Brand Equity
Brand equity adalah nilai lebih yang perusahaan dapatkan akibat brand mudah dikenali dan
berkesan daripada merek kompetitor.
Key element brand equity adalah:
Brand awareness
Dapatkah konsumen dengan mudah mengenali merek Anda? Kesadaran merek
mempertimbangkan keakraban publik dengan suatu merek. Misalnya, sebuah
perusahaan memiliki kesadaran merek yang tinggi jika mayoritas orang yang tinggal
di suatu daerah mengenali nama perusahaan dan mengetahui apa yang mereka jual.
Brand associations
Komponen ini mengukur hubungan yang dimiliki pelanggan dengan suatu merek.
Asosiasi ini dapat mencakup informasi yang dikumpulkan pelanggan tentang
perusahaan, seperti melalui iklan, atau perasaan mereka tentang suatu merek.
Perceived quality
Meningkatkan nilai akan meningkatkan pengalaman pelanggan dan penjualan.
Kualitas yang dimaksud disini adalah ketika pelanggan menilai kualitas produk
berdasarkan pengalaman merek secara keseluruhan. Produk itu sendiri mungkin
bagus, tetapi jika pelanggan tidak memiliki pengalaman yang baik dengan merek
tersebut, mereka cenderung tidak bereaksi positif terhadap produk dan merek tersebut.
Brand Loyalty
Loyalitas merek terdiri dari pengalaman masa lalu dan saat ini dengan merek, brand
awareness, dan brand attributes. Meskipun loyalitas merek sebagian besar adalah
preferensi pelanggan, membangun kualitas merek lain ini akan memungkinkan Anda
meningkatkan margin keuntungan dan mendapatkan kontrol lebih besar atas pengaruh
pelanggan Anda.Tentu saja, hal ini karena brand loyalty akan berbanding lurus
dengan tingkat retensi pelanggan.
Proprietary assets
Proprietary assets atau aset eksklusif, komponen terakhir dari brand equity dalam
model Aaker, mengacu pada aset tidak berwujud dari merek. Aset ini mungkin
termasuk paten, merek dagang, hak cipta, atau hak kekayaan intelektual.
Ilustrasi :
Merek Kebab Turki Baba Rafi. Di tahap brand awareness, orang baru mengenal bahwa ada
merek kebab di Indonesia yang bernama Baba Rafi. Mungkin mereka mengenalinya dari
neon box, flyer, atau kemasannya. Lanjut ke tahap brand association, orang dapat mengingat
segala hal yang berhubungan dengan Kebab Turki Baba Rafi. Misalnya mereka mengingat
bahwa merek ini identik dengan warna kuning, gerobaknya yang selalu mangkal di depan
mini market, atau yang lainnya. Naik ke tahap perceived quality, orang akan memiliki
persepsi tersendiri mengenai kualitas merek ini. Misalnya mereka beranggapan bahwa Kebab
Turki Baba Rafi adalah masih yang terenak di Indonesia, dengan harga yang masih
terjangkau, dan mudah untuk didapatkan. Selanjutnya, brand loyalty. Di tahap ini orang
sudah menjadi loyal terhadap merek kita, dan akan terus datang kembali untuk membeli
produk kita. Sedangkan yang terakhir, other asset. Merek Kebab Turki Baba Rafi ini sudah
memiliki nilai merek yang tinggi, sehingga kita bisa menjualnya kepada orang lain untuk
membuka gerai franchise Kebab Turki Baba Rafinya sendiri.