Anda di halaman 1dari 12

Perspektif

ANALISIS KRITIS TERHADAP SEKTOR


PERTANIAN DI INDONESIA DALAM
NEGARA KESEJAHTERAAN

Abstract
Prinsip pokok dalam konsep negara kesejahteraan relatif sederhana.
Pertama, bahwa semua anggota masyarakat, karena Faria manusia, berhak atas
standar minimum kehidupan. Kedua, Negara kesejahteraan berkomitmen pada
kebijakan stabilitas dan kemajuan ekonomi. Ketiga, Negara kesejahteraan
berkewajiban untuk mengadakan lapangan pekerjaan sebagai prioritas dalam
kebijakan ekonomi mereka. Dalam dimensi pengelolaan sektor pertanian,
kehidupan para petani ibarat berada di ujung tanduk. Jika mereka berhenti sebagai
petani dan mencari pekerjaan lain yang tentu tidak mudah diperoleh, kehidupan
keluarganya pasti terancam. Jika meneruskan pekerjaan sebagai petani, hasilnya
tidak menguntungkan. Di sini pertanian jelas mempunyai peran yang sangat
penting dalam menjawab semua tantangan melalui bermacam-macam inisiatif dari
berbagai pihak.
Main principle in the concept of welfare state is simple. The first, that all
member of society, because of human, have right on minimally standar life. The
second, welfare state have commitment on stability policy and advant economy.
The Third, welfare state have to service job field as priority in their policy of
economy. In the dimension of economy sector, livelihood from farmer are like peak
of .

Keynote : Walfare State, Political Economi, pertanian,

Muslim Mufti A. Introduction


The Wealth of Nations (1776) karya
Dosen FISIP UIN Sunan Gunung Djati Adam Smith menjadi sebuah pijakan
konseptual pembentukan negara
kesejahteraan. Dalam diktumnya yang
terkenal, defense comes before opulence,
Smith1 menyebutkan beberapa
kewajiban yang mesti dilakukan oleh
negara untuk menjamin kesejahteraan
rakyatnya. Pertama adalah menjaga
keselamatan dan kebebasan warganya
dari serangan pihak luar, serta adanya
perbudakan. Kewajiban tersebut tidak
merupakan harga mati yang harus
dilakukan oleh negara. Pemerintah

1Adam Smith, An Inquiry the Nature and Causes of


The Wealth of Nations, The University of Chicago
Press. Chapter ix hal. 183

58
Social Justice
sebagai instrument negara harus hubungan ilmu ekonomi dengan
membela rakyatnya meskipun persoalan etis. Sama halnya, konsep
pelaksanaan tujuan tersebut kesejahteraan (welfare), harus
mengharuskan pengorbanan finansial diperlakukan serta dipahami dalam luas.
yang besar. Kewajiban kedua yang harus Maksudnya konsep tadi bukan hanya
dilakukan negara adalah melindungi sekedar argument para ahli ekonomi,
setiap anggota masyarakat dari ketidak namunjuga melingkupi persoalan yang
adilan dan penindasan yang mungkin sangat luas, dari social, politik dan
terjadi diantara sesama anggota budaya.
masyarakat. Ketidak adilan harus Konsep yang digagas Mill tidak
dilenyapkan. Karena bagaimanapun terlalu kaku mengenai campur tangan
kesejahteraan sulit terwujud dan pemerintah. Ia membolehkan campur
dirasakan semua anggota masyarakat, tangan pemerintah berupa aturan-aturan
jika ketidak adilan berlaku. Ketiga, dan kebijakan yang dapat membawa
kewajiban negara terkait dengan pada efisiensi.
fungsinya sebagai sebuah institusi. Namun begitu, keinginan untuk
Negara berkewajiban menciptakan memperbaiki system yang terus terjadi.
lembaga (institusi) publik untuk maka salah satu yang terjadi adalah
kesejahteraan masyarakat luas. terjadinya peralihan dari konsep laissez
Dengan hal-hal tersebut, maka faire ke ekonomi Negara kesejahteraan.
tidak berlebihan jika para ahli Dibalik fenomena tersebut dapat dilihat
menyatakan bahwa hakikat sebuah beberapa factor, misalnya ekonomi,
negara dapat diukur dengan ada atau politik dan psikologis. Pada abad 18,
tidak adanya kesejahteraan dalam atau awal abad 19 unit ekonomi utama
masyarakat. artinya, jika kesejahteraan berkisar pada pertanian, perdagangan,
tidak dapat dirasakan, maka negara dan bisnis yang relatif kecil. Itupun
dianggap tidak ada. Dalam sejarahnya, dikelola, dijalankan dan dimiliki satu
manusia berupaya mewujudkan keluarga. Dalam kondisi tersebut,
kesejahteraan dalam aneka konsep masyarakat mengharapkan akan
negara. Misalnya negara demokrasi, terciptanya kebebsan aktiviast mereka
totalitarian, republik atau monarki, dari pendiktean (control) pemerintah.
komunis atau fasis, kapitalis atau Hasrat untuk meraih kebebsan ekonomi
kolektivis. Poin yang menjadi tujuan tersebut bertepatan dengan
utama konsep-konpse negara tersebut perkembangan realitas teknologi
adalah pada kesejahteraan tadi. Realisasi ekonomi. Dengan kondisi seperti itu,
dari kesejahteraan juga dilakukan dalam unit yang paling efesien dijalankan
konteks masyarakat di era pasar bebas dalam skala yang berukuran relatif kecil.
(laissez faire). Bahkan dapat dipahami Kedua, kekutan pendorong
bahwa gagasan pasar bebas dibalik evolusi Negara kesejahteraan
sesungguhnya bagian lain dari upaya bersifat politis. Situasi ini terkait dengan
mencapai kesejahteraan dimaksud. semakin meningkatnya kesadaran
Kemunculan teori ekonomi pada masyarakat akan hak-hak mereka untuk
abad 18 akhir dan awal abad 19 memilih. Fenomena tersebut terakmulasi
merupakan upaya perbaikan konseptual dalam tuntutan terhadap hak suara yang
untuk melepaskan jeratan ilmiah dari terjadi di sebagaian besar Negara Barat
kecenderungan irasionalitas. Kekuatan pada abad 20. Mereka menyadari bahwa,
irasionalitas menjadi salah satu sisi gelap hak untuk memilih tidak hanya
dalam sejarah. Pada abad sebelumnya, menyangkut kekuasaan politik untuk
misalnya abad 15 kekuatan pemikiran memilih perwakilan di parlemen atau
ekonomi diwarnai dengan kuatnya kongres. Tetapi lebih itu, hak memilih

59
JISPO VOL. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2013

juga berkaitan dengan kekuatan pendapatan nasional yang cukup besar,


ekonomi dan social yang sangat luas. besarnya pangsa terhadap ekspor
Kekuatan ketiga dibalik nasional, besarnya penduduk Indonesia
pertumbuhan Negara kesejahteraan yang menggantungkan hidupnya pada
bersifat psikologis. Masyarakat di sektor ini, perannya dalam penyediaan
seluruh dunia, baik dalam masyarakat pangan masyarakat dan menjadi basis
maju maupun berkembang tidak lagi pertumbuhan di pedesaan. Potensi
menerima kesengsaraan sebagai suatu pertanian Indonesia yang besar namun
takdir yang tidak bisa diubah. Kondisi pada kenyataannya sampai saat ini
ini diakibatkan oleh menurunnya sebagian besar dari petani kita masih
pengaruh agama, terutama terkait banyak yang termasuk golongan miskin.
dengan konsep tentang nasib. Agama Permasalahan sektor pertanian
tidak lagi memiliki pengaruh kuat dari nasib sektor pertanian pada negara
sebagaiman dalam imajinasi masyarakat Indonesia masih diundervaluekan dari
masa lalu. Sejak dari itu masyarakat sektor yang lain sampai dengan tanpa
lebih yakin bahwa kesejahteraan hidup kita disadari telah banyak kerusakan
ditentukan oleh kesejahteraan ekonomi lahan yang terjadi akibat aktivitas
dan keadilan sosial. Wacana ini eksploitasi pertanian di bumi yang kita
disuarakan di hampir semua negara, cintai ini.
baik Negara sosialis maupun Negara Banyak penyebab signifikan yang
non-sosialis.2 mengundervaluekan sektor pertanian,
Dalam konsep negara diantaranya dilihat berdasarkan alam
kesejahteraan, pemecahan masalah (banjir, kering, hama, dll), ekonomi
kesejahteraan sosial, seperti kemiskinan, (harga jual turun terus sedang input
pengangguran, ketimpangan, dan naik, spread antara petani dan
terlantarnya masyarakat tidak dilakukan konsumen lebar), sosial (20 juta petani
melalui proyek-proyek sosial yang menanam di kurang dari ¼ hektar dan
berjangka pendek. Melainkan diatasi tidak efisien, 40% penduduk bekerja di
secara terpusat oleh program-program sektor pertanian). Selain faktor yang
jaminan sosial, seperti pelayanan sosial, telah disebutkan, faktor penyebab
rehabilitasi sosial, serta berbagai berikutnya adalah produktivitas yang
tunjangan pendidikan, kesehatan, hari minim yang bisa kita minimalkan
tua, dan pengangguran. dengan peningkatan kualitas skill dan
Dalam Perjalanan pembangunan peduli akan sustainable development.
pertanian Indonesia hingga saat ini Hal ini dapat diaplikasikan
masih belum dapat menunjukkan hasil dengan baik agar meminimalisir dan
yang maksimal jika dilihat dari tingkat mencegah dampak kerusakan lahan
kesejahteraan petani dan kontribusinya yang akan berpengaruh pada stabilitas
pada pendapatan nasional. makro ekonomi (terutama inflasi),
Pembangunan pertanian di Indonesia ketahanan pangan, pengangguran, dan
dianggap penting dari keseluruhan kemiskinan. Pada dasarnya, kebijakan
pembangunan nasional. Ada beberapa pembangunan ekonomi yang
hal yang mendasari mengapa berkelanjutan dalam sektor pertanian
pembangunan pertanian di Indonesia pada tulisan ini menjadi poin penting
mempunyai peranan penting, antara terciptanya produktifitas pertanian yang
lain: potensi Sumber Daya Alam yang berkelanjutan dan meminimalisir cost
besar dan beragam, pangsa terhadap yang terjadi akibat rusaknya lahan
pertanian.
2 Ibid

60
Social Justice
A. Kerangka Teori pelayanan sosial umumnya
Dalam membahas masalah sektor mencakup lima bentuk, yakni jaminan
Pertanian, ada baiknya dibahas sejenak sosial (social security), pelayanan
konsep kesejahteraan (welfare) yang kesehatan, pendidikan, perumahan
sering diartikan berbeda oleh orang dan dan pelayanan sosial personal
negara yang berbeda. Merujuk pada (personal social services).
Spicker (1995), Midgley, Tracy dan 3. Sebagai tunjangan sosial yang,
Livermore (2000), Thompson (2005), khususnya di Amerika Serikat (AS),
Suharto, (2005a), dan Suharto (2006),3 diberikan kepada orang miskin.
pengertian kesejahteraan sedikitnya Karena sebagian besar penerima
mengandung empat makna. welfare adalah orang-orang miskin,
1. Sebagai kondisi sejahtera (well-being). cacat, penganggur, keadaan ini
Pengertian ini biasanya menunjuk kemudian menimbulkan konotasi
pada istilah kesejahteraan sosial negatif pada istilah kesejahteraan,
(social welfare) sebagai kondisi seperti kemiskinan, kemalasan,
terpenuhinya kebutuhan material dan ketergantungan, yang sebenarnya
non-material. Midgley OHELK WHSDW GLVHEXW ´VRFLDO LOOIDUHµ
mendefinisikan kesejahteraan sosial NHWLPEDQJ ´VRFLDO ZHOIDUHµ
VHEDJDL ´«D condition or state of 4. Sebagai proses atau usaha terencana
human well-EHLQJ µ .RQGLVL VHMDKWHUD yang dilakukan oleh perorangan,
terjadi manakala kehidupan manusia lembaga-lembaga sosial, masyarakat
aman dan bahagia arena kebutuhan maupun badan-badan pemerintah
dasar akan gizi, kesehatan, untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, tempat tinggal, dan kehidupan (pengertian pertama)
pendapatan dapat dipenuhi; serta melalui pemberian pelayanan sosial
manakala manusia memperoleh (pengertian ke dua) dan tunjangan
perlindungan dari resiko-resiko sosial (pengertian ketiga).
utama yang mengancam Negara Kesejahteraan (welfare
kehidupannya.4 state) adalah sistem yang memberi peran
2. Sebagai pelayanan sosial. Di Inggris, lebih besar kepada negara (pemerintah)
Australia dan Selandia Baru, dalam menjamin kesejahteraan sosial
secara terencana, melembaga, dan
3 Spicker, Paul (1995), Social Policy: Themes and berkesinambungan. Suatu negara
Approaches, London: Prentice Hall, Midgley, dikatakan sejahtera apabila memiliki
James, Martin B. Tracy dan Michelle Livermore empat pilar utama yaitu : (1) Social
´,QWURGXFWLRQ 6RFLDO 3ROLF\ DQG 6RFLDO
:HOIDUHµ GDODP -DPHV 0LGJOH\ 0DUWLQ % 7UDF\
citizenship, (2) Full democracy, (3) Modern
dan Michelle Livermore (ed), The Handbook of industrial relation systems, dan (4) Rights
Social Policy, London: Sage, halaman xi-xv, to education and the expansion of modern
Thomson, Neil (2005), Understanding Social mass education systems.
Work: Preparing for Practice, New York: Palgrave, Konsep negara kesejahteraan
Suharto, Edi (2005a), Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
pertama-tama dipraktekkan di Eropa
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan dan Amerika Serikat, yang ditujukan
Sosial, Bandung: Refika Aditama, Suharto, Edi untuk mengubah kapitalisme menjadi
(2005b), Analisis Kebijakan Publik: Panduan lebih manusiawi. Dengan sistem ini,
Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial,
negara bertugas melindungi golongan
Bandung: Alfabeta
4 Midgley, James, Martin B. Tracy dan Michelle lemah dalam masyarakat dari
/LYHUPRUH ´Introduction: Social Policy and ketidaksempurnaan kapitalisme. Hingga
Social Welfareµ GDODP -DPHV 0LGJOH\ 0DUWLQ % saat ini, negara kesejahteraan masih
Tracy dan Michelle Livermore (ed), The dianut oleh negara maju dan
Handbook of Social Policy, London: Sage,
halaman xi
berkembang. Dilihat dari besarnya

61
JISPO VOL. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2013

anggaran negara untuk jaminan sosial, jika keluarga dan pasar gagal
sistem ini dapat diurutkan ke dalam menjalankan fungsinya serta terpusat
empat model, yaitu: pada kelompok tertentu dalam
Pertama, model universal yang masyarakat, seperti kelompok marjinal
dianut oleh negara-negara Skandinavia, VHUWD PHUHND \DQJ ´SDWXWµ PHQGDSDWNDQ
seperti Swedia, Norwegia, Denmark dan alokasi kesejahteraan dari negara.
Finlandia. Dalam model ini, pemerintah Sedangkan institutional welfare state
menyediakan jaminan sosial kepada bersifat universal, mencakup semua
semua warga negara secara melembaga populasi warga, serta terlembagakan
dan merata. Anggaran negara untuk dalam basis kebijakan sosial yang luas
program sosial mencapai lebih dari 60% dan vital bagi kesejahteraan masyarakat.
dari total belanja negara. Negara Kesejahteraan sangat
Kedua, model institusional yang dipengaruhi oleh rezim yang berkuasa
dianut oleh Jerman dan Austria. Seperti pada masing-masing negara (welfare
model pertama, jaminan sosial regims). Pengaruh ini terjadi terutama
dilaksanakan secara melembaga dan terhadap kemampuan negara tersebut
luas. Akan tetapi kontribusi terhadap memproduksi dan mendistribusikan
berbagai jaminan sosial berasal dari tiga kesejahteraan melalui kebijakan sosial.
pihak, yaitu pemerintah, dunia usaha, Rezim kesejahteraan mengacu pada pola
dan pekerja. intraksi dan saling keterkaitan dalam
Ketiga, model residual yang produksi dan alokasi kesejahteraan
dianut oleh AS, Inggris, Australia dan antar-negara, rezim pasar dan
Selandia Baru. Jaminan sosial dari keluarga/rumah tangga. Ketiga lembaga
pemerintah lebih diutamakan kepada tersebut merupakan penyedia
kelompok lemah, seperti orang miskin, kesejahteraan dan tempat individu
cacat dan penganggur. Pemerintah mendapatkan perlindungan dari resiko-
menyerahkan sebagian perannya kepada resiko sosial.
organisasi sosial dan LSM melalui Namun, tidak selamanya negara
pemberian subsidi bagi pelayanan sosial menjadi aktor tunggal dalam penyediaan
daQ UHKDELOLWDVL VRVLDO ´VZDVWDµ kesejahteraan. Ada varian Negara
Keempat, model minimal yang Kesejahteraan yang ditipologikan
dianut oleh negara-negara seperti menurut rezim kesejahteraan Liberal,
Perancis, Spanyol, Yunani, Portugis, Itali, Sosial Demokrat dan Konservatif.
Chile, Brazil dan negara-negara Asia Dimana terlihat peran negara, rezim
seperti Korea Selatan, Filipina, Srilanka. pasar dan keluarga/rumah tangga
Anggaran negara untuk program sosial memiliki dominasi masing-masing,
sangat kecil, di bawah 10 persen dari Residual welfare state: negara sebagai
total pengeluaran negara. Jaminan sosial penyedia kesejahteraan berlaku jika dan
dari pemerintah diberikan secara hanya jika keluarga dan pasar gagal
temporer dan minimal yang umumnya menjalankan fungsinya serta terpusat
hanya diberikan kepada pegawai negeri pada kelompok tertentu dalam
dan swasta. masyarakat, seperti kelompok marjinal
Kesejahteraan (welfare state). VHUWD PHUHND \DQJ ´SDWXWµ PHQGDSDWNDQ
Setidaknya ada dua tipologi Negara alokasi kesejahteraan dari negara.
Kesejahteraan, yaitu residual welfare Institutional welfare state: penyediaan
state dan institutional welfare state. kesejahteraan bersifat universal,
Residual welfare state mengasumsikan mencakup semua populasi warga, serta
tanggung jawab negara sebagai penyedia terlembaga dalam basis kebijakan sosial
kesejahteraan berlaku, jika dan hanya

62
Social Justice
yang luas dan vital bagi kesejahteraan pembangunan sosial (social
masyarakat. development) yang secara konseptual
Kesejahteraan negara menunjuk memang lebih luas dari konsep
pada sebuah model ideal pembangunan kesejahteraan (welfare).
yang difokuskan pada peningkatan Berbicara tentang sektor
kesejahteraan melalui pemberian peran pertanian pasti tidak akan terlepas dari
yang lebih penting kepada negara dalam desa, petani, kemiskinan, dan komoditi
memberikan pelayanan sosial secara pertanian itu sendiri.. Namun makalah
universal dan komprehensif kepada ini penulis tidak akan menjawab semua
warganya. Spicker, misalnya, pertanyaan tersebut. Akan tetapi disini
menyatakan bahwa kesejahteraan negara kita akan coba menggali sedikit dimensi
´«VWDQGV IRU D GHYHORSHG LGHDO LQ ZKLFK sektor pertanian tersebut, dimana
welfare is provided comprehensively by pembahasannya akan di titik beratkan
WKH VWDWH WR WKH EHVW SRVVLEOH VWDQGDUGV µ5 pada pembangunan Sumber Daya
Manusia (SDM) pertanian tersebut. Hal
ini mengingat aktor utama dalam
B. Analisa pengelolaan sektor pertanian tersebut,
Dalam konteks pembangunan serta pihak yang paling merasakan
nasional, maka pembangunan implikasi dari berhasil tidaknya
kesejahteraan dapat didefinisikan pertanian dalam suatu negeri adalah
sebagai segenap kebijakan dan program petani.
yang dilakukan oleh pemerintah, dunia Namun, kehidupan para petani
usaha, dan civil society untuk mengatasi Indonesia kini ibarat berada di ujung
masalah sosial dan memenuhi tanduk. Jika mereka berhenti sebagai
kebutuhan manusia melalui pendekatan petani dan mencari pekerjaan lain yang
pekerjaan sosial. tentu tidak mudah diperoleh, kehidupan
Merujuk pada struktur keluarganya pasti terancam. Jika
pemerintahan di Indonesia, lembaga meneruskan pekerjaan sebagai petani,
atau departemen pemerintah yang hasilnya tidak menguntungkan.
berperan menjalankan pembangunan Fakta juga menunjukkan bahwa
kesehatan adalah Kementerian sebagian besar petani di Indonesia
Kesehatan, pembangunan pendidikan adalah petani penggarap. Sehingga
adalah Kementerian Pendidikan makin sulit mengharapkan memperoleh
Nasional, pembangunan agama adalah penghasilan seperti yang diinginkan.
Kementerian Agama, dan pembangunan Apalagi pada musim hujan seperti saat
kesejahteraan adalah Kementerian Sosial. ini, ancaman banjir juga makin membuat
Ketiga Kementerian itu berada di bawah para petani merugi. Hasil panen
naungan Menteri Koordinasi menyusut atau malah tidak ada sama
Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). sekali karena diterjang ganasnya air.
Karena sejatinya Menko Kesra ini Sesungguhnya kekecewaan
menjalankan Pembangunan Sosial, maka petani yang hidupnya makin didera
sesungguhnya lebih tepat jika diberi kemiskinan wajar saja hingga akhirnya
nama Menko Sosial. Sedangkan mereka melakukan pemberontakan.
Kementerian sosial lebih tepat jika diberi Belum lagi harga-harga kebutuhan
nama Kementerian Kesejahteraan karena pokok yang dari waktu ke waktu terus
fungsinya lebih terfokus pada urusan meningkat, ditambah lagi biaya
kesejahteraan sebagai bagian dari pendidikan dan kesehatan juga terus
melambung. Ini juga merupakan
5 Spicker, Paul (1995), Social Policy: Themes and
ancaman bagi para petani. Selain itu
Approaches, London: Prentice Hall. Hal 82 harga pupuk, bibit dan perlengkapan

63
JISPO VOL. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2013

pertanian lainnya turut melambung didalam pertanian. Dimana seharusnya


tinggi sehingga lebih dapat pemerintah berperan aktif terutama
menyusahkan petani. Hal ini masih dalam memajukan kesejahteraan petani.
ditambah dengan harga panen mereka Pertanian Indonesia cukup
yang terkadang menurun dan ditawar tertinggal dari negara lain padahal
oleh tengkulak sehingga menambah seharusnya sebagai negara agraris sektor
penderitaan petani. pertaniannyalah yang menjadi sektor
Sikap nekad untuk melakukan utama untuk meningkatkan
pemberontakan tentu sangat mengerikan perekonomian kita. Dibawah ini adalah
jika benar-benar terjadi. Bisa beberapa indikator yang menyebabkan
dibayangkan apa jadinya jika di Pertanian kita cukup tertinggal :
Indonesia terjadi pemberontakan. Tentu Pertama, kalau mempelajari
yang jadi korban adalah rakyat kecil indikator makro, terlihat bahwa ekonomi
yang notabene di antaranya adalah para Indonesia sebelum krisis multidimensi
petani juga. 1998 hampir selalu tumbuh di atas 7
Menghadapi kenyataan itu, persen dan pada saat ini pertumbuhan
seharusnya negara mendengar keluh ekonomi Indonesia telah menunjukkan
kesah para petani. Pemerintah tanda-tanda membaik menuju ke kondisi
seharusnya berupaya untuk membantu sebelum krisis. Namun demikian,
para petani agar kehidupan mereka apabila kita memperhatikan besaran
tidak menderita, tapi karena persoalan lainnya seperti Nilai Tukar Petani (NTP),
yang dialami oleh negara ini masih produktivitas, aspek lingkungan hidup,
demikian rumit dan berat; maka uluran perkembangan usaha Pertanian, daya
tangan bagi para petani itu belum bisa saing, efisiensi dan berbagai variable
dirasakan ada hasilnya. Indeks Pembangunan Manusia (Human
Dari sudut pandang pandang Development Index), kita dapat
teori secara sederhana dapat dibagi menyatakan bahwa masih banyak
menjadi tiga elompok utama, yaitu tantangan yang harus kita hadapi untuk
negara, pasar dan komunitas. Masing- memajukan pertanian kita, yang pada
masing memiliki pilar paradigma, umumnya baru sampai pada tahap
ideologi, nilai, norma, rules of the game ´EHUWDKDQ KLGXSµ
dan bentuk keorganisasian sendiri. Kedua, kehidupan petani,
Antara satu pilar dan lainnya sangat khususnya petani pangan di Jawa, belum
terkait erat. Dan seharusnya negara banyak berubah. Kalaupun ada,
menjadi tumpuan sebagai fasilitator, kemajuan itu terjadi pada segelintir elite
dinamisator dan regulator berjalannya desa. Sementara, jutaan petani lainnya,
sistem dan tata hubungan antara tiga hanya dapat bertahan hidup di atas
pilar utama tersebut. lahan Pertanian yang semakin hari
Adanya kepentingan pemerintah semakin menyempit. Sebaliknya, ada
atas majunya sektor pertanian juga yang lahannya semakin melebar
VHKDUXVQ\D ´XQWXN PHQLQJNDWNDQ sebagai akibat belum optimalnya
NHVHMDKWHUDDQ SHWDQL GDQ NHOXDUJDQ\Dµ perangkat hukum di bidang pertanahan,
Dalam hal pertanian, bentuk dan serta hukum ekonomi pasar yang
legitimasi sebuah pemerintahan sangat seringkali kurang berkeadilan. Jumlah
mempengaruhi seberapa besar makna petani gurem bukannya berkurang,
peran pemerintah dalam mendorong tetapi semakin meningkat.
meningkatkan kesejateraan petani. Ketiga, harga riil komoditas
Sehingga pemerintah sebenarnya primer Pertanian yang dihasilkan petani
memiliki perananan yang cukup penting semakin hari semakin berkurang

64
Social Justice
nilainya dibandingkan komoditas membeli gabah para petani dengan
industri, biaya pendidikan dan harga yang sangat rendah dibawah HPP
kesehatan yang mereka butuhkan. yang telah ditetapkan pemerintah.
Demikian pula biaya angkutan, harga Sehingga yang terjadi, bukannya
sarana produksi yang selalu meningkat. membantu para petani tetapi malah
Sebuah paradoks, upah buruh tani yang semakin memperburuk kondisi
dirasakan oleh pemilik lahan dan perekonomian para petani.
penggarap semakin meningkat, bagi Dalam hal ini, bulog yang
buruh tani masih belum cukup, sehingga seharusnya bertugas dalam pembelian
banyak yang berangan-angan untuk gabah hasil panen dari petani ternyata
ramai-ramai bekerja sebagai buruh kasar kurang menjalankan fungsinya. Selama
di negara lain. ini, pemerintah melalui bulog membeli
Namun, kenyataannya hal gabah dan beras bukan dari petani. Akan
tersebut sulit terjadi di Indonesia. Setiap tetapi dari pedagang beras, yang
panen justru yang terdengar adalah terkonsentrasi di tangan beberapa
keluhan petani soal harga gabah yang distributor besar (atau tengkulak), yang
selalu murah. Jangankan untung, bisa bertindak sebagai oligopolis pasar.
mengembalikan biaya penggarapan Jumlah penjual yang sangat
sawah saja sudah bersyukur. Hal ini terkonsentrasi ini menyebabkan setiap
terjadi karena pemerintah tidak mampu kenaikan harga gabah/beras, yang
menjaga berlakunya harga dasar yang merupakan peningkatan defisit APBN,
ditetapkan melalui Keputusan Presiden akan lebih banyak jatuh bukan pada
(Keppres) No 32/1998, sehingga petani petani akan tetapi sekedar dinikmati
menerima harga gabah jauh di bawah segelintir pedagang.
harga dasar. Tujuan dari kebijakan harga Jatuhnya harga gabah lokal itu
pembelian pemerintah (HPP) adalah juga tak terlepas dari membanjirnya
agar petani padi menerima harga gabah beras impor dan selundupan di berbagai
yang layak, sehingga mereka menerima daerah karena tak ada pengamanan yang
insentif untuk meningkatkan baik. Kebijakan impor harusnya
produktivitasnya. Namun ternyata hal ditempatkan sebagai residual atau
itu tidak dijalankan dengan baik oleh menutupi defisit kebutuhan beras dalam
pemerintah. negeri. Tetapi kenyataannya, ketika
Dengan keberadaan tengkulak, musim panen raya tiba beras impor yang
seharusnya bisa membantu para petani. lebih murah membanjiri tanah air,
Karena petani tidak perlu susah-susah sehingga harga gabah pun turun drastis.
memasarkan padinya. Para tengkulak Mulai dari tahun 1984 sampai
akan mendatangi mereka dan membeli dengan 1993, Indonesia mengimpor rata-
hasil panenannya. Dengan begitu para rata 160 ribu ton beras per tahun. Jumlah
petani bisa terbantu masalah penjualan, ini kemudian meningkat menjadi rata-
karena dengan hasil panen yang tidak rata 1,10 juta ton/ pertahun pada
terlalu besar tidak mungkin bagi para periode 1994-1997. Pada masa krisis
petani untuk memasarkan sendiri hasil 1998-2000 jumlah ini meningkat lagi
panennya. Selain itu tengkulak juga menjadi 4.65 juta tahun. Walau
sangat mengutungkan para pengusaha kemudian ada sedikit penurunan,
padi mitra bulog dan bulog itu sendiri, sepanjang 2001-2005, impor beras
karena sistem distribusi padi menjadi bertahan di atas 2 juta ton pertahunnya,
lebih efisien. Namun walaupun yang membuat Indonesia praktis selalu
demikian, ternyata para tengkulak ini
bisa dan sering menciptakan harga
sendiri sesuai keinginan mereka. Mereka

65
JISPO VOL. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2013

berada pada lima besar negara petani yang bekerja di sawah kurang
pengimpor beras.6 dari setengah hektar, aktifitas pertanian
Dimana banyak sekali fakta-fakta kehilangan potensi untuk menciptakan
yang menggambarkan kehidupan para tambahan lapangan pekerjaan dan
petani di Indonesia yang tak kunjung peningkatan penghasilan.
membaik. Karena telah kita ketahui Walaupun telah ada pergeseran
bersama, bahwa sebagian besar menuju bentuk pertanian dengan nilai
penduduk Indonesia bermata tambah yang tinggi, pengaruh
pencaharian sebagai petani, makanan diversifikasi tetap terbatas hanya pada
pokok sebagian besar penduduk daerah dan komoditas tertentu di dalam
Indonesia adalah beras, maka pertanian setiap sub-sektor. Pengalaman negara
khususnya padi seharusnya menjadi tetangga menekankan pentingnya
perhatian pemerintah. Dimana dapat dukungan dalam proses pergeseran
kita katakan juga bahwa petani adalah tersebut. Sebagai contoh, di pertengahan
tulang punggung bangsa. Tetapi tahun 1980-an sewaktu Indonesia
sepertinya pemerintah kurang mencapai swasembada beras, 41% dari
memberikan dukungan dan bantuan semua lahan pertanian ditanami padi,
terhadap hal ini, dan seolah menutup sementara saat ini hanya 38 %, suatu
mata dengan masalah ini. perubahan yang tidak cukup besar
Lebih jauh apa yang sebenarnya untuk jangka waktu 15 tahun.
terjadi dengan harga jual gabah di Sebaliknya, penanaman padi dari total
tingkat petani tak pernah panen di Malaysia berkurang
meningkat/baik, walaupun harga beras setengahnya dari 25% di tahun 1972
di pasar meningkat. Kemudian, sejauh menjadi 13 % di tahun.
mana keberadaan tengkulak dan Pertanian jelas mempunyai peran
kebijakan impor yang kurang berpihak yang sangat penting dalam menjawab
kepada petani berpengaruh terhadap semua tantangan diatas. harus
rendahnya harga jual gabah di tingkat dilengkapi dengan bermacam-macam
petani inisiatif dari badan pemerintahan
Sektor ini yang harus menjadi nasional lainnya, pemerintahan lokal
salah satu komponen utama dalam yang akan berada di garis depan dalam
program dan strategi pemerintah untuk pengimplementasikan program,
mengentaskan kemiskinan. Di masa organisasi produsen di pedesaan yang
lampau pertanian Indonesia telah bergerak dibidang agribisnis, dan para
mencapai hasil yang baik dan petani yang harus menjadi partner
memberikan kontribusi penting dalam penting demi mendukung proses
pertumbuhan ekonomi Indonesia, penting perubahan ini.
termasuk menciptakan lapangan Adapun beberapa hal yang
pekerjaan dan pengurangan kemiskinan sebaiknya dilakukan untuk menjawab
secara drastis. Hal ini dicapai dengan tntangan diatas adalah :
memusatkan perhatian pada bahan- 1. Peningkatan pendapatan petani
bahan pokok seperti beras, jagung, gula, melalui diversifikasi lebih lanjut
dan kacang kedelai. Akan tetapi, dengan 2. Memperkuat kapasitas regulasi
adanya penurunan tajam dalam hasil 3. Meningkatkan pengeluaran
produktifitas panen dari hampir seluruh untuk pertanian
jenis bahan pokok, ditambah mayoritas 4. Mendukung cara-cara baru
dalam penyuluhan pertanian
5. Mengembangkan teknologi
6Supadi dalam M Ikhsan Modjo, Kajian Monash
Indonesian Islamic Student Westall: 2006
informasi dan komunikasi

66
Social Justice
6. Menjamin berlangsungnya irigasi pemulihan ekonomi nasional.
Tak bisa dipungkiri lagi pertanian Meningkatnya produksi produk-produk
sedikit banyak telah membantu agribisnis akan meningkatkan ekspor
perekonomian di Indonesia. Banyak tanpa harus mengimpor bahan baku.
bukti yang memperkuat pernyataan Meningkatnya ekspor berarti
diatas salah satunya adalah kita telah meningkatkan penawaran volute asing
mencapai swasembada beras. Hal ini (dollar) sehingga akan memperkuat
tidak luput dari poeran besar petani. (apresiasi) rupiah secara gradual. Selain
Namun, terkadang kita menganggap produk agribisnis untuk ekspor, produk
remeh petani padahal apabila kita telaah agribisnis bahan pangan juga meningkat,
lebih dalam lagi tanpa petani apa yang sehingga ketersediaan bahan pangan di
bisa kita lakukan. Tanpa adanya petani dalam negeri juga meningkat. Mengingat
bisa saja kita merugikan perekonomian harga-harga bahan pangan masih
negara karena tanpa petani mungkin kita merupakan komponen terpenting dalam
hanya dapat mengimpor semua bahan menentukan laju inflasi domestik, maka
makanan pokok dan itu menandakan dengan peningkatan produksi pangan
bahwa semakin banyak pengeluaran tersebut akan dapat menurunkan laju
negara. inflasi yang sudah sangat tinggi saat ini.
Dewasa ini, terdapat 3 mazhab Kemudian karena teknologi produksi
pilihan strategi industrilisasi yang agribisnis pada umumnya bersifat padat
berkembang di masyarakat Indonesia. karya dengan kisaran kualitas tenaga
Ketiga mazhab yang berkembang ini kerja yang sangat luas, maka
perlu diuji kemampuannya (paling peningkatan produksi agribisnis dalam
sedikit pada tingkat teoritis) dalam negri akan diikuti dengan penyerapan
memecahkan isu-isu pembangunan tenaga kerja. Hal ini dapat menurunkan
ekonomi nasional. Ketiga pilihan strategi pengangguran yang sangat tinggi saat
itu adalah: strategi industrilisasi ini. Turunnya inflasi dan pengangguran
berspektrum luas, strategi industrilisasi serta stabilitas kurs rupiah yang
dengan industry berteknologi tinggi, dan reasonable, merupakan kondisi pulihnya
strategi industrilisasi pertanian dalam perekonomian nasional. Ini juga telah
bentuk pembangunan agribisnis. menunjukkan bahwa petani sangat
Pertanian dalam bentuk agribisnis berperan penting dalam perekonomian
juga sangat baik untuk membantu krisis Indonesia karena dalam sektor agribisnis
ekonomi. Kenyataan juga menunjukkan yang dapat memulihkan perekonomian
bahwa selain industri migas, sektor nasional petani juga sangat penting,
agribisnis adalah penyumbang ekspor mereka menanam tanaman yang sangat
netto yang penting selama hampir 30 dibutuhkan dalam agribisnis tersebut.
tahun Indonesia membangun. Pada
masa krisis ekonomi saat ini, sektor
ekonomi yang masih mampu bertahan C. KESIMPULAN
adalah sektor agribisnis. Pengalaman ini Pertanian merupakan sector yang
seharusnya menyadarkan kita semua sangat sensitive dan sangat mudah
(termasuk pemerintah), bahwa kita terpengaruh oleh banyak factor, tidak
harus meninggalkan strategi hanya factor alam seperti cuaca dan
industrilisasi berspektrum luas dan kesuburan lahan, tetapi juga kebijakan-
canggih serta kembali ke strategi kebijakan ekonomi atau perdagangan,
industrilisasi berbasis agribisnis. terutama liberalisasi perdagangan
Dengan memberi prioritas pada dunia/regional utuk komoditas-
percepatan pada sektor agribisnis, akan komoditas pertanian. Pertanian juga
mampu memberikan solusi bagi merupakan sector kunci bagi negara

67
JISPO VOL. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2013

mengenai kemiskinan di Negara-negara Dawam Rahardjo, Lahirnya Ekonomi


terbelakang atau Negara-negara sedang Pancasila, http
berkembanga (NSB), termasuk ://www.bisnis.com/servlet/ page 2
Indonesia. A.Prasetyantoko, Menanti Fajar Baru,
Pertanian pada masa lalu http://www.unisosdem.org/ekopol
mempunyai beberapa kelemahan, yakni , page 3
hanya terfokus pada usaha tani, 0RFKWDU 0DVRHG GDODP ´5HVHS %HUVDPD
lemahnya dukungan kebijakan makro, :DVKLQJWRQ &RQVHQVXV 3HQJDQWDUµ
serta pendekatannya yang sentralistik. Andrinof A. Chaniago, dalam
Akibatnya usaha pertanian di Indonesia Gagalnya Pembangunan, Kajian
sampai saat ini masih banyak didominasi Ekonomi Politik terhadap Akar Krisis
oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) Indonesia, ( Jakarta : LP3ES, 2001)
modal yang terbatas, (c) penggunaan Spicker, Paul (1995), Social Policy:
teknologi yang masih sederhana, (d) Themes and Approaches, London:
sangat dipengaruhi oleh musim, (e) Prentice Hall,
wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya Midgley, James, Martin B. Tracy dan
berusaha dengan tenaga kerja keluarga Michelle Livermore (2000),
sehingga menyebabkan terjadinya ´,QWURGXFWLRQ 6RFLDO 3ROLF\ DQG
involusi pertanian (pengangguran 6RFLDO :HOIDUHµ GDODP -DPHV
tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, Midgley, Martin B. Tracy dan
teknologi dan pasar sangat rendah, (h) Michelle Livermore (ed), The
pasar komoditi pertanian yang sifatnya Handbook of Social Policy, London:
mono/oligopsoni yang dikuasai oleh Sage
pedagang-pedagang besar sehingga Thomson, Neil (2005), Understanding
terjadi eksploitasi harga yang merugikan Social Work: Preparing for Practice,
petani. New York: Palgrave
Suharto, Edi (2005a), Membangun
Masyarakat Memberdayakan
DAFTAR PUSTAKA Rakyat: Kajian Strategis
Adam Smith, An Inquiry the Nature and Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Causes of The Wealth of Nations, The dan Pekerjaan Sosial, Bandung:
University of Chicago Press. Refika Aditama
Ebensteain, William. Great Political Suharto, Edi (2005b), Analisis Kebijakan
Thinkers. New York. NY: holt Publik: Panduan Praktis Mengkaji
Rinehart, and Wunston, 1960 Masalah dan Kebijakan Sosial,
S. Kuhnle dan SEO Hort, The Bandung: Alfabeta
Developmental Welfare State in Midgley, James, Martin B. Tracy dan
Scandinavia: Lessons for the Developing Michelle Livermore (2000),
World (UNRISD, 2004) ´Introduction: Social Policy and Social
Darmawan Triwibowo dan Sugeng Welfareµ GDODP -DPHV 0LGJOH\
Bahagijo, Mimpi Negara Martin B. Tracy dan Michelle
Kesejahteraan (2006) Livermore (ed), The Handbook of
James A.Caporaso, David P.Levine, Social Policy, London: Sage,
dalam Deliarnov, Ekonomi Politik : halaman xi
Mencakup Berbagai Teori dan Konsep C Pierson, Late Industrializers an the
Yang Komprehensif, (Jakarta Development of The Welfare State
:Erlangga, 2006) (UNSRID, 2004) dalam Darmawan
Triwibowo dan Sugeng Bahagijo,

68
Social Justice
Mimpi Negara Kesejahteraan,
LP3ES, 2006
Spicker, Paul (1995), Social Policy:
Themes and Approaches, London:
Prentice Hall.
Amy L.Freedman, Consolidation or
Withering Away of Democracy?
Political Changes in Thailand and
Indonesia
Supadi dalam M Ikhsan Modjo, Kajian
Monash Indonesian Islamic Student
Westall: 2006
Djiman Murdiman Sarosa. 2008,
´8UJHQVL 3HPEHULDQ ,QVHQWLI
Ekonomi dan Kemudahan
3HQDQDPDQ0RGDO 'LGDHUDKµ GDODP
Jurnal Triwulan Pembangunan Daerah
Vol 4, No. 4 (Desember 2008).

69

Anda mungkin juga menyukai