Anda di halaman 1dari 3

Muhas Dance Festival

Sebelum membaca esai ini, jangan berharap lebih ya …

Saya Romdonah, seorang guru


yang mengajar di SD Muhammadiyah
Sukorejo sejak tahun 2019 hingga saat
ini. Masih belia memang masa
kerjanya. Jadi, saya akan
menceritakan sekelumit pengalaman
saya mengajar di sekolahan tersebut
mengenai kegiatan kesenian yang
pernah diadakan untuk
mengembangkan potensi anak serta
menyemarakkan dan menggelorakan
semangat berkesenian bagi siswa dan
siswi SD Muhammadiyah Sukorejo.

Potensi, bakat dan minat anak dapat dikembangkan melalui berbagai hal. Salah satunya

dengan mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan semacam ini. Pada kegiatan ini guru tidak

membatasi dan membebaskan anak-anak untuk memilih jenis tarian yang mereka sukai. Hal

tersebut dilakukan agar anak-anak mengembangkan imajinasi mereka secara keseluruhan.

Muhas Dance Festival merupakan salah satu kegiatan seni yang dilaksanakan di SD

Muhammadiyah Sukorejo. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada jeda semester I atau biasa kita

sebut class meeting pasca PAS I ditahun pelajaran 2022/2023. Dibeberapa kesempatan, SD

Muhammadiyah sering mengadakan acara kesenian semacam Muhas Dance Festival ini

dengan kemasan yang berbeda tiap eventnya.


Muhas Dance Festival ini diikuti oleh seluruh kelas atas yaitu 4,5, dan 6 atau 18 rombel.

5 rombel untuk kelas 4, 6 rombel untuk kelas 5, dan 6 rombel untuk kelas 6. Setiap kelas wajib

mengirimkan 1 tarian. Baik tari tradisional maupun tari kreasi. Muhas Dance festival ini

disiarkan langsung di akun Youtube official SD Muhammadiyah Sukorejo @sahabatMuhas.

Pada acara tersebut setiap kelas dituntut berkreativitas dalam membawakan setiap

tarian yang telah disepakati bersama. Anak-anak sangat bersemangat dan berlomba-lomba

ingin menjadi yang terbaik dalam kegiatan ini. Hal tersebut terlihat dari persiapan-persiapan

yang dilakukan setiap kelas. Persiapan tersebut terlihat sejak anak-anak berlatih dan

menyiapkan properti yang dibutuhkan dalam tarian mereka.

Jenis tarian yang ditampilkan pada kegiatan Muhas Dance Festival ini bermacam-

macam. Ada kelas yang menampilkan tari tradisional, ada yang menampilkan tari modern, ada

juga yang menampilkan tari kreasi. Dari berbagai jenis tari tersebut kebanyakan anak-anak

memilih tarian kreasi.

Tari tradisional adalah suatu tarian yang berasal dari masyarakat suatu daerah yang

sudah turun-temurun dan telah menjadi budaya masyarakat setempat. Tari modern atau tari

masa kini adalah bentuk tarian yang merupakan ciptaan kaum muda dan sifatnya hanya

mencari popularitas dengan menciptakan rangkaian gerak yang sedang ngetrend (istilah kaum

muda) dan umumnya bentuk tarian seperti ini tidak lama digemari oleh masyarakat. Sedangkan

tari kreasi adalah tari yang tidak berpegang pada tradisi. Jadi, segala gerak, tata rias, busana,

dan iringan tidak mengikuti gerak asalnya.

Kelas saya 4 Muhammad juga termasuk salah satu peserta Muhas Dance Festival.

Mereka lebih memilih untuk menampilkan tari tradisional dikarenakan sebagian besar dari

mereka mengikuti ekstrakulikuler tari tradisional. Menurut mereka dengan menampilkan tari
tradisioal dengan berbekal sudah mengikuti ekstrakulikuer tari tradisional cukup memudahkan

mereka dalam berlatih dan menyiapkan diri.

Tari tradisional tersebut berjudul Candi Ayu yang dimainkan oleh 4 anak perempuan

dan 2 anak laki-laki. Mereka berlatih dengan semangat meskipun saya sebagai gurunya hanya

bisa memfasilitasi laptop dan youtube saja. Hal tersebut dlakukan karena saya tidak lentur

dalam menari dan lebih jujurnya, saya tidak bisa menari.

Meskipun demikian anak-anak tetap semangat latihan disetiap sela-sela jam pelajaran.

Misalnya saat istirahat, jeda setelah sholat dhuhur, dan setelah pulang sekolah. Saya sebagai

guru hanya diminta mengomentari gerakan dan mimik wajah mereka serta menyiapkan

property yang diperlukan seperti kostum dan make up saat mereka tampil.

Anda mungkin juga menyukai