Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS AGUNAN ATAU JAMINAN

DISUSUN OLEH :
Kelompok : 12

1. Dara Septia 2040100109


2. Ceri Yulia Mora Nasution 2040100098
3. Ali Saqbani 2140100152

DOSEN PENGAMPU :
Imam Saleh Pulungan, S.E.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY PADANGSIDIMPUAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Dan penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Analisis Agunan Atau Jaminan”.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padangsidimpuan, 16 Mei 2023

Kelompok 4

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaminan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian pada
umumnya, karena pemberian pinjaman modal dari lembaga keuangan (baik bank maupun
bukan bank) mensyaratkan adanya suatu jaminan, yang harus dipenuhi para pencari
modal kalau ia ingin mendapatkan pinjaman atau tambahan modal (berupa kredit)
tersebut baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Kegiatan perekonomian terus berlangsung dimanapun dan oleh siapapun sebagai
pelaku usaha, baik pribadi, badan hukum privat atau publik, bahkan oleh gabungan orang
yang bukan badan hukum sekalipun. Dana atau uang yang dibutuhkan guna pelaksanaan
dan pengembangan usaha dapat diperoleh dengan cara pinjaman atau kredit melalui jasa
perbankan. Kegiatan pinjam meminjam uang merupakan kegiatan yang dilakukan sejak
lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.
Dalam kegiatan pinjam meminjam uang yang terjadi di masyarakat dapat dipastikan
bahwa umumnya sering dipersyaratkan adanya penyerahan jaminan utang oleh pihak
peminjam kepada pihak pemberi pinjaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian agunan/jaminan?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Dan Fungsi Agunan/Jaminan?
3. Apa dasar hukum agunan/jaminan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Agunan/Jaminan
2. Mengetahui Jenis-jenis dan Fungsi Agunan/Jaminan
3. Mengetahui dasar hukum agunan/jaminan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agunan/Jaminan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jaminan berasal dari jamin yang artinya
adalah menanggung. Jaminan adalah tanggungan atas pinjaman yang diterima atau
garansi atau janji seseorang untuk menanggung utang atau kewajiban tersebut tidak
terpenuhi.1
Agunan adalah jaminan tambahan yang di serahkan nasabah debitur kepada bank
dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan prinsip syariah. Agunan hanya
salah satu syarat yang diharuskan dalam pemberian fasilitas kredit selain bank juga harus
menilai watak, kemampuan, modal, dan prospek usaha dari nasabah debitur. Berarti
agunan bukan sesuatu yang harus atau mutlak disediakan debitur. Namun agunan
merupakan “Benteng” terakhir dalam upaya pengembalian kredit apabila terjadi
kegagalan pembayaran kredit yang bersumber dari first way out. Oleh karena itu nilai
agunan sangat penting sebagi indikator pembayaran kembali kegagalan pembayaran
kredit.
Jaminan pembiayaan adalah hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan
oleh debitur kepada lembaga keuangan guna menjamin pelunasan utangnya apabila
pembiayaan yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang diperjanjikan dalam
perjanjian pembiayaan atau addendum-nya.2

B. Jenis-jenis Agunan/Jaminan
Dalam perkembangannya bank lebih banyak menerima jaminan kebendaan daripada
jaminan perorangan karena akan lebih mudah dieksekusi dalam pemenuhan kewajiban
apabila debitor wanprestasi. Jaminan dapat dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:
1. Jaminan Utama
Jaminan utama adalah barang-barang bergerak maupun tidak bergerak yang
dibiayai dengan pembiayaan atau merupakan objek pembiayaan. 2
2. Jaminan Tambahan
Jaminan tambahan adalah barang, surat berharga, atau garansi yang tidak
berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai, yang ditambahkan sebagai agunan

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 384
2
Veithzal Rifai, Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 663

3
apabila dalam penilaian pembiayaan/analisis pembiayaan, bank belum memperoleh
keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai
dengan yang diperjanjikan.

C. Dasar Hukum Agunan/Jaminan


Dasar hukum untuk jaminan dapat dilihat didalam Al-Qur’an yaitu: Al-Qur’an surah
Yusuf: 72 yang artinya: “Penyeru-penyeru itu berkata: “kami kehilangan piala raja, dan
siapa yang dapat mengembalikannya akan memeperoleh bahan makanan (seberat) beban
unta, dan aku menjamin terhadapnya”.3
Dalam pasal 127 kompilasi hukum ekonomi syariah, bahwa penjual dapat meminta
kepada pembeli untuk menyediakan jaminan atas benda yang dijualnya pada akad
murabahah. Menggunakan agunan dalam hutang menurut AlQur’an tidak dengan
sendirinya tercela. Al-Qur’an memerintahkan muslim untuk menulis kewajiban mereka,
dan jika perlu menggunakan agunan untuk hutang.

D. Fungsi Agunan/Jaminan
Agunan/aminan memiliki fungsi antara lain:
1. Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai usahanya
sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan
diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah atau sekurangkurangnya kemungkinan
untuk berbuat demikian dapat diperkecil.
2. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya, khususnya
mengenai oembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar
debitur dan pihak ketiga yang ikut menjamin tidak kehilangan kekayaan yang telah
dijaminkan kepada bank.
3. Memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak lembaga keuangan bahwa
kreditnya akan tetap kembali dengan cara mengeksekusi jaminan kredit.
4. Memberikan hak dan kekuasaan kepada lembaga keuangan untuk mendapatkan
pelunasan dari agunan apabila debitur melakukan cidera janji, yaitu untuk
pengembalian dana yang telah dikeluarkan oleh debitur pada waktu yang telah
ditentukan.4

3
Al-Qur’an Surah Yusuf ayat 72.
4
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2003), hal. 286

4
Fungsi jaminan adalah memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk
mendapatkan pelunasan dari barang jaminan tersebut apabila debitor tidak dapat melunasi
hutangnya pada waktu yang disepakati dalam perjanjian.5 Jaminan dapat dikatakan
sebagai unsur pengaman logis kedua bagi bank dalam setiap pemberian pembiayaan. Hal
ini perlu diingat karena bagaimanapun baiknya analisis terhadap watak, kemampuan
permodalan, kondisi serta prospek usaha pemohon, apabila pembiayaan menjadi
bermasalah, sumber pembayaran terakhir yang diharapkan oleh bank adalah dari agunan.
Oleh karena itu, penilaian terhadap agunan wajib dilakukan sesuai penilaian prinsip
kehati-hatian dan menggambarkan objektivitas penilaian yang wajar atas agunan
pembiayaan yang dimaksud.

E. Dasar-dasar Penetapan Nilai Jaminan


Penilaian jaminan perlu dilakukan bank sebab hasil penilaian akan memberikan
informasi seberapa besar nilai jaminan tersebut dapat meng-cover plafon credit yang
diajukan debitur. Semakin besar nilai jaminan akan semakin besar kemungkinan applicant
memperoleh kredit dengan jumlah yang besar. Tentu saja setiap bank mempunyai
kebijakan perkreditan.6
Jaminan merupakan salah satu unsur dalam analisis pembiayaan. Oleh karena itu,
barang-barang yang diserahkan nasabah harus dinilai pada saat dilaksanakan analisis
pembiayaan dan harus berhati-hati dalam menilai barangbarang tersebut karena harga
yang dicantumkan oleh nasabah tidak selalu menunjukkan harga yang sesungguhnya
(harga pasar pada saat itu). Dengan kata lain, nasabah kadangkadang menaksir barang-
barang yang digunakannya diatas harga yang sesungguhnya. Penilaian yang terlalu tinggi
bisa berakibat lembaga keuangan berada pada posisi yang lemah. Jika likuidasi/penjualan
barang agunan tidak dapat dihindarkan, keadaan tersebut dapat membawa lembaga
keuangan pada kerugian. Karena hasil penjualan agunan biasanya akan lebih rendah dari
pada harga semula (pada saat diberikan) maupun harga pasar pada saat agunan akan
dijual sehingga tidak dapat menutupi kewajiban nasabah pada lembaga keuangan.
Penilaian jaminan adalah tanggung jawab pejabat pembiayaan (AO/account officer dan
CRO/credit recovery officer). Namun dalam rangka melaksanakan dual control, jika

5
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Bank, (Bandung: alfabeta, 2000), hal. 94
6
Taswan, Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi, (Yogyakarta: UPP STIM STIM
YKPN, 2006), hal. 230

5
dianggap perlu, maka dapat ditugaskan unit kerja lain (LO/loan officer) untuk ikut serta
menilai kewajaran nilai taksasi barang jaminan.
1. Dasar Penilaian Umum
Dasar-dasar penilaian umum yang dipakai adalah sebagai berikut:
a) Harga buku; aratinya harga beli dikurangi jumlah penghapusan yang pernah
dilakukan terhadap barang tersebut.
b) Harga pasar; artinya nilai dari barang-barang tersebut bila dijual pada saat
pelaksanaan penilaian/taksasi.
Informasi harga pasar dapat diperoleh, misalnya dengan cara:
a) Mengecek langsung kepada penjual/pemasok/penyalur.
b) Meminta faktur pembeli
c) Melalui media masa
d) Membandingkan dengan harga beli yang sama pada nasabah lain yang
sudah/sedang kita biayai.
e) Meminta keterangan harga tanah dari lurah, BPN, pemda setempat.
f) Menggunakan jasa-jasa pihak ketiga yang ahli (expert), seperti asuransi, dinas
perdagangan dan perindustrian, lembaga-lembaga/perusahaan penilai (appraisal
company).
g) Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang etrcantun dalam PBB.7

F. Pengikatan Jaminan
Pengikatan jaminan akan memberikan kenyamanan bagi pihak-pihak yang
bertransaksi. Pihak bank akan mendapat kepastian hukum, sedangkan pihak debitur wajib
memenuhi kewajibannya bila melakukan wanprestasi sesuai yang diperjanjikan.
Pengikatan jaminan terdiri dari :
1. Pengikatan notariil atau otentik
Pengikatan notariil atau sering disebut akte otentik yang bentuknya ditebtukan
oleh undang-undang dan dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang
berwenang untuk ditempat dimana akte dibuat. Akte otentik dibuat oleh notaris yaitu
pejabat hukum yang berwenang berdasarkan kitab undang-undang hukum perdata.
Akte otentik yang dibuat oleh notaris disebut akte notariil. Untuk pembuatan akte
notariil ini memeng lebih aman bagi bank sebab kepastian hukum lebih terjamin.

7
Veithzel Rifai, Op.Cit., hal. 666-667

6
2. Akte dibawah tangan
Akte ini dibuat sebagai bukti perjanjian antara bank dengan debitur dalam
memenuhi perjanjian prosedural pinjam meminjam uang dan pengakuan
hutangnya.akte ini dapat menjadi suatu bukti yang sempurna seperti akte otentik bagi
para penandatanganan serta ahli warisnya dan orang-orang yang mendapat hak
daripadanya. Akte di bawah tangan umumnya dilakukan untuk jaminan harta-harta
lancar dan harta bergerak. Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah
jaminan harus diikat pada sebuah perjanjian agar memiliki kekuatan secara hukum
dan legal formal.

G. Jenis-Jenis Agunan/Jaminan
Bank Bank melakukan evaluasi terhadap collateral, yaitu agunan dan sumber
keuangan lain yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber pengembalian kredit.
Evaluasi agunan dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan pemberian kredit.
Kecukupan nilai agunan didasarkan pada pertimbangan berikut:
1. Keyakinan bank bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya berdasarkan
kelayakan dan kemampuan keuangan debitur.
2. Agunan yang disyaratkan agar memperhatikan, antara lain struktur kredit, kompetisi,
jenis agunan, dan riwayat pembayaran
3. Agunan yang diserahkan debitur dipertimbangkan dapat mencukupi pelunasan
kewajiban debitur dalam hal debitur tidak mampu memenuhi kewajiban (sebagai
second way-out).

Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau agunan tambahan selain
dari objek yang dibiayai. Kriteria agunan kredit, antara lain.
1. Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan uang dan dapat dijadikan
uang.
2. Kepemilikan dapat dipindahtangankan dari pemilik semula kepada pihak lain
(marketable).
3. Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikat secara sempurna berdasarkan
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku sehingga bank memiliki hak yang
didahulukan (preferen) terhadap hasil likuidasi barang tersebut.

7
Berikut adalah beberapa jenis collateral/agunan yang dapat diterima bank:
1. Dalam melakukan analisis agunan berupa tanah, yang perlu diperhatikan adalah hak
atas tanah tersebut, seperti Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Pakai atas tanah Negara,
dan lain-lain, serta kepemilikan tanah tersebut.
2. Agunan berupa bangunan yang umumnya dapat diterima bank, berupa rumah tinggal,
rumah susun, pabrik, gudang, atau hotel. Dalam melakukan analisis agunan berupa
bangunan, yang perlu diperhatikan adalah beberapa hal, seperti Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), lokasi bangunan, luas bangunan, konstruksi bangunan, peruntukan
bangunan (rumah tinggal, pabrik, gudang, hotel), tingkat marketabilitas, keterikatan
dengan bank lain, dan status hukum (dalam kondisi sengketa/tidak).
3. Kendaraan Bermotor. Dalam melakukan analisis agunan berupa kendaraan bermotor,
yang perlu diperhatikan adalah umur teknis dan kepemilikankendaraan bermotor,
serta pengamanan tambahan berupa pemblokiran pada instansi yang berwenang.
4. Persediaan (inventory). Dalam melakukan analisis agunan berupa persediaan, yang
perlu diperhatikan adalah sistem perusahaan debitur dalam menentukan nilai
persediaan (FIFO, LIFO, average), jenis barang persediaan, kondisi persediaan, dan
tempat penyimpanan persediaan.
5. Piutang Dagang. Dalam melakukan analisis agunan berupa mesin pabrik, yang perlu
diperhatikan adalah umur teknis dari mesin tersebut.
6. Mesin-Mesin Pabrik. Dalam melakukan analisis agunan berupa mesin pabrik, yang
perlu diperhatikan adalah umur teknis dari mesin tersebut.
7. Corporate Guarantee dan/atau Personel Guarantee. Apabila akan menerima
corporate guarantee dan/atau personal guarantee maka bank harus melakukan evaluasi
terhadap kelayakan dan bonafiditas dari penjamin (guarantor) dan memastikan bahwa
perjanjian/akta guarantee telah ditandatangani oleh pihak yang berwenang.8

8
Pener, Memahami Bisnis Bank, (Jakarta: Penabulu Alliance, 2015), hal. 135-136

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agunan adalah jaminan tambahan yang di serahkan nasabah debitur kepada bank
dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan prinsip syariah. Agunan hanya
salah satu syarat yang diharuskan dalam pemberian fasilitas kredit selain bank juga harus
menilai watak, kemampuan, modal, dan prospek usaha dari nasabah debitur. Berarti
agunan bukan sesuatu yang harus atau mutlak disediakan debitur. Namun agunan
merupakan “Benteng” terakhir dalam upaya pengembalian kredit apabila terjadi
kegagalan pembayaran kredit yang bersumber dari first way out. Oleh karena itu nilai
agunan sangat penting sebagi indikator pembayaran kembali kegagalan pembayaran
kredit. Jaminan pembiayaan adalah hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang
diserahkan oleh debitur kepada lembaga keuangan guna menjamin pelunasan utangnya
apabila pembiayaan yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang
diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan atau addendum-nya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989)

Veithzal Rifai, Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008)

Al-Qur’an Surah Yusuf ayat 72

Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama, 2003)

Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Bank, (Bandung: alfabeta, 2000)

Taswan, Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi, (Yogyakarta: UPP STIM
STIM YKPN, 2006)

Pener, Memahami Bisnis Bank, (Jakarta: Penabulu Alliance, 2015)

10

Anda mungkin juga menyukai