Anda di halaman 1dari 1

:: LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI PAUD BPKB DIY ::

Mengenali Kecerdasan Anak


, kontribusi dari Administrator
Senin, 02 Juni 2008

APA sih sebetulnya yang dimaksud dengan anak cerdas? Tentu jawabannya beragam. Yang jelas, kecerdasan meliputi
banyak aspek dari bahasa hingga emosi.
Salah satu ciri anak yang cerdas adalah rasa keingintahuannya yang besar, selalu bertanya tentang banyak hal. Tidak
puas dengan jawaban yang ada terus mengejar dengan pertanyaan susulan.
Anak yang cerdas akan bertanya banyak hal karena memang dia ingin tahu jawabannya. Biasanya, jika anak tersebut
bertanya, dia akan ‘mengejar’ jawaban kita dengan pertanyaan lanjutan, sampai orangtua kewalahan
menjawabnya. Inilah salah satu ciri-ciri anak cerdas yang sebenarnya!
Kadang-kadang kita melihat anak yang selalu bertanya, tetapi sebelum dijawab anak tersebut sudah bertanya lagi hal
yang lain secara terus menerus. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut tidak benar-benar ingin tahu terhadap apa
yang ditanyakannya.
Menghadapi anak seperti itu, kita perlu mengarahkan sedikit demi sedikit, sehingga anak bisa memfokuskan dirinya
terhadap apa yang ingin diketahuinya.
Sarana terbaik untuk memuaskan keingintahuan anak adalah dengan menyediakan buku, dan mengajarkan anak
membaca sejak dini.
Aktivitas membaca mempunyai pengaruh terbesar dalam kehidupan berpikir seorang anak, yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.
Untuk menstimulasi hal tersebut, kita perlu memberikan kegiatan lanjutan setelah anak selesai membaca dalam
suasana yang menyenangkan. Misalnya, kita bisa membuat quiz tentang isi dari bacaan tersebut. Hal ini perlu untuk
melatih anak belajar menguasai isi bacaan tersebut.
Pemahaman terhadap isi bacaan merupakan tahap lanjutan yang sangat penting untuk diajarkan setelah anak mulai
lancar membaca.
Yang lebih penting lagi, jangan memaksa anak untuk membaca! Beri kebebasan kepada anak untuk memilih buku yang
ingin dibacanya.
Yang penting bukan apa yang dibaca oleh anak, tetapi bagaimana anak membacanya. Tentu saja, selama buku-buku
tersebut sesuai untuk anak-anak.
Para orangtua sebaiknya jangan memaksakan kehendak pada anak untuk membaca buku pilihannya, biarkan anak
menentukan pilihan sendiri.
Perlu diketahui, otak bayi berkembang pesat menginjak trimester kedua, dan ini akan berlangsung hingga usia 18 bulan.
Setelah itu, perkembangannya mulai melandai.
Oleh sebab itu, seorang ibu harus memahami pentingnya gizi bagi anak untuk mendukung perkembangan otaknya. Bayi
yang baru lahir, jumlah sel otaknya mencapai 66 persen dan beratnya 27 persen dari berat maksimal.
Sel-sel otak tersebut akan tumbuh sampai 90 persen dari berat maksimal. Jika berat otak dewasa rata-rata 1400 gram,
maka di usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 1200 gram. “Artinya, usia ini memang masa
perkembangan otak yang sangat cepat.”
Untuk itu, di usia 2 tahun otak anak perlu diberi stimulus yang bisa memacu pertumbuhannya. Caranya dengan
memberikan susu yang mengandung Omega-3 dan Omega-6. Bisa juga diberikan sebutir telur ayam kampung setiap
hari.

Kecerdasan Emosional Perlu


Kecerdasan anak sangat beragam, ada yang jago matematika, pintar menggambar, bermain musik dan sebagainya dan
perkembangan masing-masing anak tidak sama.
Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, bisa melakukan tes IQ. Namun, IQ bukanlah segala-galanya. Sebab,
sekarang orang beranggapan bahwa kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ)-lah yang memegang peran
penting dalam mencetak anak sukses.
Di dalam kecerdasan emosional itu terdapat pula kecerdasan sosial. Di sini anak bisa memahami dan mengerti orang
lain. Ia juga bisa bersikap bijaksana atas apa yang ia alami dan hadapi.
Untuk melatih kecerdasan emosional, orang tua harus menampilkan suasana damai dengan sikap saling menghargai
satu sama lain, tekun, ulet dan banyak memberi senyum.

Sumber : www.banjarmasinpost.co.id

http://paudcenter.info _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 14 November, 2008, 09:48

Anda mungkin juga menyukai