Anda di halaman 1dari 37

Sistem Ekonomi Tradisional

Antropologi Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK
Sahrin Najmia H.Z. (180310220016)
Siti Nabila N. (180310220018)
Linda Listiani P. (180310220021)
Rosana Dwi A. (180310220022)
Hafidz Satria P. (180310220032)
Adrian Aulia R. (180310220034)
M. Naufal Putra W. (180310220040)
Dara Aulia (180310220044)
Ahmad Zidane G.N (180310220051)
Farhan Fadhlurohman (180310220052)
Hanna Sajadiah (180310220053)
Apa itu ekonomi?
Kata ‘ekonomi’ diambil dari bahasa Yunani yaitu oikonomia. Oikonomia berasal
dari dua kata yaitu “oikos” yang berarti “rumah tangga”, dan “nomos” yang
berarti “peraturan”. Dapat disimpulkan, bahwa ekonomi adalah “ilmu yang
mempelajari cara memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan sumber daya
yang tersedia”.
Menurut dalam bahasa, ekonomi disebutkan bahwa “ekonomi” mengacu pada
studi tentang bagaimana manusia menggunakan sumber daya yang terbatas
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang tidak terbatas. Hal ini
mencakup tentang produksi,distribusi, dan konsumsi barang dan jasa,
kebijakan ekonomi, dan faktor – faktor lain yang mempengaruhi aktivitas
ekonomi dalam suatu masyarakat.
Definisi ekonomi menurut beberapa ahli

1.1. Adam Smith : Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab
adanya kekayaan negara.
2.
2. Mill J.S : Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan
penagihan.
3. Robert B. Ekelund Jr. dan Robert D. Tollison : Ilmu ekonomi adalah ilmu
3.
yang mempelajari cara individu dan masyarakat yang mempunyai
keinginan yang tidak terbatas memilih untuk mengalokasikan sumber
daya yang terbatas demi memenuhi keinginan mereka.
4. N. Gregory Mankiw : Ilmu ekonomi adalah studi tentang cara masyarakat
4.
mengelola sumber-sumber daya yang langka.
5.
5. Richard G. Lipsey : Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi keinginan
manusia yang tidak terbatas.
Sejarah Perkembangan Ekonomi
Masa Ekonomi Tradisional
Ekonomi pra-modern adalah masa dimana kegiatan ekonomi masih dilakukan amat sederhana. Mulai
dari masa pemburu-pengumpul, hingga tibanya era revolusi pertanian, dimana budaya bercocok
tanam menjadi ladang pemenuhan kebutuhan. Ciri utama dari ekonomi tradisional ini adalah kuatnya
budaya agraris.
Merkantilisme
Orientasi merkantilisme adalah maksimalisasi akumulasi kekayaan negara. Cara yang dilakukan
adalah dengan memperbesar ekspor dan mengurangi impor. Intervensi negara sangat kita dalam
sistem ekonomi ini.
Kapitalisme Klasik
Pada abad ke 18, muncul suatu pemikiran revolusioner dalam bidang ekonomi, yang tercetus dari
pemikiran seorang filsuf bernama Adam Smith. Pada 9 Maret 1776, Smith menerbitkan sebuah buku
yang luar biasa hebat berjudul The Wealth of Nations. Penerbitan buku Smith ini menjadi era baru
dari munculnya suatu sistem ekonomi yang begitu banyak digandrungi sekaligus dibenci yakni
kapitalisme. Pijakan ideologis kapitalisme adalah liberalisme.
Sejarah Perkembangan Ekonomi
Interupsi Ekonomi Marxis-Komunis
Pada pertengahan abad ke 19, seorang pemikir sosial yang hebat dari Jerman mengkritik keras tata
kerja kapitalisme yang begitu eksploitatif dan menindas. Ia adalah Karl Heirich Marx. Marx, bersama
rekan intelektualnya, Engels, mengkritik kerjas kapitalisme dan mencetuskan gagasan kesetaraan
dalam ekonomi, yang perlu beberapa puluh tahun hingga diterapkan di Rusia pada 1917. Sistem
ekonomi Marxis yang sentralistik, menginterupsi perkembangan kapitalisme dunia.
Kapitalisme Keynesian
John Maynard Keynes berusaha menyusupkan ide tentang intervensi pemerintah dalam kapitalisme
Klasik, disaat kapitalisme sedang dilanda krisis hebat pada 1929. Keynes berpandangan bahwa
kapitalisme Klasik dengan kerja pasar murni tidak bisa bekerja dengan baik, oleh karenanya perlu
intervensi pemerintah. Pemikiran Keynesian ini berpengaruh pada terciptanya rezim
welfarisme/negara kesejahteraan tahun 1950-1960 an
Kapitalisme neoliberal
Setelah mengalami interupsi keynesianisme sejak dekade 1930-an, kapitalisme Klasik mulai bangkit
pada 1970-an. Didukung dua tokoh pro-kapitalis Barat di Inggris dan Amerika Serikat, yaitu
Margaret Thatcher dan Ronald Reagan, yang berusaha menghapuskan pengaruh Keynesian dan
mengembalikan paradigma ekonomi pasar bebas tanpa intervensi pemerintah.
Jenis-Jenis Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi Tradisional: Sistem ini bergantung pada tradisi dan kebiasaan
masyarakat. Ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional dengan menggunakan sistem
barter, pembagian kerja yang belum terstruktur, keterikatan dengan adat
istiadat, penggunaan alat produksi yang masih sederhana, teknik produksi yang
diwariskan secara turun-temurun, pemanfaatan sumber daya alam sesuai
kebutuhan, dan fokus utama pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Contoh
negara: Indonesia. Afrika, Ethiopia. Kekurangan dari sistem ini mencakup produksi
dengan kualitas rendah, alokasi sumber daya yang kurang efisien, dan kurangnya
motivasi untuk mencari keuntungan.

Sistem Ekonomi Komando/Terpusat: Sistem ini memiliki aturan bahwa segala


sesuatu perekonomian nya diatur oleh pemerintah, dan rakyat harus menjalankan
sistem yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah.Contoh negara yang
menerapkan sistem ekonomi ini adalah Korea Utara, Tiongkok, Kuba, dan Vietnam.
Manfaat dari sistem ini bisa mengurangi angka inflasi dan pengangguran, serta
kemampuan pemerintah untuk menerapkan program ekonomi dengan cepat.
Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan yakni, pembatasan kebebasan individu dan
marak terjadi monopoli.
Sistem Ekonomi Liberal/ Pasar: Sistem ekonomi liberal menekankan kebebasan individu
dan pasar sebagai alat pengaturan utama. Sistem ini memberikan keuntungan bagi
masyarakat. Adanya persaingan bisnis yang intens, intervensi pemerintah yang minim,
dan hak kepemilikan individu atas sumber daya produksi. Contoh Negara: Jerman,
Prancis, Austria, dan Belgia. Kelebihan dari sistem ini adalah mendorong agar
masyarakatnya menjadi lebih kreatif dan juga menambah kemampuan bersaing, tetapi
juga memiliki kelemahan yaitu bisa terjadi persaingan yang tidak sehat antar individu

Sistem Ekonomi Campuran (Komando dan Liberal) : Sistem ini menggabungkan dua sistem
yang ada yaitu Komando dan Liberal dengan menekankan kolaborasi antara sektor
swasta dan pemerintah dalam aktivitas ekonomi. Tujuan penerapan sistem ini adalah
untuk mencegah dominasi penuh atas sumber daya vital oleh kelompok tertentu. Dalam
sistem ekonomi campuran, peran pemerintah adalah mengawasi dan mengatur aktivitas
ekonomi, sementara sektor swasta diberikan kebebasan untuk menentukan jalannya
aktivitas ekonominya. Contoh negara: Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Australia.
Kelebihan dari sistem ini bisa menjadikan ekonomi suatu negara menjadi stabil karena
adanya kolaborasi dari masyarakat dan juga pemerintah, akan tetapi juga memiliki
kelemahan yaitu tingkat korupsi cukup tinggi yang bisa saja dilakukan oleh para pelaku
ekonomi.
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar
manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan, selanjutnya
dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi
berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak
(Dumairy, 1996). Sementara itu, sistem ekonomi tradisional merupakan sebuah sistem
ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional yang pewarisannya bersifat
generatif atau turun-temurun. Sistem ekonomi ini berlandaskan pada nilai, norma, serta
tradisi yang ada di dalam suatu komunitas. Sistem ekonomi tradisional mengandalkan
peranan penting adat istiadat serta tradisi dalam mengambil berbagai keputusan ekonomi,
khususnya dalam proses produksi dan distribusi.
CIRI-CIRI
1. Belum adanya pembagian kerja yang spesifik.

2. Menerapkan sistem barter dalam proses transaksinya.

3. Jenis barang produksi disesuaikan dengan kebutuhan komunitas.

4. Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan.

5. Menganut sistem agraris.

6. Tata cara kegiatan ekonomi terikat pada sistem adat-istiadat.

7. Alat produksinya masih sederhana.

8. Teknik produksi diwariskan secara turun-temurun.

9. Bertumpu pada kekayaan alam atau hasil bumi sebagai sumber utama penghidupan.
KONSEP
Di dalam sistem ekonomi tradisional, hubungan antara anggota masyarakat, lebih dekat
karena adanya budaya gotong royong yang seringkali dipakai sebagai basis dari tradisi-
tradisi dalam sistem ekonomi ini. Selain itu, penyampaian tata cara produksi dan distribusi
hingga transaksi di dalam sistem ekonomi ini yang disampaikan secara turun-temurun,
kemudian dapat mengeratkan hubungan antar generasi di dalam suatu komunitas. Tidak
hanya hubungan antara anggota komunitas yang lantas menjadi erat dan tidak ada
individualisme di dalamnya, sistem ekonomi tradisional juga mendorong adanya “sustainable
farming” dengan memperhatikan aspek ketersediaan hasil bumi serta melakukan produksi
tidak dalam jumlah yang berlebihan. Meski begitu, sistem ekonomi tradisional tidak dapat
menjadi tumpuan hidup masyarakat dalam meningkat taraf hidup mereka karena rendahnya
tingkat produktivitas yang ada di dalam sistem ini.
Sejarah Sistem Ekonomi
Tradisional
Kegiatan ekonomi manusia tentu dimulai sejak aktifnya kesadaran akan perlunya

memenuhi kebutuhan. Itu berlangsung ribuan tahun lalu. Namun yang paling signifikan

adalah sejak munculnya budaya pertanian. Yuval Noah Harari dalam bukunya yang

berjudul Sapiens, menerangkan bahwa revolusi pertanian muncul sekitar 12.000 tahun

yang lalu.

Budaya agraris seperti budaya bertani menjadi salah satu contoh yang kegiatan

ekonomi tradisional. Oleh karenanya, kegiatan ekonomi tradisional bisa dikatakan

dimulai sejak sistem pemenuhan kebutuhan didasarkan pada mata pencaharian agraris

(bertani). Sistem ini bertahan sangat lama sekali, bahkan dalam episode sejarah

menimbulkan apa yang kita kenal dengan sistem feodalisme dimana tuan tanah menjadi

penguasa dominan.

Walaupun sudah memasuki era modern, sistem ekonomi tradisional bertani ini masih

banyak dilakukan di seluruh dunia, terutama di tempat-tempat dengan budaya bertani

yang kuat seperti Indonesia.


Tradisi Ngahuma sebagai
bentuk ekonomi tradisional
TRADISI NGAHUMA
Tradisi Ngahuma merupakan salah satu contoh

kegiatan ekonomi tradisional yang masih berlangsung

hingga saat ini. Tradisi Ngahuma berasal dari

Masyarakat Suku Baduy di Banten, dan telah

berlangsung sejak cukup lama, tepatnya setelah

peralihan dari masa berburu menjadi bercocok tanam.

Ngahuma berasal dari kata Huma yaitu ladang dan

Ngahuma memiliki arti berladang.


CIRI TRADISI NGAHUMA
Masyarakat Baduy masih memegang teguh Tradisi

Ngahuma karena berdasarkan pada hukum adat mereka

yang tidak memperbolehkan mengubah struktur tanah.

Ngahuma juga menjadi kewajiban bagi seluruh

Masyarakat Baduy untuk menggarap ladang mereka

dengan ditanami padi. Melalui Tradisi Ngahuma

Masyarakat Baduy mampu untuk memenuhi kebutuhan

padi mereka khususnya bagi Masyarakat Baduy Dalam

karena mereka dilarang untuk berdagang.


CARA TRADISI NGAHUMA
Proses penanaman padi di lahan huma biasanya diikuti
dengan upacara adat agar lahan huma yang mereka tanami
tidak mengalami gangguan atau serangan hama. Melalui
Tradisi Ngahuma kebutuhan pangan Masyarakat Baduy
dapat terpenuhi karena setiap keluarga memiliki satu
lumbung padi dan sebagian lainnya ada pula yang memiliki
dua lumbung atau lebih. Padi yang tersimpan di lumbung
mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah
tangga mereka. Panen dengan sistem Ngahuma dilakukan
satu kali dalam setahun karena sistem ladang mereka adalah
tadah hujan. Beras dari Ngahuma tidak seluruhnya
dikonsumsi oleh Masyarakat Baduy, sebagian digunakan
untuk kebutuhan upacara adat dan sebagian lainnya
biasanya dijual oleh Masyarakat Baduy Luar.
Kebudayaan Baduy
Pakaian dan penampilan

Masyarakat Baduy Dalam biasanya membawa golok di pinggang mereka


saat melakukan perjalanan, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Pakaian yang mereka kenakan sederhana, tanpa motif, terdiri dari kain
hitam atau putih yang dililit pada pinggang sampai sepanjang lutut, serta
memakai ikat kepala berwarna putih.
Masyarakat Baduy Luar memiliki kebebasan untuk memakai pakaian
dengan warna selain hitam dan putih. Wanita Baduy Luar mengenakan
baju lengan panjang berwarna biru gelap dengan gaya mirip kebaya,
serta mengenakan kain batik lilit khas Baduy sebagai bawahan. Namun,
pria Baduy Luar umumnya tetap menggunakan pakaian berwarna hitam.
Eksistensi ekonomi tradisional di
tengah modernisasi

Sistem ekonomi tradisional masih dipakai di beberapa daerah,


walaupun telah mengalami perubahan dan adaptasi. Meskipun
sistem ekonomi yang lebih maju dan terstruktur seperti
ekonomi pasar atau ekonomi campuran mendominasi sebagian
besar dunia, beberapa komunitas masih mempertahankan
praktik ekonomi tradisional. Eksistensi sistem ekonomi
tradisional dapat dilihat dalam berbagai bentuk, termasuk:
Eksistensi ekonomi tradisional di
tengah modernisasi

Pertanian Subsisten: Di beberapa daerah pedesaan di negara-


negara berkembang, sistem ekonomi yang didasarkan pada
pertanian subsisten masih sangat relevan. Petani biasanya
menggunakan teknologi sederhana dan praktik turun-temurun
untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan keluarga
mereka.
Perdagangan Barter: Meskipun perdagangan uang tunai telah
menjadi norma di sebagian besar dunia, praktik barter masih ada
di beberapa komunitas di mana barang-barang dan jasa ditukar
satu sama lain tanpa menggunakan mata uang.
Eksistensi ekonomi tradisional di tengah
modernisasi

Pembagian Kerja Tradisional: Dalam beberapa masyarakat tradisional,


pembagian kerja berdasarkan pada tradisi, agama, atau adat istiadat
masih berlaku. Misalnya, dalam suku-suku tertentu, pekerjaan tertentu
seperti pembuatan kerajinan tangan atau peran dalam upacara
keagamaan mungkin ditentukan oleh garis keturunan atau status sosial.
Ekonomi Berbasis Komunitas: Beberapa komunitas modern telah
mengadopsi model ekonomi berbasis komunitas di mana pertukaran
barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan dan keterlibatan aktif
dalam komunitas tersebut. Praktik seperti pertukaran barang atau
layanan tanpa menggunakan uang tunai atau perdagangan lokal
didorong
Dampak kegiatan ekonomi tradisional (dalam studi kasus ngahuma)
bagi masyarakat
Kemandirian Pangan:
Ngahuma memungkinkan masyarakat Baduy untuk
memproduksi pangan sendiri. Mereka menanam padi, jagung,
dan tanaman lainnya di ladang dengan pola tanam tumpang
sari.
Dengan mengandalkan hasil ngahuma, mereka dapat
memenuhi kebutuhan pangan keluarga tanpa tergantung
pada pasokan dari luar
Pertukaran dan Perdagangan:
Meskipun ngahuma menjadi fokus utama, masyarakat Baduy
juga terlibat dalam perdagangan di luar wilayah Baduy.
Mereka menukar hasil pertanian dengan barang-barang dari
luar, seperti garam, kain, dan alat-alat rumah tangga.
Dampak kegiatan ekonomi tradisional (dalam studi kasus ngahuma)
bagi masyarakat
Kesejahteraan Keluarga:
Ngahuma membantu memperkuat cadangan
pangan keluarga. Dengan hasil panen yang cukup,
mereka dapat mengatasi masa paceklik atau
bencana alam.
Kesejahteraan keluarga terjaga karena mereka
dapat memenuhi kebutuhan dasar.
Pengaruh Modernisasi:
Meskipun mempertahankan tradisi, masyarakat
Baduy juga menghadapi pengaruh modernisasi dari
luar.
Perubahan sosial dan teknologi dapat
mempengaruhi cara mereka berladang dan
berinteraksi dengan dunia luar.
Dampak kegiatan ekonomi tradisional (dalam studi kasus ngahuma)
bagi masyarakat
Keterbatasan Lahan dan Perubahan Pola Hidup:
Lahan pertanian tradisional Baduy terbatas, dan jumlah penduduk terus
bertambah.
Pola hidup mereka mengalami perubahan karena faktor internal
(pertambahan penduduk) dan eksternal (lingkungan alam dan
pengaruh dari luar).

.
Upaya Pelestarian Tradisi NGAHUMA

Selain itu terdapat solusi lain untuk menghadapi persoalan ini yaitu
dengan memperkecil luas tanah garapan ngahuma, solusi ini
biasanya dilakukan oleh warga Baduy Dalam karena mereka dilarang
untuk berladang diluar wilayah Baduy. Solusi yang terakhir adalah
bantuan dari pemerintah untuk menghibahkan lahan bagi
masyarakat Baduy untuk ngahuma.
Berbagai cara pasti akan ditempuh oleh masyarakat Suku Baduy
untuk mempertahankan tradisi ngahuma karena tradisi merupakan
salah satu hukum adat mereka dan telah berlangsung selama
berabad-abad.
Dampak Sosial-ekonomi dari NGAHUMA

Kemandirian Pangan:
1. Ngahuma memungkinkan masyarakat
Baduy untuk memproduksi pangan sendiri.
Mereka menanam padi, jagung, dan
tanaman lainnya di ladang dengan pola
tanam tumpang sari.
2. Dengan mengandalkan hasil ngahuma,
mereka dapat memenuhi kebutuhan
pangan keluarga tanpa tergantung pada
pasokan dari luar
Dampak Sosial-ekonomi dari NGAHUMA

Pertukaran dan Perdagangan:


Meskipun ngahuma menjadi
fokus utama, masyarakat Baduy
juga terlibat dalam perdagangan
di luar wilayah Baduy.
Mereka menukar hasil pertanian
dengan barang-barang dari
luar, seperti garam, kain, dan
alat-alat rumah tangga.
Dampak Sosial-ekonomi dari NGAHUMA

Kesejahteraan Keluarga:
Ngahuma membantu
memperkuat cadangan pangan
keluarga. Dengan hasil panen
yang cukup, mereka dapat
mengatasi masa paceklik atau
bencana alam.
Kesejahteraan keluarga terjaga
karena mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar.
Dampak Sosial-ekonomi dari NGAHUMA

Pengaruh Modernisasi:
Meskipun mempertahankan
tradisi, masyarakat Baduy juga
menghadapi pengaruh
modernisasi dari luar.
Perubahan sosial dan teknologi
dapat mempengaruhi cara
mereka berladang dan
berinteraksi dengan dunia luar.
Dampak Sosial-ekonomi dari NGAHUMA
Keterbatasan Lahan dan Perubahan Pola Hidup:
Lahan pertanian tradisional Baduy terbatas, dan jumlah penduduk
terus bertambah.
Pola hidup mereka mengalami perubahan karena faktor internal
(pertambahan penduduk) dan eksternal (lingkungan alam dan
pengaruh dari luar).
Meskipun masyarakat Baduy tetap mempertahankan tradisi ngahuma,
mereka juga harus beradaptasi dengan perubahan zaman dan
lingkungan.
Daftar Pustaka

Nanda, S. (2023). Pengertian Ilmu ekonomi menurut para ahli dan ruang lingkupnya.
Dikutip dari brainacademy.id https://www.brainacademy.id/blog/apa-itu-ilmu-ekonomi.
Diakses pada 25 April 2024.

Fikriansyah, I. (2023). Memahami Pengertian Ekonomi Beserta jenis dan fungsinya.


Dikutip dari detikedu.com https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6683975/memahami-pengertian-ekonomi-beserta-jenis-dan-fungsinya. Diakses pada 25
April 2024.

Skousen, Mark. (2019). Sejarah Pemikiran Ekonomi : Sang Maestro. Jakarta :


Prenadamedia Group.

Hadi, N. (2018). Paradigma Idiologi Sistem Ekonomi Dunia. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman, 17(1), 97-129.

Sumarsono, D. (2016). Sistem Perekonomian Negara-Negara Di Dunia. Jurnal Akuntansi


dan Pajak, 16(02).

Bhudianto, W. (2012). Sistem ekonomi kerakyatan dalam globalisasi perekonomian.


Jurnal Transformasi, 14(22), 1-9.
Daftar Pustaka
Sabat, O. (2021, October 25). Jenis-jenis Sistem Ekonomi: Ciri-ciri, Kelebihan, dan
Kelemahannya. Retrieved from Detik.com: Bintari, Risna. (2012). Sejarah
Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Baduy Pasca Pembentukan Provinsi
Banten Tahun 2000. Journal of Indonesian History, 1(1), 19-22.

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Erlangga.

Masykuroh, N. (2020). Perbandingan Sistem Ekonomi. Media Karya Publishing.

Putri, D. A. (2023, September 11). Sistem Ekonomi tradisional, Pengertian, Ciri-Ciri,


Dan Contohnya. Istilah Ekonomi Katadata.co.id.
https://katadata.co.id/ekonopedia/istilah-ekonomi/64fea3137d0b9/sistem-ekonomi-
tradisional-pengertian-ciri-ciri-dan-contohnya

Harari, Yuval Noah. (2022). Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.

Kurnia, A & Rochman, K. (2021). Dilema Suku Baduy: Antara Kewajiban Ngahuma
dan Keterbatasan Lahan Huma. Baduylogi: Pusat Study Baduy Banten, 8(2), 85-90.
Daftar Pustaka

Jamaludin. (2012). Makna Simbolik Huma (Ladang) Di Masyarakat Baduy. Mozaik


(Journal of Humanism), 11(1), 3-7.

Khomsan, A & Wigna, W. (2009). SOSIO-BUDAYA PANGAN SUKU BADUY. Jurnal Gizi
dan Pangan, 4(2), 63-71

Shaid, N. J. (2023). Apa yang Dimaksud dengan Sistem Ekonomi Tradisional?


Jakarta: Kompas.

Toni, A. (2013). Eksistensi Pasar Tradisional dalam Menghadapi Pasar Modern di Era
Modernisasi. El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama.

Verni, A. (2021). Mengenal Sistem Ekonomi Tradisional: Pengertian, Ciri-ciri,


Kelemahan, dan Kelebihan. Jakarta: Gramedia.

Dachlan, M. b. (2019). Kehidupan Ekonomi Masyarakat Baduy di Desa Kanekes


Banten. Journal Ilmiah Rinjani.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai