Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN 2

Nama : Eka Maria Putri Waruwu


NIM : 21059080

Hubungan Komunikasi Promosi dengan PLC


Product Life Cycle (PLC) dikenal juga dengan siklus hidup produk atau daur hidup produk
adalah suatu konsep yang menggambarkan serangkaian perjalanan atau tahap-tahap yang
dilalui suatu produk, mulai dari tahap pengembangan, pengenalan sampai produk tersebut
mengalami penurunan hingga akhirnya keluar dari pasar. Product Life Cycle ini berhubungan
dengan komunikasi promosi dalam penjualan.
1. Tahap Perkenalan (Introduction) 
Tahap perkenalan adalah suatu periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat
produk itu diperkenalkan di pasar. Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang
masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistence),
persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi. Pada tahap ini
promosi yang dilakukan harus agresif dan menitik beratkan pada merek. Promosi ini
ditujukan kepada pembeli potensial agar sadar akan ciri-ciri, penggunaan dan
kelebihan dari produk. Kesulitan yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah hanya
sedikit penjual yang memiliki daya dan kemampuan untuk meluncurkan produk
baru.harga awal produk juga tinggi. Kesulitan-kesulitan ini membuat banyak produk
gagal pada tahap perkenalan. Tahap Perkembangan (Growth) Strategi yang sering
dilakukan dalam Tahap Perkembangan:
 Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan
memperkuat merek (branding)
 Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi
 Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian
 Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar

2. Tahap Pertumbuhan (Growth) 


Tahap pertumbuhan adalah suatu periode penerimaan pasar yang cepat dan
peningkatan laba yang besar. Pada tahap ini kurva penjualan dan kurva laba semakin
meningkat, meskipun begitu tahap ini merupakan tahap kritis. Produk yang sudah
dikenal pasar memancing pesaing untuk masuk ke pasar sehingga persaingan semakin
ketat. Cara yang umum dilakukan adalah memperluas dan meningkatkan distribusi.
Tahap Perkembangan (Growth) Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap
Perkembangan:
 Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan
memperkuat merek (branding)
 Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi
 Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta
memperbanyak model atau varian
 Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar

3. Tahap kedewasaaan (Maturity)


Tahap kedewasaaan adalah suatu periode penurunan dalam pertumbuhan penjualan
karena produk itu telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Tahap ini
ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan dan biasanya merupakan
tahap terlama dalam product life cycle. Pada tahap ini kurva penjualan mencapai
puncaknya dan mulai menurun. Tahap ini juga diartikan dengan persaingan yang ketat
karena banyaknya merek yang ada di pasar. Tahap Kedewasaan (Maturity) Strategi
yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan :
 Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model,
warna, bau, rasa, estetika)
 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar
 Menerapkan harga yang lebih bersaing
 Menggunakan Iklan yang persuasif
 Distribusi yang intensif
 Memasuki Segmen pasar yang baru

4. Tahap Penurunan (Decline) 


Tahap Penurunan adalah suatu periode saat penjualan menunjukkan arah yang
menurun dan laba yang menipis. Pada tahap ini penjualan perusahaan semakin
bergerak ke arah penurunan. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh perubahan
selera pasar, adanya produk subtitusi dan perubahan teknologi. Pada tahap penurunan
ada beberapa alternatif yang harus dilakukan yaitu:
1. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan
yang baik. 
2. Mengubah produk atau mencari penggunaan atau manfaat baru pada produk. 
3. Mencari pasar baru.
4. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri
dapat diatasi. 
5. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk
kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
Tahap Penurunan (Decline) Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan
adalah sebagai berikut:
 Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia
 Mempersempit saluran distribusi
 Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya.
Mass Communication dan Personal Communication
Mass Communication
Secara bahasa, komunikasi massa (mass communication) adalah proses penyampaian pesan
melalui media massa (communicating with media). Istilah “komunikasi massa” merupakan
singkatan dari “komunikasi media massa” (mass media communication). Media massa juga
singkatan dari media komunikasi massa (mass communication media). Media masa dapat
berupa iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, serta hubungan masyarakat. Tujuan
komunikasi masa dalam promosi (iklan) adalah tugas komunikasi khusus dan tingkat
pencapaian yang harus dicapai dengan pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan
iklan dapat diklasifikasikan menurut apakah tujuannya, baik untuk menginformasikan,
meyakinkan, mengingatkan, atau memperkuat.
 Informatif bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk
atau fitur baru produk yang ada.
 Persuasive bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian
produk dan jasa.
 Pengingat bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa.
 Sebagai penguat bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bhawa mereka melakukan
pilihan tepat.
Dari tahap PLC yang masuk dalam mass comunication adalah selain tahap perkenalan
(Introduction), yaitu tahap Pertumbuhan (Growth) dan tahap Dewasa (Maturity) karena pada
kedua tahap ini sudah memasuki periode penerimaan pasar yang cepat dan meningkat
sehingga perlu komunikasi masa untuk menyampaikan komunikasi promosi agar menjangkau
pasar lebih luas. Begitupun tahap Penurunan (Decline), sekalipun perusahaan semakin
bergerak ke arah penurunan yang disebabkan oleh perubahan selera pasar, pastinya
perusahaan mengambil tindakan untuk menciptakan produk baru yang lebih baik dan sesuai
dengan tren yang ada, dengan melakukan promosi masa perusahaan dapat mempertahankan
pelanggan.
Personal Comunication
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang terjadi
antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi
interpersonal, setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi. Personal
Selling adalah metode penjualan yang dipersonalisasi yang menggunakan interaksi orang-ke-
orang antara perwakilan penjualan dan calon pelanggan untuk memengaruhi keputusan
pembelian pelanggan.Tepatnya, ini adalah teknik promosi di mana seorang penjual:
 Menggunakan komunikasi orang ke orang: Personal selling melibatkan kontak
langsung penjual dan pelanggan.
 Untuk menjual penawaran: Tujuan dari personal selling adalah untuk memotivasi dan
membujuk pelanggan untuk membeli penawaran yang dimaksudkan dengan
penjelasan rinci atau demonstrasi produk.
 Menggunakan strategi penjualan yang dipersonalisasi: Strategi ini melibatkan
wiraniaga untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan, mengembangkan
koneksi yang dipersonalisasi, mengkomunikasikan nilai penawaran dengan cara yang
membujuk pelanggan untuk membeli penawaran.
Dari tahap PLC yang masuk dalam personal comunication adalah Tahap Perkenalan
(Introduction). Karena pada tahap ini masih dalam periode pertumbuhan penjualan yang
lambat saat produk itu diperkenalkan di pasar. Sehingga perlu pendekatan secara personal
kepada calon konsumen untuk memperkenalkan produknya.

Brand Equity
Brand equity adalah nilai lebih yang perusahaan dapatkan akibat brand mudah dikenali dan
berkesan daripada merek kompetitor.
Key element brand equity adalah:
 Brand awareness
Dapatkah konsumen dengan mudah mengenali merek Anda? Kesadaran merek
mempertimbangkan keakraban publik dengan suatu merek. Misalnya, sebuah
perusahaan memiliki kesadaran merek yang tinggi jika mayoritas orang yang tinggal
di suatu daerah mengenali nama perusahaan dan mengetahui apa yang mereka jual.
 Brand associations
Komponen ini mengukur hubungan yang dimiliki pelanggan dengan suatu merek.
Asosiasi ini dapat mencakup informasi yang dikumpulkan pelanggan tentang
perusahaan, seperti melalui iklan, atau perasaan mereka tentang suatu merek.
 Perceived quality
Meningkatkan nilai akan meningkatkan pengalaman pelanggan dan penjualan.
Kualitas yang dimaksud disini adalah ketika pelanggan menilai kualitas produk
berdasarkan pengalaman merek secara keseluruhan. Produk itu sendiri mungkin
bagus, tetapi jika pelanggan tidak memiliki pengalaman yang baik dengan merek
tersebut, mereka cenderung tidak bereaksi positif terhadap produk dan merek tersebut.
 Brand Loyalty
Loyalitas merek terdiri dari pengalaman masa lalu dan saat ini dengan merek, brand
awareness, dan brand attributes. Meskipun loyalitas merek sebagian besar adalah
preferensi pelanggan, membangun kualitas merek lain ini akan memungkinkan Anda
meningkatkan margin keuntungan dan mendapatkan kontrol lebih besar atas pengaruh
pelanggan Anda.Tentu saja, hal ini karena brand loyalty akan berbanding lurus
dengan tingkat retensi pelanggan.
 Proprietary assets
Proprietary assets atau aset eksklusif, komponen terakhir dari brand equity dalam
model Aaker, mengacu pada aset tidak berwujud dari merek. Aset ini mungkin
termasuk paten, merek dagang, hak cipta, atau hak kekayaan intelektual.
Ilustrasi :
Merek Kebab Turki Baba Rafi. Di tahap brand awareness, orang baru mengenal bahwa ada
merek kebab di Indonesia yang bernama Baba Rafi. Mungkin mereka mengenalinya dari
neon box, flyer, atau kemasannya. Lanjut ke tahap brand association, orang dapat mengingat
segala hal yang berhubungan dengan Kebab Turki Baba Rafi. Misalnya mereka mengingat
bahwa merek ini identik dengan warna kuning, gerobaknya yang selalu mangkal di depan
mini market, atau yang lainnya. Naik ke tahap perceived quality, orang akan memiliki
persepsi tersendiri mengenai kualitas merek ini. Misalnya mereka beranggapan bahwa Kebab
Turki Baba Rafi adalah masih yang terenak di Indonesia, dengan harga yang masih
terjangkau, dan mudah untuk didapatkan. Selanjutnya, brand loyalty. Di tahap ini orang
sudah menjadi loyal terhadap merek kita, dan akan terus datang kembali untuk membeli
produk kita. Sedangkan yang terakhir, other asset. Merek Kebab Turki Baba Rafi ini sudah
memiliki nilai merek yang tinggi, sehingga kita bisa menjualnya kepada orang lain untuk
membuka gerai franchise Kebab Turki Baba Rafinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai