unik, indiosinkratis, dan keseluruhan. Jadi di dalam wawancara model ini pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban-jawabannya diberikan oleh responden.
Observasi
Dalam peneltian kualitatif, teknik observasi biasa digunakan bersamaan dengan teknik
wawancara mendalam (deep interview). Kedua teknik ini merupakan teknik-teknik utama.
Jenis observasi meliputi; observasi partisipan dan nonpartisipasi.
Observasi Partisipan. Bogdan dan Taylor (1975) mendefinisikan observasi partisipan sebagai
suatu periode interaksi sosial yang intensif antara peneliti dan subjek dalam suatu lingkungan
tertentu. Pengamat partisipan terlibat sepenuhnya dalam mengalami latar di bawah studi
sementara pada waktu yang sama mencoba untuk memahami latar itu melalui pengalaman
seseorang, mengobservasi dan wawancara dengan partisipan lain tentang apa yang sedang
terjadi (Patton, 1980: 127). Peneliti menenggelamkan diri dalam kehidupan orang-orang dan
situasi yang ingin dimengerti; ia berbicara, bergurau, bersatu (empati) dengan subjek, dan
ikut menghayati kehidupan serta pengalaman subjek. Dalam pelaksanaannya, observasi
partisipan seringkali digunakan bersama teknik wawancara, bahkan juga analisa dokumen.
Observasi nonpartisipasi. Teknik ini dimaksudkan sebagai teknik pengumpulan data tanpa
harus melibatkan diri ke dalam situasi dimana peristiwa itu berlangsung, melainkan dengan
menggunakan media tertentu (misalnya, elektronika). Penggunaan teknik ini didasarkan pada
beberapa alasan; (1) penelitian dilaksanakan oleh orang yang sangat pemalu yang senang
melakukan penelitian etnografis, tapi ingin menghindarkan keterlibatan; (2) sering suatu
situasi sosial khusus tidak memungkinkan untuk semua partisipasi, sementara memungkinkan
untuk mengadakan penelitian.
IX. Analisis Data Penelitian Kualitatif
Pada penelitian kualitatif, analisis data dilakukan melalui pengaturan data secara logis dan
sistematis. Analisis data ini dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lapangan hingga pada
akhir penelitian (pengumpulan data). Pelaku analisis kualitatif adalah peneliti yang sejak awal
terjun ke lapangan berinteraksi dengan latar dan orang (subjek) dalam rangka pengumpulan
data.
Secara umum, menurut Neuman (2000: 426) bahwa analisis data kualitatif merupakan suatu
pencarian pola-pola dalam data, perilaku yang muncul, obyek-obyek, atau badan pengetahuan
(a body of knowledge). Sekali suatu pola itu diidentifikasi, pola itu diinterpretasi ke dalam
istilah-istilah teori sosial atau latar, dimana teori sosial itu terjadi. Peneliti kualitatif pindah
dari deskripsi peristiwa historis atau latar sosial ke interpretasi maknanya yang lebih umum.
Analisis data mencakup; menguji, menyortir, mengkategorikan, mengevaluasi,
membandingkan, mensintesakan dan merenungkan (contemplating) data yang direkam, dan
juga meninjau kembali data mentah dan terekam.
Peneliti kualitatif, selanjutnya menggunakan analisis induktif, yang berarti, bahwa kategori,
tema, dan pola berasal dari data. Kategori-kategori yang muncul dari catatan lapangan,
dokumen, dan wawancara tidak ditentukan sebelum pengumpulan data.
Prosedur analisis penelitian kualitatif mengacu pada prosedur analisis non-matematik, yang
hasil temuannya diperoleh dari data yang dihimpun oleh ragam alat (Strauss, 1990: 18).
Menurut Patton (1980: 303) bahwa analisis kasus (kualitatif), meliputi mengorganisir data
dengan kasus-kasus spesifik yang memungkinkan studi yang mendalam tentang kasus-kasus
ini. Kasus-kasus dapat berupa individual, program, institusi, atau kelompok. Pendekatan studi
kasus pada analisis penelitian kualitatif adalah cara yang spesifik untuk menghimpun data,
mengorganisir data, dan menganalisa data. Tujuannya adalah untuk menghimpun data yang
mendalam, sistematis, komprehensif tentang masing-masing kasus yang diminati.. Kemudian,
permulaan penting untuk analisis kasus adalah membuat yakin, bahwa informasi untuk
masing-masing kasus selengkap mungkin. Di dalam teknik analisis data penelitian kualitatif,
dikenal beberapa teknis analisis; analisis domain, analisis taksonomi, analisis tematik, dan
anlisis komponensial.
X. Penutup
Penelitian kualitatif dalam beberapa situasi tertentu, terutama untuk meneliti latar sosial yang
kompleks dan menantang, nampaknya relatif lebih relevan. Hasil sebuah penelitian kualitatif
akan berbobot sama dengan hasil penelitian kuantitatif, senyampang dijalani dengan
sungguh-sungguh (sesuai dengan logika metodologi penelitian kualitatif). Banyak hal penting
(untuk tidak mengatakan “rumit”) yang harus dikuasai oleh calon pengguna dan pecinta
penelitian kualitatif. Karena itu, semangat menggunakan penelitian kualitatif harus sama
besarnya dengan semangat memahami detil-detilnya secara cermat dan lengkap. Tulisan ini
sebenarnya tak lebih dimaksudkan sebagai penyulut semangat untuk memburu informasi
lebih baik, cermat, dan lengkap tentang penelitian kualitatif, baik lewat media cetak maupun
lewat verbal dan pengalaman para pakar.
PENELITIAN KUALITATIF
PEMBAHASAN

 A. Pengertian Deskriptif Kualitatif


           Pengertian Deskriptif Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat
diamati.” Sama halnya menurut arif Furchan, Pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku yang
dapat diamati dari subyek itu sendiri. 
             Begitu juga menurut Kasiran dalam bukunya Metodologi Penelitian Kuantitatif dan
Kualitaif, Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik
bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagimana adany ( natural
setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau bilangan, sedangkan perkataan
penelitian pada dasarnya berarti rangkaina keggiatan atau proses pengungkapan rahasia
sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang
sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan. 

B. Ciri Khusus Deskriptif Kualitatif


             Adapun deskripsi kualitatif ini memiliki ciri ciri sebagai berikut yaitu sebagimana
dalam buku yang berjudul Tehnik Penulisan Laporan, Ahmad Sonhaji menjelaskan ciri-ciri
penelitian kualiatif antara lain: 

1. Desain penelitian bersifat lentur dan terbuka. 


2. Data penelitian diambil dari data alami (natural setting). 
3. Data yang dikumpulkan meliputi data deskriptif dan reflektif. 
4. Lebih mementingkan proses daripada hasil. 
5. Sangat mementingkan makna (meaning). 
6. Sampling dilakukan secara internal yang didasarkan pada subyek yang memiliki
informasi yang paling representatif. 
7.  Analisa data dilakukan pada saat setelah pengumpulan data. 
8.  Kesimpulan dari penelitian kualitatif dikonfirmasikan dengan informan. 

Dalam buku yang lain memberikan ciri ciri penelitian Kualitatif sebagai berikut :

1.  Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah
(natural setting).
2.  Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data
yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara
3.  Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang
kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka. 
4.  Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya dalam
pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel
yang saling mempengaruhi. 
5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan demikian maka
apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi
penelitian kualitatif. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Penelitian
kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri
kegiatan penelitian di lapangan. 
6. Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara
ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data. 
7. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang
sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti. 
8. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek
atau yang lebih rendah kedudukannya. 
9. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni
bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya. 
10. Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang bertentangan atau
negatif. 
11. Pengambilan sampel secara purposive( surposive sampling ). Metode kualitatif
menggunakan sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. 
12. Menggunakan “Audit trail”. Metode yang dimaksud adalah dengan mencantumkan
metode pengumpulan dan analisa data. 
13. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa,
dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai
dianggap mencapai hasil yang memadai. 
14. Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan
dapat dirumuskan kesimpulan atau teori. 

 C. Macam Macam Penelitian Kualitatif


Macam macam penelitian kualitatif adalah :
1. Biografi Penelitian
           biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali
dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap
turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi
atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri. 
2. Fenomenologi Penelitian
           fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena
pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini
dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau
memahami fenomena yang dikaji.  
3. Grounded theory
           Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk
sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau
menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu
saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap
suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori
yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari. 
 4. Etnografi Etnografi
             adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti
menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup.
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi
melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui
wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau
makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
5. Studi kasus
               Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai
sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari
berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. “Penelitian mendalam mengenai unit
sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik
mengenai unit tersebut.” Tujuan dari studi kasus adalah “untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit social :
individu, kolompok, lembaga atau masyaraka” . 

 D. Contoh Judul dan Permasalahan Dalam Penelitian Deskriptif Kualitatif


1) Contoh Judul Banyak sekali contoh judul penelitian yang menggunakan deskripsi kualitatif
diantaranya adalah :

 Persepsi Siswa Terhadap Bimbingan Konseling Di SMA 2 Kediri Tahun 2011 . 


 Upaya Guru Dalam Membina Akhlahul Karimah Di RA...Tahun 2011 
 Metode Cerita dalam Pembelajaran di MIN Tahun 2011 
 Peranan Guru PAI dalam menigkatkan Ukhuwah Islamiyah Di...Tahun 2011 

 2) Masalah Dalam Penelitian Kualitatif


               Dalam penenlitian Kualitaif masalah yang dibawa harus oleh peneliti masih remang
remang, bahkan gelap komplek dan dinamis, oleh karena itu masih bersifat sementara,
tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
                Akan ada tiga kemungkinan masalah yang akan dibawa oleh peneliti :

1. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir
penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan sama 
2.  Masalah yang dibawa oleh peneliti berkembang, yaitu memperluas dan mendalam
masalah yang disiapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan sehingga
judul penelitian cukup disempurnakan. 
3.  Masalah yang dibawa oleh peneliti dilapangan berubabh total sehingga harus ganti
masalah, Dengan demikian judul penelitiantidak sama dan judulnya diganti. 

 E. Variabel, Teori dan Hipotesis Dalam Deskriptif Kualitatif


1. Variabel Pemahaman terhadap variabel dan hubungan antar variabel merupakan salah-
satu kunci penting dalam penelitian. Posisi variabel yang senteral menempatkannya sebagai
dasar dari semua proses peneltian; mulai dari perumusan masalah, perumusan hipotesis,
pembuatan instrument pengumpul data, sampai pada analisisnya. Sehubungan dengan
posisi penting ini, variabel menjadi penting artinya untuk menentukan bermutu-tidaknya
suatu hasil penelitian. 
            Secara leksikal, istilah variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat beragam
(bervariasi). Arti kata ini menunjukkan bahwa variable merupakan sesuatu yang di dalamnya
terdapat atribut-atribut, unit-unit, dimensi-dimensi atau nilai-nilai yang beragam. Kerlinger
mendefinisikan variabel sebagai ‘suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai”, atau
“simbol/lambang yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai”.Pada hakikatnya, setiap
variabel adalah suatu konsep, yaitu konsep yangbersifat khusus yang mengandung variasi
nilai. maksudnya konsep yang sudah sangat dekat dengan fenomena-fenomena atau obyek-
obyek yang teramati. Jadi konsep variabel itu merupakan sebutan umum yang mewakili
semua atribut, dimensi atau nilai yang perlu diamati. Karena itu tidak semua konsep disebut
variabel, karena masih terdapat konsep-konsep yang tidak mengandung memenuhi ciri
seperti itu. 
 2. Teori Pengertian teori menurut Marx dan Goodson (1976, dalam Lexy J. Moleong, 1989)
             ialah aturan menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan
dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik dari

1.  Hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian (yang diukur),


2.  Mekanisme atau struktur yang diduga mendasari hubungan-hubungan demikian,
dan 
3. Hubungan-hubungan yang disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan
untuk data dan yang diamati tanpa adanya manifestasi hubungan empiris apa pun
secara langsung. 

 Fungsi teori paling tidak ada empat, yaitu:

 Mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian, 


  Menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan dengan hipotesis membimbing
peneliti mencari jawaban-jawaban, 
 Membuat ramalan atas dasar penemuan, menyajikan penjelasan dan, dalam hal ini,
untuk menjawab pertanyaan ‘mengapa’. 

           Penelitian kualitatif dapat bertitik tolak dari suatu teori yang telah diakui
kebenarannya dan dapat disusun pada waktu penelitian berlangsung berdasarkan data yang
dikumpulkan. Pada tipe pertama, dikemukakan teori-teori yang sesuai dengan masalah
penelitian, kemudian di lapangan dilakukan verifikasi terhadap teori yang ada, mana yang
sesuai dan mana yang perlu diperbaiki atau bahkan ditolak Penelitian kualitatif mengenal
adanya teori yang disusun dari data yang dibedakan atas dua macam teori, yaitu teori
substantif dan teori formal (Lexy J. Moleong, 1989 dan Mubyarto, et al, 1984). 
               Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau
empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, antropologi, psikologi dan
lain sebagainya. Contoh: perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan profesional,
kenakalan, atau organisasi peneliti. Di sisi lain, teori formal adalah teori untuk keperluan
formal atau yang disusun secara konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan,
misalnya sosiologi, psikologi dan sebagainya. Contoh: perilaku agresif, organisasi formal,
sosialisasi, autoritas dan kekuasaan, sistem penghargaan, atau mobilitas social. 

Unsur-unsur teori meliputi 


(a) kategori konseptual dan kawasan konseptualnya dan 
(b) hipotesis atau hubungan generalisasi diantara kategori dan kawasan serta integrasi.
Kategori adalah unsur konseptual suatu teori sedangkan kawasannya (property) adalah
aspek atau unsur suatu kategori. 
 Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah:

1. Pendekatan fenomenologis.
                Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan
kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. 

2. Pendekatan interaksi simbolik. 


              Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek orang, situasi dan
peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan kepada
mereka. Pengertian yang dlberikan orang pada pengalaman dan proses penafsirannya
bersifat esensial serta menentukan. 

3. Pendekatan kebudayaan. 
          Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang peneliti mungkin
dapat memikirkan suatu peristiwa di mana manusia diharapkan berperilaku secara baik.
Peneliti dengan pendekatan ini mengatakan bahwa bagaimana sebaiknya diharapkan
berperilaku dalam suatu latar kebudayaan 

4. Pendekatan etnometodologi.
           Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang,
menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri. 
 Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat,
menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang peneliti
kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan kejadian dan
peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek penelitiannya. 

3. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Walaupun hipotesis penting sebagai
arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki
hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau
tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian
menggunakan hipotesis atau tidak.
 Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan
sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan
penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya
membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada
juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan,
dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah
keharusan untuk menggunakan hipotesis.
 Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
 1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

 F. Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penyusunan Laporan

            Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dilapangan dalam rangka menjawab


Fokus penelitian , maka dipergunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara
              Wawancara atau interviu adalah “suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi “ atau dapat diartikan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan Tanya jawab antara peneliti dengan obyek yang
diteliti. Dalam metode ini kreatifitas pewawancara sangat diperlukan karena dapat
dikatakan bahwa hasil interview yang diteliti banyak bergantung pada kemampuan
penyelidik untuk mencari jawaban, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban. “Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu untuk memperoleh informasi dari teori
wawancara.” Ada beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstuktur, semiterstuktur
dan tidak terstuktur 

b. Observasi
                  “Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan
disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diselidiki.”
 Ada bermacam macam observasi yaitu :

1. Observasi Partisipatif adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Ini juga dibagi
empat yaitu partisipasi pasif, moderat, aktif lengkap. 
2. Observasi terus terang atau samar samar adalah peneliti dalam melakukan
pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahkan ia sedang
melakukan penelitian. 
3. Observasi tak berstuktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistimatis
tentang apa yang akan diobservasi. 

c. Dokumentasi
                     “Pengertian dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya.” “Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.. Sumber ini terdiri dari dokumen dan
rekaman.” 

 2) Analisis
              Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan yang lain yang dikumpulkan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap bahan agar dapat diprensentasikan semuanya pada
orang lain. “Analisa data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.” Analisis diamati dengan
mempelajari seluruh data dari berbagai sumber setelah itu mengadakan reduksi data
dengan membuat rangkuman inti, langkah selanjutnya menyusun dalam satuan-satuan yang
kemudian dikategorikan dalam satu kelompok yang sama, kemudian pemeriksaan
keabsahan data dan tahap yang terakhir disimpulkan.

 3) Pengecekan Keabsahan Data


               Pengecekan dan keabsahan data untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dan
obyektif, dipadukan kredibilitas data dimaksudkan dalam rangka membuktikan bahwa apa
yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan apa yang ada di setting.
 Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan beberapa cara:

1. Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan peneliti waktu pengamatan


dilapangan akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan. Teknik ini untuk melihat keabsahan dari data data yang telah didapat. 
2.  Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan adalah menemukan ciri-ciri dan
unsur unsur-unsur dalam situasi yang dicari dan kemudian memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secara rinci serta bersinambungan terhadap faktor-faktor yang
muncul kemudian menelaah secara rinci. Ketekunan pengamatan ini dengan
membandingkan data dari hasil wawancara dengan dokumen yang ada atau dengan
observasi. 
3. Tringulasi Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. 

Dalam hal ini peneliti menggunakan:

 Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik


pengumpulan data. 
 Membandingkan data hasil pernyataan dengan informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda. 
 cMembandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen. 

4. Pemeriksaan Sejawat
              Melalui Diskusi Teknik ini dilakukan dengan cara menampung hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analistik dengan rekan-rekan sejawat.

 4) Penyusunan laporan Ada beberapa tahapan sebelum menyusun laporan Penelitian yaitu:

1. Tahap sebelum ke lapangan

 Penyusunan proposal 
 Menentukan fokus penelitian 
  Konsultasi fokus penelitian 
  Konsultasi fokus penelitian kepada dosen pembimbing untuk mengurus surat izin
penelitian seminar proposal 
 Memilih lapangan Penelitian 
 Memilih dan memanfaatkan informasi 
 Menyiapkan perlengkapan penelitian 

 2. Tahap pekerjaan lapangan Tahap pekerjaan lapangan meliputi pengumpulan data dan
informasi terkait dengan fokus penelitian dan pencatatan data.

 3. Tahap analisis data

  Kegiatan analisis data 


 Penafsiran data 
  Pengecekan keabsahan temuan data 
 Memberi makna 

 4. Tahap penulisan laporan

  Penyusunan hasil penelitian. 

Ada dua pendekatan dalam menulis laporan :

 Menulis laporan segaimana pembaca sedang memecahkan teka teki silang denga
peneliti 
 Menyajikan ringkasan garis besar temuan kemudian menyajikan temuan yang
mendukung kesimpulan. 

 b. Konsultasi hasil penelitian


c. Perbaikan hasil konsultasi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. ( Jakarta: Rineka


Cipta, 1993) Furchan, Arif, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Surabaya: Usaha
Nasional, 1992) http://elqorni.wordpress.com/2009/06/26/metode-penelitian-kualitatif/,
diakses 10 Des 2011 http://elqorni.wordpress.com/2009/06/26/metode-penelitian-
kualitatif/, diakses 09 Des 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis, diakses 10 des 2011
http://www.infodiknas.com/metodologi-penelitian-kualitatif-rulam-ahmadi/, diakse 10 Des
2011 http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-
penelitian-kualitatif.html, diakses 09 Des 2011
http://www.scribd.com/doc/21945521/VARIABEL-PENELITIAN, diakses 10 Des 2011
images.purbayubs.multiply.multiplycontent.com, diakse 10 Des 2011
Kasiran, Metodologi Penelitian Kuantatif Dan Kualitaif ( Malang: Uin Pres, 2010)
Ketut, Dewa Sukardi. “Pengantar Teori Konseling”( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985)
Moleong, Lexy J. “Metode Penelitian Kualitatif”,( Bandung: Remaja Rosda Karya. 2000)
Nasution .”Metode Research”.(Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
 Sonhaji, Ahmad. “Teknik Penulisan Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif Dalam Ilmu-Ilmu
Sosial dan Keagamaan”,( Malang: Kalimasada Press, 1996)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B ( Bandung: Alfabeta,2009)
 Suryabrata, Suharsimi , “Metodologi Penelitian ,( Jakarta: Rajawali Pres,1998)
Usman, Husaimi “Metodologi penelitian sosilal”,( Jakarta: Bumi Aksara,2003) Walgito,
Bimo.”Pengantar teori konseling” .(Jakarta: galia Indonesia ,1985)

Anda mungkin juga menyukai