Anda di halaman 1dari 4

SYOK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit : 02 januari 2022
Halaman : 1/4

Alimin nostib, S.Kep,Ns,M.kes


UPT PUSKESMAS NIP: 19770202 199702 1 001
HERLANG

1. Pengertian Suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi


jaringan lokal atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia
sel dan disfungsi multipel organ
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk tata laksana kasus syok

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Herlang


No.......................tentang layanan klinis yang menjamin
kesinambungan layanan
4. Referensi Permenkes no.5 tahun 2014 tentang panduan praktik
klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer
5. Alat dan bahan 1. Alat Tulis Kantor
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Termometer
5. Timbangan
6. Alat Pengukuran Tinggi Badan
7. Jam
8. Cairan
6. Prosedur/ a. Perawat menerima rekam medis dari petugas
langkah- pendaftaran .
b. Perawat memanggil pasien sesuai nomor urut.
langkah
c. Perawat mencocokkan identitas pasien dengan
identitas dalam rekam medis pasien.
d. Perawat melakukan anamnesa penyakit ( keluhan
utama)
e. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign yang
diperlukan.
f. Dokter memanggil pasien ke meja periksa.
g. Dokter melakukan anamnesis terkait keluhan pasien,
didapatkan : pasien datang dengan lemas atau dapat
tidak sadarkan diri.
h. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, didapatkan:
1. Hipotensi dan penyempitan tekanan denyutan
(adalah tanda hilangnya cairan yang berat dan
syok).
2. Hiperthermia, normothermia, atau hipothermia
dapat terjadi pada syok. Hipothermia adalah
tanda dari hipovolemia berat dan syok septik.
3. Detak jantung naik, frekuensi nafas naik,
kesadaran turun.
4. Produksi urine turun. Produksi urine merupakan
penunjuk awal hipovolemia dan respon ginjal
terhadap syok.
5. Gambaran klinis syok kardiogenik tampak sama
dengan gejala klinis syok hipovolemik, ditambah
dengan adanya disritmia, bising jantung, gallop.
6. Gejala klinis syok septik tak dapat dilepaskan
dari keadaan sepsis sendiri berupa sindroma
reaksi inflamasi sistemik (sirs) dimana terdapat
dua gejala atau lebih:
 Temperatur >380c atau <360c.
 Heart rate >90x/mnt.
 Frekuensi nafas >20x/mn atau paco2< 4,3
kpa.
 Leukosit >12.000 sel/mm atau <
4000sel/mm atau >10% bentuk imatur.
7. Efek klinis syok anafilaktik mengenai sistem
pernafasan dan sistem sirkulasi, yaitu terjadi
edem hipofaring dan laring, konstriksi bronkus
dan bronkiolus, disertai hipersekresi mukus,
dimana semua keadaan ini menyebabkan spasme
dan obstruksi jalan nafas akut.
8. Syok neurogenik ditandai dengan hipotensi
disertai bradikardi. Gangguan neurologis:
paralisis flasid, refleks extremitas hilang dan
priapismus.
9. Syok obstruktif, tampak hampir sama dengan
syok kardiogenik dan hipovolemik. Gejala klinis
juga tergantung etiologi penyebabnya, yang
sering terjadi adalah tromboemboli paru,
tamponade jantung, obstruksi arterioventrikuler,
tension pneumothorax. Gejala ini akan berlanjut
sebagai tanda-tanda akut kor pulmonal dan
payah jantung kanan: pulsasi vena jugularis,
gallop, bising pulmonal, aritmia. Karakteristik
manifestasi klinis tamponade jantung: suara
jantung menjauh, pulsus altemans, jvp selama
inspirasi. Sedangkan emboli pulmonal: disritmia
jantung, gagal jantung kongesti.
i. Dokter menegakkan diagnosa dan atau differential
diagnosis berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan laboratorium.
j. Dokter dapat memberikan tindakan medis kepada
pasien,bila ada indikasi.
k. Dokter memberikan terapi, yaitu
 Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi
adalah kunci pencegahan disfungsi organ-multipel
dan kematian.
 pada semua bentuk syok, manajemen jalan nafas
dan pernafasan untuk memastikan oksigenasi
pasien baik, kemudian restorasi cepat dengan infus
cairan.
 Pilihan pertama adalah kristaloid (ringer
laktat/ringer asetat) disusul darah pada syok
perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan
cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki
keadaan asidosis.
 Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan
penegakan diagnosis etiologi. Diagnosis awal etiologi
syok adalah esensial, kemudian terapi selanjutnya
tergantung etiologinya.
 Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan
cricothyroidotomy atau tracheostomy dapat
dilakukan hanya untuk life saving oleh dokter yang
kompeten.
 Syok hipovolemik:
 Infus cepat kristaloid untuk ekspansi volume
intravaskuler melalui kanula vena besar (dapat
lebih satu tempat) atau melalui vena sentral.
 Pada perdarahan maka dapat diberikan 3-4 kali
dari jumlah perdarahan. Setelah pemberian 3
liter disusul dengan transfusi darah. Secara
bersamaan sumber perdarahan harus dikontrol.
 Resusitasi tidak komplit sampai serum laktat
kembali normal. Pasien syok hipovolemik berat
dengan resusitasi cairan akan terjadi
penumpukan cairan di rongga ketiga.
 Vasokonstriksi jarang diperlukan pada syok
hipovolemik murni.
l. Dokter mendokumentasikan dalam rekam medis
semua hasil pemeriksaan diagnosa, tindakan dan
terapi i rujukan yang telah dilakukan.
7. Bagan alir Perawat mencocokan
Perawat memanggil identitas pasien dengan
Perawat menerima pasien sesuai dengan
rekam medis dari rekam medik
nomor urut
petugas pendaftaran

Dokter Perawat melakukan Perawat melakukan


melakukan Dokter memanggil
pemeriksaan vital anamnesa pasien
anamnesis pasien ke meja
pemeriksaan sign
terhadap keluhan
pasien

Dokter Dokter Dokter Dokter


melakukan menegaakkan melakukan memberikan terapi
pemeriksaan fisik diagnosa tindakan medis
sesuai indikasi
pasien

Dokter
mendokumentasik
an ke dalam
rekam medis hasil
pemeriksaan

8. Hal yang perlu


diperhatikan

9. Unit Terkait Unit bpu, Unit bp lansia, Mtbs

10. Dokumen 1. Rekam Medis.


terkait
2. Formulir Pengkajian Asuhan Keperawatan
11. Rekaman No Yang di Isi Tgl. Mulai di berlakukan
Historis rubah Perubahan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai