Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPEMIMPINAN PADA PT. YAKULT INDONESIA PERSADA NGORO-MOJOKERTO

Dosen Pengampu : Daisy Marthina Rosyanti, SE. MM

Kelas: Perilaku Organisasi (K)

Disusun oleh : Kelompok 7


1. Aura Alfnavisa A. 21012010203
2. Satrio Bagus Utomo 21012010234
3. Dessy Anggelina T. 21012010398
4. Mirza Hisyam Budiman 21012010416
5. Muhammad Zaki Dhaifullah 21012010477

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT. Yakult Indonesia Persada berdiri sejak tahun 1990 dan mulai produksi pada tahun
1991 hingga saat ini. PT. Yakult Indonesia persada memproduksi minuman susu fermentasi yang
bagus untuk kesehatan pencernaan yang bernama Yakult. Alasan utama mengapa minuman
Yakult ini bagi kesehatan pencernaan, karena mengandung bakteri baik Lactobacillus Casei Strain
yang mampu hidup didalam usus dan mampu melawan bakteri-bakteri jahat didalam usus.
Minuman Yakult juga sudah memiliki lisensi dari Yakult Honsha Co. Ltd., Jepang yang berarti
sudah terjamin kualitasnya. Karena tujuan dari Yakult itu sendiri adalah menciptakan keluarga
yang sehat dan bahagia.

Cabang dari Yakult sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia seperti, Sumatera,
Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi dan Kalimantan dengan jumlah karyawan lebih dari
6000 orang. Karyawan yang dimiliki oleh PT Yakult Indonesia Persada menganut visi, misi serta
semboyan dari perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kinerja dari karyawan itu sendiri
agar senantiasa memberikan yang terbaik untuk perusahaan dan konsumen. Nilai-nilai inilah yang
membuat PT Yakult Indonesia Persada berkembang terus dan penjualannya menjadi nomor satu
di Yakult Group selain negara Jepang.

Berkambangnya PT. Yakult Indonesia persada tidak lepas dari seorang pemimpin yang
mengolola berbagai macam hal dalm perusahaan. Tentunya setiap orang memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan kenyamana pemimpin dan juga karyawannya. Karena
karyawan dapat menilai apakah gaya kepemimpinan tersebut sudah cocok dengan mereka.
Seandainya tidak cocok maka akan berpengaruh juga dengan kinerja dari karyawannya.
Menyejahterakan karyawan tentunya juga perlu dilakukan untuk mempertahankan kualitas dari
karyawannya.

Pemimpin yang buruk tentunya akan menghasilkan yang buruk pula, begitu juga
sebaliknya. Jadi sebisa mungkin seorang pemimpin mengerti apa yang diinginkan oleh karyawan
agar terbentuknya satu visi dan misi yang sama. Dengan demikian akan menimbulkan simbiosis
yang saling menguntungkan bagi satu sama lain. Kerjasama dalam tim adalah hal yang paling
dibutuhkan didalam perusahaan. Didalam perusahaan tidak mungkin akan bekerja sendiri.
Pastinya ada orang lain yang memiliki tugas masing-masing. Disinilah peran pemimpin untuk
menyatukan semua karyawan agar bisa saling membantu satu sama lain. Karena pemimpin yang
baik akan menciptakan lingkungan yang baik juga.

Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan latar belakang dari pembuatan
makalah ini adalah mengetahui bagaimana cara memimpin PT. Yakult Indonesia Persada yang
begitu besar dan memiliki banyak karyawan agar tetap maju lebih baik lagi. Karena seperti yang
kita ketahui bahwa minuman susu fermentasi Yakult sudah sangat terkenal dan digemari oleh
banyak keluarga. Tentunya hal ini tidak lepas dari seorang pemimpin yang handal dalam
melakukan tugasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Gaya kepemimpinan apa yang digunakan di PT. Yakult Indonesia Persada?
2. Apakah sudah efektif gaya kepemimpinan yang dilakukan?
3. Apakah karyawan sejahtera dengan gaya kepemimpinan tersebut?
4. Apakah Dengan gaya kepemimpinan tersebut dapat menjadi kekuatan dalam
berkembangnya perusahan PT. Yakult Indonesia Persada?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara memimpin yang benar
2. Mengetahui cara efektif untuk memimpin
3. Mengetahui cara membuat karyawan sejahtera
4. Mengetahui cara menciptakan kekuatan yang kuat untuk perusahaan
D. Manfaat
1. Menambahkan wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai kepemimpinan yang berada
di PT. Yakult Indonesia Persada
2. Mengetahui penerapan secara nyata mengenai kepemimpinan yang dilakukan
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan


menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Stoner (1996 : 161),
kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota kelompok. Menurut Geneen (1984: 80), kepemimpinan diartikan sebagai
seperangkat kemampuan individual yang sangat subyektif dan sulit diukur secara kualitatif
dengan angka. Kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain adalah bersumber dari hati
nurani yang sangat subyektif tersebut. Oleh karena tidak punya ukuran obyektif, kepemimpinan
tidak dapat diajarkan, apalagi ditiru oleh seseorang sejak dilahirkan.

Secara umum, kepemimpinan melibatkan kemampuan untuk memimpin dan mengelola


orang-orang dalam suatu organisasi atau kelompok, serta mengambil keputusan yang tepat dalam
mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan, arti kepemimpinan dalam organisasi adalah
kemampuan individu atau sekelompok individu untuk mengarahkan, mempengaruhi, dan
mengelola anggota organisasi dengan tujuan mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi secara
efektif. Seorang pemimpin dalam konteks organisasi bertanggung jawab untuk memberikan
arahan, menginspirasi, memotivasi, dan mempengaruhi anggota tim untuk mencapai kinerja yang
optimal.

B. Teori Kepemimpinan

Menurut Stephen P. Robbins, terdapat beberapa teori kepemimpinan yang dijelaskan


dalam bukunya "Organizational Behavior". Berikut adalah beberapa teori kepemimpinan yang
diuraikan oleh Robbins:

1. Teori Karakteristik Pemimpin (Trait Theory)

Teori ini berfokus pada karakteristik kepribadian atau sifat-sifat yang dimiliki
oleh pemimpin yang efektif. Menurut teori ini, pemimpin memiliki serangkaian
karakteristik seperti kepercayaan diri, keberanian, pengetahuan, kejujuran, dan
kemampuan komunikasi yang tinggi. Namun, teori ini tidak dapat secara konsisten
mengidentifikasi karakteristik tertentu yang secara konsisten berkaitan dengan
kepemimpinan yang sukses.

2. Teori Perilaku Pemimpin (Behavioral Theory)

Teori ini menekankan perilaku pemimpin sebagai faktor yang penting dalam
mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan. Teori ini mengidentifikasi dua gaya
kepemimpinan utama: kepemimpinan orientasi tugas (task-oriented leadership) dan
kepemimpinan orientasi hubungan (relationship-oriented leadership). Gaya
kepemimpinan orientasi tugas berfokus pada pencapaian tugas dan efisiensi, sementara
gaya kepemimpinan orientasi hubungan lebih fokus pada kesejahteraan dan hubungan
interpersonal dengan anggota tim.

3. Teori Kontingensi Kepemimpinan (Contingency Leadership Theory)

Teori ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan dipengaruhi oleh situasi


tertentu. Salah satu teori yang terkenal dalam konteks ini adalah Teori Jalan Tengah
(Path-Goal Theory) yang dikemukakan oleh Robert House. Teori ini menyatakan bahwa
pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan kebutuhan dan
karakteristik anggota tim serta situasi yang dihadapi. Pemimpin harus memberikan
dukungan, arahan, motivasi, dan menghapus hambatan agar anggota tim dapat mencapai
tujuan mereka.

4. Teori Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership Theory)

Teori ini menekankan peran penting pemimpin dalam menginspirasi dan


mengubah anggota tim. Pemimpin transformasional mampu mengubah pandangan, nilai,
dan motivasi anggota tim melalui inspirasi, visi yang menarik, dan perhatian terhadap
kebutuhan pribadi anggota tim. Pemimpin transformasional juga mendorong pencapaian
tingkat kinerja yang lebih tinggi dan menciptakan iklim organisasi yang inovatif.
C. Gaya Kepemimpinan

Stephen P. Robbins menggambarkan beberapa gaya kepemimpinan dalam bukunya


"Organizational Behavior". Berikut adalah beberapa gaya kepemimpinan yang dijelaskan oleh
Robbins:

1. Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadership)

Gaya kepemimpinan otoriter ditandai oleh kontrol yang kuat dan pemimpin yang
memberikan arahan yang jelas kepada anggota tim. Pemimpin yang menggunakan gaya
ini mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan anggota tim dalam proses
pengambilan keputusan. Mereka cenderung memberikan arahan spesifik, menetapkan
aturan yang ketat, dan mengharapkan ketaatan dari anggota tim. Gaya kepemimpinan
otoriter efektif dalam situasi-situasi darurat atau ketika keputusan cepat diperlukan.

2. Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership)

Gaya kepemimpinan demokratis melibatkan partisipasi anggota tim dalam


pengambilan keputusan. Pemimpin dengan gaya ini memfasilitasi diskusi, mendorong
umpan balik, dan melibatkan anggota tim dalam merumuskan tujuan dan keputusan
organisasi. Pemimpin demokratis cenderung menciptakan iklim kerja yang kolaboratif,
membuka ruang bagi ide-ide kreatif, dan memberikan kepercayaan kepada anggota tim.
Gaya kepemimpinan demokratis sering kali efektif dalam situasi di mana kreativitas,
partisipasi, dan pemecahan masalah bersama diperlukan.

3. Kepemimpinan Laissez-Faire (Laissez-Faire Leadership)

Gaya kepemimpinan laissez-faire ditandai oleh keterlibatan minimal dari


pemimpin dalam mengambil keputusan atau mengarahkan anggota tim. Pemimpin
dengan gaya ini memberikan kebebasan yang tinggi kepada anggota tim untuk
mengambil keputusan dan mengelola tugas mereka sendiri. Gaya kepemimpinan ini
sering digunakan ketika anggota tim memiliki tingkat keterampilan yang tinggi dan
mandiri dalam menyelesaikan tugas mereka. Namun, kepemimpinan laissez-faire dapat
menjadi tidak efektif jika anggota tim mengalami kebingungan, kekurangan arahan, atau
kurangnya dukungan dari pemimpin.
Gaya kepemimpinan yang efektif dapat berbeda tergantung pada situasi, kebutuhan
organisasi, dan karakteristik anggota tim. Seorang pemimpin yang efektif dapat menggunakan
pendekatan yang berbeda-beda dalam memimpin, tergantung pada tugas, situasi, dan kebutuhan
spesifik yang dihadapi.

C. Efektivitas Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi

Efektivitas gaya kepemimpinan dalam PT Yakult akan sangat tergantung pada konteks
organisasi, budaya perusahaan, dan kebutuhan tim. Namun, berikut ini adalah beberapa gaya
kepemimpinan yang umumnya dianggap efektif dan dapat diterapkan dalam PT Yakult:

1. Kepemimpinan transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional melibatkan inspirasi, motivasi, dan


pemimpin yang menjadi contoh bagi anggota tim. Dengan membangun visi yang kuat dan
memotivasi karyawan untuk mencapai potensi terbaik mereka, gaya ini dapat membantu
menciptakan budaya kerja yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan.

2. Kepemimpinan kolaboratif

Kepemimpinan kolaboratif melibatkan kerjasama dan partisipasi aktif dari


anggota tim. Dalam konteks PT Yakult, di mana kerja tim dan kolaborasi sangat penting,
gaya kepemimpinan ini dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
berkontribusi, berbagi ide, dan merasa termotivasi untuk mencapai tujuan bersama.

3. Kepemimpinan otoritatif

Gaya kepemimpinan otoritatif melibatkan pemimpin yang mengambil keputusan


dan memberikan arahan yang jelas kepada tim. Dalam situasi di mana keputusan cepat
dan tegas diperlukan, misalnya dalam menghadapi perubahan pasar yang cepat,
kepemimpinan otoritatif dapat memberikan kepastian dan arah yang diperlukan.

4. Kepemimpinan pemberdayaan

Kepemimpinan pemberdayaan melibatkan memberikan wewenang kepada


anggota tim untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.
Dalam PT Yakult, di mana inovasi dan adaptabilitas penting, memberdayakan karyawan
dengan kebebasan dan tanggung jawab dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas.

5. Kepemimpinan situasional

Kepemimpinan situasional melibatkan pemimpin yang dapat menyesuaikan gaya


kepemimpinannya berdasarkan situasi dan kebutuhan tim. Ini berarti pemimpin harus
memiliki pemahaman yang baik tentang karyawan, mampu mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan mereka, dan menyesuaikan pendekatan kepemimpinan untuk mendukung
kinerja yang optimal.

Setiap gaya kepemimpinan memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Oleh karena
itu, penting bagi seorang pemimpin di PT Yakult untuk memiliki fleksibilitas dan kemampuan
untuk mengadopsi gaya kepemimpinan yang tepat sesuai dengan kebutuhan situasional dan tim.

D. Tantangan Efektivitas Kepemimpinan

Sebagai seorang pemimpin di PT Yakult, ada beberapa tantangan yang dapat


mempengaruhi efektivitas. Berikut ini beberapa tantangan dihadapi:

1. Perubahan pasar

Industri dan pasar selalu berubah. Anda mungkin dihadapkan pada perubahan
tren konsumen, persaingan yang meningkat, atau bahkan perkembangan teknologi baru
yang dapat memengaruhi bisnis PT Yakult. Tantangan ini memerlukan kepemimpinan
yang adaptif dan mampu merumuskan strategi yang efektif untuk menghadapi perubahan
tersebut.

2. Komunikasi internal

PT Yakult mungkin memiliki tim yang besar atau tersebar di berbagai lokasi.
Tantangan dalam menjaga komunikasi yang efektif antara Anda dan tim Anda adalah hal
yang penting. Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan ketidakjelasan, konflik, atau
ketidakefisienan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki
saluran komunikasi yang terbuka, jelas, dan efektif dengan tim Anda.

3. Pengembangan tim

Membangun tim yang kuat dan kompeten adalah tantangan lainnya. Anda perlu
mengidentifikasi bakat potensial dalam organisasi dan memberikan pengembangan yang
tepat kepada mereka. Selain itu, mengelola konflik antar anggota tim dan
mempromosikan kerjasama tim yang sehat juga merupakan tantangan kepemimpinan
yang penting.

4. Perubahan budaya perusahaan

Jika PT Yakult mengalami perubahan strategis atau restrukturisasi, Anda sebagai


pemimpin perlu mengelola perubahan budaya perusahaan. Mengubah budaya organisasi
adalah proses yang kompleks dan memerlukan waktu serta upaya yang berkelanjutan.
Anda harus mampu menginspirasi dan mempengaruhi karyawan untuk menerima
perubahan dan beradaptasi dengan budaya baru.

5. Pengambilan keputusan

Sebagai pemimpin, Anda akan dihadapkan pada situasi di mana Anda perlu
mengambil keputusan penting dalam waktu yang terbatas. Tantangan ini membutuhkan
kemampuan untuk menganalisis informasi dengan cepat, mengevaluasi risiko, dan
membuat keputusan yang tepat. Penting untuk mengembangkan kemampuan
pengambilan keputusan yang baik dan tetap tenang dalam situasi yang menantang.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, penting untuk terus belajar dan


mengembangkan keterampilan kepemimpinan Anda. Dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada, membangun hubungan yang baik dengan tim, dan memimpin dengan integritas, Anda dapat
meningkatkan efektivitas kepemimpinan Anda di PT Yakult.
BAB III

PEMBAHASAN

Yakult merupakan minuman susu fermentasi yang bisa dibilang mirip dengan yogurt
yang terbuat dari campuran fermentasi skimmed milk dan gula dengan lactobacillus casei. L.
casei sendiri dapat ditemui dalam sistem pencernaan, karena hal itu minuman yng diciptakan oleh
doktor Minoru Shirota pada tahun 1930 ini dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk
kesehatan khususnya kesehatan usus atau sistem pencernaan.

Dr. Minoru Shirota, Pendiri Yakult, percaya akan pentingnya pencegahan sebelum sakit
dan “usus yang sehat membawa pada umur panjang”. Beliau menganjurkan untuk menyebarkan
kesehatan yang diinginkan setiap orang dengan harga terjangkau. Ide-ide Dr. Shirota ini disebut
sebagai “Shirotaisme” dan menjadi dasar bagi kegiatan usaha perusahaan Yakult.

A. Peranan lingkungan kerja positif terhadap kinerja karyawan

Lingkungan kerja merupakan keadaan di sekitar tempat kerja. Lingkungan kerja dapat
berupa sarana dan prasarana yang berada dalam tempat kerja serta hubungan antar sesama rekan
kerja. Lingkungan kerja yang buruk akan menjadi potensi penyebab karyawan tidak nyaman
dalam kerja, mudah sakit apabila ruangan kantor yang tidak sehat, dan mudah stress sehingga
sulit untuk berkonsentrasi saat bekerja berakibat terhadap menurunnya produktivitas kerja
karyawan.

Tentu saja PT Yakult Indonesia Persada memperhatikan lingkungan kerja secara fisik
maupun nonfisik, berikut merupakan hal hal yang dilakukan PT Yakult Indonesia Persada untuk
menjaga lingkungan kerja yang positif:

1. Menerapkan Aturan Ketat Terkait Kebersihan

Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dimulai dari kebersihan. Lingkungan


kerja yang bersih tidak hanya enak untuk dipandang, tetapi juga bisa meningkatkan
produktivitas karyawan. Karyawan Yakult tidak akan merasa sumpek karena tumpukan
sampah atau bau menyengat. Sehingga mereka bisa lebih fokus untuk menyelesaikan
pekerjaannya

2. Karyawan dengan Kepribadian yang Positif


Sesuai dengan visi dari PT YAKULT PERSADA sendiri yaitu membentuk
keluarga yang bahagia dan suatu masyarakat yang sehat di dalam negeri dan diseluruh
dunia. Oleh karena itu, PT YAKULT PERSADA merekrut karyawan yang memiliki
kepribadian yang positif. Karyawan dengan kepribadian yang positif diyakini bisa
mempengaruhi karyawan lainnya untuk bersikap yang sama.

3. Ruang Kerja yang Luas

Faktanya, tata letak yang seperti dapat membuat ruang gerak karyawan menjadi
terbatas. Sementara dengan ruang kerja yang luas, karyawan bisa bebas bergerak,
sirkulasi udara pun lancar, bahkan komunikasi antar karyawan menjadi lebih mudah.
Oleh karena itu, PT YAKULT PERSADA memfasilitasi ruang kerja yang cukup luas bagi
karyawan-karyawan mereka seperti yang kita lihat kemarin di pabrik Yakult Mojokerto.

B. Peranan penghargaan terhadap kinerja karyawan

Pemberian reward atau penghargaan bukan hanya untuk mempertahankan karyawan


tetapi juga memberikan dorongan kepada karyawan untuk memiliki perilaku dan sikap yang lebih
positif dalam bekerja yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Keberadaan karyawan yang
loyal dan berprestasi dalam perusahaan perlu diberikan perlakuan khusus seperti pemberian
reward atau penghargaan.Itulah yang dilakukan oleh PT YAKULT PERSADA yaitu memberikan
reward atau penghargaan kepada para karyawannya yang berprestasi, dan juga untuk karyawan
yang tingkat kehadirannya bagus tidak pernah terlambat datang dan izin dalam jam kerja seperti
tiker liburan,dll. Hal ini akan membuat karyawan menjadi bersemangat dalam bekerja. Alangkah
baiknya perusahaan lain mencontoh dan memberikan reward atau penghargaan kepada para
karyawan yang berprestasi serta tingkat kehadiran karyawan yang bagus dengan memberikan
bonus atau cindera mata yang membuat karyawan menjadi bersemangat, bergairah dan tentunya
akan meningkatkan kinerja karyawan, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Berikut adalah
beberapa manfaat dari pemberian reward kepada karyawan :

1. Karyawan jadi lebih produktif

Perlu diingat, reward yang diberikan bukan berarti harus berbentuk materil.
Bentuk non material seperti pujian atau apresiasi bisa membuat karyawan senang dan
bahagia. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tak hanya mengambil benefit dari karyawan
saja, tapi juga ada timbal balik berupa perhatian. Apresiasi dan pujian ini faktanya malah
membuat karyawan bahagia karena kinerjanya dihargai. Lebih dari itu, karyawan menjadi
loyal dan jadi lebih produktif. Sebab, semuanya dilakukan dengan hati yang bahagia dan
senang.

2. Atasan lebih dekat dengan bawahan

Atasan yang sering memberikan reward terhadap karyawannya, terbukti memiliki


relasi yang baik dengan karyawannya. Bahkan, tanpa disadari, apresiasi atau pujian kecil
yang sering dilakukan atasan bisa menambah rasa percaya diri bawahannya.Dengan
begini, lingkungan kerja pun jadi lebih kondusif sehingga produktivitas karyawan juga
meningkat.

3. Membentuk karyawan yang loyal

Minimnya perhatian perusahaan terhadap kinerja karyawan dapat menyebabkan


turnover yang tinggi. Alhasil, karyawan yang potensial pun lepas dari genggaman.
Ditambah lagi, untuk mendapat karyawan baru akan membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Jadi, lebih banyak kerugian yang didapat perusahaan bila tidak ada kebijakan
reward.

4. Membangun image perusahaan

Karyawan yang kecewa kemudian memutuskan resign dari kantor, secara tak
langsung akan membawa gambaran perusahaan. Terlebih lagi jika karyawan tersebut
berbicara negatif tentang perusahaan setelah dirinya keluar. Tanpa disadari image
perusahaan pun dilihat kalangan profesional menjadi kurang baik. Bagi perusahaan besar
yang memiliki target jangka panjang, hal ini sangat membahayakan bagi berjalannya
bisnis.

C. Peran kepemimpinan dalam peningkatan kinerja

Kepemimpinan yang efektif dapat memberikan arah, inspirasi, dan dukungan kepada
karyawan.Pemimpin PT Yakult Indonesia Persada memberikan insipirasi dan motivasi kepada
karyawan untuk sehingga para karyawan lebih berinisiatif, bertanggung jawab, dan
mengembangkanpotensi mereka dengan cara bekerja secara optimal.

Dan juga memberikan kritik membangun dan membimbing karyawannya. Pemimpin


yang memberikan kritik membangun dan membina karyawan dalam memperbaiki kinerja mereka
merupakan kepemimpinan ideal dalam suatu organisasi .Hal-hal tersebut dapat meningkatkan
hubungan harmonis dalam lingkungan pekerjaan, sehingga visi dari Yakult sendiri terjalan yaitu
membuat keluarga bahagia yang bermulai dari lingkungan kerja yang berasaskan kekeluargaan
dan harmonis.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan yang efektif di PT Yakult Persada Indonesia memiliki pengaruh yang


signifikan pada kinerja karyawan, budaya organisasi, pengembangan karyawan, komunikasi
organisasi, dan keberlanjutan perusahaan. Pemimpin yang baik dapat membantu meningkatkan
produktivitas, menciptakan lingkungan kerja yang positif, memotivasi karyawan, memfasilitasi
komunikasi yang efektif, dan mencapai pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan.
DOKUMENTASI FIELD STUDY
DAFTAR PUSTAKA

Stephen P. Robbins, Essentials of Organization Behavior, 7th Edition (Upper Saddle


River, New Jersey: Prentice Hall, 2003)

Yakult Indonesia Persada. (2023, April). Retrieved from Yakult.co.id:


https://yakult.co.id/kunjungan-pabrik

Anda mungkin juga menyukai