Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Hafizh Rajatisarra

Nim : 200406087
MatKul : Techno Enterpreneurship
Dosen : Devin Defriza Harisdani ST. MT.

REVIEW DARI ARCHIPRENEUR

Dengan adanya suatu bisnis yang menuntut seseorang untuk mengikuti munculah kata “Entrepreneur” yaitu
seseorang yang menciptakan suatu ide produk atau bisnis untuk pertama kalinya dan biasanya ide yang dibuat berbeda
dari yang pernah ada, bahkan terkadang idenya unik dan di luar dugaan. Dengan adanya entrepereneur tersebut
pastinya akan mempengaruhi terhadap suatu bisnis yang berkaitan dengan Arsitektur. Dalam buku ini muncullah kata
“Archipreneur” yang dijelaskan dalam buku ini adalah diciptakan untuk menggambarkan pendekatan baru dan
generasi baru untuk arsitek, desainer, dan pembangun kota yang merangkul masuknya suatu ilmu kedisiplinan dan
berkreasi dengan pola pikir ganda sebagai pengusaha sekaligus desainer.
Buku archipreneur ini memberikan suatu jalan untuk membuat komunitas dari beberapa arsitek professional
yang berpikiran sama dan menyetujui untuk saling bertukar pikiran dalam membahas pengetahuan, mendidik,
menginspirasi dalam mendesain, membangun kota di masa depan sesuai dengan sikap disiplin dalam kewirausahaan.
Dalam buku ini, pertama yang di wawancarai adalah penemu dari Lab MIMA yaitu Marta Brandao dan
Mario Sousa dari Viana do Castelo di Portugal. MIMA lab adalah perusahaan yang berfokus pada konsep, retail
asrsitektur, dan desain suatu produk. Dalam wawancara ini Marta dan Mario menceritakan pengalaman dan pemikiran
mereka dalam berwirausaha dengan memulainya dari sebuah bisnis hingga menciptakan suatu poduk arsitektural.
Wawancara kedua dalam buku ini adalah David Belt (direktur exsekutif dan penemu Macro Sea) dan Nicko
Elliot (Direktur desain dari perusahaan Macro Sea). Macro Sea adalah suatu perusahaan pengembang real estate yang
berada di New York yang misinya menciptakan nilai tak terduga di tempat yang kurang dimanfaatkan. Dalam
wawancara ini mereka bercerita tentang perusahaan Macro Sea, pemikiran dari David dan Nicko dalam proyek
pengembangannya, serta tips dalam memulai kewirausahaannya.
Wawancara ke tiga dalam buku ini, dengan Archilogic yaitu suatu tim yang berisikan 4 orang arsitek ; Pascal
Babey, Frederic Schwarz, Kaspar Helfrich dan Thomas Polach dari Zurich, Switzerland. Mereka adalah penemu
Archilogic.com yaitu sebuah teknologi pengembangan aplikasi 2d menjadi model 3d.
Wawancara ke empat dalam buku ini yaitu, dengan Ari S. Heckman seorang CO pendiri dan CEO dari
perusahaan ASH NYC. Perusahaan ini menggabungkan antara dunia desain interior dengan pengembangan property.
Perusahaan ini juga mendesain suatu produk dan furniture dari beberapa brand dan rumah sakit. Dalam wawancara ini
Ari akan memberikan cerita berbagai pengalamannya menjadi seorang pendiri perusahaan, pengembang suatu bisnis,
dan pemikirannya dalam mendesain.
Wawancara kelima dalam buku ini, yaitu dengan Kevin Cavenaugh yaitu seorang pendiri dari perusahaan
pengembang Guerilla di Portland, Oregon. Perusahaan ini bekerja pada bidang konstruksi, mereka percaya bahwa
perusahaannya akan membawa suatu perubahan positif ke lingkungan sekitarnya dengan melalui eksperimen sosial,
dan kepekaan lingkungan.
Wawancara ke enam dalam buku ini yaitu dengan Will Hunter, seorang arsitek dan pendiri sebuah London
School of Architecture (LSA). Sekolah universitas ini menginginkan dalam pengetahuan arsitektural yang lebih
terjangkau dengan lebih menekankan praktik pada dunia nyata dan mempersiapkan lulusan mahasiswa yang berbakat
dalam menangani perubahan dalam dunia arsitektur yang sedang berjalan. Dalam wawancara ini Will akan
membagikan beberapa pengetahuan arsitektur, jalan alternatif untuk profesi arsitekm dan profesi yang akan datang
untuk seorang arsitek.
Wawancara selanjutnya yaitu ke tujuh dalam buku ini yaitu Brandon Donnelly yaitu seorang arsitek,
pengembang real esrate, dan blogger yang terlatih di Toronto, Kanada. Wawancara ini lebih membahas terhadap
pemikiran Brandon sebagai seorang arsitek, pengembang, dan entrepreneurship.
Wawancara ke delapan dalam buku ini membahas seorang arsitek yang sekaligus menjadi manajer dalam
sosial media yaitu Claudia Lorusso. Claudia bekerja sebagai arsitek dan manajer dari the Beautiful Bari, di Itali.
Wawancara ini berisi bagaimana Claudia menceritakan pemikirannya tentang arsitektur, teknologi baru dan media
sosial.
Wawancara selanjutnya dalam buku ini yaitu Eric Reinholdt yaitu seorang arsitek dan entrepreneur dari
Maine, Amerika Serikat. Eric sangat tertarik untuk menggabungkan arsitektur dengan kewirausahaan. Eric telah
menerbitkan buku yang berjudul “Architect + Entrepreneur : A field guide to building, branding, and marketing your
startup design business.
Sehingga kesimpulan dari semua wawancara pada buku Aarchpreneur ini yaitu mengajarkan kita bagaimana
cara memulai suatu bisnis kewirausahaan (Entrepreneur). Seorang arsitek yang tidak hanya berpikiran sebagai desain
bangunan melainkan mengembangkan menjadi developer real estate, pendiri perusahaan sendiri, memanfaatkan suatu
teknologi menjadi bisnis yang baru, hingga memanfaatkan sosial media sebagai bisnis yang berkaitan dengan
arsitektur.

Anda mungkin juga menyukai