Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PERKULIAHAN

P042120007–
Stakeholder
Management
Judul Tugas Tugas Besar 2
Abstrak Jenis Tugas
Individu

Nama Mahasiswa & NIM


Tiara Adinda Putri (44220010177)

Capaian Pembelajaran (CPMK)


1. Mampu memahami konsep,proses dan perspektif teori manajemen stakeholder
2. Mampu mengidentifikasi dan Menyusun stakeholder mapping
3. Mampu menganalisis stakeholder mapping dan stakeholder engangement
4. Mampu menganalisis stakeholder relationship management
5. Mampu mendesain program komunikasi dengan stakeholder
Durasi/Tempo (Minggu)
SATU MINGGU.
Diberikan tugas kamis 25 MEI 2023
Batas akhir pengumpulan tugas, rabu , 31 MEI 2023

Penilaian Bobot Persentase Tugas


30 %

Instruksi  Kumpulkan laporan soft copy yang diketik pada kertas di lembar terakhir berikut ini. tulisan dengan font 12, Times New
Roman, spasi 1.5 dan ditulis rata kiri dan kanan (justified).
Pengumpulan  Jawab pertanyaan dengan menjelaskan lebih dulu konsepnya, dengan memberikan sumber konsep, tulis pemahaman
mahasiswa, baru menjawab pertanyaan .
Tugas  Pertanyaan yang meminta menulis sesuatu, maka langsung tuliskan, tidak perlu menjelaskan konsep-konsepnya.
 Gunakan metode APA untuk menulis referensi.

Pernyataan Saya/ kami yang bertanda tangan di bawah ini memahami bahwa saya/ kami telah membaca dan setuju untuk mematuhi peraturan UMB
tentang plagiarisme dan penjiplakan dan kebijakan dan prosedur di Program Studi. Saya/ kami menyetujui proses pengecekan laporan
sehingga tidak ada unsur plagiarisme atau penjiplakan akademik.

Tiara Adinda Putri

Fakultas Program Studi Disusun Oleh


Fakultas Ilmu Ilmu Komunikasi Dra. Diah Wardhani.,M.Si
Komunikasi

Capaian Pembelajaran (CPMK):


1. Mampu memahami konsep, proses dan perspektif teori manajemen stakeholder
2. Mampu mengidentifikasi dan menyusun stakeholder mapping
3. Mampu menganalisis stakeholder mapping dan stakeholder engangement
Mampu membuat perencanaan media relations dengan mengelola kegiatan dengan pers serta
4. Mampu menganalisis stakeholder relationship managemen
5. Mampu mendesain program komunikasi dengan stakeholder .

Komponen Penilaian Nilai Maksimal Nilai Diberikan

1. Ketepatan dalam mengidentifikasi/memapping stakeholder perusahaan 50


sesuai klasifikasinya.
2. Ketepatan dalam menganalisis harapan, keinginan dan tuntutan seluruh
50
stakeholder

Pengumpulan Total Total

Tanda tangan Tanggal 100 XX

Apakah ada penambahan waktu? Pengurangan keterlambatan Pengurangan: Nilai Akhir:


TIDAK ADA pengumpulan:
Kesepakatan pengumpulan: 68

Tanda tangan

Koordinator Mata Kuliah/ Kelompok Bidang Ya / Tidak


Ilmu :

Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain:
KRITERIA DAN SKALA PENILAIAN
PROGRAM SARJANA (S1)

No Nilai Skala Kriteria

Istimewa. Isi laporan (jawaban) menunjukkan orisinalitas


ide/argumen dan analisis yang baik. Jawaban komprehensif
A 80 - 100 dan lengkap yang dengan jelas menunjukkan pemahaman
yang mendalam tentang topik yang ditanyakan. Koherensi
ide dan struktur yang bagus dalam paragraf, penggunaan
1 sitasi sesuai dan relevan terhadap topik.
Sangat Baik. Penulisan baik disertai bukti (gambar,
diagram, tabel) yang relevan. Pengetahuan topik dan logika
B+ 74 - 79,99 pemahaman yang baik. Beberapa ide kurang dijelaskan
2 dengan tepat tapi kemampuan penggunaan bukti cukup,
didukung dengan sumber bacaan yang sesuai.
Baik. Menunjukkan kemampuan untuk memahami
isu/pertanyaan, didukung materi yang baik dari hasil bacaan
yang relevan. Isi disertai bukti (gambar, diagram, tabel) yang
B 68 - 73,99
relevan dengan pengetahuan aplikatif. Sekitar 50% isi tidak
3 dijelaskan secara detail atau pernyataan tidak didukung bukti
yang relevan dan kurangnya sitasi.

Cukup Baik. Kualitas isi dan pemahaman tentang


isu/pertanyaan masih dalam level bisa diterima. Jawaban
C+ 62 - 67,99 menunjukkan pengetahuan mendasar dengan didukung bukti
(gambar, diagram, tabel) yang sesuai. Orisinalitas isi kurang
4
baik, susunan, struktur dan format laporan cukup baik.

Cukup. Pemahaman dan penguasaan materi yang ditulis


masuk akal sesuai isu/pertanyaan, tetapi kurang didukung
C 56 - 61,99 argumen yang relevan. Bukti material yang ditunjukkan ada
5 tapi sitasi tidak ditulis secara baik. Isi laporan berisi
penjelasan yang bersifat deskriptif dan kurang relevan.

Kurang. Struktur isi kurang baik dan beberapa bukti


D 45 - 55,99 (gambar, diagram, tabel) tidak relevan. Sebagian besar isi
diperoleh hanya dari bahan kuliah dan kurang dari sumber
6 bacaan lain. Sitasi tidak ditulis dengan baik.
Tidak Lulus. Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima.
Kurangnya kemampuan dalam menjelaskan topik/isu yang
ditanyakan. Struktur isi tidak terorganisasi dengan baik.
7 E < 45
Gambar, diagram dan tabel tidak relevan. Orisinalitas isi
sangat diragukan. Kemampuan komunikasi dan presentasi
yang tidak baik.
Skenario
Stakeholder dipahami sebagai individu maupun kelompok yang mampu
mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan, dan memiliki hubungan yang
salingberkorelasi. Sementara dalam sudut pandang yang lebih sempit,stakeholder merupakan
pihak-pihak tempat perusahaan menggantungkan dirinya untuk menjamin kelangsungan
perusahaan. Kepentingan setiap stakeholder tidakselalu konsisten, sehingga perusahaan harus
menanggapi beragam kepentingan yangberbeda.

Secara umum klasifikasi stakeholder dapat dibedakan menjadi dua tipe utama,
antara lain: (1) internal dan eksternal stakeholder, serta (2) primary, secondary dan
Marjinal stakeholder. Stakeholder kini tidak boleh dipandang sebelah mata sebab
perannya seringkali menentukan bagaimana sebuah perusahaan akan melaju ke
Depannya. Dalam merumuskan strategi perusahaan, manajemen harus memahami siapa
saja pihak-pihak yang berkepentingan terhadap mereka. Hal tersebut akan berguna untuk
menetapkan strategi yang tepat dan terarah di masa depan. Stakeholder mapping
merupakan cara yangdapat membantu manajemen untuk menganalisis stakeholder kunci
perusahaan. Setiap stakeholder memiliki karakteristik tersendiri sehingga membutuhkan
pendekatan yang berbeda, termasuk pula strategi yang unik bagimasing-masing
Stakeholder.

Rincian Tugas

Dalam tugas besar 1 ini, mahasiswa diminta :


a) mengidentifikasi atau memapping stakeholder Internal dan Eksternal serta
melakukan
b) analisis harapan, keinginan dan tuntutan stakeholder tersebut terhadap
perusahaan PT Kereta Api Indonesia dalam proyek kereta api cepat. Mahasiswa dapat
mencari berita2 lain dengan tema yang sama untuk menambah informasi terkait dengan
tugasnya .

Jerat Utang Proyek Megah Kereta Cepat Jakarta-Bandung


Kompas.com - 13/04/2023, 08:30 WIB 2

Penulis Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Proyek kereta cepat pertama di Indonesia dengan rute Jakarta-Bandung, tak
kunjung selesai. Dimulai pada 2016, pembangunan kereta cepat sedianya akan rampung
pada 2018 dan mulai beroperasi pada 2019. Hingga akhir Maret 2023, progres
pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung mencapai 88,8 persen dan akan dijadwalkan
akan diresmikan pada Agustus 2023.

Selain target pembangunan yang molor, proyek tersebut juga mengalami pembengkakan
hingga 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 18 triliun. Angka tersebut merupakan hasil audit
dari setiap negara dan disepakati bersama-sama. Dengan demikian, total biaya proyek ini
sejak 2016 mencapai 7,27 miliar dollar AS atau sekitar Rp 108 triliun, dikutip dari Kompas.id.

Proyek kereta cepat berasal dari pinjaman China Namun, pembengkakan biaya ini tak akan
berpengaruh pada rentang waktu hingga tercapainya titik impas (breakeven point), yaitu 38
tahun. Masa konsesi pun tak berubah, yakni tetap 80 tahun. Padahal, proyek tersebut
mulanya direncanakan akan menelan biaya sekitar Rp 85 triliun.

Sebagai informasi, komposisi pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung adalah 75


persen berasal dari pinjaman China melalui China Development Bank (CDB). Sisanya
merupakan setoran modal dari konsorsium dua negara, yakni Indonesia-China. Dengan
pembagian ini, konsorsium BUMN Indonesia menyumbang 60 persen dan 40 persen berasal
dari konsorsium China.
Pemerintah belum lama ini juga telah sepakat meminjam China sebesar 50 persen dari total
pembengkakan, yakni sebesar 560 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,3 triliun. Akan tetapi,
bunga yang ditawarkan oleh China adalah sebesar 3,4 persen per tahun. Menteri
Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebenarnya telah melobi
China untuk mengurangi bunga pinjaman itu menjadi 2 persen. Sayangnya, China enggan
menurunkan bunga pinjaman tersebut

"Ya maunya kita kan 2 persen, tapi kan enggak semua kita capai. Karena kalau pinjam keluar
juga bunganya itu sekarang bisa 6 persen," kata Luhut di Jakarta dikutip dari pemberitaan
Kompas.com, Rabu (12/4/2023). "Jadi kalau kita dapat 3,4 persen misalnya sampai situ ya
we're doing okay, walaupun tidak oke-oke amat," sambungnya. Padahal, China dulunya
menawarkan bunga utang sebesar 2 persen per tahun, dengan skema bunga tetap selama
40 tahun pertama. Dengan demikian, proyek kereta cepat Jakarta-Indonesia kini menyisakan
segudang utang Indonesia terhadap China, dimulai dari utang pokok, utang pembengkakan
biaya pembangunan, dan kewajiban membayar bunga tahunan.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mau Pakai APBN, Apa Dampaknya?


Kompas.com - 12/10/2021, 12:06 WIB

Penulis Dandy Bayu Bramasta | Editor Sari Hardiyanto KOMPAS.com –

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung kini boleh memakai dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Diberitakan Kompas.com, Minggu (10/10/2021), Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinuligga
menjabarkan apa alasannya. Menurut dia, kondisi keuangan para pemegang saham
perusahaan konsorsium proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami kemacetan akibat
pandemi Covid-19.
Awalnya proyek ini direncanakan memakan biaya 6,07 miliar dollar AS ekuivalen Rp 86,5
triliun, tetapi kini menjadi sekitar 8 miliar dollar AS atau setara Rp 114,24 triliun. Walhasil,
pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021, yang
merupakan perubahan atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015, tentang Percepatan
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung. Beleid yang diteken
oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu merevisi sejumlah ketentuan, di antaranya
pendanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung pakai APBN, dari sebelumnya sempat
tidak diperbolehkan.

Dampak menggunakan APBN Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law
Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, pembangunan di daerah, utamanya di luar
Jawa masih membutuhkan dana yang tidak sedikit, khususnya dari APBN. Pada rentang
2014-2019, kata Bhima, pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur
pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) di pedesaan sebanyak 11,1 juta
sambungan rumah (22.647 desa). Kemudian pembangunan 24 pelabuhan strategis untuk tol
laut dengan nilai Rp 243 triliun, ditambah 13 kawasan industri dan sarana pendukungnya di
luar Jawa yang jika ditotal kebutuhan anggarannya Rp 55,4 triliun. "Ini menjadi masalah
ketika proyek Kereta Cepat didanai oleh APBN, berarti bisa mengancam alokasi dana
pemerintah di proyek-proyek yang ada di luar Jawa," ujarnya saat dihubungi Kompas.com,
Selasa (12/10/2021).

Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh

Integrasi pembangunan proyek Kereta Cepat, wilayah Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat akan dibangun Lima Danau, Tol Getaci hingga Enter Change. Integrasi pembangunan
proyek Kereta Cepat, wilayah Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat akan dibangun
Lima Danau, Tol Getaci hingga Enter Change.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan meninjau serta melakukan uji
coba LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (31/3/2023). Penulis Ahmad
Naufal Dzulfaroh | Editor Sari Hardiyanto KOMPAS.com - Proyek kereta cepat pertama di
Indonesia dengan rute Jakarta-Bandung, tak kunjung selesai. Dimulai pada 2016,
pembangunan kereta cepat sedianya akan rampung pada 2018 dan mulai beroperasi pada
2019. Hingga akhir Maret 2023, progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung
mencapai 88,8 persen dan akan dijadwalkan akan diresmikan pada Agustus 2023. Baca juga:
5 Fakta Seputar Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Selain target pembangunan yang
molor, proyek tersebut juga mengalami pembengkakan hingga 1,2 miliar dollar AS atau
sekitar Rp 18 triliun. Angka tersebut merupakan hasil audit dari setiap negara dan disepakati
bersama-sama. Dengan demikian, total biaya proyek ini sejak 2016 mencapai 7,27 miliar
dollar AS atau sekitar Rp 108 triliun, dikutip dari Kompas.id. Baca juga: Naik Kereta Cepat
Jakarta-Bandung Cuma 46 Menit, Berapa Kecepatannya? Proyek kereta cepat berasal dari
pinjaman China Namun, pembengkakan biaya ini tak akan berpengaruh pada rentang waktu
hingga tercapainya titik impas (breakeven point), yaitu 38 tahun. Masa konsesi pun tak
berubah, yakni tetap 80 tahun. Padahal, proyek tersebut mulanya direncanakan akan
menelan biaya sekitar Rp 85 triliun. Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Target Molor
Terus dan Tak Sesuai Janji Sebagai informasi, komposisi pembiayaan proyek kereta cepat
Jakarta-Bandung adalah 75 persen berasal dari pinjaman China melalui China Development
Bank (CDB). Sisanya merupakan setoran modal dari konsorsium dua negara, yakni
Indonesia-China. Dengan pembagian ini, konsorsium BUMN Indonesia menyumbang 60
persen dan 40 persen berasal dari konsorsium China. Baca juga: Kereta Teknis di Proyek
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Anjlok, Begini Penjelasan KCIC Lobi Luhut terkait bunga
pinjaman Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan meninjau serta
melakukan uji coba LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Pemerintah belum lama ini juga telah sepakat meminjam China sebesar 50 persen dari total
pembengkakan, yakni sebesar 560 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,3 triliun. Akan tetapi,
bunga yang ditawarkan oleh China adalah sebesar 3,4 persen per tahun. Menteri
Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebenarnya telah melobi
China untuk mengurangi bunga pinjaman itu menjadi 2 persen. Sayangnya, China enggan
menurunkan bunga pinjaman tersebut. "Ya maunya kita kan 2 persen, tapi kan enggak
semua kita capai. Karena kalau pinjam keluar juga bunganya itu sekarang bisa 6 persen,"
kata Luhut di Jakarta dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (12/4/2023). "Jadi kalau
kita dapat 3,4 persen misalnya sampai situ ya we're doing okay, walaupun tidak oke-oke
amat," sambungnya. Padahal, China dulunya menawarkan bunga utang sebesar 2 persen
per tahun, dengan skema bunga tetap selama 40 tahun pertama. Dengan demikian, proyek
kereta cepat Jakarta-Indonesia kini menyisakan segudang utang Indonesia terhadap China,
dimulai dari utang pokok, utang pembengkakan biaya pembangunan, dan kewajiban
membayar bunga tahunan.

Pertanyaan
1. Buatlah mapping atau identifikasi stakeholder pada proyek kereta api cepat PT KAI
sesuai dengan berita di atas. Mhs bisa menambah informasi dari berita yang sama
di media yang berbeda. Identifikasikan sesuai dengan perannya dalam proyek
tersebut. Misalnya siapa yang menjadi investor? Siapa yang memiliki power atau
pengaruh? Dan lainnya.
2. Buatlah , analisis harapan, keinginan dan tuntutan stakeholder terhadap proyek
tersebut
PASTE LEMBAR JAWABAN DISINI
NAMA : Tiara Adinda Putri
N.I.M : 44220010177

1. Buatlah mapping atau identifikasi stakeholder pada proyek kereta api cepat PT KAI
sesuai dengan berita di atas. Mhs bisa menambah informasi dari berita yang sama di
media yang berbeda. Identifikasikan sesuai dengan perannya dalam proyek tersebut.
Misalnya siapa yang menjadi investor? Siapa yang memiliki power atau pengaruh? Dan
lainnya.

Jawaban :

Sebelum melakukan stakeholder mapping dari PT KAI, mahasiswa melakukan identifikasi


pemangku kepentingan terlebih dahulu. Proses identifikasi sendiri, termasuk melakukan
stakeholder mapping, merupakan tahapan pertama dalam rangkaian manajemen pemangku
kepentingan. Pelaksanaaan hal ini dibuat dengan merujuk pada sumber Modul Perkuliahan
Stakeholder Management Pertemuan 05 oleh Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si yang mana
kemudian mahasiswa ringkas kembali agar lebih mudah dipahami, terkait penjelasan bahwa
dimensi dalam pengidentifikasian stakeholder meliputi :

1. Berdasarkan tanggung jawab : Pihak yang memiliki tanggung jawab atau peran terkait
dengan perusahaan seperti karyawan, lembaga pembiayaan dan lain-lain.
2. Berdasarkan pengaruh : Pihak dengan kemampuan untuk mempengaruhi organisasi
dalam mencapai tujuan. Contohnya adalah dewan direksi dan RUPS.
3. Berdasarkan hubungan kedekatan dan ketergantungan : Pihak yang memiliki
kedekatan interaksional dengan perusahaan, seperti pemangku internal serta karyawan dan
keluarganya.
4. Berdasarkan perwalian : Pihak yang melalui struktur peraturan atau budaya/tradisi di
mana dipercayakan untuk mewakili individu lain, seperti kepala daerah masyarakat,
perwakilan serikat pekerja dan lain-lain.

Setelah mahasiswa mengetahui dan memahami dimensi identifikasi dari stakeholder, maka
langkah selanjutnya adalah mengenal, menentukan serta menganalisis jenis perusahaan lebih
lanjut untuk dapat memperkirakan pemangku kepentingan PT KAI. Dalam sejarahnya,
diketahui bahwa PT KAI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang lintas
transportasi. Seusai mengetahui perusahaan bergerak pada bidang lintas transportasi, maka
mahasiswa kemudian menentukan perkiraan stakeholder agar lebih mudah memahami
kebutuhan perusahaan dalam menjalankan kelangsungannya.

Berikut adalah hasil penentuan perkiraan stakeholder berdasarkan komponen


pengidentifikasian yang tertera dalam sumber modul :
1. Berdasarkan tanggung jawab : Tenaga SDM (karyawan) dari PT KAI, pihak investor
(penanam modal/peminjam dana),
2. Berdasarkan pengaruh : Pemimpin (CEO) perusahaan,
3. Berdasarkan hubungan kedekatan dan ketergantungan : Pihak dari keluarga karyawan
perusahaan, pengguna dari layanan transportasi PT KAI, media massa, pemerintah.

Kemudian, setelah menentukan perkiraan stakeholder berdasarkan komponen


pengidentifikasian dalam sumber modul, mahasiswa melakukan pengkategorian dari beragam
pemangku kepentingan tersebut pada jenis internal dan eksternal. Berikut merupakan
rinciannya :

 INTERNAL
a) Pemimpin perusahaan (CEO) : Didiek Hartantyo

b) Tenaga SDM (karyawan) : : Sekitar 26.897 karyawan bekerja pada perusahaan ini,
sebagai pihak yang langsung memberikan kontribusi untuk PT KAI.

c) Pihak dari keluarga karyawan perusahaan : Sebagai bagian keluarga dari karyawan
yang bekerja di PT KAI, mereka juga menjadi bagian dari stakeholder dengan alasan
sebagai pihak dengan hubungan ketergantungan pada perusahaan.

 EKSTERNAL
a) Pengguna dari layanan transportasi kereta PT KAI : Menjadi pihak yang menjadi
alasan sehingga PT KAI dapat dikenal luas juga bertahan hingga saat ini, masyarakat sebagai
pengguna menggenggam peran penting untuk menjadi stakeholder.
b) Investor (pihak penanam modal) : Menjadi perusahaan yang berkonsentrasi pada
bidang lintas transportasi, maka PT KAI sangat perlu untuk menjalin hubungan baik dengan
pihak investor, di mana memainkan fungsi penting yakni sebagai peminjam dana (pada
proyek kereta cepat Jakarta-Bandung). Dalam konteks soal, pihak peminjam dana adalah
China Development Bank (CDB).
c) Pemerintah : Sebagai pemimpin tertinggi dari suatu wilayah, pemerintah berperan
penting dalam mengawasi terkait kelangsungan usaha khususnya PT KAI. Selain itu,
pemerintah memiliki kewenangan untuk membuat peraturan perundangan terkait dengan
bidang transportasi, yang nantinya akan bermanfaat baik bagi pihak perusahaan ataupun
masyarakat sebagai pengguna. Bagi PT KAI, peraturan ini berfungsi untuk menjadi landasan
dan ‘pembatas’ dalam menjalankan operasional perusahaan (mana yang boleh untuk
dilakukan serta tidak), sementara dari segi masyarakat sebagai pengguna dapat berguna
terkait perihal perlindungan dalam aksesibilitas layanan, sehingga terjamin rasa
keamanannya. Terakhir, pemerintah juga berperan sebagai penengah apabila kemudian
terjadi permasalahan (sengketa) antara pihak pelaku usaha serta pengguna, dalam mencari
jalan penyelesaian.
d) Media massa : Berperan dalam membantu menyampaikan atau menyajikan pesan-
pesan untuk membentuk opini publik sehingga mampu membangun citra yang positif bagi
perusahaan.

2. Buatlah analisis harapan, keinginan dan tuntutan stakeholder terhadap proyek


tersebut!

Jawaban :

Berdasarkan pemaparan jawaban pada pertanyaan nomor 1, dapat dirangkum bahwaperkiraan


stakeholder mapping dari PT KAI adalah :

 INTERNAL
1. Pemimpin perusahaan (CEO)
2. Tenaga SDM (karyawan)
3. Pihak dari keluarga karyawan perusahaan

 EKSTERNAL
1. Pengguna dari layanan transportasi PT KAI
2. Investor (pihak penanam modal/peminjam dana)
3. Pemerintah
4. Media massa

Setelah mengetahui siapa saja perkiraan pihak pemangku kepentingan perusahaan


berdasarkan proses pemetaan yang telah diterapkan, maka selanjutnya mahasiswa melakukan
analisis terkait harapan, keinginan serta tuntutan dari para stakeholder terhadap PT KAI
sebagai penyedia layanan transportasi untuk publik.

Berikut adalah penjelasan dari hasil analisis tersebut :


 INTERNAL
1. Pemimpin perusahaan/CEO (Didiek Hartantyo)
Harapan dan keinginan : Jika dipandang dari perspektif pemimpin
perusahaan (CEO) yakni Didiek Hartantyo, dalam pandangan mahasiswa
sendiri, dengan hadirnya perusahaan tersebut, tentu ia memiliki harapan juga
keinginan agar PT KAI tetap menjadi perusahaan yang terus dapat
mempertahankan konsistensi serta kualitas pelayanan.
Tuntutan : Sebagai pemimpin perusahaan Didiek Hartantyo, menuntut agar
perusahaan semakin meningkatkan juga memaksimalkan produktivitas
kinerjanya, untuk mencapai target yang diharapkan.

2. Tenaga SDM (karyawan)


Harapan dan keinginan : Sebagai pihak yang secara langsung berkontribusi
dan mengabdi pada perusahaan, karyawan dari PT KAI tentu memiliki
harapan dan keinginan ntuk dapat bekerja sebaik mungkin, memiliki
penghidupan secara lebih baik seiring berjalannya waktu.
Tuntutan : Karyawan menuntut perusahaan agar memberikan kesempatan
bagi mereka untuk bertumbuh lebih baik, mendapatkan keadilan baik dari segi
perlakuan, pembayaran upah dan lain sebagainya.

3. Pihak dari keluarga karyawan perusahaan


Harapan dan keinginan : Tidak berbeda jauh seperti karyawan dari
perusahaan, pihak keluarga sebagai unsur yang juga bergantung pada PT KAI
tentunya berharap serta memiliki keinginan agar korporasi semakin
memperhatikan kesejahteraan hidup mereka.
Tuntutan : Kehadiran pihak dari keluarga karyawan menuntut PT KAI untuk
dapat berlaku adil pada mereka, tanpa memandang sebelah mata walaupun
bukan sebagai pihak yang secara langsung bekerja pada perusahaan.

 EKSTERNAL
1. Pengguna dari layanan transportasi PT KAI
Harapan dan keinginan : Tentu sebagai pihak yang mengakses langsung
layanan transportasi yang disediakan, masyarakat sebagai pengguna berharap
dan memiliki keinginan agar perusahaan semakin berinovasi, meningkatkan
kualitas serta menjaga konsistensi pelayanan sehingga dapat semakin nyaman
untuk digunakan.
Tuntutan : Diwujudkan melalui bentuk komplain dari pengguna, yang dalam
penyampaiannya pasti mengutarakan seputar saran, kritik dan sebagainya
terkait pelayanan. Secara tidak langsung, hal ini merupakan makna tuntutan
kepada perusahaan agar ‘lebih serius’ dalam memberikan pelayanan terbaik
untuk masyarakat.
2. Pemerintah
Harapan dan keinginan : Sebagai pihak yang berkewenangan dalam
membuat regulasi, pemerintah tentu berharap juga memiliki keinginan agar PT
KAI dapat menaati aturan-aturan berlaku, memaksimalkan kelangsungan
bidang usaha secara optimal, berdampak positif pada sosial serta amanah.
Tuntutan : Tuntutan dari pemerintah pada PT KAI atau pihak yang
melakukan usaha, adalah bersifat ‘memaksa’. Untuk membuat perusahaan taat
pada peraturan perundangan atau regulasi berlaku, tidak jarang terdapat denda
bagi mereka yang ‘nakal’ sehingga menimbulkan efek jera.

3. Investor (pihak penanam modal/peminjam dana)

Harapan dan keinginan : Sebagai pihak yang memiliki kontribusi dalam


pembiayaan terkait pelaksanaan proyek pada PT KAI (kereta cepat Jakarta-
Bandung), investor tentu berharap juga memiliki keinginan agar PT KAI dapat
membangun relasi yang positif berkelanjutan dengan mereka, mempergunakan
pinjaman dana yang telah diberikan dengan sebaik mungkin.
Tuntutan : Tuntutan dari pihak investor pada PT KAI adalah agar dapat
mengembalikan dana yang telah dipinjam sesuai dengan nominal serta
ketetapan berlaku.

4. Media massa
Harapan dan keinginan : Mengandung peran penting dalam pembentukan
reputasi perusahaan, media massa memiliki harapan dan berkeinginan untuk
dapat menjalin hubungan baik dengan perusahaan serta mendapatkan
transparansi informasi terkait hal yang sekiranya pantas untuk dipublikasikan
pada masyarakat.
Tuntutan : Media massa menuntut perusahaan untuk bersifat profesional,
bertanggungjawab, memiliki komitmen, terbuka, adaptif dan mampu
bekerjasama dengan baik dalam rangka membantu proses pembentukan
reputasi pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai