Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFINISI

Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa,
jamur, ricketsia atau virus (Arif mansur:2000) .

Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis,
kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini
disebabkanoleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
menyebabkan peradangan dari otak.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh Virus atau mikroorganisme lain
yang non purulent.
Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti
rabies ( disebabkan oleh virus ) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri ). Penyakit parasit dan protozoa
seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis juga dapat menyebabkan
ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. kerusakan otak terjadi karena otak
terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.
B. ETIOLOGI
Berbagai macam mikroorganis dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya bakteria, protozo, cacing ,
jamur, spirochaeta, da virus. Bakteri penyebab ensefalitis adalah staphyloccus aureus , streptokok, E.
Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Encephalitis bacterial akut sering di sebut encephalitis
supuratif akut ( Mansjoer, 2000). Penyebeb lain dari ensefalitis adalah keracunan arsenikdan reaksi
toksin dari thypoid fever, campak dan cacar air. Penyebab ensefalitis yang terpenting dan sering ialah
virus. Infeksi dapat terjadi karena virus virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut
infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.
Klasifikasi ensefalitis berdasarkan jenis virus serta epidemiologinya ialah
a. Inveksi virus yang bersifat endemic
 Golongan enterovirus : poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO
 Golongan virus arbo : western equine encephalitis, St.lousi encephalitis , murray
valley encephalitis.
b. Infeksi virus yanga bersifat sporadic : rabies, herpes simpleks, herpes zoster,
limfogranulamo, mumps, lymphocytic choriomeningitis, dan jenis lainnya yang di
anggap disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
c. Encephalitis pasca-infeksi : pasca- morbilli, pasca-varisela, pasca-rubela, pasca-vaksin,
pasca-mononukleosis infeksius, dan jenis – jenis lain yang mengikuti infeksi traktus
respiratorius yang tidak spesifik ( Robin cit. Hassan, 1997 ).

C. PATOFISIOLOGI
D. TANDA DAN GEJALAH
Meskipun penyebebnya berbeda-beda, gejalah klinis ensefalitis lebih kurang sama khas, sehingga
dapat digunakan sebagai kriteria diagnosis. Secarah umum, gejala berupa trias ensepalitis yang terdiri
dari demam, kejang dan kesadaran menurun, sakit kepala ( mansjoer, 2000).
Adapun tanda dan gejalah ensefalitas sebagai berikut :
1) Suhu yang mendadak naik, sering kali di temukan hiperpireksia
2) Kesadaran dengan cepat menurun
3) Muntah
4) Kejang – kejang yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja ( kejang –
kejang di muka )
5) Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau Bersama-sama,
misalnya paresis atau paralisis, afasia dan sebagainya ( hassan , 1997 ).
Inti dari sindrom ensefalitis adalah adanya demam akut, demam kombinasi tanda dan gejala : kejang,
delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia hemiparesis dengan asimetri refleks tendom dan tanda
Babinski, Gerakan infolunter ataxsia, nystagmus, kelemahan otot-otot wajah.
Pemeriksaan penunjang
Secara klinik dapat diagnosis dengan menemukan gejalah klinis tersebut di atas
1) Biakan : dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar
untuk mendapatkan hasil yang positif . dari likuor atau jaringan otak. Akan
dapat gambaran jenis kuman dan sensitivitasterhadap antibiotika.
2) Pemeriksaan serologis : uji fiksasi complemen , uji inhibisi henaglutinasi dan uji
teutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat di ketahui reaksi anti bodi tubuh,
IgM dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
3) Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan leukosit.
4) Fungsi lumbal likior serebospinalis sering dalam batas normal. Kadang-kadang
ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel , kadar protein atau glukosa.
5) EEG ( Electoencephalography) EEG sering menunjukan aktivitas listrik yang
merendah sesuai dangan kesadaran yang menurun, adanya kejang, koma, tumor,
infeksi system saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat
menyebabkan aktifitas listrik berbedah dari pola normal irama dan kecepatan.
( Smeltzer, 2002)
6) CT Scan, pemeriksaan CT Scan otak sering kali didapat hasil normal, tetapi bisa
juga di dapat hasil edema diffuse.

E. MANIFESTASI KLINIS

Anda mungkin juga menyukai