1. Ansoff membagi matriks ke dalam empat strategi berdasarkan kombinasi antara produk baru,
produk yang ada saat ini, pasar baru, dan pasar yang ada saat ini. Empat strategi tersebut adalah:
-. Penetrasi pasar
-. Pengembangan pasar
-. Penegembangan produk
-. Diversifikasi
Strategi pemasaran yang diterapkan danone aqua ialah Pengembangan produk Perusahaan dapat
mengambil beberapa opsi untuk produk baru.
Pertama, produk baru mungkin adalah varian baru dari produk yang ada saat ini. Perusahaan
meluncurkannya untuk melengkapi portofolio produk mereka. Strategi ini meminimalkan risiko
penerimaan oleh konsumen yang ada saat ini.
Kedua, produk baru adalah hasil inovasi baru menggunakan sumber daya dan kompetensi inti
saat ini. Melalui riset pasar yang intensif dan pengalaman masa lalu, perusahaan merancangnya
untuk menyesuaikan kebutuhan pasar saat ini.
Strategi yang kedua lebih berisiko daripada yang pertama. Perusahaan harus mengalokasikan
lebih banyak sumber daya dan waktu untuk mengembangkan dan memasarkan produk. Di sisi
lain, produk baru semacam itu seringkali memunculkan resistensi konsumen karena mereka
enggan mengambil resiko untuk mencoba produk.
2. Menurut Assauri (2004), siklus daur hidup produk terbagi menjadi empat tahapan, yaitu: tahap
pengenalan (introduction), tahap pengembangan (growth), tahap pematangan (maturity) dan
tahapan penurunan (decline). Ada juga yang menggolongkannya menjadi introduction, growth,
maturity, decline dan termination. Selain itu ada menyatakan bahwa tahap-tahap PLC terdiri dari
introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulence), maturity
(saturation) dan decline (obsolescence). Pendapat lain ada yang membaginya ke dalam tahap
introduction, growth, maturity, saturation dan decline.
Tahap perkenalan adalah suatu periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu
diperkenalkan di pasar. Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume
pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistence), persaingan yang masih relatif
kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam
pengujian dan pengembangannya, biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi. Barang yang
dijual umumnya barang yang betul-betul baru atau model/bentuk baru dari suatu barang.
Pada tahap ini promosi yang dilakukan harus agresif dan menitik beratkan pada merek. Promosi
ini ditujukan kepada pembeli potensial agar sadar akan ciri-ciri, penggunaan dan kelebihan dari
produk. Kesulitan yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah hanya sedikit penjual yang
memiliki daya dan kemampuan untuk meluncurkan produk baru.harga awal produk juga tinggi.
Kesulitan-kesulitan ini membuat banyak produk gagal pada tahap perkenalan. Mengedepankan
konsep ‘rangkaian’, Caaya hadir dalam tiga pilihan varian yang berakar pada tradisi, yaitu:
Revive Me Jasmine yang merupakan perpaduan sempurna antara daun the dengan bunga melati
yang telah menjadi tradisi dan kesukaan masyarakat Indonesia sejak dahulu;Soothe Me Vanilla
Pandan yang hadir untuk memberikan nostalgia cita rasa jajanan pasar yang selalu menjadi
favorit semua kalangan masyarakat; Power Me Toasted Rice yang tercipta dari inspirasi atas
kebiasaan masyarakat di desa Jatiwulih Bali yang meminum beras merah yang disangrai. Di sisi
lain, Asosiasi Air Minum dalam Kemasan (Asparin) mengungkapkan, volumen RTD tea
mencapai 2 triliun liter atau berkontribusi 9% dari total pasar air minum kemasan (soft drink).
Posisi wahid masih dipegang kategori AMDK sebesar 84%.
3. Berdasarkan strategi penetapan harga dari produk caaya ialah Penetapan harga penetrasi
pasar (market-penetration pricing).
Menetapkan harga rendah untuk produk baru supaya dapat menarik banyak sekali pembeli dan
memperoleh pangsa pasar yang besar. Beberapa kondisi harus dipenuhi agar strategi penetapan
harga rendah dapat berhasil. Pertama, pasar harus sangat sensitif terhadap harga sehingga harga
yang lebih rendah menghasilkan pertumbuhan pasar yang lebih besar. Kedua, biaya-biaya
produksi harus turun ketika volume penjualan meningkat. Ketiga, harga rendah harus mampu
mencegah masuknya pesaing dan perusahaan yang menggunakan strategi penetapan harga
penetrasi harus mempertahankan posisi harga rendah jika tidak, keunggulan dibidang harga
mungkin sifatnya hanya sementara.