Kajian Keberhasilan Reklamasi
Kajian Keberhasilan Reklamasi
1
Irfan Ido, 2 Kamrullah, 3 Irfan Yunandar, 4 L.O. Ngkoimani, 5 Ardi
1,3,4,
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo
2,5
Ditjen Minerba Kementerian ESDM RI
Email:
1
irfanido@uho.ac.id, Kamrullah@esdm.go.id, 3 laodem@yahoo.com, 4 ardi@esdm.go.id
2
Abstrak: Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi
kembali sesuai peruntukannya. Setiap pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK) di Indonesia termasuk PT. X diwajibkan melakukan reklamasi pada
lahan yang terganggu sebagai akibat dari kegiatan penambangan. Kegiatan reklamasi harus dilakukan
sedini mungkin dan tidak harus menunggu proses penambangan secara keseluruhan selesai. PT. X
melakukan kewajiban kegiatan reklamasi pada lahan bekas tambang seluas 7 Ha dari 10 Ha yang
direncanakan pada area bagian utara. Pelaksanaan reklamasi mencakup 3 kriteria, yaitu: (1) penataan
lahan, (2) pengendalian erosi dan sedimentasi, dan (3) revegetasi. Tulisan ini akan mengkaji tingkat
keberhasilan reklamasi lahan bekas penambangan biji nikel PT. X berdasarkan pedoman keberhasilan
reklamasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 60/Menhut-II/2009. Lokasi
penelitian ini dilakukan pada lahan bekas penambangan biji nikel area bagian selatan PT. X.
Kesimpulan tulisan ini adalah penilaian keberhasilan reklamasi yang telah dilaksanakan oleh PT. X
pada area tambang bagian selatan mendapatkan nilai 74,5. Sehingga pelaksanaan reklamasi pada lahan
bekas penambangan PT. X masuk pada tingkat keberhasilan sedang, dimana pelaksanaan reklamasi
dapat diterima dengan catatan perlu dilakukan perbaikan sampai > 80.
Abstrac: Reclamation is an activity carried out throughout the mining efforts to organize, restore, and
improve the quality of the environment and ecosystem in order to function again in accordance with
its provisions. Every holder of Mining Business License (IUP) and Special Mining Business License
(IUPK) in Indonesia including PT. X is required to reclamation on disturbed land as a result of
mining efforts. Reclamation activities should be carried out as early as possible and should not wait
for the entire mining process to be completed. PT. X performs reclamation obligations on 7 Ha of 10
Ha of planned former mine land in the northern part. The implementation of reclamation includes 3
criteria, namely: (1) land arrangement, (2) controlling of erosion and sedimentation, and (3)
revegetation. This paper will examine the success rate of land reclamation of former nickel seed
mining PT. X based on the reclamation success guidelines stipulated in Peraturan Menteri Kehutanan
No. 60/Menhut-II/2009. The location of this research was conducted on the land of former nickel seed
mining in the southern part of PT. X. The conclusion of this paper is an assessment of the success of
reclamation that has been implemented by PT. X in the southern mining area scored 74.5. So that the
implementation of reclamation on former mining land PT. X enters at a moderate success rate, where
the implementation of reclamation can be accepted with a record of needing improvement until 80.
April____272
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
April____273
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
April____274
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
tambang, keberadaan tanah pucuk, jarak ke Aipassa dkkm 2020; Sarita Oktorina,
pusat-pusat perkotaan dan status lahan. 2017).
Program reklamasi tahap operasi produksi PT. X telah melakukan kewajiban
dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan reklamasi pada lahan bekas
revegetasi dan/atau peruntukan lainnya tambang seluas 7 Ha dari 10 Ha yang
yang terdiri atas area permukiman, direncanakan pada area penambangan
pariwisata, sumber air dan area bagian (front) utara. Pelaksanaan reklamasi
pembudidayaan (Kepmen ESDM No. 1827 mencakup 3 kriteria, yaitu: (1) Penataan
Tahun 2018). lahan, (2) Pengendalian erosi dan
Kondisi lahan bekas tambang pada sedimentasi, dan (3) Revegetasi. Akan
umumnya memiliki ciri lapisan tanah tetapi, bagaimana keberhasilan reklamasi
pucuk dan sub soil yang tipis sehingga yang dilakukan oleh PT. X yang memenuhi
sedikit pula bahan organik tanah beserta kriteria keberhasilan sesuai pedoman
mikroba tanah yang sangat diperlukan penilaian keberhasilan reklamasi yang
untuk pertumbuhan tanaman. Lahan dikeluarkan oleh Peraturan Menteri
dengan kondisi ekstrim tersebut tidak Kehutanan Nomor 60/Menhut-II/2009.
mudah untuk dilakukan revegetasi. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengkaji
Keberhasilan revegetasi lahan bekas keberhasilan reklamasi lahan bekas
tambang hanya dapat dicapai dengan penambangan nikel PT. X.
memadukan pembenahan tanah, pemilihan
jenis dan penerapan teknik silvikultur yang
2. MET0DE PENELITIAN
tepat. Pemilihan jenis tanaman yang tepat
2.1 Lokasi Penelitian
untuk digunakan dan karakteristik lokasi, Lokasi penelitian ini dilaksanakan
dapat meningkatkan stabilitas jangka pada lahan bekas penambangan biji nikel
panjang, baik secaramekanis dan ekologis area Bagian Selatan PT. X Kecamatan
menjadi bagian penting dalam kegiatan Palangga Kabupaten Konawe Selatan,
revegetasi. Kesalahan dalam pemilihan yang ditunjukkan oleh Gambar 1.
jenis menghantarkan pada kegagalan
revegetasi (Ranjan et al, 2015 dalam MI
April____276
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
April____277
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
disposal selanjutnya diangkut ulang ke area dari pengisian kembali lubang bekas
reklamasi untk menimbun lubang bekas tambang, pengaturan bentuk lahan, luas
pada area pit. Jalan tambang pada area area yang ditata, kestabilan lereng, dan
mine out bagian selatan PT. X yang tidak pengelolaan tanah pucuk.
digunakan lagi dilakukan penataan ulang Adapun hasil evaluasi parameter
dan dialihfungsikan sebagai jalan akses penataan lahan yang dilakukan oleh PT. X
reklamasi dan sebagai jalan perkebunan memperoleh total skor 15, dijelaskan
atau jalan masyarakat. Lubang bekas sebagai berikut:
galian tambang (void) dan kolam sedimen a. Pengisian kembali lubang bekas
pada area mine out bagian selatan PT. X tambang. Penambangan yang
tidak semuanya dilakukan penimbunan dilakukan oleh PT. X
kembali (reklamasi), tetapi dapat mengakibatkan permukaan lahan
dimanfaatkan sebagai lokasi penampungan menjadi tidak merata, gundul, dan
dan resapan air yang merupakan daerah berlubang sehingga pada kegiatan
tempat penampungan dan meresapnya air reklamasi perlu dilakukan penataan
hujan ke dalam tanah yang selanjutnya lahan dengan menimbun lubang-
menjadi air tanah (Mardi Wibowo, 2006). lubang pada area bekas
Air hujan yang bersumber pada penambangan. Terdapat 4 (empat)
penampungan air akan digunakan untuk lubang dari hasil kegiatan
sumber sumber penyiraman tanaman penambangan, dimana hanya 3
selama kegiatan penanaman pohon (tiga) lubang yang ditimbun
(revegatasi). Fasilitas penunjang dibangun kembali sesuai dengan rencana
untuk menunjang kegiatan reklamasi PT. pengisian lubang dan sisanya
X. Fasilitas penunjang terdiri dari: (a) dijadikan sebagai kolam
bangunan rumah penyimpanan bibit penampungan air. Oleh karena itu,
tanaman, dan (b) gudang untuk hasil evaluasi pengisian kembali
penyimpanan pupuk. Tahapan kegiatan lubang bekas tambang adalah 100%
reklamasi lahan bekas penambangan biji dengan skor nilai 5.
nikel pada area bagian selatan PT. X, b. Luas Areal yang ditata. Penataan
dideskripsikan di bawah ini. lahan yang dilakukan oleh PT. X
3.1.1 Penataan Lahan hanya mencapai 7 ha dari 10 Ha
Penataan lahan reklamasi untuk yang direncanakan hal ini
area 10 Ha yang direncanakan adalah disebabkan karena kurangnya dana
penghijauan lahan dengan penanaman untuk melakukan penataan areal
jambu mete, pembuatan kolam resapan air seluas 10 Ha. Pada proses penataan
serta fasilitas penunjang lainnya. Luasan luasan areal yang sudah ditata
keseluruhan yang telah terealisasi seluas 7 seluas 7 Ha dari rencana seluas 10
Ha. Material dalam reklamasi diambil dari Ha, maka hasil evaluasi luas areal
area disposal yang telah disiapkan yang ditata adalah 70% dengan
sebelumnya pada saat kegiatan tahap skor nilai 3.
penambangan awal. Material over burden c. Kestabilan lahan. Kestabilan lahan
yang ditumpuk di disposal diangkut ulang yang dinilai terhadap kejadian
ke area reklamasi. Penataan lahan terdiri longsor pada lahan yang telah
April____278
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
April____279
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
cover crop hanya seluas 5 Ha dari 7 ditanam, dan tingkat kelangsungan hidup
Ha yang direncanakan sehingga yang tinggi (Y.B. Zhu, L.B. et al, 2015
hasil evaluasinya adalah 71,4% dalam MI. Aipassa, dkk, 2020).
dengan skor nilai 3. Dalam pelaksanaannya kegiatan
d. Kejadian erosi. Kejadian erosi revegetasi pada lahan pasca tambang
pada lahan yang telah direklamasi seringkali mengalami kendala yaitu
oleh PT. X seluas 0,6 Ha dari 7 Ha kondisi lahan dengan tanah yang memadat,
lahan yang sudah ditata. Terjadinya minimnya kandungan unsur hara, potensi
erosi dinilai untuk mengetahui keracunan mineral, miskinnya bahan
kejadian erosi pada areal yang organik, dan minimnya populasi
sudah dilakaukan penataan, dan merupakan faktor-faktor penyebab
pada saat survey dilapangan buruknya pertumbuhan tanaman dan
ditemukan kejadian erosi dan seluas rendahnya tingkat keberhasilan
0,6 Ha dari 7 Ha lahan yang sudah revegetasi, sehingga perlu upaya perbaikan
ditata untuk nilai presentase lahan dan upaya pemilihan jenis
kejadian erosi adalah 8,5% atau tanaman yang tepat (Yadi, 2006). Kegiatan
kategori erosi ringan dengan skor revegetasi lahan reklamasi dilakukan PT.
nilai 4. X dengan penanaman jambu mete.
Penggunaan komoditi tanaman jambu mete
3.1.3 Revegetasi yang ditanam pada area reklamasi bekas
Revegetasi merupakan bagian dari tambang ini dilakukan untuk
kegiatan reklamasi adalah usaha untuk mengembalikan fungsi awal lahan adalah
memperbaiki dan memulihkan vegetasi lahan perkebunan jambu mete.
yang rusak pada lahan bekas tambang Hasil evaluasi parameter revegetasi
melalui kegiatan penanaman dan yang dilakukan oleh PT. X memperoleh
pemeliharaan pada lahan bekas total skor 18 yang dijelaskan sebagai
penggunaan kawasan hutan Vegetasi harus berikut:
beradaptasi dengan lingkungan alam, dan a. Luas areal penanaman.
menyesuaikan diri dengan kebiasaan Reklamasi yang dilakkan oleh PT.
vegetasi dan spesiesnya yang disesuaikan X dengan cara revegetasi
dengan fisiologis dan ekologis. Cara ini penanaman pohon jambu mete.
dapat dikelola dengan mudah dengan Luas areal penanaman yaitu 5 Ha
investasi rendah, dan memberi imbalan dari 7 Ha yang direncanakan. Pada
banyak. Ini sesuai dengan hukum suksesi proses luas penanaman tanaman inti
alami tanaman, dan bermanfaat bagi atau pionir berupa jambu mete yang
stabilitas dan kelanjutan pengembangan sudah ditanam seluas 5 Ha dari
vegetasi (Y.Wang & H.T. Yu, 2015 dalam rencana 7 Ha, maka hasil
MI. Aipassa, dkk, 2020). Spesies tanaman evaluasinya adalah 71,4% dengan
yang dipilih harus memiliki kemampuan skor nilai 3.
toleransi yang kuat seperti tahan b. Persentase tumbuh tanaman.
kekeringan, tahan asam, tahan kekeringan, Persentase tumbuh tanaman hasil
ketahanan kemiringan, ketahanan logam evaluasi dinilai dengan cara
berat, dan tumbuh dengan cepat, mudah membuat plot untuk melakukan
April____280
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
April____284