Anda di halaman 1dari 7

TOT OSN-SMA TINGKAT KABUPATEN/KOTA

BIDANG FISIKA, MATERI VI (ROTASI)

1. Sebuah bola pejal dan silinder pejal dilepaskan


secara bersamaan dari suatu bidang miring dengan
ketinggian yang berbeda-beda tanpa tergelincir, jika
bola pejal dilepaskan dari ketinggian h1 = 1 m, maka
h1
tentukan ketinggian silinder agar keduanya sampai
h2
di ujung bidang miring dalam waktu yang sama !
q
Penyelesaian:
Dari Hukum II Newton untuk menentukan
percepatan pusat massa (PM) benda :
∑ F x =mg sin θ−f =maPM
∑ F x =N−mgcosθ=0
τ =I PM α
a
fR=I PM PM
R
g sin θ
a PM=
I
1+ PM2
→ mR
g sinθ 5
a PM= = g sin θ
2 7
mR 2
5
1+
Untuk Bola : mR 2
g sinθ 2
a PM= = g sin θ
1 3
mR 2
2
1+
Untuk Silinder : mR 2
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai bagian bawah bidang miring :
2h
2 x sin θ
1 2 t 2= =
x=x o +v PM + 2 a PM t → a PM aPM
Jika, kedua benda sampai di bagian bawah bidang miring asecara bersamaan, maka :
2 h1 2 h2
sin θ sin θ
t 2silinder =t 2bola → = 14
5 2 h2 = h =0,93 ( 1 m )=0,93 m
g sin θ g sin θ
7 3 15 1
atau

2. Sebuah kelereng kecil pejal bermassa m dan jari-jari r menggelinding tanpa


tergelincir sepanjang lintasan (lihat gambar), kelereng mulai dilepaskan dari keadaan
diam dari suatu tempat pada bagian lurus lintasannya.
a. Dari ketinggian minimum berapa kelereng harus dilepaskan agar pada bagian
atas lingkaran (loop) kelereng tersebut tetap menempel pada lintasannya (Jari-jari
loop R, dengan asumsi bahwa R >> r) ?

36
b. Jika kelereng dilepaskan dari ketinggian 6R dari dasar lintasan, berapakah
komponen horisontal gaya yang bekerja padanya dititik Q ?

mg
R
h Q
N
mg

Penyelesaian:
a. Energi kinerik kelereng pada saat menggelinding :
2
1 1 v
Ek = Iω2= I
2 2 r ()
dengan I adalah inersia rotasi kelereng terhadap titik kontak dalam lintasannya dan
v/r adalah kelajuan sudut rotasi. Dengan menggunakan teorema sumbu sejajar,
maka I diperoleh :
2 7
I=I PM +mr 2 = mr 2 +mr 2 = mr 2
5 5
sehingga :
2
1 7 2 v 7
Ek = ( )( )
2 5
mr = mv 2
r 10
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi :
7 10 mg ( h−2 R−r )
mgh=mg ( 2 R−r ) + mv 2 → v 2 =
10 7m
Dari hukum II Newton :
v2 ( R−r ) ( N +mg )
N +mg=m → v2=
R−r m
2
dengan mengeliminir v dari kedua persamaan, maka diperoleh :
mg 10 h−27 R+17 r
N=
7( R−r )
pada saat kelereng kehilangan kontak dengan lintasannya, maka pengaruh N akan
hilang, sehingga :
10 h−27 R+17 r=0
dari asumsi bahwa R>>r, maka :
10 h−27 R=0 → h=2,7 R
b. Gaya mendatar pada titik Q dinyatakan sebagai :
mv 2 N ( R−r )
N= → v 2=
R−r m
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi :

37
7 50 gR
mg ( 6 R )=mgR + 10 mv 2 → v 2=
7
diperoleh hasil dengan asumsi R>>r :
50
N= mg
7

3. Sebuah balok massa m1 = 2,00 kg dan balok m1


M,R
massa m2 = 6,00 kg dihubungkan oleh tali tak
bermassa melalui sebuah katrol bentuk
piringan padat dengan jari-jari R = 0,250 m dan m2
massa M = 10,0 kg. Balok-balok ini
memungkinkan untuk bergerak pada sebuah q
blok-irisan yang tetap dengan sudut θ = 30,0o
seperti pada Gambar. Koefisien gesek kinetis
untuk kedua balok adalah 0.360. Gambar
diagram benda bebas dari kedua balok dan
katrol, kemudian:
a. Percepatan kedua blok
b. Tegangan tali pada kedua sisi katrol

Penyelesaian:
Diagram benda bebas dari sistem dapat digambarkan :
N1 N
T2 N2
fk2
T1
m1 T1 m2
fk1 T2
m1g Mg m2g

Untuk m1:
∑ F y =ma y : N 1 −m1 g=0
N 1 =m1 g=19 , 6 N
f k 1 =μk N 1 =7 , 06 N
∑ F x =ma x : −7 ,06 N +T 1=(2 ,00 kg )a (1)
Untuk katrol:
1 a
∑ τ=Iα :
−T 1 R+T 2 R= MR 2
2 ()
R
1
−T 1 +T 2 = (10 ,0 kg) a=(5,0 kg )a
2 (2)
ntuk m2:
U
N 2 −m2 g cos θ=0
N 2=(6,0 kg )(9,8 m/s2 )(cos30 o )=50 , 9 N
f k 2 =μk N 2=18 , 3 N
−18 ,3 N −T 2 +m2 g sinθ=m2 a

38
−18 ,3 N −T 2 +29 ,4 N =(6,0 kg )a (3)
a. Dengan menjumlahkan persamaan (1), (2), dan (3), diperoleh:
−7,06 N−18,3 N +29,4 N =(13,0 kg)a
4,01 N
a= =0,309 m/s 2
13,0 kg
T 1 =2,0 kg (0,309 m/s2 )+7 ,06 N=7 ,67 N
b.
T 2=7 ,67 N +5,0 kg(0,309 m/s 2 )=9,22 N

4. a. Tentukan percepatan pusat massa (PM) sebuah


piringan padat seragam yang bergulir menuruni R
f
sebuah lereng yang membentuk sudut θ dengan
horisontal. Bandingkan percepatan ini dengan N
percepatan yang dihasilkan oleh cincin seragam. mg
b. Berapakah koefisien gesekan minimum yang
diperlukan untuk mempertahankan gerakan murni
q
bergulir untuk piringan?

Penyelesaian :
τ =Iα
a.
mgR sinθ=( I PM +mR 2 ) α
mgR 2 sinθ
a=
I PM +mR 2
mgR 2 sin θ 2
a piringan = = g sin θ
3 2 3
mR
2
mgR 2 sin θ 1
acincin = = g sin θ
2 mR 2 2
Jadi, piringan akan bergilir dengan percepatan 4/3 kali percepatan cincin
Rf =Iα
b.
f =μN=μ mg cosθ
Iα 2 1
μ=
f
=
R 3
= 2
g sin θ(2
mR 2
1)(
= tan θ
)
mgcos θ mg cosθ R mg cos θ 3

5. Sebuah bola tenis adalah bola berongga


2
dengan dinding tipis, diatur sedemikian sehingga
menggelinding tanpa slip dengan 4,03 m/s pada
bagian horisontal dari sebuah lintasan, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar. Bola berputar
1
pada bagian dalam gulungan lingkaran vertikal
3
39
dengan diameter 90,0 cm dan akhirnya
meninggalkan lintasan pada titik 20,0 cm di
bawah bagian horisontal.
a. Tentukan laju bola di bagian atas gulungan. Tunjukkan bahwa bola tidak akan jatuh
dari lintasan
b. Tentukan kecepatannya saat meninggalkan lintasan.
c. Misalkan gesekan statik antara bola dengan lintasan diabaikan, sehingga bola
meluncur bukan bergulir. Apakah kecepatannya lebih tinggi, lebih rendah, atau sama
pada bagian atas gulungan? Jelaskan.

Penyelesaian:
a. Kekekalan energi untuk sistem bola dan bumi antara bagian horisontal dan bagian
atas gulungan:
1 1 1 1
mv 22 + Iω22 +mgy 2 = mv 21 + Iω21 Iα
2 2 2 2
2 2
1 1 2 2 v2 1 1 2 2 v1
2
mv 22 + (
2 3
mr )( )
r
+ mgy 2 = mv12 +
2 2 3 (
mr
r )( )
5 2 5
v 2 + gy 2 = v 21
6 6
6 6
√ 5 √
v 2 = v 21 − gy 2 = (4,03 m/s )2− (9,8 m/s2 )(0,9 m )=2,38 m/s
2
5
v 2 (2,38 m/s )2
= =12,6 m/s2 > g
Percepatan sentripetalnya adalah r 0,45 m
Bola harus menyentuh lintasan, dengan lintasan yang menekan bola ke bawah

2 2
1 2 1 2 2 v3 1 1 2 2 v1
b. 2
mv 3 + (
2 3
mr
r )( )
+mgy 3 = mv12 +
2 2 3
mr
r ( )( )
6 6
√ √
v 3 = v 21 − gy 3= (4,03 m/s )2− (9,8 m/s2 )(−0,2 m)=4,31 m/s
5 5

1 2 1
mv 2 + mgy 2= mv12
c. 2 2
v 2 =√ v 21 −2 gy 2 =√(4,03 m/s)2 −2(9,8 m/s2 )(0,9 m )=√−1,4 m 2 /s2
Hasilnya imajiner. Dalam kasus dimana bola tidak bergilir, bola mulai meluncur
dengan energi lebih kecil dari bagian (a) di atas, tidak akan mencapai puncak
gulungan

6. Dua buah bola dengan massa M dan m


dihubungkan oleh batang kaku yang
panjangnya L dan massanya diabaikan, seperti L
diperlihatkan pada Gambar. Untuk sumbu yang
tegak lurus terhadap batang, tunjukkan bahwa M m
x L-x

40
sistem memiliki momen inersia minimum ketika
melewati sumbu.

Penyelesaian:
2 2
I=Mx +m( L−x)
dI
=2 Mx−2m( L−x )=0
dx (untuk nilai ekstremum)
mL
x=
Jadi, M +m
2
d I
=2 m+2 M
dx 2
mL
x=
sehingga I bernilai minimum ketika sumbu rotasi melalui M +m yang juga
merupakan pusat massa sistem. Momen inersia sekitar sumbu yang melalui x adalah
2 2
mL m Mm 2 Mm
I PM =M ( M +m) (
+m 1−
M+m
L2 = )
M+m
L =μL2
dimana
μ=
M +m

7.
Perhatikan sistem di samping, dimana tali/benang melilit sebuah
silinder sedang ujung lainnya terikat ke dinding. Jarak dari titik
q ikat ke titik sentuh silinder dengan dinding adalah L dan jari-jari
L silinder adalah r. dengan menganggap ada gesekan antara silinder
dan dinding dengan koefisien gesek maksimum μ dan massa
silinder adalah m.
● Hitung berapa tegangan benang T, gaya normal N, dan gaya
gesek f (anggap sistem setimbang)
● Hitung berapa nilai minimum μ agar kesetimbangan ini bisa
r tercapai!
Nyatakan jawaban anda dalam variabel r, L, m, dan g.

Penyelesaian:
Dari gambar di samping terlihat bahwa:
 Kesetimbangan gaya pada sumbu-x:
N=T sinθ
q  Kesetimbangan gaya pada sumbu-y:
L T
f +T cosθ=mg
f  Jumlah torka: f . r=T . r ⇒ f =T
 Hubungan sudut:
N

mg
sin( θ2 )= √r r+ L
2 2

θ L
r cos ( )=
2 √r +L2 2

41
2 2
2 rL L −r
sin ( θ )= 2 2 cos ( θ ) = 2 2
r +L r +L
Dari persamaan di atas diperoleh:
2 2 2 2 2 2
r +L r +L r f r +L
T= mg f= mg N= mg μ= =
2 L2 2 L2 L N 2rL
; ; ;

8. Sebuah bola m, berjari-jari R (I = 2/5 mR2) berada di atas m


sebuah bidang miring yang memiliki massa M. Ada
gesekan yang cukup besar antara bola dan bidang
miring sehingga bola menggelinding turun tanpa slip.
M
Berapakah koefisien gesek statis minimum μ s antara
bidang miring dan lantai agar bidang miring tidak q
bergerak sama sekali dalam proses ini?

Penyelesaian:
Pertama, tinjau gaya-gaya yang bekerja pada bola: gaya berat dalam arah vertikal ke
bawah (mg), gaya normal (N1) dalam arah tegak lurus bidang kontak, dan gaya gesek
dalam arah ke atas bidang miring (f1).
Persamaan gerak bola: N 1

 Searah bidang miring: mg sinθ−f 1=ma

 Tegak lurus bidang miring: N 1 −mgcos θ=0 f1

 Gerak rotasi: f 1 R=Iα


mg

 Karena tidak slip, maka a=αR


N2

q f2
Dari keempat persamaan di atas, diperoleh:
5
a= g sinθ Mg

7
2
f 1 = mgsin θ
7
N 1 =mgcos θ
Kesetimbangan gaya pada bidang miring:
Dalam arah-x : N 1 sin θ−f 1 cosθ−f 2=0

Dalam arah-y : N 2 −N 1 cosθ−f 1 sin θ−Mg=0


2
Sehingga diperoleh :
(
N 2 = M +m cos2 θ+ msin 2 θ g
7 )
5
f 2= mgsin θ cos θ
7
f2 5 m sinθ cos θ
μ= =
N 2 7 M +7 mcos 2 θ+2 msin 2 θ
Koefisien gesek:

42

Anda mungkin juga menyukai