A. PERTANYAAN
Jawab:
d (t )
Kecepatan sudut adalah gradien dari kurva θ(t) atau dinyatakan dengan (t ) = , maka kecepatan sudut
dt
d 2 (t )
untuk kasus (a) positif, (b) nol, dan (c) negatif. Percepatan sudut dinyatakan dengan (t ) = , maka (d)
dt 2
percepatan sudut negatif.
Jawab:
Keadaan setimbang dari benda terpenuhi apabila resultan torsi nol pada sembarang titik acuan atau sumbu
putar. Kita dapat mengambil suatu titik pada batang tersebut untuk menentukan besar torsi yang bekerja pada
batang tersebut. Jika resultan torsi pada titik tersebut tidak nol, maka batang tersebut tidak dapat berada dalam
keadaan kesetimbangan. Untuk kasus seperti gambar diatas, maka kita dapat mengambil titik paling kanan dari
batang, maka torsi oleh F1 dan F3 adalah nol. Untuk gaya pertama sejajar dengan lengan gaya, sedangkan
untuk gaya ketiga lengan gayanya besarnya adalah nol. Namun F2 memberikan torsi yang akan memutar
berlawanan jarum jam, jika diperhitungkan gaya berat dari batang tersebut juga akan memberikan torsi yang
membuat batang berputar berlawanan arah jarum jam. Oleh karena itu, dengan ketiga buat gaya tersebut, batang
tidak dapat berada dalam keadaan setimbangan, diperlukan gaya yang lainnya sehingga torsi total yang berkerja
pada suatu titik putar adalah nol.
m r
2
i i
Momen inersia dapat dinyatakan dengan rumum: I= i
m i
i
i i i
Karena M>m, maka momen inersia terkecil jika benda tersebut diputar pada sumbu-x (Ix), sedangkan momen
inersia terbesar jika benda tersebut diputar pada sumbu-z (Iz).
Jawab:
( F5 ) ( F4 ) ( F2 ) ( F1 ) ( F3 )
Jawab:
g sin
Percepatan pusat massa untuk gerak menggelinding ke bawah adalah: a PM =
I
1 + PM2
2 g sin 5 MR
Bola : I= MR 2 a = a = g sin → paling besar
5 2 7
1+
5
Maka yang mencapai dasar bidang miring paling cepat adalah Bola pejal – Silinder pejal – Kulit silinder
Jawab:
Diketahui r = 1 m, = 4 rad/s2, i = 0 adn i = 57,3º = 1 rad.
(a) f = i + t = 0 + t
Saat t = 0 s, f = (4 rad/s2)(2 s) = 8 rad/s
Jawab:
a) Jarak dari masing-masing bola ke sumbu z adalah sama besar, yaitu
r1 = r2 = r3 = r4 = 22 + 32 = 13 m
( 13 ) (3 + 2 + 2 + 4) = 143
4
I z = mi ri =
2 2
Momen inersia terhadap sumbu z: kg.m2
i =1
b) Energi kinetik rotasi:
1 1
Ekrot = I z 2 = (143 )(6) 2 = 2570 Joule
2 2
Jika diambil titik acuan koordinat x=0, y=0 pada ujung batang di sumbu rotasi, dan L=2R, maka pusat massa
benda adalah
Ketika benda berotasi dari keadaan (A) ke keadaan (B), terjadi perpindahan posisi pusat massa
yaitu . Selain itu, dalam rotasi benda dari keadaan (A) ke keadaan (B) terjadi perubahan energi
potensial yang dikonversi menjadi energi kinetik. Sehingga kecepatan sudut benda:
Jawab:
Diagram gaya-gaya yang bekerja pada batang homogen adalah sebagai berikut:
Ketika x=xmin, batang dalam keadaan hampir slip, sehingga gaya gesek batang dengan dinding adalah
f = f s,max = s n = 0.5n
Resultan gaya arah sumbu-x :
Fx = 0 n − T cos 370 = 0 n = 0.799T , sehingga f = 0.50(0.799T ) = 0.399T
Resultan gaya arah sumbu-y :
Fy = 0 f + T sin 370 − 2Fg = 0 0.399T − 0.602T − 2Fg = 0 , sehingga T = 2Fg
Jawab:
Tinjau silinder berada pada kesetimbangan, sehingga berlaku:
Fx = 0 f1 = n2 = s n1
F = 0 P+n + f
y 1 2 = Fg dengan f 2 = s n2
= 0 P = f + f1 2
Ketika gaya P dinaikkan, maka gaya gesek f1 dan f2 juga akan membesar.
1 n n n
Karena s = , maka f1 = 1 dan f 2 = 2 = 1
2 2 2 4
Sehingga diperoleh:
n n1 n1 3
Maka: P + n1 + 1 = Fg (1) dan P+ + = n1 (2)
4 2 4 4
5 54 8
P + n1 = Fg dan P + P = Fg P = F
4 43 3
3
Sehingga P = F
8
1 ap
= I ft (5.00 cm)+ fb (5.00 cm)= (2.00 kg)(5.00 cm) 2
2 10.0 cm
ft + fb =(0.5 kg)a p (3)
(a) Eliminasi fb dari Persamaan (1) dan (2), sehingga diperoleh: 2 ft = (1.50 kg)a p , substitusi ke Persamaan
(1) diperoleh percepatan papan:
6.00 N − (1.50 kg)a p = (6.00 kg) a p a p = 0.8 m/s 2
ap
Maka percepatan silinder: a = = 0.4 m/s 2
2
(b) Gaya gesek papan terhadap silinder:
2 ft = (1.50 kg)a p 2 ft = (1.50 kg)(0.800 m/s 2 )
ft = 0.600 N
Gaya gesek silinder terhadap lantai:
ft + fb =(0.5 kg)a p 0.600 N + f b =(0.5 kg)(0.800 m/s 2 )
fb = −0.200 N
Tinjau katrol:
(a) Eliminasi T1 dan T2 dari persamaan (1), (2), dan (3), diperoleh:
(b)
dengan v adalah kecepatan pusat massa. Karena bola bergerak menggelinding tanpa slip, maka = v / R .
Dengan momen inersia bola I = 52 MR2 , maka dari Hukum kekekalan energi dapat diperoleh:
Karena bagian akhir lintasan berupa bidang horizontal, maka komponen kecepatan bola hanya pada arah
horizontal, sehingga posisi bola setiap waktu dapat dituliskan:
Jawab:
Dengan menggunakan hukum kekelan energi mekanik diperoleh laju kotak di dasar lantai sebelum menumbuk
batang adalah v = 2 gh
1 2 H 1 m2 d 2 (2 gh) M
I = mgH + Mg = m + gd (1 − cos )
2 2 2 ( Md / 3) + md
2 2
2
maka diperoleh:
m2 h h/d
= cos 1 −
−1
= cos 1 −
−1
d (m + M / 2)(m + M / 3) (1 + M )(1 + M )
2m 3m
20 / 40
= cos−11 − 32o(0,85)
==os −1
2
(1 + 1)(1 + )
3
Jawab:
(a) Jika kita misalkan selang waktu sangat pendek dari sesaat sebelum tanah liat menumbuk bola dan sesaat setelah
menumbuk dan melekat pada bola, kita dapat menggunakan kekekalan momentum sudut. Momentum sudut
awal adalah momentum sudut oleh tanah liat yang jatuh. Tanah liat awalnya bergerak sepanjang garis yang
bejarak d/2 dari pusat putaran, dengan d = 0,5 m yang merupakan panjang dari batang. Momentum sudut
tanah liat adalah mvd/2, dengan m = 0,05 kg dan v = 3 m/s, yang masing-masing adalah massa dan kecepatan
dari tanah liat. Setelah melekat, batang memiliki kecepatan sudut dan momentum sudut I, dengan I adalah
momen inersia dari sistem yang terdiri dari batang dan dua bola dan tanah liat di ujungnya.
Kekekalan momentum sudut memberikan:
M = 2 kg adalah massa dari masing-masing bola, dan m adalah massa gumpalan tanah liat.
2(0,05)(3)
2
mvd d 2mv
= (2M + m) = = = 0,148 rad/s
2 2 (2M + m)d (2(2) + 0,05)(0,5)
1 2 1
mv , energi kinetik akhir adalah K f = I 2 dan perbandingan energi
(b) Energi kinetik awal adalah K i =
2 2
kinetik adalah: K f I 2 m 0,05
= = = = 0,0123
Ki mv 2 2M + m 2(2) + 0,05