Tugas 7 Subkultur Shamate Dari China
Tugas 7 Subkultur Shamate Dari China
Dosen Pengampu :
Lilis Suryani, S.AP., M.A.P.
Disusun Oleh :
Nama : Achmad Fikri Ashari
NIM : 222.632.013.868
Shamate menurut teori ini adalah pihak minoritas di dalam sebuah kelompok (dalam hal ini
masyarakat kota) mendapatkan tekanan dari pihak mayoritas yang menyebabkan pihak
minoritas tidak bisa mengutarakan pendapat dan pandangan mereka karena tidak memiliki
kepercayaan diri. Hilangnya percaya diri minoritas disebabkan oleh besarnya percaya diri
pihak mayoritas yang memungkinkan mereka (mayoritas) untuk menekankan pandangan
dan pendapat mereka ke pihak lain (minoritas) sehingga pihak minoritas harus
menyembunyikan pendapat dan pandangan mereka, dengan kata lain menyembunyikan
identitas mereka.
Kenapa sampai harus menyembunyikan identitas mereka? Jawabannya cuma satu, takut
terisolasi. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain dalam kehidupannya,
apabila mereka melanggar dan melawan aturan yang ada di dalam masyarakat (mayoritas)
maka keberlangsungan hidup mereka sebagai minoritas akan terancam yang akhirnya
memaksa mereka untuk "diam" dan harus mengikuti "arus" normal.
Dalam kasus ini, identitas mereka sebagai Shamate (yang padahal tidak mengganggu)
harus mereka tinggalkan agar tidak dihakimi dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar :
Menurut saya subkultur seperti shamate ini sebenaranya bagus, subkultur yang suka
bergaya unik seperti shamate, kesannya seperti memberi warna tersendiri di masyarakat
yang monoton dan kaku, mereka menghibur diri atau melampiaskan sesuatu yang tidak
merugikan orang lain, Mereka ini hobby bergaya seperti itu dan ngumpul-ngumpul sesama
yang istilah jaman sekarang itu “sefrekuensi”. Karena setiap orang berhak bahagia dengan
cara mereka masing masing, jadi lakukan apa yang kamu suka, dan cintai apa yang kamu
lakukan. selama tidak meresahkan dan menganggu masyarakat umum, itu tidak akan jadi
masalah.
Alasan :
Dari sini pentingnya melihat dari dua sisi yang berbeda. Berawal dari ketidakterimaan
masyarakat, diskriminasi dan membuat mereka membentuk subkultur baru yang bisa
menerima mereka. Karena subkultur itu ibarat pelindung orang-orang yang ditolak ataupun
merasa tertolak oleh akar budaya (Budaya Daerah), tapi mereka sendiri tahu akar budaya
mereka sendiri. sub-culture tidak pernah membenci akar budayanya sendiri. mereka hanya
ingin eksistensinya di lihat dan di apresiasi oleh orang lain.