Anda di halaman 1dari 44

Organisasi Perusahaan

Meizar Hanafi (22/495859/PPN/04862)


Richard Preben Hezer Hawu Lado (22/501976/PPN/04942)
Rizka Meylinda Widiasputri (22/500113/PPN/04893)
Taris Ibrahim (22/501650/PPN/04941)
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Masyhuri
Outline
Organisasi Perusahaan,
01 Studi Kasus

Koperasi & Kerjasama


02 Usaha, Studi Kasus
Materi : Organisasi Perusahaan

A. Pengertian Organisasi & Aspek Penting Organisasi


B. Pentingnya Organisasi dalam Manajemen
C. Pengertian Organisasi Perusahaan & Proses
Pengorganisasian
D. Bentuk-Bentuk Perusahaan
A. Pengertian Organisasi & Aspek Penting Organisasi

O Pengertian Organisasi

R Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama

G Aspek aspek penting dari definisi-definisi di atas adalah:

A • Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai

N • Adanya sistem kerja sama yang terstruktur dari sekelompok orang

I • Adanya pembagian kerja dan hubungan kerja antara sesama karyawan


S • Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan yang terintegrasi
A • Adanya keterikatan formal dan tata tertib yang harus ditaati
S • Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
I • Adanya unsur-unsur dan alat-alat organisasi

• Adanya penempatan orang-orang dan alat-alat organisasi


(James,2019)
B. Pentingnya Organisasi dalam Manajemen
Organisasi sangat penting dalam manajemen, karena:

• Organisasi adalah syarat utama adanya manajemen, tanpa organisasi manajemen itu
tidak akan ada

• Organisasi merupakan wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen dalam


mencapai tujuan

• Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam melakukan
tugas-tugasnya

• Organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai

(Barnard, Foltz, Yeager, & Brewer, 2021)


C. Pengertian Organisasi Perusahaan & Proses Pengorganisasian
O P Pengertian Organisasi
R E Organisasi perusahaan adalah suatu proses yang menjadi tempat orang-orang
G R berinteraksi untuk mencapai tujuan perusahaan
A U
N S
Proses Pengorganisasian Perusahaan
I A
Dalam perusahaan, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
S H
organisasi,membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
A A aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
S A perusahaann karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan,
I N dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Pengorganisasian Merupakan Bagian dari Siklus Manajemen

Pengorganisasian adalah suatu proses


penentuan, pengelompokan dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas, menyediakan, alat- alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut.

(Malayu,2019)
D. Bentuk-Bentuk Perusahaan

1. Perusahaan Perseorangan
2. Firma
3. Perseroan Komanditer(Commanditer Vennootschap)
4. Perseroan Terbatas
5. Yayasan
6. Koperasi
7. Perusahaan Yang Dikendalikan pemerintah

(Hapsila., 2020)
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih bentuk
perusahaan :

1. Jenis usaha yang akan dijalankan

2. Jumlah modal usaha dan kemungkinan untuk menambah modal

3. Rencana pembagian laba

4. Penentuan tanggung jawab

5. Jangka waktu berdirinya perusahaan

(Hapsila., 2020)
1. Perusahaan Perorangan
● perusahaan yang dikelola dan diawasi oleh satu orang. Modal perusahaan berasal dari
pemilik usaha itu sendiri, pemisahan modal perusahaan dari kekayaan pribadi pada bentuk
perusahaan ini tidak ada, artinya segala harta kekayaan pemilik menjadi tanggungan/
jaminan dari semua hutang perusahaan.

Ex : mendirikan usaha bengkel, toko kelontong

2. Firma
● Firma adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan
menggunakan nama bersama. (KUHD pasal 16) Dalam firma pemisahan kekayaan pribadi
dengan kekayaan perusahaan tidak ada, artinya semua anggota bertanggug jawab
sepenuhnya terhadap hutang-hutang perusahaan terhadap pihak lain, bila perusahaan
mengalami kerugian akan ditanggung bersama.

(Hapsila., 2020)
3. Perseroan Komanditer (Commanditer Vennootschap/ CV)
Perseroan komanditer adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang (sekutu) yang
menyerahkan dan mempercayakan uangnya untuk dipakai dalam persekutuan Sekutu pada
perseroan komanditer dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :
1. Sekutu Komplementer, adalah orang yang bersedia memimpin perusahaan dan
bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya
2. Sekutu Komanditer, adalah sekutu yang mempercayakan uangnya dan bertanggung jawab
terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut

4. Perseroan Terbatas (PT)


● Perseroan terbatas adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak serta kewajiban
sendiri yang terpisah dari kekayaan, hak serta kewajiban para pendiri maupun para
pemilik. Tanda keikutsertaan seseorang sebagai pemilik adalah saham yang dimilikinya.
Makin besar saham yang dimiliki, makin besar pula peran dan kedudukannya sebagai
pemilik perusahaan
(Hapsila., 2020)
5. Yayasan
● Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan Tujuan
pendirian yayasan adalah lebih memfokuskan pada usaha-usaha sosial

6. Koperasi
● Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang/seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

(Hapsila., 2020)
7. Perusahaan yang Dikendalikan Pemerintah
● Perusahaan yang dikuasai sepenuhnya atau sebahagian oleh negara, yang dikenal
dengan BUMN. BUMN adalah badan usaha berbentuk badan hukum, mempunyai
kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan negara.

● Bentuk perusahaan yang dikuasai pemerintah :

Perusahaan Daerah

Perusahaan Jawatan

Perusahaan Umum

Perusahaan Negara Persero

Perusahaan daerah adalah milik pemerintah daerah yang pengelolaan dan pengawasannya
dilakukan pemerintah daerah. Tujuan perusahaan ini adalah sebagai sumber pendapatan(Hapsila.,
atau 2020)
penghasilan untuk daerah Ex. PD. Aneka Usaha Daerah (Kendal), PD INHU, dll
STUDI KASUS
ORGANISASI PERUSAHAAN YANG DIKELOLA DENGAN BAIK
Koperasi Unit Desa TANI SUBUR

Desa Pangkalan Tiga, Kotawaringin


Barat (Kobar) Kalimantan Tengah.

Source :
Cerita KUD Tani Subur yang Sukses
Sejahterakan Petani Sawit
(nasionalisme.co)

KUD Tani Subur Menghidupkan


Perekonomian Desa Pangkalan Tiga | by
Muhammad Adli Pramana | Inobu |
Medium
PROFIL

Ketua : Sutiyana

Lokasi : Desa Pangkalan Tiga, Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah

Jenis
Perusahaan : Koperasi Unit Desa

Profil : Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Subur didirikan pada tahun 1984 yang pada awalnya
bertujuan, untuk melayani transmigran yang sudah tidak lagi menerima bantuan dari
pemerintah yang tidak dikelola secara profesional namun KUD Tani Subur kini telah
tumbuh menjadi koperasi bernilai milyaran Rupiah dengan berbagai macam aset.

(Suherman, 2017)
Sejarah Singkat
Pada akhir 2015, para petani sawit mandiri diajak mengikuti program sertifikasi sawit berkelanjutan
di bawah organisasinya (KUD). Mereka harus berada dalam satu kelompok karena hal itu
merupakan salah satu syarat untuk dapat ikut didalam sertifikasi sawit.

Tidak mudah mengajak petani ini. Pikiran yang ingin instan dan sulit mengubah kebiasaan jadi
kendala utama. Namun setelah melalui proses panjang akhirnya terkumpul 190 anggota dengan
total luas lahan mencapai 300 hektare (ha). Mereka pun diajarkan bagaimana bertani mengikuti
standar.

Sebagai ketua dari koperasi, Sutiyana harus didukung juga dengan manajemen koperasi yang baik
dan disadari apabila perkebunan sawit rakyat dikelola secara professional maka akan sangat
menguntungkan untuk petani. Maka dari itu sejak tahun 2016 KUD Tani Subur menjadi desa
dampingan Yayasan Inobu untuk program sertifikasi berkelanjutan. Perjalanan mencapai sawit
berkelanjutan ini tidaklah mudah dan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah
bagaimana membujuk petani swadaya kelapa sawit lainnya bahwa sawit berkelanjutan akan
banyak membawa manfaat bagi mereka.
(Suherman, 2017)
Kondisi Saat Ini
Sertifikat RSPO dan ISPO yang koperasi
dapatkan pada tahun 2017 merupakan sebuah
tanda bahwa KUD Tani Subur sudah
melaksanakan program sertifikasi berkelanjutan.
KUD Tani Subur saat ini telah mendapatkan
premium berupa dana dari sertifikat RSPO.

Hasilnya cukup signifikan karena mereka


mengalami kenaikan panen mencapai 50 persen
dan harga TBS selalu tinggi. Lahan tersebut bisa
mendapatkan Rp300 juta lebih. Setelah berhasil,
semua petani yang ada di desa dirangkul pada
tahun kedua. Terkumpul 1.420 ha lahan dan
menghasilkan total pendapatan kotor Rp2,2
Kantor KUD Tani Subur
miliar.
Kondisi Saat Ini
Sertifikat RSPO dan ISPO yang koperasi
dapatkan pada tahun 2017 merupakan sebuah
tanda bahwa KUD Tani Subur sudah
melaksanakan program sertifikasi berkelanjutan.
KUD Tani Subur saat ini telah mendapatkan
premium berupa dana dari sertifikat RSPO.

Selain itu, koperasi memperkaya manfaat dari


sertifikasi dengan mengembangkan beberapa
usaha lain yang berdampingan dan tumpang sari
dengan kelapa sawit, diantaranya adalah
peternakan sapi, perikanan, dan agrowisata.

Salah satu wahana di agrowisata yang dikembangkan oleh


KUD Tani Subur
Kondisi Saat Ini
Selain agrowisata koperasi juga memiliki peternakan
sapi yang terintegrasi dengan perkebunan sawit, dimana
limbah perkebunan kelapa sawit dijadikan pakan ternak
kemudian kotoran sapi digunakan kembali sebagai
pupuk perkebunan.

Pada awalnya peternakan ini memiliki 50 ekor sapi,


namun kini jumlah sapinya sudah mencapai 200 ekor.
Program ini juga membuka pelatihan pengelolaan
peternakan sapi bagi siapapun yang tertarik.
Peternakan Sapi yang dimiliki dan
dikembangkan oleh KUD Tani Subur

Aset KUD Tani Subur saat ini telah mencapai sekitar 15 milyar rupiah dan
mampu menyediakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat sekitar
KOPERASI DAN KERJA SAMA USAHA
Koperasi
Menurut UU No. 25 Tahun 1992,
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Atau

Secara umum,
Koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi sektor formal, selain Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang bersama-sama berperan penting dalam
mendorong pembangunan ekonomi. Pemberdayaan koperasi merupakan salah satu langkah
strategis untuk menumbuhkan tingkat pertumbuhan dan pembangunan nasional.
Tujuan dan Fungsi Koperasi
Tujuan
• Membangun dan mengembangkan Fungsi
potensi anggotanya guna meningkatkan • Memperbaiki kualitas hidup rakyat Indonesia
kesejahteraan sosial dan ekonomi • Menumbuhkan potensi dan kemampuan
• Memperkuat ketahanan ekonomi ekonomi anggota serta masyarakat demi
kerakyatan perbaikan kesejahteraan ekonomi dan sosial
• Meningkatkan kualitas SDM dan • Memperkuat perekonomian masyarakat
masyarakat secara aktif sebagai landasan ekonomi bangsa
• Menyediakan kebutuhan masyarakat • Mengembangkan ekonomi secara nasional
sesuai dengan asas kekeluargaan dan
• Memberikan bantuan modal dan demokrasi secara ekonomi.
membuka kesempatan untuk
mengembangkan usaha.
Kontribusi Koperasi dalam
Perekonomian Nasional

Berdasarkan data perkembangan koperasi pada tahun 2014 mencapai hingga


209.488 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 567.455 orang. Dengan
perkembangan tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi pada sektor
koperasi cukup besar dalam upaya mendorong perekonomian nasional.
Sehingga disimpulkan bahwa koperasi dapat menciptakan perekonomian
dalam negeri yang stabil melalui kemandirian ekonomi.

Namun,

Pada kenyataannya koperasi yang merupakan salah satu pelaku usaha


ekonomi di Indonesia hanya memberikan kontribusi yang tergolong kecil
setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh kurang efisiennya dari keberadaan
setiap koperasi di Indonesia sehingga dapat berakhir kegagalan koperasi.
Kriteria Koperasi

Tidak Efisien/Gagal
1. Pengelolaan yang tidak efisien
Efisien/Sukses 2. kekurangan permodalan, kurangnya
1. Efisiensi Operasional Usaha
komitmen pengurus dan anggota

2. Efisiensi Pengembangan 3. kurangnya kebersamaan dan kerja sama


4. kurangnya kepercayaan public
3. Efisiensi Pemenuhan Anggota 5. korupsi dan nepotisme
6. unsur legalitas yang cukup kompleks, dan
lainnya.

Alfred Hanel dalam Fatchurrochim Ghany (2005:105) Kamper (2012)


Peranan Pemerintah dalam
Membangun Koperasi
Untuk meminimalisir kegagalan koperasi dan miningkatkan keefesienan koperasi, maka
pemerintah melakukan Reformasi Total Koperasi.

Reformasi Total Koperasi telah berhasil


meningkatkan PDB koperasi terhadap PDB
nasional. PDB koperasi tahun 2014 mencapai
sebesar 1,71% dan meningkat menjadi 5,1% pada
tahun 2018.
Peranan Pemerintah dalam
Membangun Koperasi
REFORMASI TOTAL KOPERASI DIJABARKAN MELALUI 3 (TIGA) TAHAPAN, YAITU:

1. Tahap Reorientasi

Yaitu mengubah paradigma pemberdayaan koperasi kepada kualitas, bukan lagi pada kuantitas koperasi.

2. Tahap Rehabilitasi

Yaitu Pembuatan database koperasi berbasis Online Data System (ODS) di seluruh Indonesia sebagai dasar penyusunan program untuk
pembenahan koperasi.

3. Tahap Pengembangan

Yaitu meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh serta setara dengan badan
usaha lainnya melalui regulasi yang kondusif, perkuatan Sumber Daya Manusia (SDM), kelembagaan, pembiayaan, pemasaran dan kemajuan
teknologi.
Jenis-Jenis Koperasi di Indonesia
1. Koperasi Konsumsi, didirikan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari para anggotanya dengan harga yang
terjangkau.

2. Koperasi Produksi, koperasi ini bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang,
baik yang dilakukan oleh koperasi organisasi maupun orang-orang yang mampu menghasilkan suatu barangdan jasa-jasa.

3. Koperasi Kredit dan Simpan Pinjam, Koperasi kredit didirikan guna menolong anggota denagn meminjamkan uang
secara kredit dengan bunga ringan.

4. Koperasi Jasa, koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat
umum.
KERJA SAMA USAHA

• Moh. Jafar Hafsah menyebut Kerjasama sebagai


“kemitraan”, yang artinya adalah “ suatu strategi bisnis
yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka
waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama
dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan.

•H. Kusnadi mengartikan Kerjasama sebagai “dua orang


atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang
dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu
target atau tujuan tertentu.
Aspek Terkandung dalam Kerja Sama
Usaha Maksud dan Tujuan Kerja Sama

Dua orang atau lebih


Kesadaran dan saling
menguntungkan
Aktivitas (win win solution parthnersip)

Tujuan/Target Moh. Jafar Hafsah (2000)

Jangka waktu tertentu


Urutan Rangkaian Kerja
Sama

Memulai membangun hubungan dengan calon mitra

Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra atau bekerja sama

Mengembangkan strategi dan mengenal detail bisnis

Mengembangkan program

Memonitoring dan mengevaluasi perkembangan selama proses.


Aspek-Aspek Dalam Membangun Kerja Sama

1. Etika bisnis dalam kerja sama, meliputi :


• Karakter, integritas, dan kejujuran
• Kepercayaan
• Komunikasi yang terbuka
• Adil
• Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra

John L. Mariotti (1993)


2. Pedoman kerja sama yang efektif dan efisien.
1) Kesadaran diri
2) Memahami konsep persamaan dan perbedaan manusia
3) Adanya tujuan dan target yang jelas
4) Adanya ilmu dan teknologi yang relevan
5) Serius, santai, dan tidak tegang
6) Komunikasi yang baik
7) Dukungan yang menyeluruh
8) Adanya keterbukaan
9) Dapat meramalkan masa depan
10) Adanya kompetensi
11) Adanya keeratan semua pihak yang terlibat dalam kerja sama
Pemilihan rekan bisnis
yang tepat.

Hal penting Kenali calon rekan bisnis.

yang harus Lakukan


diperhatikan pendekatan-pendekatan di
luar bisnis.
dalam kerja
Minta penilaian dari orang
sama yang bisa dipercaya.

Adanya perjanjian yang


berkekuatan hukum.

Pietra Saroja (2004)


Mendorong
Mendorong
berbagai upaya
persaingan di dalam
individu agar dapat
pencapaian tujuan

Manfaat
bekerja lebih
dan peningkatan
produktif, efektif,
produktivitas
dan efisien.

Kerja Mendorong

Sama terciptanya
hubungan yang
harmonis antar
pihak terkait serta
Menciptakan praktik
yang sehat serta
meningkatkan
semangat kelompok
meningkatkan rasa
kesetiakawanan.

H. Kusnadi (2003)
Jenis-jenis Kerjasama

Joint Venture
• Suatu bisnis atau usaha yang dilakukan oleh dua atau lebih entitas bisnis
dalam periode waktu tertentu sesuai kesepakatan
Jenis-Jenis
Franchise dan Waralaba
Kemitraan
• Kerjasama yang pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi,
merek dagang, dan saluran distribusi, dan diberikan bimbingan mengenai
manajemen.
Sistem Peluang Usaha
• Pemegang suatu merek menjual merek kepada suatu pihak untuk
dioperasikan dan kemudian membagi sebagian keuntungannya untuk si
pemegang merek.
Sistem Perseroan atau Bagi Hasil
• Menanamkan modal pada suatu usaha. Kemudian dari modal yang mereka tanamkan,
mereka akan mendapatkan porsi atau persentase dari laba usaha tersebut.
Sistem Kartel
• Suatu hubungan adanya kerjasama atau kolusi antara beberapa kelompok produsen atau
perusahaan dalam hal melakukan produksi barang serta memasarkannya yang bertujuan
menetapkan harga, untuk membatasi penawaran dan persaingan
Kerjasama Konsinyasi
• Bentuk kerjasama penjualan yang dilakukan oleh pemilik barang/produk dengan penyalur
(toko). Dimana pemilik produk nanti menitipkan barangnya kepada penyalur untuk dijual
di tokonya. Untuk pembagian keuntungan, biasanya penyalur (pemilik toko) akan menjual
dengan nilai jual di atas harga yang telah ditetapkan oleh pemilik produk.
STUDI KASUS
(Koperasi dan Kerja
Sama Usaha)
❖ Judul : Wanprestasi dalam Perjanjian Kerja Sama Pembangunan dan Pengelolaan Kebun
Kelapa Sawit antara PT. Adimulia Palmo Lestari dengan Koperasi Unit Desa
(KUD) Lubuk Intan Desa Peninjauan, Kecamatan Marao Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari,
Jambi

❖ Penulis : Laila Ali

❖ Tahun : 2022

❖ Permasalahan :Wanprestasi antara PT Adimulia Palmo Lestari dengan KUD Lubuk Intan,
mengenai Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) ialah 50%:50% yang didapat dari nilai
Jual Tandan Buah Segar (TBS) dikurangi dengan semua biaya investasi, bunga
kredit dan biaya 8 operasional kebun. Pembagian SHU akan dilakukan pada saat
tanaman kelapa sawit memasuki umur 49 (empat puluh Sembilan) bulan, yaitu pada saat
tanaman menghasilkan tahun kedua (TM2).
Permasalahan

Kontrak perjanjian kerja sama antara PT Adimulia Palmo Lestari


dengan KUD Lubuk Intan yang berpola kemitraan menjelaskan bahwa
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) ialah 50%:50% yang didapat dari nilai
Jual Tandan Buah Segar (TBS) dikurangi dengan semua biaya investasi,
bunga kredit dan biaya 8 operasional kebun. Dalam pasal 14 angka 5
mengenai Pemasaran Hasil Panen dan Pembagian Hasil Usaha yang
menyatakan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) akan dilaksanakan pada
saat tanaman kelapa sawit memasuki umur 49 (empat puluh Sembilan)
bulan, yaitu pada saat tanaman menghasilkan tahun kedua (TM2). Namun,
dalam pelaksanaannya terdapat 300 hektar kebun kelapa sawit yang
ditanamani pada tahun tahun 2015 dan sudah melewati batas waktu yang
ditentukan yaitu 49 bulan belum dikeluarkan SHU nya oleh pihak
perusahaan. Dalam hal ini pihak PT Adimulia Palmo Lestari tidak
melakukan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama.
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian

1. Faktor penyebab terjadinya wanprestasi didalam perjanjian kerja sama


pembangunan dan pengelolaan kebun kelapa sawit antara PT.
Adimulia Palmo Lestari dengan KUD Lubuk Intan Desa Peninjauan
Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari, disebabkan oleh:
a) Penyerahan lahan yang tidak merata
b) Kurangnya pemeliharaan terhadap tanaman belum menghasilkan
c) Terserang hama babi hutan
d) Adanya tindakan yang tidak sesuai dengan perjanjian
Lanjutan Hasil Penelitian

2. Upaya penyelesaian wanprestari dalam pelaksanaan perjanjian kerja sama ini adalah:
a) Upaya yang dilakukan oleh pihak KUD Lubuk Intan yaitu telah mengirimi Somasi
kepada pihak PT. Adimulia Palmo Lestari sebanyak 3 kali sejak tahun 2020
hingga saat ini tahun 2022.
b) Upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan dalam mengatasi permasalahan
tersebut adalah:
• Melakukan pemetaan ulang pada setiap tempat yang telah ditanami
• Pengendalian hama Babi hutan
• Penyulaman
• Melakukan pemupukan secara berkala
• Penyelesaian sengketa dengan negosiasi yang dilakukan oleh pihak
perusahaan dan pihak KUD terkait pengeluaran SHU pada lahan tahun
2015 dalam rentang waktu bulan juni-agustus 2022.
Ali, L. (2022). Wanprestasi dalam Perjanjian Kerja Sama Pembangunan
dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit antara PT. Adimulia Palmo Lestari
dengan KUD Lubuk Intan Desa Peninjauan,Kecamatan Marao Sebo Ulu,
Kabupaten Batanghari. Jurnal Online Universitas Jambi, 1-78.

Andayani, S. A. (2017). Manajemen Agribisnis. Bandung: CV. Media


Cendikia Muslim.

Daftar Hutagaol, M. P., Purnamadewi, Y. L., Dahri, Wulandari, Y. P., & Inayah,
N. (2019). Bersama Koperasi Sentra agribisnis Rakyat (SAR)

Pustaka
Membangun Pertanian dan Kesejahteraan Petani. Bogor: CARE IPB.

Mulyadi, D. (2021). Faktor-Faktor Manajerial dalam Pengelolaan Usaha


Penggilingan Sapi. Media Sains Indonesia.

Cerita KUD Tani Subur yang Sukses Sejahterakan Petani Sawit -


Nasionalisme.co
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai