INTENSIVE
CARE
I PUTU
ARTAWAN
Curiculum Vitae
I Putu Artawan
Pendidikan :
S1 Kep Unud
S2 Managemen UNDIKNAS
Pekerjaan:
- RSUP Sanglah Denpasar
Ketua Komkep
- Ketua HIPERCCI Bali
Pelatihan :
- TOT Keperawatan Kritis
- TOT Ventilasi Mekanik
- Pel ICU
- Tenaga Pelatih Program
Kesehatan
- Preceptorship dan
Mentorship
putuartawan1967@gma
il.com
Setelah pembelajaran peserta pelatihan
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
mampu
dengan ventilasi mekanik
Tujuan Khusus
Peserta dapat :
1. Memahami dan Menjelaskan kembali tentang ventilasi mekanik
2. Menerapkan prosedur perawatan & penyapihan pasien
dengan VM
3. Memahami asuhan keperawatan pasien dengan ventilasi
mekanik
Pendahuluan
Pelayanankeperawatan dilaksanakan
terintegrasi oleh tim yang terlatih dan 4
berpengalaman dibidang critical
care .
PRINSIP PELAYANAN DI ICU
Tombol Pilihan :
- Humidifikasi tinggi (Intubasi)
- Humidikasi rendah (Mask
Indikasi Ventilasi Mekanik
• Gagal napas (respiratory failure)
– RR > 35 atau < 5 x/m
– SaO2 < 90% atau PaO2 < 60 mmHg
(Hipoxemia) dg O2 NRM 10-15lt/mt
– pCO2 > 55 mmHg (Hipercapnia)
– Penurunan kesadaran (GCS < 8)
– Tidal volume < 5 mL/kg
• Pasca operasi mayor
• Pasca henti jantung
Fase dalam pernapasan dengan ventilasi
mekanik
LIMI PRESSUR
T E VOLUME
CYCLIN
G
• TIME
TRIGGER
• FLO
• MESIN • W
• PASIEN PRESSURE
(FLOW • VOLUM
ATAU E
PRESSURE PEEP
• pH
• pCO2
Analisis Gas Darah • PO2
• HCO3
• BE
• SaO2
Trouble shooting
BAGAIMANA PERAN PERAWAT ?
PERAWAT :
- 24 JAM DI RUANGAN
- PALING DEKAT DENGAN PASIEN
- PEMBERI ASUHAN
- PERAWAT KOMPETEN
- KEBIJAKAN & SPO
- ETIKA
1. Oral hygiene tiap 4 jam
2. Reposisi pasien setiap 2 jam
SOP 3. Fiksasi ETT/TT dengan tepat
4. Fisioterapi dada
5. Ganti posisi ETT setiap 8 jam SOP pressure ulcer
1. Pertahankan kelembaban
2. Sterilie water
Humidifikas 3. Hindari overhumidifiasi
i 4. Pertahankan suhu sesuai suhu tubuh
5. Hindari aliran balik hasil humidifikasi
6. Water trap /penampung harus
kosong
1. Komunikasi
2. Secepatnya weaning
3. Pertahankan tekanan cuff sampai 20-30mmHg
4. Perhatikan garis bibir (18cm, 20cm, dan 22cm).
Equipment 5. Gunakan blok mencegah gigitan
6. Single use
ETT/TT 7, Fixsasi dengan tepat
VM/suction 8. Hindari pressure ulcer
9. Tekanan suctian harus tepat
10. Tehnik aseptik dan steril
11. Management cuff dan inner canule
12. Open suction or close suction ,
13. Pencegahan VAP
Komplikasi ventilasi mekanik
Asuhan Keperawatan Intensif
Suatu rangkaian praktek kep. ditujukan pd px
sakit berat & kritis, cedera dgn penyulit &
mengancam nyawa
Diberikan oleh perawat yg memiliki kompetensi
& didukung oleh kelengkapan peralatan khusus
Asuhan Keperawatan Intensif Memiliki
kualitas tinggi & komprehensif yg
menyangkut keb. Bio-Psiko-Sosio-Cultural-
Spiritual
“Time is
Vital”
A A CN
The American Associationof Critical
Care Nurses
Standar proses keperawatan dlm critical
care;
Data dikumpulkan scrterus-menerus Identifikasi
mslh/keb. px & prioritas brdsrkn data Rencana
askep yg tepat hrs diformulasikan
Rencana askep hrs di mplementasikan menurut
prioritas dr identifikasi masalah/kebutuhan Hasil
dr askep hrs dievaluasi scr terus-menerus
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ventilasi Mekanik
Pengkajian
SDKI
Penegakan Standar Diagnosa
Diagnosis Keperawatan
Indonesia
Perencanaan
SLKI
Implementas Standar Luaran
i Keperawatan
Evaluas Indonesia
i SIKI
Standar Intervensi
Keperawatan
Indonesia
Penerapan 3S di Ruang
ASSESSMENT
Pengkajian secara umum bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual
1. Status fisik
2. Psiko-sosio-spiritual
3. Status ekonomi
4. Riwayat kesehatan
5. Riwayat alergi
6. Penilaian Nyeri
7. Penilaian risiko jatuh
8. Kondisi fungsional
9.Skrining nutrisi
10.Kebutuhan edukasi
11.Rencana pemulangan pasien
Penerapan 3S di Ruang
Pengkajian Fisik Sistem
Pernapasan
B1
Sistem Breathing Sistem
Muskuloskeleta B6 B2 Kardiovaskule
l Bone Blood r
B5
B6 B3
Sistem Bowel Brain Sistem
Gastrointestina B4 Neurologi
l Bladde
r
Sistem Urogenital
Penerapan 3S di Ruang
Pengkajian Intensif di RSUP Sanglah
Penerapan 3S di Ruang
Pengkajian Intensif di RSUP Sanglah
Penerapan 3S di Ruang
DIAGNOSIS KEPERAWATA
N
II. Diagnosis
Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan dibuktikan dengan tidak mampu batuk, sputum yang
berlebih, mengi, ronchi, gelisah
Penerapan 3S di Ruang
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
II.
Gangguan penyapihan ventilator (D.0002)
Diagnosis
Gangguan penyapihan ventilator berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas
dibuktikan dengan frekuensi nafas meningkat, penggunaan otot bantu nafas,
gasping, upaya nafas dan bantuan ventilator tidak sinkron, nilai AGD abnormal
Penerapan 3S di Ruang
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
II.
Diagnosis Risiko gangguan integritas kulit/jaringan(D.0139)
Penerapan 3S di Ruang
PLANNIN KEPERAWATA
G
N
The planning phase of the Nursing Process involves the
development of a nursing care plan for the client based on
the nursing diagnosis “
Renpra menggambarkan
prioritastindakan& tujuan kep. based on
ilmu keperawatan yang muktahir, meliputi;
renc. tindakan observasi,
pemantauan/monitor, tindakan mandiri
keperawatan &kolaborasi
PLANNIN KEPERAWATA
G
N
Problemprioritybasedon:
Ancaman/risiko ancaman hidup
Kemudian dilanjutkan dgn
identifikasi alternatif dx keperawatan
untuk
meningkatkan keamanan &
kenyamanan
III.
•Perencanaan
Aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi
kondisi, prilaku atau dari persepsi pasien, keluarga atau
komunitas sebagai respon terhadap intervensi
keperawatan
• Luaran juga diklasifikasikan berdasarkan kategori
(fisiologis, psikologis, prilaku relasional,
lingkungan)
• Luaran : negatif dan positif
• Luaran : label, ekspektasi, kriteria hasil
Penetapan
Luaran
Memenuhi
SMART
Prinsip
Penerapan 3S di Ruang
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan
Bersihan jalan nafas
meningkat
Pertukaran gas membaik
Ventilasi spontan membaik
Penerapan 3S di Ruang
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan
Diagnosis Ekspektasi Kriteria
Hasil
Bersihanjalan nafas Setelah dilakukan Batuk efektif
tidak efektif tindakan meningkat
berhubungan dengan keperawatan selama Produksi
sekresi yang tertahan ….. x 24 jam sputum
dibuktikan dengan diharapkan bersihan menurun
tidak mampu batuk, jalan nafas Mengi menurun
sputum yang berlebih, meningkat Ronchi menurun
mengi, ronchi, gelisah Gelisah
menurun
Penerapan 3S di Ruang
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. P erencanaan
Diagnosis Ekspektasi Kriteria
Hasil
Gangguan Setelah dilakukan Suara nafas
pertukaran gas tindakan keperawatan tambahan menurun
berhubungan selama .... x 24 jam Takikardi menurun
dengan diharapkan PCO2 membaik
ketidakseimbangan pertukaran gas PO2 membaik
ventilasi –perfusi membaik PH arteri membaik
dibuktikan dengan
PCO2 meningkat,
PO2 menurun, PH
menurun,ada suara
nafas tambahan,
takikardi
Penerapan 3S di Ruang
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan
Diagnosis Ekspektasi Kriteria
Hasil
Gangguan ventilasi Setelah dilakukan Penggunaan otot
spontan berhubungan tindakan bantu nafas menurun
dengan kelemahan keperawatan selama Volume tidal membaik
otot pernafasan ……x24 jam PCO2 membaik
dibuktikan dengan diharapkan ventilasi PO2 membaik
penggunaan otot spontan membaik SaO2 membaik
bantu nafas
meningkat, volume
tidal menurun, PCO2
meningkat, PO2
menurun, SaO2
menurun
Penerapan 3S di Ruang
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan
Diagnosis Ekspektasi Kriteria
Hasil
Gangguan penyapihan Setelah dilakukan Kesinkronan
ventilator berhubungan tindakan keperawatan bantuan ventilator
dengan hipersekresi selama …..x24 jam meningkat
jalan nafas dibuktikan diharapkan Penggunaan otot
dengan frekuensi nafas penyapihan ventilator bantu nafas menurun
meningkat, penggunaan meningkat Gasping menurun
otot bantu nafas, Agitasi menurun
gasping, upaya nafas dan Nilai AGD membaik
bantuan ventilator tidak
sinkron, nilai AGD
abnormal
Penerapan 3S di Ruang
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
III. Perencanaan
Diagnosis Ekspektasi Kriteria Hasil
III. Perencanaan
Diagnosis Ekspektasi Kriteria Hasil
Penerapan 3S di Ruang
INTERVENSI KEPERAWATAN
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Penerapan 3S di Ruang
Manajemen Jalan Nafas ( I.01011)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Observasi
monitor pola nafas(frekuensi, kedalaman, usahanafas)
Bersihanjalan nafas
monitor bunyi nafas tambahan(mengi, wheezing, ronchi)
monitor sputum (jumlah, warna, bau) tidak efektif
Terapeutik (D.0001)
Intervensi Utama
Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt
dan chin lift (jaw trust jika ada kecurigaan trauma latihan batuk efektif
servikal) Manajemen jalan nafas
Posisikan semi fowler atau fowler Pemantauanrespirasi
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik Intervensi Pendukung
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal •Manajemen
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep ventilasi mekanik
McGill
Berikan oksigen
Kolaborasi
Edukasi
Kolaborasi
Ajarkan pemberian
batuk efektif bronkodilator , ekspektoran,mukolitik, jika perlu
Kolaborasi - Pemberian obat yang meningkatkan kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas
Manajemen Jalan Nafas Buatan ( I.01012)
Observasi - Periksa kemampuan untuk disapih (hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas
infeksi)
- Monitor prediktor kemampuan untuk mentolerir penyapihan (tingkat kemampuan
bernafas, kapasitas vital, kekuatan inspirasi,)
- Monitor tanda kelelahan otot pernafasan ( nafas cepat dan dangkal, gerakan
dinding
abdomen paradoks, hipoksemia, hipoksia jaringan saat penyapihan)
- Monitor status cairan dan elektrolit
Kolaborasi - Pemberian obat yang meningkatkan kepatenan jalan nafas dan pertukaran gas
Intervensi (SIKI)
Penerapan 3S di Ruang
Perawatan Jantung ( I.02075)
Observasi - Identifikasi tanda /gejala primer penurunan curah jantung(dispnea,
kelelahan, edema,ortopnea, peningkatan CVP)
- Identifikasi tanda/gejala skunder penurunan curah jantung (distensi vena
jugularis, palpitasi, ronchi basah, oliguri, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake dan out put cairan
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor aritmia
- Monitor EKG 12 lead
- Monitor lab elektrolit
Terapeutik - Dampingi pasien saat pemasangan dan pelepasan kateter jalur hemodinamik
- Lakukan allen test untuk menilai kolateral ulnaris sebelumkanulasi pada arteri radiallis
- Pastikan set selang terangkai dan terpasang dengan tepat konfirmasi ketepatan
posisi selang dengan X-ray jika perlu
- Posisikan tranduser padaatrium kanan setiap 4-12 jam untuk mengkalibrasi
dan menitiknolkan perangkat
- Pastikan balon deflasi dan kembali ke posisi normal setelah pengukurantekanan
baji arteri paru
- Ganti selang dan cairan infus setiap 24-72 jam, sesuai protokol
- Ganti balutan pada area insiersi dengan tehnik steril
- Atur interval waktu pemantauan sesuai kondisi pasien
Penerapan 3S di Ruang
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
INDEPENDENCE INTERVENTION’S
COLABORATION INTERVENTION’S
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
INDEPENDENCEINTERVENTION’S
Penerapan 3S di Ruang
EVALUASI KEPERAWATAN
HASIL EVALUASI
Tujuan tercapai; jk klien menunjukkan perub ssi
dgn standar yg telah ditentukn
Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dlm proses
pencapaian tujuan; jk klien menunjukkan perub pd
sebagain kriteria yg telah ditetapkn Tujuan tdk
tercapai; jk klien hanya menunjukkan sedikit
perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali serta
dapat timbul masalah baru
(Asmadi, 2008;179)
Evaluasi
Sesuai dengan standar akreditasi AP.2 : asesmen ulang
Penerapan 3S di Ruang
SIMRS RSUP SANGLAH
Penerapan 3S di Ruang
SIMRS RSUP
REFERENS
I
Alspach, Grif JoAnn, 2006, Core Curriculum for Critical Care Nursing,
6th Ed, Saunders Elsevier: USA.
Ali, Zaidin, 2001, Dasar-dasar Keperawatan Profesional,Widya Medika:
Jakarta.
TerryC.L. & Weaver A. 2013,Keperawatan Kritis, ANDI,Jakarta