Abstrak
Minimarket adalah sebuah jenis usaha yang menggabungkan antara konsep swalayan dalam
skala kecil dengan target pasar yang sama dengan target pasar tradisional. Minimarket mulai
diminati masyarakat karena dinilai lebih efisien dan tempatnya yang nyaman. Fenomena
maraknya minimarket di Makassar membuat persaingan semakin meningkat. Untuk itu diperlukan
peranan sistem pengendalian internal perusahaan yang baik atas siklus pembelian dan penjualan.
Peranan sistem pengendalian internal sangat berpengaruh pada persaingan antar perusahaan
dan besar kecilnya kemungkinan terjadinya kecurangan di dalam suatu perusahaan. diharapkan
dengan mengevaluasi sistem pengendalian internal di perusahaan atas siklus pembelian dan
penjualan, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan maupun human eror yang
dapat merugikan perusahaan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem
pengendalian internal perusahaan atas siklus pembelian dan penjualan guna melindungi aset
perusahaan
Kata Kunci: Pengendalian Internal, Siklus Penjualan, Siklus Pembelian Barang
Abstract
A minimarket is a type of business that combines the concept of self-service on a small scale with
the same target market as the traditional target market. Minimarkets are starting to be in demand
by the public because they are considered more efficient and the place is comfortable. The
phenomenon of the rise of minimarkets in Makassar has made competition increase. For this
reason, the role of a good company's internal control system over the buying and selling cycle is
needed. The role of the internal control system is very influential on competition between
companies and the small possibility of fraud in a company. It is hoped that by evaluating the
company's internal control system over the buying and selling cycle, it can reduce the possibility
of fraud and human errors that can harm the company. Therefore, this study aims to evaluate the
company's internal control system over the buying and selling cycle in order to protect the
company's assets.
Keywords: Internal Control, Purchase Cycle, Sales Cycle
Hal | 1
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana penerapan pengendalian internal siklus pembelian dan penjualan
yang telah diterapkan oleh perusahaan.
2. Mengetahui apakah pengendalian internal yang diterapkan sudah berjalan dengan baik dan
apakah masih ada kelemahan pada pengendalian internal perusahaan.
3. Memberikan saran untuk memperbaiki sistem pengendalian internal pada Yamasi Mart.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran pada perusahaan mengenai pentingnya sistem pengendalian internal
pada siklus penjualan dan pembelian agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Hal | 2
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
2. Bagi Penulis
Dapat terlibat secara langsung dalam praktik sistem pengendalian internal atas siklus penjualan
dan pembelian serta dapat mengetahui sejauh mana teori-teori yang dipelajari dapat diterapkan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pembelian dan Tahapan Siklus Pembelian
Menurut Gelinas dan Dull (2010), proses pembelian merupakan suatu struktur interaksi
antara orang-orang, peralatan, metode-metode, dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai
fungsifungsi utama sebagai berikut: (1) Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari
bagian pembelian dan penerimaan. (2) Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang
mengatur bagian pembelian dan penerimaan. (3) Membantu dalam penyajian laporan internal dan
laporan eksternal.
Menurut Jones dan Rama (2006), siklus pembelian mencakup operasi-operasi sebagai
berikut : (1) Proses rekuisisi. Dokumen permintaan pembelian disiapkan oleh karyawan dan harus
disetujui oleh supervisor. Daftar permintaan pembelian ini kemudian akan diserahkan kepada
bagian pembelian untuk melakukan transaksi pembelian dengan supplier. (2) Melakukan
kesepakatan dengan supplier untuk pembelian barang. Kesepakatan dengan supplier mencakup
purchase order dan kontrak dengan supplier. (3) Menerima barang atau jasa dari supplier.
Perusahaan melalui bagian penerimaan harus memastikan bahwa barang yang diterima sesuai
dengan pesanan dan dalam keadaan baik. (4) Menerima klaim atas barang atau jasa yang diterima.
Setelah barang diterima, supplier akan mengirimkan tagihan dan akan dicatat oleh bagian piutang.
(5) Memilih tagihan yang akan dibayar. Pemilihan tagihan yang akan dibayar umumnya dilakukan
berdasarkan jadwal yang biasanya adalah jadwal mingguan. (6) Menulis cek. Setelah memilih
tagihan yang akan dibayar, maka cek pembayaran akan ditulis dan dikirimkan kepada supplier.
Pengertian Penjualan dan Tahapan Siklus Penjualan
Menurut Mulyadi (2008), penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga produk terlebih dahulu sebelum produk diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, maka produk kemudian
diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai adalah: (a) Prosedur Order
Penjualan yaitu pada prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat
faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga produk ke
fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan produk
yang akan diserahkan kepada pembeli. (b) Prosedur Penerimaan Kas yaitu pada prosedur ini fungsi
kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa
pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk
memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan produk yang dibelinya dari fungsi
Hal | 3
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
pengiriman. (c) Prosedur Penyerahan Barang yaitu pada prosedur ini fungsi pengiriman
menyerahkan produk kepada pembeli. (d) Prosedur Pecatatan Harga Pokok Penjualan yaitu pada
prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang
dicatat dalam kartu persediaan.
Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Tanpa adanya pengendalian internal, tujuan perusahaan tidak dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin penting pula arti dari pengendalian internal dalam
perusahaan tersebut. Menurut Muh. Arief Effendi dalam bukunya The Power of Good Corporate
Governance (2016) pengendalian internal (internal control) merupakan suatu proses yang
dilaksanakan oleh direksi dan komisaris, manajemen dan sumber daya manusia (SDM) lainnya
dalam suatu entitas, dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar berkenaan dengan
efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, serta ketaatan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
Adapun menurut Hery (2013) pengertian pengendalian internal adalah sebagai berikut:
“Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau
kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya
informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan)
hukum atau undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan
sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.”
Pengertian-pengertian diatas dapat memberikan kesimpulan bahwa pengendalian internal
adalah suatu cara yang berisi seperangkat kebijakan dan peraturan untuk mengarahkan,
mengawasi, dan melindungi sumber daya perusahaan agar terhindar dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan dan penyelewengan. Dengan kata lain pengendalian internal dilakukan untuk
memantau apakah kegiatan operasional telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang
ditetapkan perusahaan.
Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut COSO (Committee of Sponsoring
Organization)
Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Kerangka COSO dalam Boynton dan Johnson
(2006) ada 5 komponen sistem pengendalian internal yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah pondasi dari komponen pengendalian internal lainnya yang
menyediakan disiplinan struktur. Faktor-faktor yang membentuk lingkungan pengendalian
suatu entitas di antaranya adalah:
a. Integritas dan nilai etika Budaya organisasi secara langsung juga akan membentuk etika
karyawannya. Apabila perusahaan memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan etika
karyawannya, perilaku yang etis juga secara tidak langsung akan tumbuh di masing-masing
pribadi karyawan. Namun menurut Boynton dan Johnson (2006:415) pada entitas yang
lebih kecil tidak memiliki kode etik perilaku tertulis dan panduan kebijakan formal seperti
pada perusahaan besar. Akan tetapi mereka dapat mengatasi kondisi ini dengan
Hal | 4
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
mengembangkan suatu budaya yang menempatkan penekanan pada integritas, nilai etika,
dan kompetensi.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Pengendalian internal dapat dilaksanakan dengan baik jika didukung oleh karyawan yang
berkualitas dan kompeten. Menempatkan karyawan pada posisi yang sesuai dengan
kompetensi individual yang dimilikinya serta memberikan pelatihan untuk meningkatkan
kualitas kerja yang merupakan bagian dari komitmen manajemen terhadap kompetensi.
c. Dewan direksi dan komite audit
Susunan dewan direksi dan komite audit dan cara di mana mereka menjalankan tanggung
jawab dan pengawasan mereka memiliki dampak yang besar pada lingkungan
pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dewan dan komite audit
meliputi tertingginya dari manajemen yaitu pengetahuan akuntansi, pengalaman dan
perkembangan dari anggota mereka; tingkat keterlibatan dan pengawasan kegiatan
manajemen mereka; kesesuaian tindakan mereka. (Misalnya sejauh mana mereka
meningkatkan dan mengejar pertanyaan sulit dengan manajemen). Komite audit yang
efektif dapat meningkatkan kemandirian dan skeptisisme profesional dari auditor eksternal.
Kurangnya komite audit di perusahaan swasta mungkin tidak kelemahan jika dewan secara
keseluruhan dapat melaksanakan tanggung jawab komite audit.(Boynton dan Johnson,
2006)
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi mengindikasikan pola komunikasi formal di dalam sebuah organisasi.
Dari struktur organisasi ini pula tanggung jawab dan wewenang masing-masing bagian
ataupun personel dalam organisasi dapat dibedakan secara jelas.
e. Penetapan wewenang dan tanggung jawab
Mencakup penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan
tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan, dan harus memungkinkan setiap
individu lainnya untuk mengetahui 1) bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan
individu lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan entitas, dan 2)
setiap individu akan bertanggungjawab atas hal apa.
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Dimulai dari perekrutan karyawan, pemberian
pelatihan, kebijakan terhadap sanksi dari pelanggar peraturan, serta kebijakan yang
diterapkan akan menjamin bahwa karyawan memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan
kompetensi yang diharapkan.
2. Penilaian risiko (Risk Assesment)
Penilaian risiko dilakukan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan
mengelola berbagai risiko yang memengaruh tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini dilakukan
dengan mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal perusahaan untuk
selanjutnya dapat diidentifikasi tindakan yang diperlukan. Tujuan manajemen melakukan
penilaian risiko adalah untuk 1) mengidentifikasi risiko dan 2) menempatkan pengendalian
yang efektif dalam operasi untuk mengontrol risiko-risiko tersebut.
Hal | 5
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
Hal | 6
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
Hal | 7
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan strategi penelitian yaitu studi kasus. Menurut Creswell
(2013) studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara
cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Tujuan dari studi
kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran
secara rinci tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Studi kasus dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengendalian internal serta gambaran siklus penjualan
dan pembelian pada di Yamasi Mart.
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah Yamasi Mart yang beralamatkan di Jl. Raya
Pendidikan No. 5, Kota Makassar. Yamasi Mart merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
market atau perdagangan.
Sumber Data
Sumber data penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu (Indrianto dan Supomo, 2002):
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dengan cara
meminta keterangan kepada pihak-pihak yang berwenang mengeluarkan data tersebut, maupun
dengan jalan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini sumber data primer adalah wawancara dan observasi.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak-pihak lain yang sudah diolah dalam
bentuk jadi dan relevan dengan penelitian ini, seperti literatur-literatur terkait atau riset-riset
terdahulu.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Menurut Creswell (2013) dalam wawancara kualitatif, penulis melakukan wawancara secara
berhadap-hadapan (face-to-face interview) dengan narasumber, mewawancarai mereka dengan
telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu). Jenis
wawancara ini menghasilkan informasi berupa penjelasan secara detail dan mendalam tentang
bagaimana pengendalian internal pada siklus penjualan dan pembelian. Wawancara yang
dilakukan penulis adalah mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada
Kepala Toko dan karyawan-karyawan.
Observasi
Menurut Creswell (2013) observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti
langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individuindividu di lokasi
penelitian. Observasi partisipan ini dalam melakukan penelitian, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Penulis terlibat dalam kegiatan Yamasi Mart khususnya dalam bidang pengecekan
kelengkapan dokumen
Hal | 8
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu berdasarkan kegiatan dokumentasi yang
dilakukan penulis dengan cara mengambil gambar yang berhubungan dengan penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif yaitu dengan
memberikan gambaran umum dan memaparkan secara sistematis mengenai data yang diperoleh
sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan secara menyeluruh dan selengkap-lengkapnya
sehingga memperoleh data yang baik serta mengaitkannya dengan beberapa informasi yang
diperoleh dari beberapa buku sehingga dapat menarik kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam menganalisis data adalah:
Memeriksa siklus pembelian dan penjualan yang terjadi pada Yamasi Mart
Menganalisa seluruh data dan informasi yang terkait pengendalian dan siklus pembelian
penjualan di Yamasi Mart berdasarkan lima komponen pengendalian internal menurut
kerangka Committee of Sponsoring Organization (COSO) yaitu:
1) Lingkungan Pengendalian
2) Penilaian Risiko
3) Informasi dan Komunikasi
4) Aktivitas Pengendalian
5) Pengawasan/Pemantauan
Memberikan alternatif solusi dari kelemahan penerapan sistem pengendalian internal pada
Yamasi Mart.
Membuat kesimpulan dari penelitian.
Siklus Pembelian
Pada siklus pembelian berawal dari mengecek persediaan barang di gudang. Membuat surat
permintaan pembelian barang kepada Kepala Toko. Setelah Kepala Toko menerima surat
permintaan pembelian barang, maka selanjutnya yaitu melakukan pembelian. Sebelum melakukan
pembelian, terlebih dahulu menentukan supplier atau tempat pembelian barang, dimana dalam
menentukan supplier ini perlu untuk diperhatikan mengenai harga maupun kualitas barang yang
ada pada supplier yang ingin dipilih. Setelah proses tersebut, maka dilakukan persetujuan atas
pemesanan barang yang telah dibuat. Kepala Toko akan memberikan persetujuan pembelian dan
mengirimkan Purchase Order atau permintaan pembelian tadi kepada supplier yang telah dipilih
perusahaan.
Ketika pesanan telah sampai, maka para karyawan memeriksa dan mengecek dokumen barang
pesanan yang masuk, apakah telah sesuai dengan barang yang dipesan terkait dengan jumlah
maupun kualitas barang yang masuk. Apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan
permintaan pembelian barang (Purchase Order) maka barang yang tidak sesuai tersebut akan
Hal | 9
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
dikembalikan kepada supplier baik itu salah barang ataupun lebih barang, dan jika kurang maka
akan diminta lagi kepada supplier tersebut.
Setelah barang diterima maka dilakukan pencatatan mengenai jumlah barang yang masuk dan juga
diberikan uang kepada supplier sebagai pembayaran atas barang yang diorder tadi. Setelah itu
maka dokumen dokumen tadi, seperti permintaan pembelian, pemesanan barang, faktur maupun
bukti pengeluaran kas, semua dokumen-dokumen tersebut disimpan.
Berikut adalah alur (flowchart) prosedur pembelian, penerimaan, dan pembayaran barang yang
dilakukan Yamasi Mart.
Mulai A
Mengecek
Persediaan Periksa Salinan
Gudang Pembelian
Permintaan
Pembelian Terima Barang
Pesanan
Menentukan
Supplier
Simpan Barang
Pesanan Digudang
Buat Pesanan
Pembelian
Buat Laporan
Penerimaan
Barang
Persetujuan
Kepala Toko
Pembayaran
Supplier Pembelian Barang
Simpan Selesai
Siklus Penjualan
Pada siklus penjualan berawal dari kostumer yang mengambil barang secara langsung dari rak
market. Setelah kostumer mengambil barang yang ingin dibeli, maka selanjutnya barang belanjaan
tersebut dibawa ke kasir. Setelah itu barang yang ingin dibeli di-scan dan di-cek harga dari barang
Hal | 10
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
tersebut. Selanjutnya kasir meminta pembayaran berupa uang sejumlah dengan harga barang yang
dibeli. Setelah uang pembayaran diterima dan transaksi selesai, maka pihak kasir memberikan
bukti transaksi kepada kostumer. Tugas akhir dari siklus penjualan yaitu menginput data uang
masuk dan persediaan yang keluar.
Berikut adalah alur (flowchart) prosedur penjualan barang yang dilakukan Yamasi Mart.
Kasir
Costumer
Meng-scan Barang
Pemilihan
Barang
Membuat
Faktur/Bukti
Pembayaran
Menyiapkan
Pembayaran
Menerima Pembayaran
Memberi Uang
Tunai Imput Data
Uang Masuk /
Persediaan
Keluar
Selesai
Selesai
Hasil
No. COSO Deskripsi
Analisis
1. Lingkungan Pengendalian
Selama ini pada Yamasi Mart tidak membuat
pedoman sikap, kebijakan tertulis yang harus
a. Integritas dan nilai etika Kurang dipatuhi oleh karyawan terhadap karyawan yang
sering terlambat baik datang terlambat, pulang
kerja lebih awal dan izin tanpa keterangan.
Di perusahaan seluruh pegawai tidak diharuskan
b. Komitmen terhadap
Baik memiliki pendidikan akhir minimal SMA.
kompetensi
Dimana karyawan pada Yamasi Mart ini rata
Hal | 11
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
Hal | 12
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
4. Aktivitas Pengendalian
Dalam menjalankan fungsi serta tugas nya
Yamasi Mart belum memisahkan tugas para
a. Pemisahan tugas Kurang
karyawan sehingga ada karyawan memiliki dua
fungsi atau lebih.
Pengendalian pemrosesan informasi yang
b. Pengendalian dilakukan Yamasi Mart dalam hal pembelian
Baik
pemrosesan informasi dan penjualan adalah selalu terdapat otorisasi
dari departemen yang berwenang.
Akses yang digunakan untuk pencatatan
c. Pengendalian akses Baik transaksi penjualan dan pembelian bersifat
tertutup.
Tinjauan kerja hanya dilaksanakan oleh Kepala
d. Tinjauan kerja Kurang Toko. Sedangkan setiap karyawan tidak
melakukan laporan kinerjanya.
Perusahaan belum menerapkan kebijakan
penilaian kinerja secara formal. Kinerja para
5. Pengawasan Kurang
karyawan hanya dipantau dalam sehari-harinya
dan tidak ada dokumentasi.
Sumber: data telah diolah
Alternatif Solusi dari Kelemahan Penerapan Sistem Pengendalian Internal Yamasi Mart
1. Seharusnya pada Yamasi Mart membuat pedoman sikap dan kebijakan tertulis yang harus
dipatuhi oleh karyawan terhadap karyawan yang sering terlambat baik datang terlambat,
pulang kerja lebih awal dan izin tanpa keterangan.
2. Rekomendasi yang diberikan adalah sebaiknya perusahaan merekrut beberapa pegawai baru
sehingga masing-masing pegawai memiliki fungsi yang terpisah. Pemisahan tugas perlu
dilakukan terutama untuk fungsi-fungsi yang rentan akan terjadinya kecurangan apabila
fungsi-fungsi tersebut digabung.
3. Sebaiknya pelaksanaan pengawasan dilakukan sesering mungkin, agar meminimalisir adanya
tingkat kecurangan dan resiko-resiko yang dialami agar tidak memperhambat operasional
Yamasi Mart. Sehubungan Yamasi Mart tidak memiliki komite audit dalam mengevaluasi
kinerja perusahaan, maka sebaiknya Yamasi Mart bekerjasama dan mendatangkan akuntan
publik agar dapat menciptakan dan mewujudkan pengendalian intern dengan baik.
4. Untuk menanggulangi risiko pencurian adalah perusahaan harus memasang kamera-kamera
CCTV di berbagai sudut ruangan dan pengunjung toko dilarang masuk ke gudang.
5. Perusahaan hendaknya membuat kesesuaian catatan dan transaksi pengeluaran dan penerimaan
barang transaksi yang valid dalam bentuk dokumen.
Hal | 13
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
KESIMPULAN
Adapun yang dapat kami simpulkan berdasarkan data yang telah kami dapat yaitu pada siklus
pembelian yang terjadi di Yamasi Mart berawal dari mengecek persediaan barang di gudang.
Membuat surat permintaan pembelian barang, lalu bagian Purchasing melakukan pembelian.
Terlebih dahulu menentukan supplier. Selanjutnya dilakukan persetujuan atas purchasing order
yang telah dibuat. Kepala Toko akan memberikan persetujuan pembelian dan bagian purchasing
mengirimkan Purchase Order yang telah disetujui kepada supplier.
Setelah barang yang telah dipesan datang, maka yang bertanggung jawab adalah bagian
penerimaan. Setelah barang diterima kemudian dilakukan pengecekan dokumen salinan
pemesanan barang dan dibuatnya laporan penerimaan barang. Selanjutnya bagian keuangan
melakukan pencatatan atas pembelian barang dan pembayarannya serta menyimpan dokumen
permintaan pembelian, prchasing order, faktur, dan bukti pengeluaran kas.
Sedangkan pada siklus penjualan berawal dari kostumer yang mengambil barang yang ingin
dibeli dan selanjutnya barang tersebut dibawa ke kasir. Setelah itu di-scan dan di cek harga dari
barang tersebut. Selanjutnya kasir meminta pembayaran berupa uang. Setelah uang diterima dan
transaksi selesai, maka pihak kasir memberikan bukti transaksi kepada kostumer. Tugas akhir dari
siklus penjualan yaitu menginput data uang masuk dan persediaan yang keluar.
Adapun pengendalian internal pada pembelian dan penjualan barang dagang yang dijalankan
Yamasi Mart selama ini kurang efektif, hal ini di karenakan :
1. Tidak membuat pedoman sikap,
2. Dalam hal penerimaan barang masuk dan keluar dari Gudang, jarang dilakukan pengawasan
langsung oleh perusahaan.
3. Dalam menjalankan fungsi serta tugas nya Yamasi Mart belum memisahkan tugas para
karyawan sehingga ada karyawan memiliki dua fungsi atau lebih.
4. Belum adanya pengidentifikasian, pencatatan berdasarkan transkasi yang yang valid.
5. Perusahaan belum menerapkan kebijakan penilaian kinerja secara formal.
6. Belum dilaksanakannya evaluasi kinerja terhadap efektivitas dan efisiensi kinerja secara
periodik.
Maka yang seharusnya di lakukan yamasi mart agar pengendalian internal dalam pembelian
dan penjualan barang dagangan lebih efektif dilakukannya pengoptimalan dalam komponen –
komonen yang di haruskan dalam system pengendalian itu sendiri, seperti halnya membuat
pedoman sikap yang harus di patuhi oleh semua karyawan dan lain-lainnya.
Hal | 14
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, M., Rahmayanti, N. P., Anizar, S., & Andriani, N. W. 2022. Sistem Pengendalian Intern
Pembelian Dan Penjualan Barang Pada CV. Intiga Harapan Banjarbaru. Jurnal Riset
Mahasiswa Akuntansi, Vol. X, No. 2, 205-216.
Boynton, W.C., and Johnson, R.N. 2006. Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity
of Financial Reporting. Eighth Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Creswell, J.W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendi, M. A. 2016. The Power of Good Corporate Governance. Jakarta: Salemba Empat.
Gelinas, U. J., & Dull, R. B. 2010. Accounting Information. System. 8th Edition. South Western
Cengange Learning.
Hery. 2016. Akuntansi Sektor Jasa dan Dagang. Jakarta: Grasindo.
Indriantoro, N., dan Bambang, S. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jones, F. R., & Rama, D. V. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Katz, J. A., & Green, R. P. 2006. Entrepreneurial Small Business. Boston: McGraw-Hill.
Mulyadi. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Hal | 15
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
PEDOMAN WAWANCARA
Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan pada saat wawancara:
Hal | 16
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart
LAMPIRAN
Hal | 17
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3
Hal | 18