Anda di halaman 1dari 13

(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi

ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705


│ Vol.6 │ No.1│ 2022

KAJIAN KEBERHASILAN REKLAMASI


PADA LAHAN BEKAS PENAMBANGAN BIJI NIKEL PT. X DI
KABUPATEN KONAWE SELATAN

1
Irfan Ido, 2 Kamrullah, 3 Irfan Yunandar, 4 L.O. Ngkoimani, 5 Ardi
1,3,4,
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo
2,5
Ditjen Minerba Kementerian ESDM RI

Email:
1
irfanido@uho.ac.id, Kamrullah@esdm.go.id, 3 laodem@yahoo.com, 4 ardi@esdm.go.id
2

Abstrak: Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi
kembali sesuai peruntukannya. Setiap pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK) di Indonesia termasuk PT. X diwajibkan melakukan reklamasi pada
lahan yang terganggu sebagai akibat dari kegiatan penambangan. Kegiatan reklamasi harus dilakukan
sedini mungkin dan tidak harus menunggu proses penambangan secara keseluruhan selesai. PT. X
melakukan kewajiban kegiatan reklamasi pada lahan bekas tambang seluas 7 Ha dari 10 Ha yang
direncanakan pada area bagian utara. Pelaksanaan reklamasi mencakup 3 kriteria, yaitu: (1) penataan
lahan, (2) pengendalian erosi dan sedimentasi, dan (3) revegetasi. Tulisan ini akan mengkaji tingkat
keberhasilan reklamasi lahan bekas penambangan biji nikel PT. X berdasarkan pedoman keberhasilan
reklamasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 60/Menhut-II/2009. Lokasi
penelitian ini dilakukan pada lahan bekas penambangan biji nikel area bagian selatan PT. X.
Kesimpulan tulisan ini adalah penilaian keberhasilan reklamasi yang telah dilaksanakan oleh PT. X
pada area tambang bagian selatan mendapatkan nilai 74,5. Sehingga pelaksanaan reklamasi pada lahan
bekas penambangan PT. X masuk pada tingkat keberhasilan sedang, dimana pelaksanaan reklamasi
dapat diterima dengan catatan perlu dilakukan perbaikan sampai > 80.

Kata Kunci: Keberhasilan Reklamasi Lahan, Bekas Penambangan Nikel, PT. X

Abstrac: Reclamation is an activity carried out throughout the mining efforts to organize, restore, and
improve the quality of the environment and ecosystem in order to function again in accordance with
its provisions. Every holder of Mining Business License (IUP) and Special Mining Business License
(IUPK) in Indonesia including PT. X is required to reclamation on disturbed land as a result of
mining efforts. Reclamation activities should be carried out as early as possible and should not wait
for the entire mining process to be completed. PT. X performs reclamation obligations on 7 Ha of 10
Ha of planned former mine land in the northern part. The implementation of reclamation includes 3
criteria, namely: (1) land arrangement, (2) controlling of erosion and sedimentation, and (3)
revegetation. This paper will examine the success rate of land reclamation of former nickel seed
mining PT. X based on the reclamation success guidelines stipulated in Peraturan Menteri Kehutanan
No. 60/Menhut-II/2009. The location of this research was conducted on the land of former nickel seed
mining in the southern part of PT. X. The conclusion of this paper is an assessment of the success of
reclamation that has been implemented by PT. X in the southern mining area scored 74.5. So that the
implementation of reclamation on former mining land PT. X enters at a moderate success rate, where
the implementation of reclamation can be accepted with a record of needing improvement until 80.

Keywords: Successful Land Reclamation, Former Nickel Mining, PT. X

April____272
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

1. PENDAHULUAN PT. X Tbk merupakan salah satu


Kekayaan sumber daya alam perseroan terbatas milik swasta di
mineral nikel merupakan komoditas Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe
bernilai ekonomi tinggi yang dapat Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Total
dikelola sebagai salah satu pendukung luas lahan yang dimiliki oleh PT. X seluas
modal pembangunan termasuk sumber 2.580 hektar, dimana telah memperoleh
daya manusia. Pengelolaan mineral emas Izin Usaha pertambagan (IUP) Operasi
harus memperhatikan prinsip Produksi seluas 800 hektar pada tahun
keberimbangan yaitu peningkatan nilai 2010. Area nikel potensial dari IUP operasi
dengan memaksimalkan keuntungan dan produksi seluas 800 hektar, sekitar 300
hasil tetapi juga berkonsentrasi pada isu- hektar telah dilakukan kegiatan
isu lingkungan dan sosial ekonomi secara penambangan dan pembersihan lahan.
seimbang (Elkington, 1997; Soelistijo, Area potensil yang telah dilakukan
2005). Usaha Pertambangan memiliki penambangan seluas 177 hektar yang
beberapa karakteristik, yaitu: (a) tidak terdiri dari area penambangan bagian utara
dapat diperbaharui (non-renewable), (b) seluas 84 hektar dan area penambangan
mempunyai risiko yang relatif tinggi, dan bagian selatan seluas 93 hektar. Area
(c) pengusahaannya mempunyai dampak potensial yang masih dalam tahap
lingkungan baik fisik maupun sosial yang pembersihan lahan seluas123 hektar.
relatif tinggi dibandingkan pengusahaan Sistem penambangan yang digunakan oleh
komoditi lainnya pada umumnya PT. X pada area potensial seluas 177
(Yusgiantoro, 2001). Perhatian dan sorotan hektar adalah sistem penambangan terbuka
publik cukup besar terhadap dampak atau open pit mining.
kerusakan lingkungan fisik akibat kegiatan Sistem penambangan nikel terbuka
pertambangan nikel, karena kegiatan ini dengan cara pengupasan over burden
merubah bentang alam yang akan terlebih dahulu karena keterdapatan
mengganggu keberlanjutan ekosistem, sumberdaya (resouces) dan cadangan
dimana perubahan yang terjadi dapat (reserve) nikel yang berada dalam tanah
menjadi ancaman serius perwujudan dan terletak diatas batuan basa serta
pembangunan berkelanjutan secara ekologi terletak tidak terlalu dalam dari permukaan
dan sosial ekonomi dalam pengelolaan (Gerberding J.L., 2005). Tahapan sistem
tambang nikel. Bahan tambang Nikel open pit mining pada umumnya terdiri
laterit yang sangat penting, karena beberapa tahapan (Qahn, 2014), antara
menyumbang 40% dari produksi nikel lain: (a) Pembersihan lahan (land
dunia. Endapan nikel laterite terbentuk dari clearing); (b) Pengupasan tanah pucuk (top
hasil pelapukan yang dalam dari batuan soil); dan (c) Pengupasan dan
induk dari jenis ultrabasa dan pada pengangkutan tanah penutup (over
umumnya terbentuk pada iklim tropis burden). Proses land clearing merupakan
sampai sub–tropis. Negara penghasil nikel proses awal sebelum penggalian material
laterit di dunia diantaranya New bijih nikel dilakukan. Pada proses ini,
Caledonia, Kuba, Philippines, Australia, vegetasi yang terdapat di atas cadangan
Columbia dan Indonesia (Pelletier, G.J, nikel dibersihkan terlebih dahulu untuk
Chapra, S.C dan Tao, H, 1996). memudahkan pembongkaran dan

April____273
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

penggalian material tanah penutup dan menunggu proses penambangan secara


bijih nikel yang akan dilakukan kemudian. keseluruhan selesai. Kewajiban tersebut
Pada pengupasan tanah pucuk, lapisan sesuai ketentuan Undang-Undang Minerba
tanah pucuk yang mengandung humus dan Nomor 4 Tahun 2009 junto Undang-
unsur hara yang penting untuk kesuburan undang Nomor 3 Tahun 2020, Peraturan
tanah dikupas, diangkut lalu ditimbun pada Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 dan
suatu lokasi khusus dipisahkan dari Peraturan Menteri Energi dan Sumber
material tanah penutup yang telah Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2014 yang
dipersiapkan untuk menimbun tanah pucuk secara detail mengatur hal-hal mengenai
ini (top soil bank). Hal ini dilakukan kewajiban reklamasi dan kegiatan pasca
dengan harapan kondisi dan komposisi tambang.
tanak pucuk tersebut tidak berubah dan Reklamasi adalah kegiatan yang
dapat digunakan kembali ketika proses dilakukan sepanjang tahapan usaha
reklamasi dan revegetasi dilakukan setelah pertambangan untuk menata, memulihkan,
operasi penambangan selesai dilakukan. dan memperbaiki kualitas lingkungan dan
Selanjutnya pada tahap pengupasan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali
pengangkutan tanah penutup yang terletak sesuai peruntukannya (PP Nomor 78
di atas endapan cadangan nikel (saprolit Tahun 2010). Reklamasi juga adalah suatu
dan limonit) yang akan ditambang. Sistem operasi yang mempersiapkan lahan bekas
penambangan terbuka tentu akan tambang atau lahan terbuka, untuk
berdampak terhadap kerusakan penggunaan selanjutnya setelah pasca
lingkungan. Dampak kerusakan tambang. Reklamasi juga meliputi
lingkungan antara lain hilangnya vegetasi langkah-langkah menstabilkan lahan bekas
hutan, flora dan fauna serta lapisan tanah tambang. Reklamasi adalah bagian integral
yang mengakibatkan kualitas lingkungan dari rencana total penambangan, yang
menurun. Oleh karena itu pengelola berarti reklamasi bukan suatu langkah
kegiatan pertambangan nikel harus terpisah yang melengkapi penambangan,
memiliki rencana dan kesungguhan untuk tetapi suatu operasi terpadu yang dimulai
melakukan reklamasi lahan bekas tambang dengan rencana awal, dilanjutkan dengan
yang tepat, sehingga perubahan yang tahap ekstraksi sampai penggunaan lahan
terjadi dapat berfungsi dan berdayaguna baru setelah pasca penambangan. Tujuan
sesuai peruntukannya agar perrtambangan akhir dari rencana reklamasi adalah untuk
berkelanjutan secara ekologi dan sosial meyakinkan bahwa lahan bekas tambang
ekonomi dapat terwujud (Patiung, O., Naik dapat dikembalikan pada penggunaan yang
S., Suria D. T., dan Dudung D., 2011). produktif (Kartosudjono 1994).
Setiap pemegang Izin Usaha Alternatif penggunaan lahan bekas
Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha tambang yang telah dilakukan reklamasi
Pertambangan Khusus (IUPK) di Indonesia pada umumnya dapat digunakan untuk
termasuk PT. X diwajibkan untuk peruntukkan permukiman, kehutanan,
melakukan reklamasi pada lahan yang pertanian, pariwisata, sumber air, kegiatan
terganggu sebagai akibat dari usaha budidaya. Alternatif penggunaan lahan
pertambangan. Kegiatan reklamasi harus tersebut tergantung pada kondisi iklim
dilakukan sedini mungkin dan tidak harus (iklim mikro), topografi lahan pasca

April____274
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

tambang, keberadaan tanah pucuk, jarak ke Aipassa dkkm 2020; Sarita Oktorina,
pusat-pusat perkotaan dan status lahan. 2017).
Program reklamasi tahap operasi produksi PT. X telah melakukan kewajiban
dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan reklamasi pada lahan bekas
revegetasi dan/atau peruntukan lainnya tambang seluas 7 Ha dari 10 Ha yang
yang terdiri atas area permukiman, direncanakan pada area penambangan
pariwisata, sumber air dan area bagian (front) utara. Pelaksanaan reklamasi
pembudidayaan (Kepmen ESDM No. 1827 mencakup 3 kriteria, yaitu: (1) Penataan
Tahun 2018). lahan, (2) Pengendalian erosi dan
Kondisi lahan bekas tambang pada sedimentasi, dan (3) Revegetasi. Akan
umumnya memiliki ciri lapisan tanah tetapi, bagaimana keberhasilan reklamasi
pucuk dan sub soil yang tipis sehingga yang dilakukan oleh PT. X yang memenuhi
sedikit pula bahan organik tanah beserta kriteria keberhasilan sesuai pedoman
mikroba tanah yang sangat diperlukan penilaian keberhasilan reklamasi yang
untuk pertumbuhan tanaman. Lahan dikeluarkan oleh Peraturan Menteri
dengan kondisi ekstrim tersebut tidak Kehutanan Nomor 60/Menhut-II/2009.
mudah untuk dilakukan revegetasi. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengkaji
Keberhasilan revegetasi lahan bekas keberhasilan reklamasi lahan bekas
tambang hanya dapat dicapai dengan penambangan nikel PT. X.
memadukan pembenahan tanah, pemilihan
jenis dan penerapan teknik silvikultur yang
2. MET0DE PENELITIAN
tepat. Pemilihan jenis tanaman yang tepat
2.1 Lokasi Penelitian
untuk digunakan dan karakteristik lokasi, Lokasi penelitian ini dilaksanakan
dapat meningkatkan stabilitas jangka pada lahan bekas penambangan biji nikel
panjang, baik secaramekanis dan ekologis area Bagian Selatan PT. X Kecamatan
menjadi bagian penting dalam kegiatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan,
revegetasi. Kesalahan dalam pemilihan yang ditunjukkan oleh Gambar 1.
jenis menghantarkan pada kegagalan
revegetasi (Ranjan et al, 2015 dalam MI

Gambar 1. Peta Reklamasi Lahan Bekas Tambang Area Selatan PT. X


Sumber: PT. X, 2018
April____275
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

2.1 Jenis Penelitian berwenang dalam bentuk tertulis seperti:


Jenis penelitian yang digunakan buku, karya ilmiah, artikel ilmiah, jurnal,
dalam penelitian ini adalah penelitian dan peraturan perundang-undangan yang
kuantitatif. Analisias kuantitatif digunakan sesuai dengan judul penelitian untuk
untuk menganilis tingkat keberhasilan digunakan sebagai rujukan teori, pendapat
reklamasi menggunakan angka-angka dari dan peraturan dalam menganalisis data dan
hasil perhitungan yang didapat mendekripsikan hasil dan pembahasan
menggunakan variabel pengukuran tingkat penelitian.
keberhasilan reklamasi berdasarkan
2.3 Variabel Penelitian
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
Menurut Sugiyono (2010), variabel
60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman
penelitian adalah segala sesuatu yang
Penilaian Keberhasilan Reklamasi Hutan.
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
2.2 Teknik Pengumpulan Data
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
Pengumpulan data primer
informasi tentang hal tersebut, kemudian
diperoleh melalui pengumpulan data
ditarik kesimpulannya. Variabel yang
secara langsung dari objek penelitian
digunakan dalam penelitian ini mencakup
melalui pengamatan langsung di area
kriteria, indikator dan parameter tingkat
Bagian Selatan PT. X dan wanancaran
keberhasilan reklamasi berdasarkan
menggunakan kuesioner kepada pihak
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
manajemen PT. X.
60/Menhut-II/2009 tentan g Pedoman
Pengumpulan data sekunder
Penilaian Keberhasilan Reklamasi Hutan,
diperoleh melalui pengumpulan data yang
yang ditunjukan pada Tabel 1
bersumber dari instansi atau lembaga yang
Tabel 1. Kriteria, Indikator dan Parameter Tingkat Keberhasilan Reklamasi
N
Kriteria (bobot) Indikator Parameter
o
1 Penataan lahan (30) Penataan permukaan lahan - Pengisian lubang tambang
- Luas areal yang ditata
- Kestabilan lereng
- Penaburan tanah pucuk
2 Pengendalian erosi & Bangunan konservasi tanah - Jumlah fisik bangunan
sedimentasi (20) - Manfaat bangunan
Penanaman cover crop - Luas tanam cover crop
Erosi & sedimentasi - Terjadinya erosi
3 Revegetasi (50) Penanaman - Luas areal tanam
- Persentase tumbuh
- Jumlah tanaman/hektar
- Komposisi tanaman lokal
- Kesehatan tanaman
Sumber: Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 60/Menhut-II/2009

April____276
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

Parameter dibuat dalam bentuk a. Total : Baik (hasil pelaksanaan


kuesioner dan dilakukan konfirmasi nilai >80 reklamasi dapat
kepada pihak manajemen PT. X dan diterima)
dilakukan pengamatan langsung oleh b. Total : Sedang (hasil
nilai 60 pelaksanaan reklamasi
peneliti sesuai dengan kondisi eksisting – 80 diterima dengan catatan
pelaksanaan reklamasi PT. X. Setiap perlu dilakukan
parameter penilaian akan dibagi ke dalam perbaikan sampai >80
5 kategori dengan pemberian nilai skor c. Total : Jelek (hasil reklamasi
sesuai dengan derajatnya. Untuk parameter nilai ˂ tidak dapat diterima dan
60 diperlukan pemeliharaan
tertinggi akan diberikan nilai 5 dan
yang intensif).
parameter terendah diberikan nilai 1. Nilai
skor parameter tersebut digunakan untuk
mendapatkan total nilai setiap kriteria
pelaksanaan reklamasi yang meliputi: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
penataan lahan, pengendalian erosi & 3.1 Evaluasi Kegiatan Reklamasi Lahan
sedimentasi serta revegetasi. Bekas Tambang PT. X
PT. X memiliki 2 (dua) area
2.5 Teknik Analisis Data penambangan yaitu area bagian utara dan
Teknik analisis data bertujuan area bagian selatan. Pada area
mentransformasikan data mentah ke dalam penambangan dinyatakan telah diambil
bentuk data yang mudah dimengerti oleh deposit atau material tambangnya dimana
peneliti maupun orang lain (Singarimbum, di bagian bawahnya sudah tidak terdapat
1989). Analisis tingkat keberhasilan deposit atau material tambangnya yang
reklamasi PT. X menggunakan metode dikenal dengan istilah mine out (Wika Frea
analisis kuantitatif dengan menggunakan Nani, 2014). Luas mine out area
persamaan total nilai keberhasilan penambangan bagian selatan seluas10 Ha.
reklamasi berdasarkan Peraturan Menteri Lokasi mine out ini menjadi lahan untuk
Kehutanan Nomor 60/Menhut-II/2009 kegiatan penimbunan dan penataan ulang
tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan lahan dengan memperhatikan topografi
Reklamasi Hutan. Persamaan (1) lahan sekitar areal pit untuk keperluan
ditunjukkan sebagai berikut: reklamasi dan atau revegetasi dikenal
TN=∑ ...................... (1) dengan istilah back filling (Wika Frea
Nani, 2014).
Keterangan: Material timbunan berupa lapisan
TN : Total Nilai (Total nilai maksimal – tanah penutup (over burden) untuk
100) keperluan reklamasi diambil dari area
TSi : Total skor penilain kriteria i operasi tambang terbuka PT. X yang
SMi : Nilai maksimum kriteria i dijadikan tempat membuang material kadar
n : Banyaknya kriteria rendah dan/atau material bukan bijih atau
Bi : Bobot untuk kriteria i disposal yang telah disiapkan sebelumnya
Berdasarkan perhitungan total nilai pada saat kegiatan tahap penambangan
akan diperoleh kriteria dan kesimpulan awal (Peurifoy,1970; Sulistyana, 2010).
sebagai berikut: Material over burden yang ditumpuk pada

April____277
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

disposal selanjutnya diangkut ulang ke area dari pengisian kembali lubang bekas
reklamasi untk menimbun lubang bekas tambang, pengaturan bentuk lahan, luas
pada area pit. Jalan tambang pada area area yang ditata, kestabilan lereng, dan
mine out bagian selatan PT. X yang tidak pengelolaan tanah pucuk.
digunakan lagi dilakukan penataan ulang Adapun hasil evaluasi parameter
dan dialihfungsikan sebagai jalan akses penataan lahan yang dilakukan oleh PT. X
reklamasi dan sebagai jalan perkebunan memperoleh total skor 15, dijelaskan
atau jalan masyarakat. Lubang bekas sebagai berikut:
galian tambang (void) dan kolam sedimen a. Pengisian kembali lubang bekas
pada area mine out bagian selatan PT. X tambang. Penambangan yang
tidak semuanya dilakukan penimbunan dilakukan oleh PT. X
kembali (reklamasi), tetapi dapat mengakibatkan permukaan lahan
dimanfaatkan sebagai lokasi penampungan menjadi tidak merata, gundul, dan
dan resapan air yang merupakan daerah berlubang sehingga pada kegiatan
tempat penampungan dan meresapnya air reklamasi perlu dilakukan penataan
hujan ke dalam tanah yang selanjutnya lahan dengan menimbun lubang-
menjadi air tanah (Mardi Wibowo, 2006). lubang pada area bekas
Air hujan yang bersumber pada penambangan. Terdapat 4 (empat)
penampungan air akan digunakan untuk lubang dari hasil kegiatan
sumber sumber penyiraman tanaman penambangan, dimana hanya 3
selama kegiatan penanaman pohon (tiga) lubang yang ditimbun
(revegatasi). Fasilitas penunjang dibangun kembali sesuai dengan rencana
untuk menunjang kegiatan reklamasi PT. pengisian lubang dan sisanya
X. Fasilitas penunjang terdiri dari: (a) dijadikan sebagai kolam
bangunan rumah penyimpanan bibit penampungan air. Oleh karena itu,
tanaman, dan (b) gudang untuk hasil evaluasi pengisian kembali
penyimpanan pupuk. Tahapan kegiatan lubang bekas tambang adalah 100%
reklamasi lahan bekas penambangan biji dengan skor nilai 5.
nikel pada area bagian selatan PT. X, b. Luas Areal yang ditata. Penataan
dideskripsikan di bawah ini. lahan yang dilakukan oleh PT. X
3.1.1 Penataan Lahan hanya mencapai 7 ha dari 10 Ha
Penataan lahan reklamasi untuk yang direncanakan hal ini
area 10 Ha yang direncanakan adalah disebabkan karena kurangnya dana
penghijauan lahan dengan penanaman untuk melakukan penataan areal
jambu mete, pembuatan kolam resapan air seluas 10 Ha. Pada proses penataan
serta fasilitas penunjang lainnya. Luasan luasan areal yang sudah ditata
keseluruhan yang telah terealisasi seluas 7 seluas 7 Ha dari rencana seluas 10
Ha. Material dalam reklamasi diambil dari Ha, maka hasil evaluasi luas areal
area disposal yang telah disiapkan yang ditata adalah 70% dengan
sebelumnya pada saat kegiatan tahap skor nilai 3.
penambangan awal. Material over burden c. Kestabilan lahan. Kestabilan lahan
yang ditumpuk di disposal diangkut ulang yang dinilai terhadap kejadian
ke area reklamasi. Penataan lahan terdiri longsor pada lahan yang telah

April____278
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

direklamasi. Lahan yang Inung Arie Adnyano, 2016). Hasil evaluasi


direklamasi oleh PT. X masih parameter pengendalian erosi dan
terdapat longsoran kecil yaitu sedimentasi yang dilakukan oleh PT. X
seluas 0,4 Ha dari 7 Ha lahan yang memperoleh total skor 16, dijelaskan
sudah direklamasi. Kestabilan sebagai berikut:
lereng dinilai untuk mengetahui a. Jumlah fisik bangunan. Kegiatan
kejadian longsor pada areal yang reklamasi yang dilakukan PT. X
sudah dilakaukan penataan, dimana dengan membuat bench untuk
pada saat survey dilapangan mencegah longsor pada lahan yang
terdapat longsoran seluas 0,4 Ha sudah ditata dan juga membuat
dari 7 Ha lahan yang sudah ditata, saluran air. Jumlah fisik bangunan
maka hasil evaluasi presentase yang sudah dibuat sebanyak 2 jenis
kejadian longsor adalah 5,71% yaitu berupa teras (bench) dan
dengan skor nilai 4. saluran pembuangan air (SPA)
d. Penaburan tanah pucuk. sesuai dengan rencana sehingga
Pelaksanaan reklamasi yang hasil evaluasinya adalah 100%
dilakukan oleh PT. X yaitu dengan dengan skor nilai 5.
cara revegetasi penanaman pohon b. Manfaat bangunan. Manfaat
jambu mete sehingga untuk bangunan pengendali erosi dan
keperluan penanaman dibutuhkan sedimentasi dinilai dengan cara
tanah pucuk agar pohon yang pengamatan langsung di lapangan.
ditanam dapat tumbuh dengan baik. Terbukti dengan dibuatnya 2 jenis
Realisaisi penaburan tanah pucuk bangunan konservasi tanah yaitu:
dengan ketebalan 50 cm hanya (1) Benc dapat mengurangi
dilakukan pada luasa 5 Ha dari kerusakan lahan akibat longsor, (2)
luasan 7 Ha yang direncanakan. Saluran pembuangan air dapat
Hasil evaluasi adalah persentase menyalurkan aliran permukaan
luasan penaburan tanah pucuk dengan baik. Hasil evaluasinya
sebesar 71,4% dengan skor nilai 3. adalah bangunan bermanfaat
dengan skor nilai 4.
3.1.2 Pengendalian Erosi dan c. Penanaman cover crop. Tanaman
Sedimentasi penutup tanah yang digunakan
Pengendalian erosi merupakan adalah jenis kacang-kacangan yang
kegiatan yang harus dilakukan selama dapat menambah unsur nitrogen
kegiatan penambangan dan setelah dalam tanah. Hal ini dikarenakan
penambangan. Erosi dapat mengakibatkan tanaman jenis kacang-kacangan
berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya dapat memfiksasi nitrogen dari
endapan lumpur dan sedimentasi dialur udara. Selain itu tanaman cover
sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan crop ini juga sebagai tanaman yang
terjadinya erosi oleh air adalah curah dapat meminimalisir laju erosi
hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah bekas penambangan yang
tanah, tata guna tanah (perlakuan terhadap masih dalam kondisi labil. Dari
tanah) dan tanaman penutup tanah (A. A hasil penilaian luasan penanaman

April____279
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

cover crop hanya seluas 5 Ha dari 7 ditanam, dan tingkat kelangsungan hidup
Ha yang direncanakan sehingga yang tinggi (Y.B. Zhu, L.B. et al, 2015
hasil evaluasinya adalah 71,4% dalam MI. Aipassa, dkk, 2020).
dengan skor nilai 3. Dalam pelaksanaannya kegiatan
d. Kejadian erosi. Kejadian erosi revegetasi pada lahan pasca tambang
pada lahan yang telah direklamasi seringkali mengalami kendala yaitu
oleh PT. X seluas 0,6 Ha dari 7 Ha kondisi lahan dengan tanah yang memadat,
lahan yang sudah ditata. Terjadinya minimnya kandungan unsur hara, potensi
erosi dinilai untuk mengetahui keracunan mineral, miskinnya bahan
kejadian erosi pada areal yang organik, dan minimnya populasi
sudah dilakaukan penataan, dan merupakan faktor-faktor penyebab
pada saat survey dilapangan buruknya pertumbuhan tanaman dan
ditemukan kejadian erosi dan seluas rendahnya tingkat keberhasilan
0,6 Ha dari 7 Ha lahan yang sudah revegetasi, sehingga perlu upaya perbaikan
ditata untuk nilai presentase lahan dan upaya pemilihan jenis
kejadian erosi adalah 8,5% atau tanaman yang tepat (Yadi, 2006). Kegiatan
kategori erosi ringan dengan skor revegetasi lahan reklamasi dilakukan PT.
nilai 4. X dengan penanaman jambu mete.
Penggunaan komoditi tanaman jambu mete
3.1.3 Revegetasi yang ditanam pada area reklamasi bekas
Revegetasi merupakan bagian dari tambang ini dilakukan untuk
kegiatan reklamasi adalah usaha untuk mengembalikan fungsi awal lahan adalah
memperbaiki dan memulihkan vegetasi lahan perkebunan jambu mete.
yang rusak pada lahan bekas tambang Hasil evaluasi parameter revegetasi
melalui kegiatan penanaman dan yang dilakukan oleh PT. X memperoleh
pemeliharaan pada lahan bekas total skor 18 yang dijelaskan sebagai
penggunaan kawasan hutan Vegetasi harus berikut:
beradaptasi dengan lingkungan alam, dan a. Luas areal penanaman.
menyesuaikan diri dengan kebiasaan Reklamasi yang dilakkan oleh PT.
vegetasi dan spesiesnya yang disesuaikan X dengan cara revegetasi
dengan fisiologis dan ekologis. Cara ini penanaman pohon jambu mete.
dapat dikelola dengan mudah dengan Luas areal penanaman yaitu 5 Ha
investasi rendah, dan memberi imbalan dari 7 Ha yang direncanakan. Pada
banyak. Ini sesuai dengan hukum suksesi proses luas penanaman tanaman inti
alami tanaman, dan bermanfaat bagi atau pionir berupa jambu mete yang
stabilitas dan kelanjutan pengembangan sudah ditanam seluas 5 Ha dari
vegetasi (Y.Wang & H.T. Yu, 2015 dalam rencana 7 Ha, maka hasil
MI. Aipassa, dkk, 2020). Spesies tanaman evaluasinya adalah 71,4% dengan
yang dipilih harus memiliki kemampuan skor nilai 3.
toleransi yang kuat seperti tahan b. Persentase tumbuh tanaman.
kekeringan, tahan asam, tahan kekeringan, Persentase tumbuh tanaman hasil
ketahanan kemiringan, ketahanan logam evaluasi dinilai dengan cara
berat, dan tumbuh dengan cepat, mudah membuat plot untuk melakukan

April____280
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

analisis vegetasi. Analisis vegetasi Sebelum melakukan penambangan


dilakukan dengan menggunkan plot jenis tanaman lokal yang ada pada
berbentuk persegi dengan ukuran area IUP PT. X adalah jenis jambu
20 m x 20 m, intensitas sampling mete sehingga pada proses
yaitu sebesar 5%, dari luas areal reklamasi PT. X kembali menanam
revegetasi seluas 5 Ha. Diketahui pohon jambu mete pada area
dengan luasan revegetasi seluas 5 reklamasi seluas 5 Ha. Komposisi
Ha ditanami tanaman lokal jenis tanaman hasil evaluasinya dinilai
jambu mete sebanyak 2.070 pohon, dengan melihat perbandingan jenis
untuk mengetahui banyaknya tanaman yang ditanaman saat
pohon yang akan dinilai maka revegetasi dengan jenis tanaman
dilakukan sampling (intensitas lokal. Dari hasil pengamatan
sampling 0,05) dan didapatkan langsung dilapangan keseluruhan
samping pohon sebesar103. Setelah lahan yang ditanami adalah
pembuatan plot dilakukan dengan tanaman lokal yaitu jambu mete,
ukuran 20 m x 20 m sebanyak 5 maka hasil evaluasi adalah 100%
plot tiap plot diberi simbol (h1 – dengan skor nilai 5.
h5), dalam tiap plot dengan jarak e. Kesehatan tanaman. Perawatan
tanaman 4 m x 4 m harusnya pohon jambu mete yang dilakukan
terdapat 36 pohon dengan total 5 oleh PT. X tergolong sangat baik
plot sebanyak 180 pohon, tetapi sehingga tanaman yang telah
yang ditemukan dilapangan pada ditanam tumbuh sehat. Kesehatan
plot sebanyak 139 pohon sehingga tanaman hasil evaluasinya dinilai
nilai evaluasi dari persentase dari tiap-tiap plot yang sudah
tumbuh tanaman adalah 77 % dibuat sebelumnya dengan hasil
dengan skor nilai 3. evaluasi sebesar 97,8% dengan skor
c. Jumlah tanaman. Untuk nilai 5.
melakukan revegetasi pada lahan
seluas 5 Ha dibutuhkan 3.125 3.2 Kajian Tingkat Keberhasilan
pohon yang artinya tiap hektarnya Reklamasi Lahan Bekas Tambang
ditanami sebanyak 625 pohon, akan PT. X
tetapi PT. X hanya menanam pohon Reklamasi yang berhasil,
jambu mete sebanyak 2.070 pohon sebagaimana diperlukan untuk memenuhi
saja atau dengan jumlah 414 pohon tuntutan masyarakat saatini, membutuhkan
per hektarnya, sehingga hasil rekayasa, desain, dan rekonstruksi, bukan
evaluasi jumlah tanaman adalah hanya permukaannya, dan kendali atas air
hanya 414 pohon perhektar dengan yang meninggalkan lokasi tambang (Jeff
skor nilai 2. Skousen, Carl E. Zipper, 2014). Setelah
d. Komposisi jenis tanam. dilakukan evaluasi paramater keberhasilan
Perbandingan jenis tanaman lokal reklamasi berdasarkan Peraturan Menteri
dengan jenis tanaman non lokal Kehutanan No. P. 60/Menhut-II/2009
yang ditanaman minimal 40 % maka dapat dilakukan penilaian
tanaman lokal yang harus ditanam. keberhasilan reklamasi pada lahan bekas
April____281
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

penambangan biji nikel PT. X. Penilaian reklamasi, ditunjukkan pada Tabel 2 di


keberhasilan reklamasi dilakukan dengan bawah ini.
berpedoman penilaian keberhasilan
Tabel 2. Total Nilai Evaluasi dan Tingkat Keberhasilan Parameter Reklamasi PT. X
No Kriteria (bobot) Indikator Parameter Hasil Bobot Penilaian
Pengisian lubang
7,5
tambang
Luas areal yang ditata 4,5
1 Penataan lahan (30) Penataan permukaan lahan Kestabilan lereng 6,0
Penaburan tanah
4,5
pucuk
Sub Total 22,5
Jumlah fisik
5,0
Bangunan konservasi tanah bangunan
Manfaat bangunan 4,0
Pengendalian erosi & Luas tanam cover
2 Manfaat bangunan 3,0
sedimentasi (20) crop
Penanaman cover crop Terjadinya erosi 4,0
Sub total 16,0
Luas areal tanam 6,0
Persentase tumbuh 6,0
Jumlah
4,0
tanaman/hektar
3 Revegetasi (50) Penanaman
Komposisi tanaman
10,0
lokal
Kesehatan tanaman 10,0
Sub Total 36,0
Total Nilai 74,5
Tingkat Keberhasilan Reklamasi Sedang
Sumber: Hasil analisis, 2018
Berdasarkan penilaian pada tiap oleh kriteria penataan lahan khususnya
kriteria keberhasilan reklamasi, didapatkan paramater luas areal yang ditata dan
bahwa keberhasilan reklamasi yang telah penaburan tanah pucuk. Pada kriteria
dilaksanakan oleh PT. X pada area pengendalian erosi dan sedimentasi
tambang bagian selatan mendapatkan nilai dipengaruhi oleh parameter luas tanam
74,5 dengan tingkat keberhasilan sedang, cover crop.
yang ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
4. KESIMPULAN
reklamasi diterima tetapi dengan catatan
Kesimpulan penelitian ini adalah
perlu dilakukan perbaikan reklamasi
keberhasilan reklamasi PT. X pada area
sampai pada nilai > 80 atau kategori tinggi.
tambang bagian selatan mendapatkan
Tingkat keberhasilan reklamasi pada
bobot nilai 74,5 yang menunjukkan bahwa
kategori sedang tersebut kemungkinan
keberhasilan reklamasi pada lahan bekas
dipengaruhi oleh kriteria revegetasi
penambangan PT. X masuk pada tingkat
khususnya pada parameter jumlah tanaman
sedang, dimana pelaksanaan reklamasi
per hektar, persentase tumbuh dan luas
dapat diterima dengan catatan perlu
areal tanam. Selain itu, dipengaruhi juga
dilakukan perbaikan sampai > 80 Oleh
April____282
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

karena itu disarankan kepada PT. X Energi Republik Indonesia.


dalam melaksanakan kegiatan reklamasi Jakarta.
lahan bekas penambangan pada area Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor1827 Tahun
lainnya agar termasuk dalam tingkat
2018 tentang Pedoman
keberhasilan tinggi agar dapat Pelaksanaan Kaidah Teknik
memperhatikan dan mengoptimalkan Pertambangan yang Baik
beberapa parameter keberhasilan Mardi Wibowo, 2006. Model Penentuan
reklamasi, yaitu: (a) parameter jumlah Kawasan Resapan Air untuk
tanaman per hektar dan persentase tumbuh Perencanaan Tata Ruang
dan luas areal tanam pada kriteria Berwawasan lingkungan. Peneliti
Geologi Lingkungan Badan
revegetasi, (b) parameter luas areal yang
Pengkajian dan Penerapan
ditata pada kriteria penataan lahan, (c) Teknologi. Jurnal Hidrosfir Vol. 1
parameter luas tanam cover crop pada No.1 Hal 1-7. ISSN 1704-1043.
kriteria pengendalian erosi dan Jakarta.
sedimentasi. MI, Aipassa, dkk, 2020. Tingkat
keberhasilan reklamasi lahan
DAFTAR PUSTAKA bekas tambang batubara pada PT.
Bukit Baiduri Energi Kabupaten
Kutai Kartanegara kota Samarinda
A.A. Inung Arie Adnyano, 2016. Penilaian Kalimantan Timur. Jurnal
Tingkat Keberhasilan Reklamasi Dinamika Lingkungan Indonesia,
(Permen ESDM No. 7 Tahun Volume 7, Nomor 2, Juuli 2020, p
2014) Lahan Bekas Tambang Pit 102-110. p-ISSN 2356-2226. e-
1 PT Pipit Mutiara Jayadi ISSN 2655-8114. DOI
KabupatenTana Tidung Kalimantan Utara. 10.31258/dli.7.2.p.102-110.
Promine Journal, June 2016, Vol. https://dli.ejournal.unri.ac.id/inde
4 (1), page 34- 39. STTNAS x.php/DL/article/view/7496/pdf
Yogyakarta. Patiung, O., Naik S., Suria D. T., dan
Elkington, John. 1997. Cannibals with Dudung D., 2011. Pengaruh
Forks: The Triple Bottom Line of Umur Reklamasi Lahan Bekas
21st Century Business. Oxford: Tambang Batubara Terhadap
Capstone Publishing Ltd. Fungsi Hidrologis. Jurnal
Gerberding, J. L, 2005. “A Stable Hidrolitan, Vol 2 (2): 60-73.
Tetraakly Complex Of Nickel Pelletier, G.J, Chapra, S.C dan Tao, H,
(IV)”. Angewandre Chemie 1996. QUAL2Kw-Framework for
International Edition 48:3384 Modeling Water Quality in Strean
Jeff Skousen, Carl E. Zipper, 2014. Post- and Rivers Using a genetic
mining policies and practices in Algorithm for Calibration,
the Eastern USA coal region Int Envorion. Model. Softw, 21, 419-
Journal Coal Sci Technol (2014) 425.
1(2):135–151, Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun
https://doi.org/10.1007/s40789- 2010 tentang Reklamasi dan
014-0021-6. Pascatambang.
Kartosudjono, W., 1994. Lingkungan Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Pertambangan dan Reklamasi. Daya Mineral Nomor 7 Tahun
Direktorat Pertambangan Umum. 2014 tentang Pelaksanaan
Departmen Pertambangan dan Reklamasi Dan Pascatambang
Pada Kegiatan Usaha
April____283
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022

Pertambangan Mineral dan


Batubara
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
60/Menhut-II/2009 tentang
Pedoman Penilaian Keberhasilan
Reklamasi Hutan.
Peurifoy, R.L.,1970. Construction,
planning, Equipment and
Methods. Edisi ke-2Mc Graw-
Hill Kogakusha Ltd. Texas.
Qahn. 2014. Penambangan Nikel. Di
unduh tanggal 21 Juli 2020 pukul
22.47 wita pada laman
http://teknikmaju2.blogspot.com/2
014/05/penambangan-nikel.html

April____284

Anda mungkin juga menyukai