Salah satu model yang diyakini dan bertahan sampai hari ini adalah menggunakan pendekatan
internal dengan model MC Kinsey 7S Framework. MC Kinsey 7S Framework merupakan alat bagi
analisa dan tindakan manajerial yang memberikan struktur untuk melihat organisasi secara
keseluruhan, sehingga masalah organisasi dapat didiagnosa dan strategi dapat dikembangkan
dan diimplementasikan.
Ada tujuh kerangka kerja Model MC Kinsey 7S Framework yang membedakan menjadi elemen
keras (Hard Elements) dan elemen lunak (Soft Elements). Elemen keras merupakan elemen yang
mudah dapat diidentifikasi dan dipengaruhi oleh manajemen. Elemen keras terdiri
dari Strategy (Strategi), Strcture (Struktur), dan system (sistem).
Sedangkan elemen lunak lebih sulit untuk diidentifikasi karena sifatnya yang dinamis, selalu
berubah dan sangat tergantung pada individu dalam organisasi. Elemen lunak meliputi Share
Value (Nilai Bersama), Skill (Kemampuan). Staff (Staf atau personal dalam organisasi),
dan Style (Gaya Kepemimpinan). Pencapaian kesuksesan, manajemen harus memperhatikan
tujuh unsur tersebut agar pelaksanaan strategi dapat berhasil. Tidak semua bobot dari Model
MC Kinsey 7S Framework ini "sama" dalam satu organisasi. Tetapi, bukan berarti jika hal itu
"kurang penting" maka dapat di abaikan. Besar atau kecil Model MC Kinsey 7S Framework,
faktornya saling tergantung sehingga jika kita gagal untuk memberikan perhatian yang tepat
maka akan mempengaruhi yang lainnya.
Selain itu, fokus organisasi akan mempengaruhi tingkat kepentingan relative dari setiap unsur
Model MC Kinsey 7S Framework ini dari waktu ke waktu. Model MC Kinsey 7S
Framework menggambarkan banyak unsur-unsur yang saling berhubungan yang mendefinisikan
kemampuan organisasi untuk berubah. Teori ini membantu mengubah pemikiran manajer
tentang bagaimana organisasi dapat diperbaiki. Tidak hanya sekedar persoalan merencanakan
strategi baru dan mengikutinya, juga bukan persoalan membentuk system baru dan
membiarkannya membuat perbaikan agar efektif.
Organisasi harus memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi, atau kesesuaian internal diantara
semua unsur Model MC Kinsey 7S Framework. Masing-masing unsur harus konsisten dengan
dan memperkuat unsur yang lain. Semua unsur saling berhubungan, sehingga perubahan di
satu unsur akan memiliki dampak pada faktor yang lainnya. Hal yang tidak mungkin untuk
membuat kemajuan pada satu faktor tanpa membuat kemajuan pada unsur yang lainnya.
Dengan demikian, untuk memperbaiki organisasi, individu harus menguasai pemikiran system
dan memperhatikan ketujuh unsur pada waktu yang sama.
Model 7s McKinsey dikembangkan pada tahun 1980 oleh konsultan McKinsey Tom Peters,
Robert Waterman dan Julien Philips dengan bantuan dari Richard Pascale dan Anthony G.
Athos. Sejak diperkenalkan, model ini telah banyak digunakan oleh para akademisi dan praktisi
dan tetap menjadi salah satu alat perencanaan strategis yang paling populer.
Model 7s McKinsey berusaha untuk menyajikan penekanan pada sumber daya manusia (Soft S),
daripada produksi tradisional tangibles modal, infrastruktur dan peralatan, sebagai kunci untuk
kinerja organisasi yang lebih tinggi. Tujuan model adalah untuk menunjukkan bagaimana 7
elemen perusahaan: Struktur, Strategi, Keterampilan, Staf, Gaya, Sistem, dan nilai-nilai
Bersama, dapat diselaraskan bersama untuk mencapai efektivitas dalam perusahaan. Titik kunci
dari model ini adalah bahwa semua tujuh bidang saling berhubungan dan perubahan dalam
satu bidang membutuhkan perubahan di seluruh perusahaan agar berfungsi secara efektif.
Di bawah ini Anda dapat menemukan model McKinsey, yang mewakili hubungan antara tujuh
area dan membagi mereka menjadi ‘Soft Ss’ dan ‘Hard Ss’.
Faktor 7s
Dalam model McKinsey, tujuh bidang organisasi dibagi menjadi area ‘lunak’ dan ‘keras’.
Strategi, struktur, dan sistem adalah elemen keras yang lebih mudah diidentifikasi dan dikelola
Konsep pengendalian mutu merupakan suatu pemikiran dasar untuk menilai hasil yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan kegiatan produk atau jasa untuk mewujudkan mutu produk atau
jasa yang berkesinambungan dalam konteks memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Konsep pengendalian mutu banyak dimanfaatkan perusahaan untuk mendapatkan
pelanggannya dengan cara “memberikan cara terbaik” melalui kualitas produk yang ditawarkan
perusahaan tersebut. Karena menginginkan kualitas produk yang diharapkan sesuai dengan
keinginan konsumen, maka perusahaan juga harus memperhatikan kepuasan pelanggan agar
produk yang dipasarkan dapat memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan.
Dalam era modern ini, para produsen bersaing secara bebas memperkenalkan produk-produk
mereka kepada konsumen agar mau menggunakan produk-produk yang telah mereka
tawarkan. Dalam menawarkan suatu produk, para produsen berupaya untuk meningkatkan
mutu produknya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan konsumen. Kualitas sebuah produk
yang diterima pelanggan merupakan salah satu kekuatan terpenting yang menentukan
keberhasilan, perkembangan, dan keberlanjutan suatu perusahaan. Karena pelanggan
merupakan stakeholder utama yang akan menikmati produk yang ditawarkan
perusahaan.Untuk itulah perusahaan harus memperhatikan kepuasan pelanggan dalam
menciptakan produknya agar produk yang dipasarkan tersebut dapat diterima dan sesuai
dengan kebutuhan pelanggannya. Saat ini kepuasan pelanggan dijadikan sebagai ukuran
seberapa baik suatu perusahaan tersebut menjalankan bisnis. Untuk itulah perusahaan perlu
Kepuasan dapat didefinisikan evaluasi setelah pembelian produk atau jasa setelah adanya
ekspektasi sebelum membeli. Menurut ahli, kepuasan pelanggan adalah kesenangan atau
kekecewaan individu setelah membandingkan kinerja/hasil produk sebenarnya dengan
ekspektasinya. Kepuasan pelanggan merupakan usaha yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
agar produk yang dipasarkan dapat memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan. Terdapat 3
faktor yang dapatmempengaruhikepuasanpelanggan, yaitu :
Untuk memuaskan kebutuhan dan harapan pelanggan, terdapat beberapa langkah yang
harus dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan, diantaranya :
Dengan langkah – langkah yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, maka perusahaan dapat
menentukan terobosan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produknya.
Dengan semakin banyaknya persaingan pasar, pelanggan merupakan salah satu stakeholder
pertama yang akan menikmati produk yang dipasarkan suatu perusahaan. Maka suatu
perusahaan hendaknya memperhatikn faktor kepuasan pelanggan agar produk yang dijualnya
tersebut dapat memenuhi berbagai kebutuhan pelanggannya. Perusahaan perlu memahami
kebutuhan dan harapan pelanggannya sebagai langkah awal memasarkan produk, menentukan
strategi yang akan digunakan, mengembangkan produk tersebut sesuai strategi yang
digunakan, serta mencari terobosan – terobosan yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan
seperti mengadakan sistem keluhan dan saran, survei kepuasan pelanggan, mengadakan sistem
garansi produk, serta mengadakan analisis terhadap pelanggan yang hilang.
Pengambilan keputusan adalah peran sentral dari semua manajer dengan kepemimpinan
operasional. Keputusan harus dibuat dalam :
Manajer operasional secara umum adalah seorang profesional dan pemimpin yang:
Fokus kepemimpinan operasional adalah untuk memastikan setiap staf memahami apa yang
harus dilakukan dan diberi wewenang, pengetahuan, dan keterampilan untuk melakukannya.
Seorang pemimpin operasional adalah sosok yang melihat bagaimana unsur-unsur individu dari
suatu organisasi bersatu dan bekerja untuk menciptakan hasil yang lebih besar.
Para pemimpin ini memiliki peran kunci untuk memastikan bahwa segala sesuatunya dilakukan
dengan cara yang efektif dan efisien.
Manajer dengan gaya kepemimpinan operasional dapat ditemui dalam setiap sektor industri.
Pasalnya, manajer operasional secara umum adalah orang bertanggung jawab untuk mengelola
seluruh kegiatan operasional harian yang mungkin mencakup bagian dari produksi barang dan
jasa. Tanggung jawab mereka yang lain termasuk pemantauan, perencanaan, kontrol,
peningkatan kinerja, dan strategi operasi. Tanggung jawab tidak langsung mereka termasuk
berinteraksi dengan para manajer di bidang fungsional lain dalam organisasi yang perannya
berdampak pada operasi. Bidang-bidang tersebut meliputi pemasaran, keuangan, akuntansi,
HRD, dan teknik.
Posisi manajer dengan kepemimpinan operasional (COO) kurang cocok ditempatkan dalam
organisasi yang berskala kecil, misalnya startup. Perusahaan kecil sering menemukan
keberadaan kepemimpinan operasional malah menciptakan dua jalur komunikasi yang ambigu
dan membingungkan. Terlebih jika di dalamnya juga terdapat CEO (Chief Executive
Officer) sebagai posisi eksekutif tertinggi dalam perusahaan. Karyawan justru merasa
kebingungan untuk memilih ke mana mereka harus bertanya sesuatu atau mendiskusikan
masalah tertentu. Pasalnya, CEO dalam perusahaan kecil juga terlibat dalam keseluruhan
operasional bisnis harian. Terlebih jika CEO juga mencakup sebagai pemilik bisnis, mereka pasti
akan mencoba untuk segera menyelesaikan masalah apa pun yang menjadi kekhawatiran
mereka. Gaya kepemimpinan yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan memang berbeda, baik
itu untuk operasional maupun yang lainnya.
Pengendalian Organisasi Pengendalian organisasi terdiri dari tiga jenis, yaitu pengendalian
strategis, pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Pengendalian strategis
merupakan proses dari evaluasi strategi, yang dilakukan baik strategi tersebut dirumuskan
dan setelah diimplementasikan. Pengendalian manajemen berfokus pada pencapaian
sasaran dari berbagai substrategi bersesuaian dengan strategi utama dan pencapaian
sasaran dari rencana jangka menengah. Sedangkan pengendalian operasional berpusat
pada kinerja individu dan kelompok yang dibandingkan dengan peran individu dan
kelompok yang telah ditentukan oleh rencana organisasi. Masing-masing jenis pengendalian
tersebut tidak terpisah dan tidak berbeda secara nyata serta dalam kenyataan mungkin
tidak berbeda satu dengan yang lainnya.
Pengendalian strategi menurut Schendel and Hofer berfokus pada dua pertanyaan :
Mereka terlalu lambat menyadari bahwa perubahan dalam strategi produk mengubah
tugas-tugas system produksi. Tugas-tugas tersebut, yang dinyatakan dalam hal kebutuhan
biaya, fleksibilitas produk, fleksibilitas volume, kinerja produkndan konsistensi produk,
menentukan kebijakan manufaktur mana yang paling sesuai.
Aspek Perencanaan
Dipakai sebagai suatu standar atau tolok ukur. Perencanaan yang masih bersifat umum
harus dijabarkan dalam standar-standar yang dapat diukur, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Aspek Pelaksanaan
Dijadikan sebagai obyek yang dinilai, dianalisa dan dievaluasi kemudian dibandingkan
dengan standar kegiatan. Jika ada perbedaan, maka kegiatan harus dievaluasi sampai
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, akan tetapi jika tidak ada perbedaan maka
kegiatan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Tujuan dan Mekanisme Pengendalian/Pengawasan
Tujuan utama dari pengawasan adalah untuk mencegah adanya penyimpangan atau
setidaknya memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi. Sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
1. Password
2. Encrypsi
5. RINGKASAN TUGAS
Dalam memulai suatu bisnis, tentunya banyak hal penting yang perlu disiapkan guna
menunjang kelancarannya. Salah satunya yaitu merancang strategi bisnis. Strategi bisnis
adalah rancangan keputusan terkait ide atau aksi yang akan dilakukan oleh perusahaan
untuk mencapai target dan tujuan bisnisnya.
Untuk membuat strategi bisnis, terdapat beberapa komponen serta fungsi yang perlu
diperhatikan. Maka dari itu, strategi bisnis harus dirancang dengan tepat ketika memulai
sebuah bisnis.
Strategi bisnis adalah tindakan yang dilakukan atas dasar pengambilan keputusan oleh
perusahaan untuk mencapai target dan tujuan bisnisnya. Dengan kata lain, strategi bisnis
adalah aksi dan proses perusahaan dalam mendukung aktivitas bisnisnya sehingga
mendapatkan keuntungan.
Selanjutnya, ada beberapa komponen atau unsur dalam strategi bisnis diantaranya :
Dengan membuat visi dan misi, Anda dapat lebih terarah dalam mencapai target bisnis. Visi
dan misi dalam strategi bisnis adalah dasar kebijakan dari bisnis Anda dalam menyusun
tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan. Dan juga siapa saja
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut.
Tujuan dari Nilai dasar perusahaan pada strategi bisnis adalah untuk mengkoordinasikan
pemangku kepentingan serta departemen-departemen perusahaan. Hal tersebut terkait
dengan apa saja yang wajib dan tidak boleh dilakukan.
3. Analisa SWOT
Metode atau taktik dalam strategi bisnis adalah memaparkan rangkaian aktivitas
operasional bisnis secara rinci seperti tempo melakukan pekerjaan harus dilakukan
semaksimal mungkin. Pekerja yang bertanggung jawab atas hal ini, wajib memahami apa
yang harus dikerjakan, dan memanfaatkan waktu serta tenaga dengan efisien.
5. Rencana Pembagian Sumber Daya
Selanjutnya, strategi bisnis adalah dimana Anda dapat mencari, menemukan, serta
membagikan sumber daya tersebut untuk menunjang pencapaian target serta tujuan
bisnis. Dalam hal ini juga, Anda perlu menentukan siapa saja yang menerima sekaligus
bertanggung jawab atas sumber daya tersebut.
6. Pengukuran
Komponen terakhir, strategi bisnis juga meliputi pengukuran kuantitas dan kualitas output
perusahaan serta mengevaluasi kinerjanya terkait dengan target yang dituju sesaat
sebelum melaksanakan strategi bisnis.
Selain itu, terdapat beberapa fungsi dari strategi bisnis serta alasan mengapa strategi bisnis
penting untuk dilaksanakan. Berikut beberapa fungsi dari strategi bisnis adalah sebagai berikut :
Dalam membangun sebuah strategi bisnis, Anda perlu menyadari, memahami, serta
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan bisnis perusahaan Anda. Sehingga Anda dapat
memanfaatkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan perusahaan Anda.
3. Efisiensi
Selain itu, dalam menyusun strategi bisnis Anda harus bisa mengalokasikan dan
memanfaatkan segala sumber daya secara efektif dan efisien demi kelancaran bisnis Anda
kedepannya.
Monitoring dan kontrol dapat membantu Anda untuk mengetahui bagaimana jalannya
aktivitas dan proses mencapai tujuan bisnis, apakah lancar atau tidak. Selain itu, Anda juga
paham akan cara yang digunakan sehingga lebih mudah untuk mengukur sejauh mana
aktivitas Anda mendekati tujuan bisnis.
5. Keunggulan Bersaing
Fungsi terakhir dari strategi bisnis adalah untuk menciptakan keunggulan bersaing dengan
kompetitor. Dengan strategi bisnis yang jelas dan rinci dan Anda tahu bagaimana
memanfaatkan kelebihan perusahaan Anda. Maka, hal itu dapat menjadi keunggulan
bersaing dan nilai keunikan tersendiri.
Setelah mengetahui pengertian, komponen, serta fungsi dari strategi bisnis. Hal selanjutnya
yang dapat menggambarkan lebih jelas mengenai strategi bisnis adalah contoh penerapannya.
Berikut ini 10 contoh strategi bisnis adalah sebagai berikut:
Mengembangkan jenis produk agar semakin kreatif dan inovatif agar konsumen semakin
tertarik.
Mempertahankan pelayanan yang prima kepada setiap konsumen agar semakin loyal.
Mencoba target pasar baru yang sesuai dengan nilai dan tujuan perusahaan.
Melakukan strategi bisnis online dan pemanfaatan teknologi secara efektif.
Melakukan promosi penjualan secara efektif untuk meningkatkan minat beli ulang
konsumen.
Menjual produk dengan menggunakan berbagai platform agar konsumen semakin mudah
membelinya.
Memberikan harga yang kompetitif namun memiliki keunggulan yang lebih.
Mempertahankan atau meningkatkan kualitas produk secara konsisten.
Melakukan diferensiasi produk yang dapat menimbulkan kesan positif terhadap konsumen.
Mengelola segala sumber daya (manusia, waktu, energi, dan uang) secara tepat dan
efisien.