Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi
mekanis :
mvi + Mv p =(m+M )v
mvi =( m+ M ) v (1)
1 2 1 2 1
mvi + Mv p= (m+M )v 2 +E p. pegas
2 2 2 (2)
Dimana Ep.pegas adalah energi potensial pegas ketika bola menekan pegas,
1
E p . pegas =n . E k =n . mv 2i
2 .
Dalam hal ini v adalah laju sistem senapan dan bola (bergerak bersama-sama)
Tinjau lagi persamaan (1) dan (2) :
mvi
v=
(m+M )
1 2 1 1
mvi = (m+ M )v 2 +n. mvi2
2 2 2 (3)
2
1 2 1 mvi
2
mvi (1−n)= (m+M )
2 ( )
m+ M
2
1 2 1 ( mv i )
mv (1−n)= ( m+M )
2 i 2 ( m+M )2
1
( mvi ) 2
1 2 2
mvi (1−n)=
2 ( m+ M )
1 2
1 2
mv (1−n)=
2 i(mv . m )
2 i ( m+ M )
m
1−n=
m+M
m m+ M −m M
n=1− = =
m+ M m+ M M +m
28
M
E p . pegas = E
Jadi m+M k , fraksi energi yang tersimpan pada pegas dalam bentuk
M
Ek adalah sekitar m+M bagian.
1 2 1 1
mv = Mv 2 + Iω2
2 2 t 2
Analisis :
mv 2 =Mv 2 + Iω2
t
2
mv
2
mv −M
M ( )
=Iω2
m
mv 2 −mv 2 =Iω2
M
m
(
mv 2 1− =Iω2
M )
M −m
mv 2 (
M
=Iω 2 )
2
M −m mvd
mv 2
m (
=
I
I )( )
29
2
M−m md
( m
=
I )
1
I= ML
Karena tongkat dianggap pejal dan momen terhadap pusat, maka 12 t 2
sehingga :
2
M−m md
( m
=
1 )ML 2
M −m=
12 md 2
L2
12 t ⇒ t
2 2
12 md 12 d
M=
L2
t
+ m=m
L2
+1
( t
)
12 d 2
−1
m=M 1+
(
L2
t
)
12 d 2
−1
m=M 1+
( L2
t
)
Jadi massa m agar dapat berhenti setelah tumbukan adalah
Penyelesaian:
ω Arah rotasi dan translasi ditunjukkan pada gambar.
h Asumsi bahwa F >> f , maka
v0
R Persamaan Impuls
mg I=mv 0
f
∫ F dt=mv0 (1)
N Persamaan impuls sudut
h∫ F dt=Iω (2)
Tinjau persamaan (1) dan (2)
hmv 0 =Iω
hmv0
ω=
I (3)
Selama pergerakan awal sampai gerak gelincir berhenti, maka gaya f akan mengerahkan
torka yang cenderung akan mengurangi laju sudut dan mempercepat bola tersebut :
∑ F=Iα ⇒ −fR=Iα
Karena bola biliard merupakan bola pejal terhadap salah satu diameternya
30
2 dω
−fR = mR 2
5 dt
t ω
2 mR 2
−∫ f dt= ∫ dω
0 5 R 0
2
ft =− mR(ω−ω 0 )
5
2 hmv 0
ft =− mR ω−
5 I ( )
Menurut hukum II Newton (gerak translasi)
∑ F=ma
t v
dv
f =m ⇒ ∫ f dt =m∫ dv
dt 0 v0
ft
v = +v 0
m
2 hmv0
v −v 0 =
− mR ω−
5 I ( ) 2
(
m ( v−v 0 )=− mR ω−
hmv 0
)
m ⇒ 5 I
9
v = v0
Akibat adanya perputaran ke depan menyebabkan lajunya menjadi 7
9 9 v0
v =Rω= v 0 ⇒ ω=
sehingga 7 7R
Dengan demikian, :
9 2 hmv0
m ( 7 )
v 0−v 0 =− mR ω−
5 I ( )
2 2 9 v hmv 0
7
mv 0 =− mR 0 −
5 7R 2 2
5
mR ( )
2 2 9 v 0 5 hv 0
7
mv 0 =− R −
5 7 R 2 R2 ( )
2 7 9 v 0 5 hv 0
v 0 =−
52 7 ( −
2R )
7 9 5h
1=− − (
5 7 2R )
14 35 h
=
5 10 R
28 4
h= R= R
35 5
R = 3 cm, maka h = 2,4 cm
Jadi, untuk
31
4. Dua buah glider diatur dalam gerak pada sebuah
lintasan udara. Sebuah pegas gaya dengan
konstan k melekat dekat sisi salah satu glider. v2
Glider pertama, massa m1, memiliki kecepatan v1,
k m2
dan glider kedua, massa m2, bergerak lebih lambat
v1
dengan kecepatan v2, seperti pada Gambar. Ketika
m1 bertabrakan dengan pegas yang melekat pada m1
m2 dan menekan pegas pada kompresi maksimum
xmaks, kecepatan dari glider adalah v. Dalam suku-
suku v1, v2, m1, m, dan k, tentukan:
a. Kecepatan v pada kompresi maksimum
b. Kompresi maksimum xmaks
c. Kecepatan masing-masing glider setelah m1 kehilangan kontak dengan pegas.
Penyelesaian:
a. Saat pegas terkompresi penuh, setiap glider bergerak dengan kecepatan yang sama
v, kekekalan momentum untuk sistem dua glider:
m v + m2 v 2
m1 v 1 + m2 v 2= ( m1 +m2 ) v ⇒ v= 1 1
m1 + m2
b. Hanya kekekalan gaya yang bekerja, sehingga:
1 1 1 1
ΔE=0 ; m1 v 21 + m2 v 22= ( m1 +m 2 ) v 2 + kx 2m
2 2 2 2
2 2 2 2
( m1 +m2 ) m1 v1 + ( m1 + m2 ) m2 v 2 −( m1 v 1 ) −( m2 v 2 ) −2 m1 m2 v 1 v 2
x 2m=
k ( m1 +m 2 )
2 2
x m=
√ m 1 m 2 ( v 1 + v 2 ) −2 v 1 v2
k ( m1 + m 2 )
=( v 1−v 2 )
√ m1 m 2
k ( m 1 +m 2 )
c. m 1 v 1 + m2 v 2=m1 v 1 f + m2 v 2 f
m1 ( v 1 −v 1f ) =m 2 ( v 2f −v 2 )
Kekekalan momentum :
1 1 1 1
m1 v 21 + m2 v22 = m1 v 21 f + m2 v 22 f
Kekekalan energi : 2 2 2 2
m1 ( v 21−v 21 f )=m2 ( v 22 f −v 22 )
Yang disederhanakan menjadi:
m 1 ( v 1 −v 1f )( v 1 + v 1f ) =m 2 ( v 2 f −v 2 )( v 2 f + v 2 )
Dengan pemfaktoran diperoleh:
Dengan menggunakan persamaan momentum,
( v 1 +v 1 f )= ( v 2 f +v 2 ) atau v 1 f =v 2 f +v 2−v 1
Dengan demikian diperoleh:
2 m1 m −m1
v2 f =
(
m1 +m 2 ) (
v 1+ 2
m 1 +m 2 2
v
)
m1 −m 2 2 m2
v1 f =
( m 1 +m 2
v1+
) ( v
m 1 +m 2 2 )
32
5. Sebuah peluru bermassa m ditembakkan m
ke balok bermassa M yang diam di atas M
meja kasar dengan ketinggian h (Lihat
Gambar). Peluru tetap berada dalam h
Penyelesaian:
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum sebelum dan setelah tumbukan
antara Peluru dan balok:
mv i =( M +m ) v f ⇒ vi =( Mm+m ) v f
(1)
Kecepatan balok dan peluru yang tertanam saat setelah tumbukan dapat ditentukan
menggunakan persamaan kinematika.
1
d=v f t dan h= gt 2
2
2h d g gd 2
Sehingga
t=
√ g
dan v f = =d
t √ √
2h
=
2h (2)
Dengan mensubtitusi persamaan (2) ke persamaan (1), diperoleh:
M +m gd 2
(
vi =
m )√ 2h
Penyelesaian:
Tinjau pergerakan petugas pemadam dalam tiga interval yaitu sebelum, selama, dan
setelah tumbukan.
a. Saat melompat dari ketinggian 4,0 m, kecepatannya berubah dari v0 ke v1,
sebagaimana hubungan:
ΔE=( K f +U f ) −( K i −U i ) atau K f =ΔE−U f + K i +U i
Saat posisi awal, bantalan berada pada level nol potensial gravitasi, sehingga:
33
1 2
mv1 =fh cos180o −0+0+mgh
2
2(−fh+mgh) 2((−300 N )( 4,0 m)+(75,0 kg )(9,8 m/s 2 )( 4,0 m))
v 1=
√ m
=
√
75,0 kg
b. Selama tumbukan tidak elastik, momentum adalah konservatif. Jika v2 adalah
=6 , 81 m/s
Berdasarkan tumbukan dan penyelesaiannya untuk kerja yang dilakukan oleh gaya
tidak konservatif, potensial gravitasi bantalan berada pada level nol.
ΔE=K f +U fg +U fs −K i −U ig −U is
atau
1 1
−fs=0+(m+M )g(−s)+ ks 2 − (m+M )v 2 −0−0
2 2
Menghasilkan persamaan kuadrat:
2
2000 s −931s+300 s−1375=0 atau s=1,0 m
7. Sebuah meriam kaku melekat pada kereta, yang
dapat bergerak sepanjang rel horisontal tetapi
terhubung ke tiang pancang oleh pegas besar
yang awalnya tidak teregang dengan kekuatan
konstan k = 2,0 x 104 N/m, seperti terlihat pada
Gambar. Meriam menembakkan proyektil 200 kg
dengan kecepatan 125 m/s yang diarahkan 45o
terhadap bidang horisontal.
a. Jika massa meriam dan kereta adalah 5000 kg, tentukan kecepatan mundur dari
meriam.
b. Tentukan perpanjangan maksimum dari pegas.
c. Tentukan gaya maksimum pegas yang diberikannya pada kereta.
d. Dengan mempertimbangkan bahwa sistem terdiri dari meriam, kereta, dan proyektil.
Apakah momentum sistem ini konservatif selama penembakan? Mengapa demikian?
Penyelesaian:
a. Gunakan kekekalan/konservasi komponen horisontal dari momentum untuk sistem
proyektil, meriam, dan kereta, dari sesaat sebelum dan sesaat setelah meriam
menembak.
34
p xf = p xi :
m pro v pro cos 45o +m mer v hentak =0
(200 kg )(125 m/s )cos 45o +(5000 kg )v hentak =0
v hentak = -3,54 m/s
b. Gunakan kekekalan energi untuk sistem meriam, kereta, dan pegas dari setelah
meriam menembak hingga meriam kembali diam.
1 1
K f +U gf +U sf =K i +U gi +U si 0+0+ kx 2maks= mv 2hentak +0+0
2 2
2
mv hentak
x maks =
√k
(5000 kg)(-3,54 m/s)2
|F s ,maks|=kx maks
=
√
2,0 x 10 4 N/m
=1 , 77 m
c.
4 4
|F s ,maks|=(2,0 x 10 N/m )(1,77 m )= 3,54 x 10 N
d. Tidak. Kereta memanfaatkan gaya eksternal vertikal (gaya normal) pada meriam
dan menghindarkannya dari hentakan vertikal. Momentum tidak konservatif
dalam arah vertikal. Pegas tidak memiliki waktu untuk meregang selama meriam
menembak. Oleh karena itu, tidak ada gaya eksternal horisontal yang
dimanfaatkan pada sistem (meriam, kereta, dan proyektil) dari sesaat sebelum
hingga sesaat setelah tembakan.
v1A
Penyelesaian:
a. Dengan memanfaatkan kekekalan momentum:
m1 + m 2
m1 v 1 A =( m1 + m 2 ) v B ⇒ v 1 A = √ 2 gh≃6,29 m/s
m1
b. Dengan memanfaatkan dua persamaan:
x
v 1 A= =6,16 m/s
1 2 2y
2
gt = y dan x=v 1 A t
, diperoleh: √
Paling banyak 2% perbedaan antara nilai kecepatan yang dihitung untuk
g
35
0 ,01 0,1 1 1 0,1
+ + + + =1,1%
8 ,68 68 , 8 263 257 85 ,3
36