Anda di halaman 1dari 74

MODE DASAR VENTILATOR DAN

TATALAKSANA JALAN NAFAS

Dr. Aliana Dewi., SKp., MN


Disampaikan pada acara Webinar Keperawatan Nasional 28 Mei 2023
No. HP : 081808859066
e Mail : aliana.dewi@yahoo.co.id
• Diploma 3: Akper RSPAD Gatot Soebroto
• S1 FIK UI
Education • Master of Nursing The University of Technology Sydney Australia
• Doktor Keperawatan FIK UI

• 2023 – Now : Ketua Bidang Diklat dan Penelitian PP Hipercci


• 2012 – 2022 : Ketua Umum HIPERCCI
Organization • 2011 - Now : Narasumber/Fasilitator Pelatihan ICU Kemenkes RI dan HIPERCCI
• 2018 – 2023 : Bendahara SEAFCCN (South East Asia Federation Critical Care Nurses)
• 2018 – Now : Asesor LAMPTKes
• 2018 – Now : Asesor LSP Nakes Kemenkes RI
• 2018 – 2023 : Diklat PP KREKI (Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia)
• 2009 – 2013 : Surveior KARS KEMENKES RI

• 2022 – Now : Dekan FKK Universitas Binawan


Work • 2003- Now : Dosen Universitas Binawan
Experiences • 2011- Now : Narasumber/fasilitator Pelatihan ICU Kemenkes dan Hipercci
• 2018-2019 : Dekan FKK Universitas Binawan
• 2013-2018 : Kaprodi Keperawatan STIKes Binawan
• 2008-2011 : Direktur AKPER PEMKAB Musi Banyuasin
• 1991-2002 : Perawat ICU RS Mitra Internasional Jatinegara Jakarta
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
VENTILASI
MEKANIK
Sebuah metode untuk Alat :
membantu/menggantikan Ventilator
(mengambil alih) dari
proses napas spontan,
Total maupunsebagian
VENTILASI PARU
INSPIRASI EKSPIRASI

KONTRAKSI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA → RELAKSASI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA


IGA TERANGKAT → IGA KE POSISI SEMULA

KONTRAKSI DIAFRAGMA →DIAFRAGMA RELAKSASI DIAFRAGMA → DIAFRAGMA


BERGERAK INFERIOR BERGERAK KE POSISI SEMULA

INSERT

VOLUME VOLUME
INTRATORAK PRESSURE
PRESSURE
5
KURVA NAFAS SPONTAN DAN
VENTILASI MEKANIK
PEAK PRESSURE

PLATEAU
PRESSURE
PRESSURE

TIME
0

Inspirasi Ekspirasi

6
PERBEDAAN ANTARA NAFAS SPONTAN DAN NAFAS
VENTILASI MEKANIK

PRESSURE Inspirasi = Tekanan positif

INSPIRASI EKSPIRASI
Ekspirasi = Tekanan > negatif

Ventilasi mekanik
TIME
0
Nafas spontan Intrapleural pressure
-2
Ekspirasi = Tekanan Positif

Inspirasi = Tekanan negatif


Definisi
• Ventilasi mekanik: upaya untuk membantu atau
menggantikan napas spontan seseorang
• Ventilator mekanik: alat pernapasan bertekanan negatif atau
positif yang mampu membantu (sebagian) atau mengambil
alih (seluruh) fungsi pertukaran gas paru/ mempertahankan
ventilasi untuk mempertahankan hidup.

Dzulfikar DLH, Ismawaty N. Karakteristik Penderita yang Mendapatkan Tindakan Ventilasi Mekanik yang Dirawat di Ruang Perawatan Intensif Anak Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung. Diunduh dari: http://isid.pdii/lipi.go.id/admin/jurnal/392077579.pdf.
Early ventilators

9
Ventilator Tekanan Positif
• Learning Ventilator

Learning Ventilator

10
Ventilator : ventilasi

• Ventilasi = keluar masuknya udara dari atmosfer ke alveolus


• Ventilator = menghantarkan (delivery) udara/gas TEKANAN
POSITIF ke dalam paru
• Faktor yang diperhatikan :
• Ventilasi semenit = TV x RR (frekuensi nafas)
• TV = 5-7 cc/kgBB
• RR = 10 –12 kali/menit
• Compliance
• Airway Resistance

11
Indikasi Pemasangan

• Gangguan Ventilasi Paru :


• Disfungsi otot nafas :
kelelahan otot nafas, kelainan dinding torax, penyakit neuromusculer
(GBS, poliomyelitis, myastenia)
• Peningkatan tahanan jalan nafas (COPD, severe astma )
• Gangguan kendali nafas (intoxikasi obat / overdosis, trauma capitis )

12
Indikasi Pemasangan
• Gangguan Oksigenasi :
• Hipoksik hipoksia : disebabkan oksigen yang masuk kurang mis.
menghirup CO2 pada kebakaran, pneumoni, contusio paru
• Stagnan hipoksia : o.k gangguan pada jantung menyebabkan edema
paru : AMI,cardiomyopathy, hypertensi heart disease.
• Anemia hipoksia : pada perdarahan hebat dimana belum ada tindakan
tranfusi.
• Histotoksik hipoksia: disebabkan pemakaian oksigen yang tinggi pada
psn sepsis.

13
Indikasi Lain
• Pemberian Sedasi Berat / Obat Pelumpuh Otot
• Menurunkan Kebutuhan Oksigen
• Mencegah Atelektasis
• Menurunkan TIK
• Anestesia
• Stabilisasi Dinding Dada

14
Kriteria Klinik untuk bantuan ventilasi mekanik

PARAMETER INDIKASI NORMAL RANGE


VENTILASI
Mekanik (RR) > 35x/m 10-20x/m
TV (cc/kg) <5 5-7
Oksigenasi < 60 dg FiO2 0,6 75-100 (air)
(PaO2- mmHg)
P(A-a DO2) mmHg > 450 25-65(FiO2 1.0)

Ventilasi > 60 35-45


(PaCO2-mmHg)
15
Volume =Isi/Kapasitas, Tidal Volumedan
Minute Volume,
Sat :Liter/Menit

Pressure :Tekanan(P)

BASIC TERM
Gas Flow :Alirangas
VENTILATOR
Resistance :Tahanan /hambatan

Compliance :Perubahan Volume Paruyang


diakibatkan suatutekanan
1. TIPE MANDATORY
(Controling / Limit)
TIPE MANDATORY
(CONTROLING, LIMIT)
Volume control Pressure control
Perbedaan Tipe 1.TV yangdiberikan 1.TV yangdiberikan
mandatory sesuai seting berubah2
ventilator 2.Tekanan di jln
Volume dan (Konstan) nafas sesuai dgn
Pressure 2.Tekanan di jln setting ventilator
nafasberubah2 (Konstan)
3.Inspirasiberakhir 3.Inspirasiberakhir
setelah TV setelah pressure
tercapai. tercapai.
VOLUME
CONTROLING
KEUNTUNGAN
VOLUME CONTROL
KERUGIAN
VOLUME CONTROL
PRESURE
CONTROL
KEUNTUNGAN
PRESSURE CONTROL
KERUGIAN
PRESSURE
CONTROL
MODE/MODUS
MODE /
MODUS
TRADITIONAL
/ BASIC MODE
1. CONTROL/ ACMODE
INDIKASI
CONTROL/
AC MODE
Tidal volume atau level Pressure

RR
Parameter
Setting Mode PEEP

Control : FiO2

I:Erasio

Sensitivity /Trigger
2. SIMV MODE
1. INTERMITTEN MANDATORY

Pernafasan selang seling antara nafas


pasien dan Ventilator, dimana pasien
bernafas diantara kontrol nafas ventilator

Karakteristik :
• Pasien sudah adaTrigger,
• Seting RrVentilator Rendah /<10
2. Sinkronisasi
INDIKASI
SIMV MODE
Tidalvolume/LevelPressure

Respiratory rate/ siklus SIMV


Parameter
Setting Mode PEEP
SIMV : FiO2
LevelPS
Sensitifitas /Trigger
3. SPONTAN MODE

1. PRESSURE SUPPORT, PS/HIGH > PEEP

2. CPAP (CONTINUS POSITIF AIRWAY


PRESSURE) PS < / = PEEP
INDIKASI
SUPPORT/ SPONTAN
MODE
Pressure SupportLevel

Parameter PEEP
Setting :
Trigger /Sens

FiO2
3. PARAMETER
SETTING RANGE
Tidal Volume (VT)
Pressure
Respiratory Rate (RR)
Fraksi Oksigen, (FiO2)
Inspirasi:Ekspirasi (I:E) Ratio
Sensitifity/Trigger
PEEP (Positive End Expiratory Pressure)

➢ PEEP adalah Baseline pressure


➢ Menyebabkan alveoli terbuka/Mengembang
➢ Evidance Base PEEP 5 (Fisiologis)
Setting Ventilator
• Parameter :
• Frekuensi napas
• Volume tidal
• Minute volume
• Peak airway pressure
• Fraksi oksigen
• I : E rasio
• PEEP
• Suhu humidifier
48
• Sistem Alarm
• High pressure
• Low pressure
• Low tidal volume

49
Penyebab Obstruksi Jalan Napas
• Benda asing • Trauma
• Lidah • Aspirasi
• Edema Laring • Infeksi atau reaksi
• Spasme Laring alergi berat

50
Pengenalan Obstruksi Jalan Napas

Obstruksi ringan  Obstruksi berat

Pasien responsive, mampu  Tidak mampu bernapas, berbicara,


bernapas dan batuk
Umumnya batuk dan  Mungkin mencengkeram
mengalami suara napas yang kerongkongan, berubah menjadi
ribut sionosis, dan bergerak dengan kalut
Pantau kondisi pasien dengan  Batuk lemah, tidak efektif, ataupun
ketat tidak mampu batuk sama sekali
Senantiasa siap untuk  Terdapat stridor saat inspirasi dan
intervensi sianosis

51
Mengenali Pernapasan Tidak Adekuat
Frekuensi napas < 12 kali/ menit, atau > 20 kali/ menit
Sianosis : indikator rendahnya kadar oksigen darah
Kecenderungan posisi
Posisi kepala ditinggikan
Posisi Semi-Fowler
Rasakan pergerakan udara pernapasan
Observasi pergerakan dada simetris
Amati adanya gerakan paradoks
Kaji adanya pulsus paradoxus.
Tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mm Hg selama inhalasi.

52
Pernapasan Tidak Adekuat
•Tanyakan riwayat penyakit yang di derita saat ini:
•Onset, pencetus, durasi ?
•Gejala lainnya ?
•Intervensi, riwayat rawat inap sebelumnya ?
•Medikasi dan kepatuhannya ?
•Faktor-faktor resiko ?

53
Mengenali Pernapasan Tidak Adekuat

• Langkah menagement • Evaluasi meliputi:


jalan napas:
• Inspeksi
• Buka jalan napas • Palpasi
• Bersihkan jalan napas • Auskultasi
• Kaji pernapasan
• Lakukan intervensi yang
sesuai

54
Sistem Oksigen Aliran rendah
(Low Flow Oxygen Delivery System)
• Nasal cannula
• 24 - 44% FIO2 (1-6L/min)
• Simple Face mask
• 40 - 60% FIO2 (5-8L/min)
• Partial Rebreather mask
• 60 - 75% FIO2 (6-11L/min)
• Non Rebreather mask
• 80 - 95% FIO2 (10-15L/min)

55
Sistem Oksigen Aliran Rendah

56
Sistem Oksigen Aliran Tinggi
(High Flow Oxygen Delivery System)

• Venturi mask
• 24 - 55% FIO2 (4-10L/min)
• Aerosol mask, face tent, Tracheostomy collar
• 24 - 100% FIO2 (10/min)
• T piece
• 24 - 100% FIO2 (10L/min)

57
Venturi Mask Tracheostomy Masks

58
Advanced Airway Management
• Alasan primer:
• Kegagalan mempertahankan kepatenan jalan
napas
dan/ atau
• Kegagalan untuk mengambil oksigen dan
melakukan ventilasi
• Melibatkan penempatan alat jalan napas lanjutan

59
Jalan napas buatan
• Mempertahankan jalan napas
• Melindungi jalan napas
• Memfasilitasi bersihan jalan napas
• Memfasilitasi ventilasi mekanik

Indikasi penggunaan jalan napas buatan


 Obstruksi jalan napas partial ataupun complete
 Aspirasi benda asing atau makanan
 Edema laring post intubasi
 Depresi sistem saraf pusat akibat penggunaan sedatif & narkotik
 Trauma kepala atau cedera leher
 Reaksi alergi
60
Tipe-tipe jalan napas buatan
• Oropharyngeal
• Nasopharyngeal
• Endotracheal tube
• Tracheostomy

61
Oropharyngeal Airway
Pasien yang sadar, tidak dapat mentoleransi jalan napas ini !

62
Oropharyngeal Airway

• Alat berbentuk melengkung,


plastik keras
• Cocok/ pas untuk dtempatkan
di belakang lidah
• Harus ditempatkan pada
pasien tidak sadar (no
respon), yang tidak memiliki
refleks gag/ muntah

63
Penempatan Oropharyngeal

64
Nasopharyngeal Airway

65
Penempatan Nasopharyngeal

66
Endotracheal Tube

67
Endotracheal Tube
• Struktur dasar
meliputi:

• Proximal end
• Tube
• Cuff dan pilot balloon
• Distal tip

Catatan: Umumnya komplikasi lanjut disebabkan oleh balon (cuff)

68
Penempatan Jalan Napas Yang Benar

69
Endotracheal Tube
• Nursing care
• Pastikan peralatan dan mesin suction bekerja dengan baik.
• Pre-oksigenasi pasien untuk tindakan intubasi.
• Berikan medikasi untuk tindakan intubasi.
• Siapkan oral hygiene yang baik.
• Reposisi dari satu sisi ke sisi yang lain.
• Suction saat diperlukan.
• Beri tanda pada tube untuk memastikan posisi sudah tepat.

70
Pre - Oksigenasi
• Penting sebelum intubasi
• 2–3 menit untuk pasien apneu atau hipoventilasi.
• Mencegah terjadinya hipoksia.
• Pantau SpO2 dan capai saturasi mendekati 100%
semaksimal mungkin.

71
Tracheostomy
Insisi pembedahan pada trachea (windpipe) tepat dibawah larynx

72
Komplikasi jalan napas buatan

Infeksi
Trauma –pneumothorax, subcutaneous emphysema
Perdarahan
Cardiac dysrhythmias
Obstruksi/ tercabutnya tube Cardiac dan respiratory arrest
Kematian

73

Anda mungkin juga menyukai