Anda di halaman 1dari 29

Moms, Inilah Tahap Perkembangan Balita Usia 24 hingga

36 Bulan

Si Kecil semakin bertambah umurnya, pahami apa saja yang mereka


lalui ketika berumur 2 sampai 3 tahun

Simpan

Artikel ditulis oleh Carla Octama Orami

Disunting oleh Carla Octama Orami


Setiap orang tua pasti menginginkan perkembangan yang luar biasa untuk Si
Kecil.

Namun untuk anak usia 2 - 3 tahun, Moms dan Dads tak perlu mematok
keterampilan mana yang harus dicapai. Karena perkembangan anak usia dini
bervariasi loh.

Meski begitu, ada beberapa keterampilan yang memang harus diasah oleh anak-
anak. Apa saja itu, ini daftarnya sebagaimana tahap perkembangan balita usia
24 hingga 36 bulan dari verywellfamily.com:

Keterampilan Motorik Halus

Foto: baby-child-colorful-943492.jpg

Ann Logsdon, Konsultan Pendidikan mengatakan orang tua bisa melihat dari
peningkatan koordinasi antara tangan dan mata Si Kecil.

Si Kecil mulai menunjukkan lebih banyak penggunaan tangan mana? kanan


atau kiri.
Namun, jika penggunaan tangan kiri lebih mendominasi, orang tua tak perlu
cemas dan berkecil hati ya. Menurutnya, hal itu, bisa terjadi karena faktor
tersebut bisa berasal dari keturunan.

Dongeng kerugian kidal sebenarnya tidak ada, selama penggunaan tangan kiri
dapat berfungsi dengan baik.

Moms dan Dads bisa melatih daya motorik halus Si Kecil dengan beragam


aktivitas seperti memutar gagang pintu, menarik laci dan lemari, atau
menggunakan metode bermain seperti puzzle dengan potongan besar, menyusun
balok, atau bermain musik sesuai dengan kesukaan Si Kecil.

Keterampilan Komunikasi

Foto: adorable-baby-beautiful-35188.jpg

Moms dan Dads bisa melihat perkembangan komunikasi melalui sejauh mana
penggunaan kosakata saat bicara.

Biasanya, Si Kecil dapat berbicara dalam dua kata kalimat dan dapat
menggabungkan tiga kata atau lebih untuk mengekspresikan dirinya. Kosakata
umum untuk usia ini berkisar dari sekitar 50 hingga lebih dari 250 kata.
ADVERTISEMENT
Orang tua akan diuji kesabarannya karena Si Kecil akan lebih banyak bertanya.
Bahkan, jika Si Kecil tidak bisa menyampaikan pesan bisa menjadi frustasi
dengan menggigit atau marah.

Moms dan Dads bisa melatih perkembangan komunikasi Si Kecil dengan


membacakan dongeng, dan mengajaknya berbicara sepanjang hari sambil
memperkenalkan warna, bentuk, atau binatang.

Baca Juga : 5 Manfaat Mendengarkan Musik Bagi Perkembangan Balita

Keterampilan Kognitif
Foto: baby-babysitter-babysitting-1741231.jpg

Mom dan dads bisa melihat perkembangan kognitif Si Kecil melalui caranya
berfikir.

Si Kecil sedang mengembangkan keterampilan berbahasa, dan kemampuannya


untuk mengingat hal-hal yang penting baginya.

Si Kecil mulai berpikir tentang benda dan orang dengan cara yang rumit,
melampirkan ingatan, pengalaman dan pendapatnya kepada orang dewasa.

Selain itu, Si Kecil mulai menunjukkan minat bermain bersama anak-anak lain
dan mulai memecahkan masalah nonverbal.

Usia balita merupakan tahun-tahun yang menantang. Pastikan Si Kecil dapat


mengakses barang-barang dirumah yang aman untuk mengembangkan
keterampilannya.

Moms dan Dads sebaiknya tidak meletakan barang-barang yang tajam dan
barang yang berpotensi melukai di kecil.
Meskipun pada usia ini Si Kecil sudah dapat berjalan dengan stabil, namun
terus lakukan pengawasan untuk memastikan keamanan. Periksa mainan secara
teratur untuk bagian yang tajam atau berpotensi melukai.

Keterampilan Motorik Kotor

Foto: artsy-chalk-child-2414846.jpg

Pada usia ini, Si Kecil harus berlari, melompat dan memanjat dengan peralatan
bermain yang sesuai usia.

Koordinasinya makin membaik. Si Kecil mungkin mulai berjalan naik dan


turun tangga sendiri, permainan berlari, menendang bola dan memanjat. Moms
dan Dads harus memberikan perhatian ekstra nih.

Orang tua tidak perlu cemas jika Si Kecil berlari lebih cepat dari atau lebih
lamban, mereka mungkin masih berada dalam kisaran rata-rata perkembangan.

Namun, jika merasa ada yang salah pada perkembangan Si Kecil segera
berkonsultasi dengan dokter.

Baca Juga : 3 Perkembangan Anak yang Butuh Perhatian Serius

Keterampilan sosial
Foto: adorable-baby-babysitter-1257110.jpg

Biasanya Si Kecil mulai meniru apa yang orang tua dan teman-temannya
lakukan.

Si Kecil juga mulai menunjukan ketertarikan pada anak lain dan mulai belajar
mengerti emosi orang lain, seperti sedih, marah, dan mulai berempati.

Bahkan, Si Kecil mulai belajar cara bergaul mengikuti temannya, belajar


meminta dan berbagi, serta mematuhi aturan main.

Heather Wittenberg, Ph.D., seorang psikolog berlisensi yang berspesialisasi


dalam perkembangan anak mengatakan perkembangan sosial bayi terkait
dengan begitu banyak bidang lain.

Oleh karena itu, dia mengatakan sangat penting untuk mempersiapkan anak
mengelola perasaan pribadi, memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, dan
berinteraksi dengan cara yang hormat dan dapat diterima.

Nah apakah kemampuan dalam tahap perkembangan balita usia 24 hingga 36


bulan sudah mulai dikuasai Si Kecil?
Memahami Perkembangan
Otak Si Kecil: Usia 24
sampai 36 Bulan
 

Saat ini jumlah koneksi sinapsis yang membentuk jaringan syaraf si kecil
berada pada puncaknya. Otaknya dua kali lebih aktif dari otak orang dewasa
hingga ia mencapai masa puber nanti. Dari usia ini, otaknya tidak berkembang
dengan menumbuhkan koneksi saraf baru sebanyak pemangkasan koneksi saraf
yang telah ada. Pemangkasan ini terjadi secara alami karena jalur yang tidak
digunakan akan hilang. Tentunya, otak terus tumbuh dewasa dan memperkuat jalur
yang ada.
Pengalaman si kecil sangat mempengaruhi cara otak berkembang dan hal
ini sama pentingnya dengan memberikan dukungan nutrisi untuk perkembangan
otak. Setiap pemikiran dan gerakannya adalah latihan untuk memperkuat koneksi
saraf yang terkait. Contohnya ketika si kecil berjalan, berlari, atau melompat,
sinapsis yang terlibat dalam keseimbangannya akan semakin terlatih. Jika si kecil
melakukan hal ini berulang kali, ia akan semakin pandai menjaga keseimbangan.
Berikut ini adalah cara-cara otak si kecil mendukung perkembangan di semua
bidang.

Perkembangan Kognitif Anak Usia


24-36 Bulan
 

Orang tua anak berusia 2 tahun sering dibingungkan dengan pemikiran si


kecil yang tampak cukup baik di beberapa hal namun tidak cukup dewasa di hal
lain. Inkonsistensi bukan hal yang tidak mungkin; otak tidak berkembang dengan
cara yang sama dan pengaruhnya terlihat jelas pada usia ini.

Pada tahun kedua si kecil, bagian otak yang berhubungan dengan bahasa
dan keterampilan motorik telah mengalami mielinisasi sedangkan bagian yang
berhubungan dengan ingatan, penalaran, dan perencanaan masih belum cukup
dewasa. Mielinisasi, yaitu proses pelapisan ujung saraf dengan lemak, yang
mempercepat transmisi impuls saraf untuk mendorong fungsi kognitif yang lebih
kompleks, terjadi di beberapa bagian otak dalam waktu yang berbeda. Hampir
semua mielinisasi selesai pada kurun waktu 2 tahun pertama kehidupan si kecil,
namun pada bagian yang berhubungan dengan pemikiran yang kompleks dan
abstrak, proses ini terus terjadi  selama masa kanak-kanak dan mungkin hingga
dewasa. Artinya, di satu sisi perbendaharaan kata si kecil semakin kaya dengan
kata-kata baru secara pesat dan ia dapat naik tangga dan melompati batu dengan
cepat, sementara di sisi lain ia belum mengerti jika merebut mainan dari anjing
dapat menyebabkan anjing tersebut menggonggong dan mungkin menggigit.

Di sekitar usia ini, Ibu juga akan melihat si kecil mengembangkan konsep
ingatan eksplisit atau ingatan sadar yang membantunya membedakan masa lalu
dan masa depan. Ia akan mulai membuat kenangan tentang orang-orang dan
tempat-tempat tertentu serta berbicara kejadian yang telah lalu atau masa depan:
"Kemarin kita pergi ke taman. Yuk, kita pergi lagi besok."
Perkembangan Motorik Anak Usia
24-36 Bulan
 

Dimulai saat ulang tahunnya yang kedua dan seterusnya, si kecil akan
meningkatkan kemampuan motoriknya dengan berbagai cara, dari menguasai
keterampilan otot sederhana seperti memotong makanan dan mengikat tali sepatu
hingga keterampilan otot yang lebih kompleks seperti melempar bola dan
memanjat permainan di taman bermain. Perkembangan bagian prefrontal cortex
pada otak meningkatkan pemahamannya tentang hubungan spasial, sebab dan
akibat, serta membantu koordinasi tangan-mata yang lebih baik. Ketika si kecil
menumpuk balok atau menyocokkan bentuk, ia belajar lebih dari sekedar
meletakkan benda-benda tadi ke tempat yang seharusnya, ia juga menyerap
konsep-konsep penting seperti naik-turun dan perbandingan lebih besar dan lebih
kecil. Ketika si kecil menangkap bola, ia belajar sebab dan akibat, dan ia
menggunakan persepsi spasial untuk melacak bola yang datang ke arahnya.

Perkembangan Komunikasi Anak
Usia 24-36 Bulan
 

Pelabelan adalah hal terdepan dan terpenting pada usia ini, si kecil ingin
mengetahui nama setiap benda di sekitarnya. Proses pembangunan kosakata ini
memperkuat koneksi sinapsis di lobus frontal, bagian otak yang mengatur ingatan.
Kini si kecil telah mengetahui sekitar 250 kata meskipun tidak semuanya ia
gunakan dalam percakapan sehari- hari. Seiring bagian bahasa di otak yang
tumbuh dengan lebih terintegrasi, si kecil akan mulai menyusun kalimat yang lebih
panjang, terdiri dari sekitar tiga, empat, dan bahkan lima kata.

Pendengaran si kecil berkembang seiring dengan keterampilan verbalnya


karena proses mielinisasi saraf yang terjadi di auditory cortex pada saat ini. Tiga
kata yang mungkin akan sering Ibu dengar saat ini adalah "aku" dan "punyaku." Hal
ini karena si kecil merasa senang dengan kesadaran atas pembedaan dirinya dan
orang lain, dan ia ingin Ibu tahu apa yang ia inginkan.
Perkembangan Sosial Anak Usia
24-36 Bulan
 

Meskipun kata-kata akan menjadi lebih mudah untuk si kecil, dalam


pengekspresian emosi, ia masih mengalami kesulitan dalam pengucapannya.
Anak-anak berusia 2 tahun sering dianggap nakal akibat rasa frustrasi yang
mereka rasakan—dan sikap mereka untuk melampiaskannya—ketika pikiran,
perasaan, dan ide-ide melebihi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Secara bertahap, sistem limbik (dasar emosi dan impuls ) dan prefrontal
cortex (asal perencanaan dan pengendalian diri) akan bekerja sama secara
terintegrasi dan membantu interaksi sosial yang lebih baik.

Baca juga: Memahami Perkembangan Otak Si Kecil: Usia 18 sampai 24


Bulan
Memahami
Perkembangan
Otak Si Kecil:
Usia 18 sampai
24 Bulan
 

Saat ini otak si kecil sedang tumbuh


dalam lonjakan yang sangat besar.
Saat si kecil mencapai usia 2 tahun,
ia telah memiliki 100 trilyun koneksi
saraf atau sinapsis. Hasil
perkembangan sinapsis ini paling
jelas terlihat dalam perkembangan
motorik, penguasaan bahasa, dan
kesadaran akan diri sendiri yang
timbul. Ketika perkembangan jumlah
koneksi sinapsis mencapai
puncaknya, proses pemangkasan
dimana sinapsis yang jarang
digunakan akan dibuang juga
sedang berlangsung. Proses ini
mendorong pengarahan sumber
daya ke tempat yang paling
dibutuhkan. Setiap gerakan, pikiran,
dan ekspresi si kecil melibatkan
suatu susunan koneksi sinapsis
tertentu yang, seperti halnya otot,
akan semakin kuat jika digunakan
berulangkali. Setiap si kecil
menguasai suatu jenis keterampilan,
baik fisik maupun mental, jalur otak
yang terlibat didalamnya akan
diperkuat dimana hal ini menjadi
fondasi untuk berkembang. Berikut
adalah beberapa hal dimana
perkembangan otak si kecil
mendorong berbagai perkembangan
baru.

Perkembangan
Kognitif Anak
Usia 18-24 Bulan
 

Pernahkah ibu memperhatikan ketika


si kecil mulai menggunakan kata
ganti orang "aku" dan "kita"?
Perubahan ini merupakan hasil dari
perkembangan pesat cerebral cortex
yang mengatur fungsi-fungsi lebih
tinggi seperti self-awareness dan
self-consciousness. Dengan kata
lain, selama periode ini ,
pertumbuhan korteks memberi si
kecil dorongan dan pemahaman
akan konsep "aku" yang lebih kuat,
suatu rasa yang terpisah dari
lingkungan di sekitarnya. Selain itu,
jaringan saraf akan menjadi semakin
padat dan sinapsis bekerja lebih
cepat di bagian lain otak seperti
lobus frontal dan lobus temporal
yang mengatur ingatan, bahasa, dan
koordinasi tangan-mata.

Pada tahap ini, si kecil dapat


mengikuti petunjuk sederhana
(setidaknya ketika ia tidak
mengatakan ‘tidak!’) dan
meningkatkan pemahaman akan
sebab dan akibat. Sebuah aspek
penting dari perkembangan otak si
kecil adalah dengan segala
pertumbuhan pesat si kecil, ia masih
belum memiliki kemampuan
menahan diri untuk melakukan
sesuatu bahkan ketika ia telah
diberitahu untuk tidak melakukannya.
Jika misalnya si kecil menarik ekor
kucing dan Ibu memintanya untuk
berhenti, ia mungkin tidak memberi
respon yang Ibu inginkan. Hal ini
karena beberapa bagian cerebral
cortex yang terlibat dalam kegiatan
mengingat, merencanakan, dan
mengendalikan impuls serta koneksi
sinapsis belum siap untuk
mendukung semua fungsi ini.
Perkembangan
Motorik Anak Usia
18-24 Bulan
 

Ingatan mungkin bukan hal pertama


yang terlintas ketika ibu berpikir
tentang perkembangan motorik.
Meskipun demikian, ingatan adalah
elemen penting di dalamnya. Ketika
si kecil mencoba sesuatu yang baru
seperti memindahkan kursi tinggi dan
kemudian melakukannya lagi,
pengalaman yang terulang
memperkuat jalur saraf tertentu
sehingga tindakan ini terekam dalam
ingatan. Demikian juga ketika si kecil
mengangkat bola dan
melemparkannya beberapa kali, otak
merekam komponen fisik, spasial,
dan sensorik yang terlibat dalam
tindakan tersebut, sehingga ketika ia
melempar bola di kesempatan lain,
secara otomatis ia akan mengacu
pada ingatan tersebut, daripada
harus mencari tahu cara
melakukannya lagi. Salah satu
alasan si kecil mengalami kesulitan
duduk diam adalah ia sedang sibuk
berlatih dan memperkuat berbagai
keterampilan baru—dari berjalan,
naik tangga, menyusun balok—dan
hal tersebut memperkuat jalur saraf
otak yang terlibat dalam serangkaian
gerakan tersebut.
Perkembangan
Komunikasi Anak
Usia 18-24 Bulan
 

Pada titik ini dalam perkembangan si


kecil, dua belahan otaknya—dan
juga jaringan yang mencakup
prefrontal cortex, bagian bahasa,
hippocampus, dan cerebellum—
bekerja sama secara lebih efisien.
Koordinasi ini menempatkan si kecil
di tengah-tengah vocabulary
explosion yang membuat jumlah kata
yang ia ketahui bertambah empat kali
lipat pada ulang tahunnya yang
kedua. Si kecil juga semakin mahir
menggunakan kata-kata dimana
beberapa bagian otak yang terlibat
dalam penerimaan dan produksi
ucapan dapat berkomunikasi secara
lebih cepat dan efisien. Teori yang
berlaku adalah ketika si kecil
mendengar Ibu berbicara, sinyal
diproses di bagian otak yang disebut
auditory cortex dan kemudian
diteruskan ke bagian otak lain yang
berhubungan dengan pengenalan
kata. Setelah si kecil memahami
yang Ibu katakan dan mengolah
respon, pergerakan lidah, bibir dan
tenggorokan yang penting diproses
di bagian lain otak. Dari situ, sinyal
diteruskan ke motor cortex yang
pada gilirannya mengirimkan
perintah ke otot-otot yang terlibat.
Perkembangan
Sosial Anak Usia
18-24 Bulan
 

Memperkuat konektivitas antara dua


belahan otak bersamaan dengan
pematangan prefrontal cortex dan
jaringan cortical-subcortical,
menumbuhkan kesadaran diri dan
individualitas yang lebih besar. Ibu
akan melihat si kecil mulai
membedakan perasaan, keinginan,
dan niatnya dari orang-orang lain.
Secara bertahap, sistem limbik
(fondasi emosi dan impuls si kecil
yang kuat) dan prefrontal cortex
(tempat ingatan, perencanaan,
antisipasi, dan kontrol impuls
berlangsung) bekerja sama dengan
cara yang lebih terintegrasi untuk
keberhasilan interaksi sosial.
Perkembangan Aktivitas
Fisik Balita Usia 24-36
Bulan

Febi Anindya Kirana


Diperbarui 29 Jan 2019, 14:48 WIB




12

ilustrasi balita/copyright Pexels/Hieu Hoang

Fimela.com, Jakarta Memasuki usia 24-36 bulan atau 2-3 tahun, bisa


dibilang balita sudah cukup besar untuk mengetahui banyak hal dan
melakukan berbagai aktivitas fisik. Tubuhnya sudah cukup tinggi dan ia
melatih keseimbangan tubuhnya sejak beberapa bulan yang lalu saat ia
masih belajar berdiri atau jadi balita usi awal.

Namun perkembangan fisik apa saja yang bisa dilihat pada balita usia 24-36
bulan ini? Seperti dilansir dari Kid's Health.org, ini sekian perkembangan
mobilitas balita usia 24-36 bulan yang bisa diamati.

by Taboola

Sponsored Links

Mencari pekerjaan internasional dari rumah? Temukan hasil sekarangBekerja di


Rumah | Cari Iklan

Apartemen lansia baru di Sedayu - silakan lihat!Rumah Lansia | Pencarian Iklan

 mampu menyeimbangkan tubuh saat berdiri dengan satu kaki


 mampu memanjat dengan baik
 membungkuk dengan mudah tanpa terjatuh
 berlari dengan baik
 menendang bola ke depan dengan tepat
 kedua kaki mampu memijak dengan baik saat naik atau turun
anak tangga
 mulai bisa mengayuh sepeda roda tiga
 melempar bila dari atas kepala

Balita di usia ini memiliki keseimbangan yang baik terhadap tubuhnya dan
sudah tak perlu terlalu khawatir dia akan terjatuh sendiri. Sebaliknya,
orangtua bisa mengembangkan kemampuan anak dalam beraktivitas dengan
motivasi anak agar mau mencoba hal-hal baru dan ikut bermain dengan
teman-temannya.

Umur 24-36 bulan


* Jalan naik tangga sendiri. * Dapat bermain dengan sendal kecil. *
Mencoret-coret pensil pada kertas. * Bicara dengan baik menggunakan 2
kata. * Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta. *
Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih. *
Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta. * Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah. * Melepas pakiannya
sendiri.
24-36 BULAN
Tahapan & Stimulasi
GERAK KASAR
Tahapan Perkembangan
1. Naik tangga sendiri
2. Dapat bermain dan menendang bola kecil
Stimulasi
1. Dorong agar anak mau memanjat, berlari, melompat, melatih keseim¬bangan
badan dan bermain bola

2. Latihan menghadapi rintangan


Ajak anak bermain "ular naga", merangkak di kolong meja, berjinjit mengelilingi
kursi, melompat di atas bantal dan lain-lain.

3. Latihan melompat jauh


Usahakan agar anak melompat jauh dengan kedua kakinya bersamaan. Letakkan
sebuah handuk tua di lantai, ajari anak melompatinya. Atau buat garis di tanah dengan
sebuah tongkat atau di lantai dengan sebuah kapur tulis, sebagai batas lompatan.

4. Melempar dan menangkap


Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar ke arah anda. Kemudian
lemparkan kembali bola itu kepada anak sehingga ia dapat menangkapnya.
GERAK HALUS
Tahapan Perkembangan
Mencoret-coret pensil pada kertas
Stimulasi
1. Dorong agar anak mau berrnain puzzle, balok-balok, memasukkan benda
yang satu ke dalam benda lainnya, dan menggambar

2. Membuat gambar tempelan


Bantu anak memotong gambar-gambar dari majalah tua dengan gunting untuk anak.
Dengan lem kertas atau karton atau membuat gambar tempelan. Bicarakan dengan
anak tentang apa yang sedang dibuatnya.

3. Memilih dan mengelompokkan benda- benda menurut jenisnya


Berikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya: uang logam, berbagai jenis
kancing, benda berbagai warna, dan lain¬ lain. Minta anak memilih dan
mengelompokkan benda-benda itu menurut jenisnya. Mulai dengan 2 jenis benda
yang berlainan, kemudian sedikit demi sedikit tambahkan jenisnya.

4. Mencocokan gambar dan benda


Tunjukkan kepada anak cara mencocokkan gambar bola dengan sebuah bola yang
sesungguhnya.Bicarakan mengenai bentuknya, gunanya dan sebagainya.

5. Konsep jumlah
Tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda dalam jumlah satu-satu,
dua,tiga dan sebagainya. Katakan kepada anak anda berapa jumlah benda dalam satu
kelompok dan bantu ia menghitungnya, ini ada 3 biji kacang, mari kita hitung, satu,
dua, tiga

6. Bermain/menyusun balok-balok
Beli atau buat satu set balok mainan anak. Anak akan main dengan balok-balok itu
selama bertahun-tahun. Bila anak anda bertambah besar, anda dapat menambah
jumlahnya.

BICARA & BAHASA


Tahapan Perkembangan
1. Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata
2. Dapat menunjuk 1atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
3. Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
4. Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta
Stimulasi
1. Bicara dengan baik
Gunakan ejaan bahasa yang baik dan benar dan tidak cadel, menggunakan 2 kata.

2. Bacakan buku cerita anak


Buat agar anak melihat anda membaca buku. Hal ini mengandung pesan penting¬nya
manfaat membaca. buku cerita dengan tulisan dan gambar yang besar-besar , supaya
menarik minat anak. Ketika selesai membacakan, ibu dan bapak dapat mengajukan 5
W dan 1 H; who (siapa tokohya); what (apa yang terjadi); when (kapan terjadinya);
where (di mana terjadinya); why (mengapa bisa terjadi); how (bagaimana bisa
terjadi). Tujuannya melatih anak untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

3. Dorong agar anak mau bercerita apa yang dilihatnya baik dari buku maupun
ketika jalan-jalan

4. Bantu anak dalam memilih acara TV, dampingi anak ketika menonton TV.
Batasi waktu menonton maksimal 1jam sehari

5. Acara/berita TV terkadang menakut¬kan anak. Jelaskan pada anak, apakah


hal itu nyata atau tidak

6. Menyebut nama lengkap anak. Ajari anak menyebut namanya secara


lengkap. Sebut nama lengkap anakdengan perlahan. Minta anak mengulanginya

7. Bercerita tentang diri anak


Anak senang mendengar cerita tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian
lucu dan menarik yang dialami anak.

8. Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih

9. Menyebut nama berbagal jenis pakaian


Ketika mengenakan pakaian anak, sebut nama jenis pakaian tersebut (kemeja, celana,
kaos, celana, rok,dsb). Minta anak mengambil pakaian yang anda sebutkan sambil
menyebutkan kembali jenisnya.

10. Menyatakan keadaan suatu benda


Ketika mengajak anak bicara, gunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu
benda. Misal:"Pakai kemeja yang merah", "Bolamu yang kuning ada di bawah meja",
”Mobil-mobilan yang biru itu ada di dalam laci", dan sebagainya.

SOSIALISASI & KEMANDIRIAN


Tahapan Perkembangan
1. Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
2. Melepas pakaiannya sendiri
Stimulasi
1. Melatih buang air kecil dan buang air besar di kamar mandi/ WC
Ajari anak untuk memberitahu anda bila ingin buang air kecil/buang air besar.
Dampingi anak saat buang air kecil/ buang air besar dan beritahu cara membersihkan
diri dan menyiram kotoran.

2. Berpakaian
Ajari anak berpakaian sendiri tanpa bantuan.Beri kesempatan anak memilih sendiri
pakaian yang akan dikenakannya.

3. Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan
berbicara kepadanya

4. Sering-sering ajak anak pergi ke luar mengunjungi tempat bermain, toko,


kebun binatang dan lain-lain

5. Ajak anak membersihkan tubuhnya ketika kotor kemudian mengelapnya


dengan bantuan anda sesedikit mungkin. Demikian juga dalam berpakaian dan
melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan

6. Berdandan
Biarkan anak berdandan mengenakan pakaian dewasa yang sudah tua. Beri anak
beberapa topi anakanak, rok, celana, kemeja, sepatu, dsb. Biarkan anak memilih
sendiri mana yang akan dipakainya.

Kemampuan Motorik Bayi Usia 24 Bulan

Di usia 24 bulan, perkembangan bayi yang berkaitan dengan motoriknya sudah


semakin terlihat. Ia kini sudah bisa melompat dan menendang bola. Ia pun ingin
mencoba belajar berdiri dengan menggunakan satu kakinya, meski tentu masih
menemui hambatan, salah satunya adalah keseimbangannya yang belum optimal dan
ia jadi sering jatuh. Anak pun sudah mahir mengambil benda yang jatuh dari lantai. 

Di sisi lain, ketika ibu atau ayah membacakan dongeng untuknya, anak mungkin ingin
menggenggam sendiri buku tersebut dan membuka halamannya sendiri. Ia akan mulai
berceloteh tentang apa yang dilihatnya, meski belum memahami apa yang sebenarnya
sedang ia bicarakan. Tidak hanya itu, Si Kecil juga sudah mampu menyusun balok
hingga mencapai 8 tingkat dan menyusun benda-benda ke arah vertikal. 

Baca juga: Perkembangan Bayi 12 Bulan

Kemampuan Sosial dan Emosional Bayi Usia 24 Bulan

Nah, di sisi emosional dan sosialnya, anak usia 24 bulan sudah menunjukkan bahwa
dirinya lebih mandiri. Ia sudah bisa melakukan beberapa hal sendiri tanpa
membutuhkan bantuan ayah dan ibu lagi, seperti mencuci tangan, dilatih untuk
memakai baju sendiri, hingga menyebutkan nama temannya meski terkadang masih
terdengar belum lancar. 
Pun, ia bisa menunjukkan pada ayah dan ibu tentang pilihannya, misalnya sepatu atau
pakaian seperti apa yang ingin dipakainya. Jangan dilarang ya, Bu, biarkan anak
menunjukkan kreativitas dan imajinasi melalui pilihannya sendiri. Terkadang, ia akan
minta diajari ayah dan ibu bagaimana memakai kaus atau kemejanya. Seru ya!

Baca juga: Perkembangan Bayi 7 Bulan

Kemampuan Berbahasa dan Komunikasi Bayi Usia 24 Bulan

Lalu, bagaimana dengan kemampuan bahasa dan komunikasinya? Nah, di usianya


yang sudah 24 bulan, anak sudah mulai mengerti konsep benda dan apa hubungannya
dengan lingkungan sekitar. Misalnya, anak sudah mulai mengerti ukuran benda dan
membandingkannya dengan benda lain. Ia pun bisa mengikuti perintah tertentu dari
ayah dan ibu, seperti ambilkan bola atau lihat ke kursi. Sedangkan untuk kosakatanya,
ucapannya sudah lebih dapat dimengerti dan sudah lebih jelas.

Yuk, Bantu Si Kecil dengan Cara Mudah Ini!

Supaya sang buah hati makin lancar dalam tumbuh kembangnya, ibu bisa
membantunya dengan cara-cara yang mudah. Berikan ia baju yang memiliki kancing,
sehingga semakin melatih kemampuan motoriknya untuk mengancingkan bajunya
sendiri. Sediakan sandalnya sebelum bepergian dan mintalah sang buah hati untuk
memakainya sendiri. 

Baca juga: Perkembangan Bayi 4 Bulan

Supaya ia lebih memahami kondisi ayah dan ibu, berikan pengertian yang sederhana
dan mudah ia mengerti. Misalnya, ibu dan ayah harus bekerja dan baru pulang di
malam hari. Ibu bisa mengatakan padanya kondisi yang ibu dan ayah harus penuhi,
sehingga ia pun mengerti mengapa ibu dan ayah harus pergi di pagi hari dan pulang
pada malam hari. 

Namun, jika anak tidak menunjukkan perkembangan bayi tersebut ketika usianya
sudah menginjak 24 bulan, ibu harus segera memeriksakan kondisinya ke dokter.
Agar lebih mudah, pakai saja aplikasi Halodoc, karena melalui aplikasi ini, ibu bisa
langsung buat janji dengan dokter anak di rumah sakit yang terdekat dengan tempat
tinggal ibu. 
Genap 3 tahun sudah usia sang buah hati, ia semakin memelajari banyak hal di sela
aktivitasnya sehari-hari. Ia semakin aktif dan rasa ingin tahunya semakin besar. Anak
semakin senang saat menemukan hal baru di hidupnya. Ia juga akan belajar dari
pengalaman yang didapatkan sebagai dampak dari apa yang dilakukannya. Ibu, cari
tahu lebih lanjut bagaimana perkembangan anak yang seharusnya di usia 3 tahun ini,
yuk!

Lihat Bagaimana Tumbuh Kembang Anak


Anak sudah mulai memahami bahwa ia mulai dapat mengurus barang-barangnya
sendiri dan menyimpannya setelah selesai digunakan. Tentu saja, ibu masih harus
mengingatkan dengan lembut sebagai arahan untuknya. Jika anak enggan mengambil
atau membereskan barang-barangnya, ibu bisa mengatasinya dengan permainan kecil,
seperti berlomba untuk membereskan semua barangnya yang berserakan. 

Anak kini telah tumbuh dalam kepercayaan diri dan tidak takut menunjukkannya pada
ibu. Dia sangat bangga dengan apa saja yang bisa dilakukannya sekarang. Dia bisa
bermain dengan teman-temannya di sekolah, memilih kegiatan apa yang ia sukai, dan
belajar hal baru setiap hari. Terus berikan dukungan pada sang buah hati untuk
menjadi pemikir yang kreatif. Biarkan anak mengekspresikan diri dan tidak
meremehkan segala opininya. 

Baca juga: Perkembangan Bayi 32 Bulan


Coba ajukan pertanyaan padanya dan dengarkan apa yang dikatakan sebagai jawaban.
Jika ia masih salah menjawab, berikan bantuan dengan mengatakan jawaban yang
benar. Membuat anak terlibat dalam segala hal yang bernuansa seni, bisa membantu
ibu membuat kue, membuat lukisan jari, atau bermain musik membantu
mengembangkan pemikiran kreatifnya. Membaca buku selalu menjadi cara untuk
meningkatkan cara anak memandang dunia dalam arti yang lebih luas.

Waspada Pilek dan Infeksi Telinga


Waspada pilek dan infeksi telinga yang menyerang anak karena interaksi sosial yang
ia lakukan. Ia akan lebih mudah terkena kuman dan virus yang menyebar dengan
sangat cepat di ruang kelas ketika seorang anak bersin atau sentuhan tangan ke
berbagai benda. Mainan, meja, dan teman adalah sumber kuman. Wow!

Inilah saat yang tepat untuk membiasakan cuci tangan pada anak. Pastikan anak
mengerti bagaimana batuk dan bersin itu harus ditutup dengan tangan atau sapu
tangan atau tisu, dan pastikan pula ia membersihkan tangan dengan sabun dan air
sampai bersih setelahnya, terlebih jika hendak menyentuh makanan. Cuci tangan pun
wajib dilakukan setelah anak menggunakan toilet atau bermain di luar. 

Baca juga: Perkembangan Bayi 33 Bulan

Hidung tersumbat sering disertai dengan infeksi telinga. Jika ia mengalami otitis


media atau infeksi telingah tengah kronis karena bakteri, pengobatan yang dilakukan
bisa dengan antibiotik, tetapi jika terjadi karena virus, pengobatan yang diberikan
mungkin berbeda. Segera bawa anak ke dokter jika infeksi masih sulit diobati atau
anak mulai mengalami gangguan pendengaran maupun masalah keterlambatan
bicara. Buat janji dahulu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. 

Baca juga: Perkembangan Bayi 34 Bulan

Lakukan tindakan pencegahan seperti mengendalikan segala penyebab terjadinya


alergi, infeksi saluran pernapasan, dan menjaga kebersihan lingkungan rumah maupun
luar rumah dengan baik. Pastikan anak bebas dari terpaan asap rokok yang
membuatnya terserang masalah pernapasan. Bagaimanapun juga, kesehatan anak
tetaplah menjadi hal utama. 

Anda mungkin juga menyukai