Anda di halaman 1dari 18

JURNAL ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PEMBELIAN DAN


PENJUALAN PADA YAMASI MART

Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar, Jl. A.P. Pettarani, Kota Makassar,
Indonesia

Abstrak
Minimarket adalah sebuah jenis usaha yang menggabungkan antara konsep swalayan dalam
skala kecil dengan target pasar yang sama dengan target pasar tradisional. Minimarket mulai
diminati masyarakat karena dinilai lebih efisien dan tempatnya yang nyaman. Fenomena
maraknya minimarket di Makassar membuat persaingan semakin meningkat. Untuk itu diperlukan
peranan sistem pengendalian internal perusahaan yang baik atas siklus pembelian dan penjualan.
Peranan sistem pengendalian internal sangat berpengaruh pada persaingan antar perusahaan
dan besar kecilnya kemungkinan terjadinya kecurangan di dalam suatu perusahaan. diharapkan
dengan mengevaluasi sistem pengendalian internal di perusahaan atas siklus pembelian dan
penjualan, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan maupun human eror yang
dapat merugikan perusahaan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem
pengendalian internal perusahaan atas siklus pembelian dan penjualan guna melindungi aset
perusahaan
Kata Kunci: Pengendalian Internal, Siklus Penjualan, Siklus Pembelian Barang

Abstract
A minimarket is a type of business that combines the concept of self-service on a small scale with
the same target market as the traditional target market. Minimarkets are starting to be in demand
by the public because they are considered more efficient and the place is comfortable. The
phenomenon of the rise of minimarkets in Makassar has made competition increase. For this
reason, the role of a good company's internal control system over the buying and selling cycle is
needed. The role of the internal control system is very influential on competition between
companies and the small possibility of fraud in a company. It is hoped that by evaluating the
company's internal control system over the buying and selling cycle, it can reduce the possibility
of fraud and human errors that can harm the company. Therefore, this study aims to evaluate the
company's internal control system over the buying and selling cycle in order to protect the
company's assets.
Keywords: Internal Control, Purchase Cycle, Sales Cycle

Hal | 1
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Minimarket adalah sebuah jenis usaha yang menggabungkan antara konsep swalayan
dalam skala kecil dengan target pasar yang sama dengan target pasar tradisional. Berbeda dengan
toko kelontong, minimarket menerapkan sistem dimana pembeli mengambil sendiri barang-
barang yang mereka butuhkan dari rak-rak minimarket dan membayarnya di meja mesin kasir.
Di daerah Makassar sendiri, kehadiran minimarket sudah mulai marak dan menjamur.
Minimarket mulai diminati masyarakat karena dinilai lebih efisien dan tempatnya yang nyaman.
Fenomena maraknya minimarket di Makassar membuat persaingan semakin meningkat.
Meningkatnya persaingan membuat pebisnis minimarket semakin sulit bisnisnya. Disamping itu,
minimarket tersebut juga harus bersaing dengan minimarket yang lebih modern dan memiliki
nama layaknya Indomaret dan Alfarmart. Untuk itu diperlukan peranan sistem pengendalian
internal perusahaan yang baik atas siklus pembelian dan penjualan.
Peranan sistem pengendalian internal sangat berpengaruh pada persaingan antar
perusahaan dan besar kecilnya kemungkinan terjadinya kecurangan di dalam suatu perusahaan.
Sistem pengendalian internal yang belum diterapkan dengan baik dapat mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan. Oleh karena itu diharapkan dengan mengevaluasi sistem pengendalian internal
di perusahaan atas siklus pembelian dan penjualan, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
kecurangan maupun human eror yang dapat merugikan perusahaan.
Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal
perusahaan atas siklus pembelian dan penjualan guna melindungi aset perusahaan. Dan dari hasil
evaluasi tersebut diharapkan dapat diketahui gambaran pengendalian internal yang ada di
perusahaan ini untuk meningkatkan pengendalian internal.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti dan diidentifikasi pada Yamasi Mart adalah sebagai berikut:
1. Apakah perusahaan telah memiliki sistem pengendalian internal yang baik?
2. Apakah pengendalian internal telah diterapkan dengan baik?
3. Bagaimanakah siklus penjualan dan pembelian yang telah diterapkan oleh Yamasi Mart?

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana penerapan pengendalian internal siklus pembelian dan penjualan
yang telah diterapkan oleh perusahaan.
2. Mengetahui apakah pengendalian internal yang diterapkan sudah berjalan dengan baik dan
apakah masih ada kelemahan pada pengendalian internal perusahaan.
3. Memberikan saran untuk memperbaiki sistem pengendalian internal pada Yamasi Mart.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Memberikan gambaran pada perusahaan mengenai pentingnya sistem pengendalian internal
pada siklus penjualan dan pembelian agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Hal | 2
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

2. Bagi Penulis
Dapat terlibat secara langsung dalam praktik sistem pengendalian internal atas siklus penjualan
dan pembelian serta dapat mengetahui sejauh mana teori-teori yang dipelajari dapat diterapkan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pembelian dan Tahapan Siklus Pembelian
Menurut Gelinas dan Dull (2010), proses pembelian merupakan suatu struktur interaksi
antara orang-orang, peralatan, metode-metode, dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai
fungsifungsi utama sebagai berikut: (1) Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari
bagian pembelian dan penerimaan. (2) Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang
mengatur bagian pembelian dan penerimaan. (3) Membantu dalam penyajian laporan internal dan
laporan eksternal.
Menurut Jones dan Rama (2006), siklus pembelian mencakup operasi-operasi sebagai
berikut : (1) Proses rekuisisi. Dokumen permintaan pembelian disiapkan oleh karyawan dan harus
disetujui oleh supervisor. Daftar permintaan pembelian ini kemudian akan diserahkan kepada
bagian pembelian untuk melakukan transaksi pembelian dengan supplier. (2) Melakukan
kesepakatan dengan supplier untuk pembelian barang. Kesepakatan dengan supplier mencakup
purchase order dan kontrak dengan supplier. (3) Menerima barang atau jasa dari supplier.
Perusahaan melalui bagian penerimaan harus memastikan bahwa barang yang diterima sesuai
dengan pesanan dan dalam keadaan baik. (4) Menerima klaim atas barang atau jasa yang diterima.
Setelah barang diterima, supplier akan mengirimkan tagihan dan akan dicatat oleh bagian piutang.
(5) Memilih tagihan yang akan dibayar. Pemilihan tagihan yang akan dibayar umumnya dilakukan
berdasarkan jadwal yang biasanya adalah jadwal mingguan. (6) Menulis cek. Setelah memilih
tagihan yang akan dibayar, maka cek pembayaran akan ditulis dan dikirimkan kepada supplier.
Pengertian Penjualan dan Tahapan Siklus Penjualan
Menurut Mulyadi (2008), penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan mewajibkan
pembeli melakukan pembayaran harga produk terlebih dahulu sebelum produk diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, maka produk kemudian
diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai adalah: (a) Prosedur Order
Penjualan yaitu pada prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat
faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga produk ke
fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan produk
yang akan diserahkan kepada pembeli. (b) Prosedur Penerimaan Kas yaitu pada prosedur ini fungsi
kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa
pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk
memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan produk yang dibelinya dari fungsi

Hal | 3
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

pengiriman. (c) Prosedur Penyerahan Barang yaitu pada prosedur ini fungsi pengiriman
menyerahkan produk kepada pembeli. (d) Prosedur Pecatatan Harga Pokok Penjualan yaitu pada
prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang
dicatat dalam kartu persediaan.
Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Tanpa adanya pengendalian internal, tujuan perusahaan tidak dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin penting pula arti dari pengendalian internal dalam
perusahaan tersebut. Menurut Muh. Arief Effendi dalam bukunya The Power of Good Corporate
Governance (2016) pengendalian internal (internal control) merupakan suatu proses yang
dilaksanakan oleh direksi dan komisaris, manajemen dan sumber daya manusia (SDM) lainnya
dalam suatu entitas, dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar berkenaan dengan
efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, serta ketaatan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
Adapun menurut Hery (2013) pengertian pengendalian internal adalah sebagai berikut:
“Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau
kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya
informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan)
hukum atau undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan
sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.”
Pengertian-pengertian diatas dapat memberikan kesimpulan bahwa pengendalian internal
adalah suatu cara yang berisi seperangkat kebijakan dan peraturan untuk mengarahkan,
mengawasi, dan melindungi sumber daya perusahaan agar terhindar dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan dan penyelewengan. Dengan kata lain pengendalian internal dilakukan untuk
memantau apakah kegiatan operasional telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang
ditetapkan perusahaan.
Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut COSO (Committee of Sponsoring
Organization)
Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Kerangka COSO dalam Boynton dan Johnson
(2006) ada 5 komponen sistem pengendalian internal yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian adalah pondasi dari komponen pengendalian internal lainnya yang
menyediakan disiplinan struktur. Faktor-faktor yang membentuk lingkungan pengendalian
suatu entitas di antaranya adalah:
a. Integritas dan nilai etika Budaya organisasi secara langsung juga akan membentuk etika
karyawannya. Apabila perusahaan memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan etika
karyawannya, perilaku yang etis juga secara tidak langsung akan tumbuh di masing-masing
pribadi karyawan. Namun menurut Boynton dan Johnson (2006:415) pada entitas yang
lebih kecil tidak memiliki kode etik perilaku tertulis dan panduan kebijakan formal seperti
pada perusahaan besar. Akan tetapi mereka dapat mengatasi kondisi ini dengan

Hal | 4
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

mengembangkan suatu budaya yang menempatkan penekanan pada integritas, nilai etika,
dan kompetensi.
b. Komitmen terhadap kompetensi
Pengendalian internal dapat dilaksanakan dengan baik jika didukung oleh karyawan yang
berkualitas dan kompeten. Menempatkan karyawan pada posisi yang sesuai dengan
kompetensi individual yang dimilikinya serta memberikan pelatihan untuk meningkatkan
kualitas kerja yang merupakan bagian dari komitmen manajemen terhadap kompetensi.
c. Dewan direksi dan komite audit
Susunan dewan direksi dan komite audit dan cara di mana mereka menjalankan tanggung
jawab dan pengawasan mereka memiliki dampak yang besar pada lingkungan
pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dewan dan komite audit
meliputi tertingginya dari manajemen yaitu pengetahuan akuntansi, pengalaman dan
perkembangan dari anggota mereka; tingkat keterlibatan dan pengawasan kegiatan
manajemen mereka; kesesuaian tindakan mereka. (Misalnya sejauh mana mereka
meningkatkan dan mengejar pertanyaan sulit dengan manajemen). Komite audit yang
efektif dapat meningkatkan kemandirian dan skeptisisme profesional dari auditor eksternal.
Kurangnya komite audit di perusahaan swasta mungkin tidak kelemahan jika dewan secara
keseluruhan dapat melaksanakan tanggung jawab komite audit.(Boynton dan Johnson,
2006)
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi mengindikasikan pola komunikasi formal di dalam sebuah organisasi.
Dari struktur organisasi ini pula tanggung jawab dan wewenang masing-masing bagian
ataupun personel dalam organisasi dapat dibedakan secara jelas.
e. Penetapan wewenang dan tanggung jawab
Mencakup penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan
tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan, dan harus memungkinkan setiap
individu lainnya untuk mengetahui 1) bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan
individu lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan entitas, dan 2)
setiap individu akan bertanggungjawab atas hal apa.
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Dimulai dari perekrutan karyawan, pemberian
pelatihan, kebijakan terhadap sanksi dari pelanggar peraturan, serta kebijakan yang
diterapkan akan menjamin bahwa karyawan memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan
kompetensi yang diharapkan.
2. Penilaian risiko (Risk Assesment)
Penilaian risiko dilakukan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan
mengelola berbagai risiko yang memengaruh tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini dilakukan
dengan mengidentifikasi perubahan kondisi eksternal dan internal perusahaan untuk
selanjutnya dapat diidentifikasi tindakan yang diperlukan. Tujuan manajemen melakukan
penilaian risiko adalah untuk 1) mengidentifikasi risiko dan 2) menempatkan pengendalian
yang efektif dalam operasi untuk mengontrol risiko-risiko tersebut.

Hal | 5
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

3. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)


Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang
diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklarifikasi, mencatat,
dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban
yang terkait. Komunikasi terkait dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai semua
kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian.
4. Aktivitas pengendalian (Control Activities)
Boynton dan Johnson (2006) menyebutkan bahwa aktivitas pengendalian berkaitan dengan
kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan
berkenaan dengan risiko telah diambil untuk mencapai tujuan entitas.
1. Pengendalian pengesahan
Boynton dan Johnson (2006) menyebutkan bahwa pada usaha kecil, pemilik sekaligus
manajer dapat memikul tanggung jawab untuk beberapa tugas penting, seperti persetujuan
kredit, penandatanganan cek, review terhadap rekonsiliasi bank, dan persetujuan
penghapusan piutang tak tertagih.
2. Pemisahan tugas
Katz dan Green (2009) menyebutkan bahwa teknik paling dasar dari pengendalian internal
adalah dengan memisahkan tugas menjaga keamanan aset dengan tugas untuk memelihara
catatan aset tersebut.
3. Pengendalian pemrosesan informasi
Pengendalian ini memastikan adanya otorisasi, keakuratan dan kelengkapan transaksi
individu yang memadai.
4. Pengendalian akses
Pengendalian akses berhubungan dengan membatasi akses yang berhubungan dengan aset
catatan penting perusahaan. Pengendalian akses digunakan untuk memberikan batasan
informasi yang boleh diketahui karyawan.
5. Tinjauan Kerja
Secara berkala, akuntabilitas pencatatan harta kekayaan seharusnya dibandingkan dengan
aktiva yang ada atau dengan kata lain melakukan perhitungan fisik. Selisih yang terjadi
harus ditangani secara tepat. Pengecekan ini sebenarnya dilakukan oleh pihak yang
independen.
5. Pengawasan (Monitoring)
Boynton dan Johnson (2006) mengemukakan bahwa pengawasan adalah proses dimana
kualitas rancangan pengendalian internal dan operasi dapat dinilai. Aktivitas pengawasan yang
efektif biasanya mencakup: 1) program pengawasan berkelanjutan 2) evaluasi terpisah seperti
audit terhadap struktur pengendalian internal dan catatan akuntansi, dan 3) melaporkan unsur
pengendalian yang kurang kepada komite audit. Evaluasi terhadap kelemahan yang dimiliki
dapat dilakukan untuk mendukung asersi keefektifan sistem pengendalian internal yang
berjalan

Hal | 6
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

Fungsi Pengendalian Internal


Dilaksanakannya pengendalian internal tentunya memiliki fungsi, dibawah ini terdapat fungsi
pengendalian internal menurut Romney (2014) yaitu sebagai berikut:
1. Pengendalian preventif (preventive control) yaitu, pengendalian internal yang dilakukan
sebelum masalah tersebut timbul. Contohnya yaitu, dibuatnya peraturanperaturan dalam
menjalankan kegiatan perusahaan.
2. Pengendalian detektif (detective control) yaitu, pengendalian internal yang dilakukan untuk
mendeteksi permasalahan yang telah timbul. Contohnya yaitu, melakukan pengauditan secara
berkala.
3. Pengendalian korektif (corrective control) yaitu, pengendalian internal untuk mengidentifikasi
dan memperbaiki masalah serta memulihkannya dari kesalahan tersebut. Contohnya yaitu,
melakukan perbaikan sistem yang rusak.
Pengendalian Internal Pada Pembelian dan Penjualan
Menurut Mulyadi (2008) sistem pengendalian internal pada siklus pembelian dan
penjualan terdapat tiga aspek yang harus diperhatikan. Ketiga aspek itu adalah organisasi, otorisasi
dan praktik. Aspek organisasi pada sistem pengendalian internal siklus pembelian dapat dilakukan
dengan memisahkan fungsi penerimaan, fungsi pembelian dengan fungsi akuntansi, fungsi
penerimaan dengan fungsi penyimpanan barang, dan transaksi tidak boleh dilakukan oleh hanya
satu orang.
Pada siklus pembelian, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan semua transaksi yang
terjadi dalam siklus pembelian harus berdasarkan otorisasi pejabat berwenang dan dicatat dalam
catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu. Praktik yang sehat dalam sistem
pengendalian siklus pembelian dapat berjalan dengan baik jika dipraktekkan oleh karyawan dalam
kegiatan operasional sehari-hari. Sistem pengendalian siklus pembelian dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya penggunaan formulir bernomor urut tercetak, pemeriksaan dan
penerimaan barang oleh fungsi penerimaan hanya dilakukan setelah menerima tembusan surat
order pembelian dari fungsi pembelian dan pemeriksaan barang yang diterima fungsi penerimaan
dilakukan dengan menghitung dan menginspeksi barang dan membandingkan dengan tembusan
surat order pembelian.
Pada siklus penjualan, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan penerimaan order dari
pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan faktur penjualan tunai.
Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur
penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. Praktik yang Sehat
menggunakan faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan melalui
fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

Hal | 7
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

METODELOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan strategi penelitian yaitu studi kasus. Menurut Creswell
(2013) studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara
cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Tujuan dari studi
kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran
secara rinci tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Studi kasus dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengendalian internal serta gambaran siklus penjualan
dan pembelian pada di Yamasi Mart.
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah Yamasi Mart yang beralamatkan di Jl. Raya
Pendidikan No. 5, Kota Makassar. Yamasi Mart merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
market atau perdagangan.
Sumber Data
Sumber data penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu (Indrianto dan Supomo, 2002):
 Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dengan cara
meminta keterangan kepada pihak-pihak yang berwenang mengeluarkan data tersebut, maupun
dengan jalan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini sumber data primer adalah wawancara dan observasi.
 Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak-pihak lain yang sudah diolah dalam
bentuk jadi dan relevan dengan penelitian ini, seperti literatur-literatur terkait atau riset-riset
terdahulu.
Teknik Pengumpulan Data
 Wawancara
Menurut Creswell (2013) dalam wawancara kualitatif, penulis melakukan wawancara secara
berhadap-hadapan (face-to-face interview) dengan narasumber, mewawancarai mereka dengan
telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu). Jenis
wawancara ini menghasilkan informasi berupa penjelasan secara detail dan mendalam tentang
bagaimana pengendalian internal pada siklus penjualan dan pembelian. Wawancara yang
dilakukan penulis adalah mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada
Kepala Toko dan karyawan-karyawan.
 Observasi
Menurut Creswell (2013) observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti
langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individuindividu di lokasi
penelitian. Observasi partisipan ini dalam melakukan penelitian, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Penulis terlibat dalam kegiatan Yamasi Mart khususnya dalam bidang pengecekan
kelengkapan dokumen

Hal | 8
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

 Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu berdasarkan kegiatan dokumentasi yang
dilakukan penulis dengan cara mengambil gambar yang berhubungan dengan penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif yaitu dengan
memberikan gambaran umum dan memaparkan secara sistematis mengenai data yang diperoleh
sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan secara menyeluruh dan selengkap-lengkapnya
sehingga memperoleh data yang baik serta mengaitkannya dengan beberapa informasi yang
diperoleh dari beberapa buku sehingga dapat menarik kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam menganalisis data adalah:
 Memeriksa siklus pembelian dan penjualan yang terjadi pada Yamasi Mart
 Menganalisa seluruh data dan informasi yang terkait pengendalian dan siklus pembelian
penjualan di Yamasi Mart berdasarkan lima komponen pengendalian internal menurut
kerangka Committee of Sponsoring Organization (COSO) yaitu:
1) Lingkungan Pengendalian
2) Penilaian Risiko
3) Informasi dan Komunikasi
4) Aktivitas Pengendalian
5) Pengawasan/Pemantauan
 Memberikan alternatif solusi dari kelemahan penerapan sistem pengendalian internal pada
Yamasi Mart.
 Membuat kesimpulan dari penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus Pembelian
Pada siklus pembelian berawal dari mengecek persediaan barang di gudang. Membuat surat
permintaan pembelian barang kepada Kepala Toko. Setelah Kepala Toko menerima surat
permintaan pembelian barang, maka selanjutnya yaitu melakukan pembelian. Sebelum melakukan
pembelian, terlebih dahulu menentukan supplier atau tempat pembelian barang, dimana dalam
menentukan supplier ini perlu untuk diperhatikan mengenai harga maupun kualitas barang yang
ada pada supplier yang ingin dipilih. Setelah proses tersebut, maka dilakukan persetujuan atas
pemesanan barang yang telah dibuat. Kepala Toko akan memberikan persetujuan pembelian dan
mengirimkan Purchase Order atau permintaan pembelian tadi kepada supplier yang telah dipilih
perusahaan.
Ketika pesanan telah sampai, maka para karyawan memeriksa dan mengecek dokumen barang
pesanan yang masuk, apakah telah sesuai dengan barang yang dipesan terkait dengan jumlah
maupun kualitas barang yang masuk. Apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan
permintaan pembelian barang (Purchase Order) maka barang yang tidak sesuai tersebut akan

Hal | 9
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

dikembalikan kepada supplier baik itu salah barang ataupun lebih barang, dan jika kurang maka
akan diminta lagi kepada supplier tersebut.
Setelah barang diterima maka dilakukan pencatatan mengenai jumlah barang yang masuk dan juga
diberikan uang kepada supplier sebagai pembayaran atas barang yang diorder tadi. Setelah itu
maka dokumen dokumen tadi, seperti permintaan pembelian, pemesanan barang, faktur maupun
bukti pengeluaran kas, semua dokumen-dokumen tersebut disimpan.
Berikut adalah alur (flowchart) prosedur pembelian, penerimaan, dan pembayaran barang yang
dilakukan Yamasi Mart.

Mulai A

Mengecek
Persediaan Periksa Salinan
Gudang Pembelian

Permintaan
Pembelian Terima Barang
Pesanan

Menentukan
Supplier
Simpan Barang
Pesanan Digudang

Buat Pesanan
Pembelian
Buat Laporan
Penerimaan
Barang
Persetujuan
Kepala Toko

Pembayaran
Supplier Pembelian Barang

Simpan Selesai

Siklus Penjualan
Pada siklus penjualan berawal dari kostumer yang mengambil barang secara langsung dari rak
market. Setelah kostumer mengambil barang yang ingin dibeli, maka selanjutnya barang belanjaan
tersebut dibawa ke kasir. Setelah itu barang yang ingin dibeli di-scan dan di-cek harga dari barang

Hal | 10
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

tersebut. Selanjutnya kasir meminta pembayaran berupa uang sejumlah dengan harga barang yang
dibeli. Setelah uang pembayaran diterima dan transaksi selesai, maka pihak kasir memberikan
bukti transaksi kepada kostumer. Tugas akhir dari siklus penjualan yaitu menginput data uang
masuk dan persediaan yang keluar.
Berikut adalah alur (flowchart) prosedur penjualan barang yang dilakukan Yamasi Mart.

Kasir
Costumer

Meng-scan Barang
Pemilihan
Barang
Membuat
Faktur/Bukti
Pembayaran
Menyiapkan
Pembayaran
Menerima Pembayaran

Memberi Uang
Tunai Imput Data
Uang Masuk /
Persediaan
Keluar
Selesai
Selesai

Analisis Sistem Pengendalian Internal Menurut COSO (Committee of Sponsoring


Organization)

Hasil
No. COSO Deskripsi
Analisis
1. Lingkungan Pengendalian
Selama ini pada Yamasi Mart tidak membuat
pedoman sikap, kebijakan tertulis yang harus
a. Integritas dan nilai etika Kurang dipatuhi oleh karyawan terhadap karyawan yang
sering terlambat baik datang terlambat, pulang
kerja lebih awal dan izin tanpa keterangan.
Di perusahaan seluruh pegawai tidak diharuskan
b. Komitmen terhadap
Baik memiliki pendidikan akhir minimal SMA.
kompetensi
Dimana karyawan pada Yamasi Mart ini rata

Hal | 11
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

rata merupakan pegawai yang ada pada SMK


Farmasi, baik yang bekerja sebagai cleaning
service dll, sehingga tidak ada aturan mengenai
standar kompetensi dalam menerima pegawai.
Minimnya pengawasan langsung ke toko karena
c. Dewan direksi dan hanya beberapa kali setahun dari dewan direksi
Kurang
komite audit dan tidak adanya komite audit pada Yamasi
Mart
Adanya penjelasan bagian dari Yamasi Mart
Cukup secara terstruktur dan dilengkapi job description
d. Struktur organisasi
Baik tetapi tidak menjelaskan tugas dan wewenang
masing masing departemen dan bagian.
Terjadinya perangkapan tugas dan tanggung
jawab sehingga karyawan tidak dapat fokus
e. Penetapan wewenang
Kurang dengan tugas inti yang diberikan, dan juga dapat
dan tanggung jawab
menimbulkan berbagai fraud atau kecurangan
oleh karyawan akibat kerangkapan tugas ini
Masih banyak karyawan yang melanggar
kebijakan yang dibuat oleh Yamasi Mart
pelanggaran yang dibuat oleh karyawan
f. Kebijakan dan praktik
Kurang sebagian besar adalah ketidakdisiplinan dalam
sumber daya manusia
masuk kerja, dan juga terkadang karyawan-nya
tidak tinggal menjaga (stay) di tempatnya
kerjanya masing masing.
Masih adanya risiko yang belum dapat diatasi
oleh Yamasi Mart terkait dengan pencurian
barang, dimana pihak Yamasi Mart sendiri tidak
mempunyai dokumen yang mencatat seluruh
2. Penilaian Risiko Kurang
persediaan dan juga tidak adanya pengamanan
berupa cctv, sehingga pihak Yamasi Mart akan
susah untuk mengetahui apabila ada barang
ataupun persediaan yang kurang atau hilang.
Belum adanya pengidentifikasian dan
pencatatan berdasarkan transaksi yang valid.
Bahkan, pada saat adanya pengeluaran dan
Informasi dan penerimaan barang di gudang hanya dilakukan
3. Kurang
Komunikasi pencatatan pada kartu dan tidak dirangkum pada
satu dokumen, terlebih lagi kepala toko
mengatakan kalau kartu pencatatan tersebut
jarang digunakan maupun diperbarui.

Hal | 12
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

4. Aktivitas Pengendalian
Dalam menjalankan fungsi serta tugas nya
Yamasi Mart belum memisahkan tugas para
a. Pemisahan tugas Kurang
karyawan sehingga ada karyawan memiliki dua
fungsi atau lebih.
Pengendalian pemrosesan informasi yang
b. Pengendalian dilakukan Yamasi Mart dalam hal pembelian
Baik
pemrosesan informasi dan penjualan adalah selalu terdapat otorisasi
dari departemen yang berwenang.
Akses yang digunakan untuk pencatatan
c. Pengendalian akses Baik transaksi penjualan dan pembelian bersifat
tertutup.
Tinjauan kerja hanya dilaksanakan oleh Kepala
d. Tinjauan kerja Kurang Toko. Sedangkan setiap karyawan tidak
melakukan laporan kinerjanya.
Perusahaan belum menerapkan kebijakan
penilaian kinerja secara formal. Kinerja para
5. Pengawasan Kurang
karyawan hanya dipantau dalam sehari-harinya
dan tidak ada dokumentasi.
Sumber: data telah diolah

Alternatif Solusi dari Kelemahan Penerapan Sistem Pengendalian Internal Yamasi Mart
1. Seharusnya pada Yamasi Mart membuat pedoman sikap dan kebijakan tertulis yang harus
dipatuhi oleh karyawan terhadap karyawan yang sering terlambat baik datang terlambat,
pulang kerja lebih awal dan izin tanpa keterangan.
2. Rekomendasi yang diberikan adalah sebaiknya perusahaan merekrut beberapa pegawai baru
sehingga masing-masing pegawai memiliki fungsi yang terpisah. Pemisahan tugas perlu
dilakukan terutama untuk fungsi-fungsi yang rentan akan terjadinya kecurangan apabila
fungsi-fungsi tersebut digabung.
3. Sebaiknya pelaksanaan pengawasan dilakukan sesering mungkin, agar meminimalisir adanya
tingkat kecurangan dan resiko-resiko yang dialami agar tidak memperhambat operasional
Yamasi Mart. Sehubungan Yamasi Mart tidak memiliki komite audit dalam mengevaluasi
kinerja perusahaan, maka sebaiknya Yamasi Mart bekerjasama dan mendatangkan akuntan
publik agar dapat menciptakan dan mewujudkan pengendalian intern dengan baik.
4. Untuk menanggulangi risiko pencurian adalah perusahaan harus memasang kamera-kamera
CCTV di berbagai sudut ruangan dan pengunjung toko dilarang masuk ke gudang.
5. Perusahaan hendaknya membuat kesesuaian catatan dan transaksi pengeluaran dan penerimaan
barang transaksi yang valid dalam bentuk dokumen.

Hal | 13
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

6. Sebaiknya perusahaan menerapkan kebijakan penilaian kinerja karyawan sehingga kinerja


para karyawan dapat didokumentasikan. Dengan adanya dokumen penilaian kinerja, pemilik
yayasan maupun kepala toko dapat menilai karyawan-karyawan dengan lebih baik dengan
melihat sejauh mana pencapaian para karyawan, kekuatan dan kelemahan para karyawan, dan
lain-lain.

KESIMPULAN
Adapun yang dapat kami simpulkan berdasarkan data yang telah kami dapat yaitu pada siklus
pembelian yang terjadi di Yamasi Mart berawal dari mengecek persediaan barang di gudang.
Membuat surat permintaan pembelian barang, lalu bagian Purchasing melakukan pembelian.
Terlebih dahulu menentukan supplier. Selanjutnya dilakukan persetujuan atas purchasing order
yang telah dibuat. Kepala Toko akan memberikan persetujuan pembelian dan bagian purchasing
mengirimkan Purchase Order yang telah disetujui kepada supplier.
Setelah barang yang telah dipesan datang, maka yang bertanggung jawab adalah bagian
penerimaan. Setelah barang diterima kemudian dilakukan pengecekan dokumen salinan
pemesanan barang dan dibuatnya laporan penerimaan barang. Selanjutnya bagian keuangan
melakukan pencatatan atas pembelian barang dan pembayarannya serta menyimpan dokumen
permintaan pembelian, prchasing order, faktur, dan bukti pengeluaran kas.
Sedangkan pada siklus penjualan berawal dari kostumer yang mengambil barang yang ingin
dibeli dan selanjutnya barang tersebut dibawa ke kasir. Setelah itu di-scan dan di cek harga dari
barang tersebut. Selanjutnya kasir meminta pembayaran berupa uang. Setelah uang diterima dan
transaksi selesai, maka pihak kasir memberikan bukti transaksi kepada kostumer. Tugas akhir dari
siklus penjualan yaitu menginput data uang masuk dan persediaan yang keluar.
Adapun pengendalian internal pada pembelian dan penjualan barang dagang yang dijalankan
Yamasi Mart selama ini kurang efektif, hal ini di karenakan :
1. Tidak membuat pedoman sikap,
2. Dalam hal penerimaan barang masuk dan keluar dari Gudang, jarang dilakukan pengawasan
langsung oleh perusahaan.
3. Dalam menjalankan fungsi serta tugas nya Yamasi Mart belum memisahkan tugas para
karyawan sehingga ada karyawan memiliki dua fungsi atau lebih.
4. Belum adanya pengidentifikasian, pencatatan berdasarkan transkasi yang yang valid.
5. Perusahaan belum menerapkan kebijakan penilaian kinerja secara formal.
6. Belum dilaksanakannya evaluasi kinerja terhadap efektivitas dan efisiensi kinerja secara
periodik.
Maka yang seharusnya di lakukan yamasi mart agar pengendalian internal dalam pembelian
dan penjualan barang dagangan lebih efektif dilakukannya pengoptimalan dalam komponen –
komonen yang di haruskan dalam system pengendalian itu sendiri, seperti halnya membuat
pedoman sikap yang harus di patuhi oleh semua karyawan dan lain-lainnya.

Hal | 14
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, M., Rahmayanti, N. P., Anizar, S., & Andriani, N. W. 2022. Sistem Pengendalian Intern
Pembelian Dan Penjualan Barang Pada CV. Intiga Harapan Banjarbaru. Jurnal Riset
Mahasiswa Akuntansi, Vol. X, No. 2, 205-216.

Boynton, W.C., and Johnson, R.N. 2006. Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity
of Financial Reporting. Eighth Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Creswell, J.W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendi, M. A. 2016. The Power of Good Corporate Governance. Jakarta: Salemba Empat.
Gelinas, U. J., & Dull, R. B. 2010. Accounting Information. System. 8th Edition. South Western
Cengange Learning.
Hery. 2016. Akuntansi Sektor Jasa dan Dagang. Jakarta: Grasindo.

Indriantoro, N., dan Bambang, S. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jones, F. R., & Rama, D. V. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Katz, J. A., & Green, R. P. 2006. Entrepreneurial Small Business. Boston: McGraw-Hill.
Mulyadi. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Hal | 15
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

PEDOMAN WAWANCARA
Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan pada saat wawancara:

1. Apakah persediaan telah diklasifikasi dan diidentifikasi secara layak?


2. Bagaimana kinerja karyawan yang menangani pembelian (barang masuk)?
3. Apakah terdapat kebijakan tertulis mengenai kedisiplinan dan kejujuran yang ditetapkan oleh
perusahaan?
4. Apakah laporan mengenai adanya human eror (resiko human eror) baik yang dilakukan
costumer maupun karyawan selalu ditindaklanjuti oleh atasan yang berwenang?
5. Apakah penempatan karyawan baru berdasarkan ketrampilan, keahlian dan pendidikan yang
dimilikinya?
6. Apakah perusahaan mempunyai struktur organisasi yang menggambarkan garis wewenang dan
tanggung jawab yang jelas?
7. Apakah terdapat job description yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab setiap
posisi dalam perusahaan?
8. Bagaimana manajemen merancang suatu pengendalian untuk mengatasi resiko tersebut?
9. Apakah setiap penyerahan barang ke bagian gudang menggunakan suatu bukti penyerahan
yang memuat jenis dan jumlah barang yang dikirim?
10. Apakah terdapat dokumen yang mendata atau mencatat barang yang masuk?
11. Apakah pada saat penerimaan barang dilakukan pemeriksaan kuantitas persediaan yang
masuk?
12. Apakah terdapat pengecekan barang untuk memastikan kesesuaian jumlah persediaan yang
ada pada dokumen dengan yang ada pada gudang/rak market?
13. Apakah perusahaan memiliki gudang yang dilengkapi dengan sarana pengamanan yang layak?
14. Apakah setiap transaksi yang terjadi diotorisasi oleh pihak yang berwenang?
15. Apakah terdapat sistem informasi akuntansi yang memadai yang dapat memastikan
kelengkapan pencatatan transaksi?
16. Apakah pengawasan dilakukan oleh orang yang independen?
17. Apakah Inspeksi mendadak dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk memastikan bahwa
pengendalian internal baik terhadap pembelian maupun penjualan telah berjalan sebagaimana
mestinya?

Hal | 16
Analisis Pengendalian Internal Siklus Pembelian dan Penjualan Pada Yamasi Mart

LAMPIRAN

Hal | 17
Rangga Fakhrurriza1, Fadillah Shivasah Posangi2, Putri Nadilah Sofyan3

Hal | 18

Anda mungkin juga menyukai