PROPOSAL SKRIPSI
HILMATUN NI’MAH
NIM. 190720204720100002
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
HILMATUN NI’MAH
NIM. 190720204720100002
diajukan Kepada:
Program Studi Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Sains dan Teknologi Annuqayah
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Sains (S. Si)
i
ANALISIS KANDUNGAN KADAR SENYAWA FLAVONOID PADA
KOMBINASI DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DAN DAUN SIRSAK
(Annona muricata L.) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
HILMATUN NI’MAH
NIM. 190720204720100002
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Mahrus Ali, M. Si
NIDN. 0725069002
ii
ANALISIS KANDUNGAN KADAR SENYAWA FLAVONOID PADA
KOMBINASI DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.) DAN DAUN SIRSAK
(Annona muricata L.) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
HILMATUN NI’MAH
NIM. 190720204720100002
telah dipertahankan
di depan Dewan Penguji Proposal Skripsi dan dinyatakan diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S. Si) tanggal :
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Mahrus Ali, M. Si
NIDN. 0725069002
iii
DAFTAR ISI
iv
3.4.4. Analisis Senyawa Flavonoid dengan Spektrofotometer UV-Vis .............. 20
3.5 Analisis Data ................................................................................................... 21
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
radikal bebas yang menyerang tubuh dapat menjadi perantara awal terjadinya
kerusakan di dalam tubuh (Sopiah et al., 2019). Penyakit yang sering dihubungkan
sclerosis), katarak, dan berbagai jenis kanker lainnya. Menurut (Berawi &
bebas dengan antioksidan, di mana jumlah radikal bebas lebih besar daripada
jumlah antioksidan. Selain itu, sinar UV, asap rokok, dan polutan juga dapat
menyebabkan adanya radikal bebas. Radikal bebas ini dapat dicegah melalui
yang berpotensi memiliki senyawa antioksidan adalah daun beluntas dan daun
sirsak (Harningsih & Wimpy, 2018; Yulia & Ranova, 2019; Rudiana &
Indriatmoko, 2021).
1
2
Daun beluntas (Pluchea indica L.) oleh sebagian masyarakat hanya dikenal
sebagai obat tradisional pada berbagai masalah kesehatan seperti diare, bau badan,
reumatik, peluruh demam, mengatasi keputihan dan haid yang tidak teratur, kurang
nafsu makan, gangguan pencernaan pada anak, antibakteri, nyeri tulang dan sakit
pinggang, serta anti-inflamasi (Wanita, 2018; Donowarti & Fidhiani, 2020). Tidak
berbeda jauh dengan daun beluntas, daun sirsak (Annona muricata L.) juga
sakit pinggang dan bisul, serta diabetes (Adri dkk, 2013; Wicaksono & Ulfah,
2017).
(Widyawati et al., 2018). Sedangkan kandungan senyawa pada daun sirsak antara
lain terpenoid/steroid, fenolik, flavonoid, tannin, alkaloid, dan kumarin (Adri dkk,
sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat dengan nilai IC50 antara 50-
100 ppm, sedang dengan nilai IC50 antara 101-150 ppm, dan lemah dengan nilai
3
IC50 lebih besar dari 150 ppm (Fidrianny et al, 2014). Hasil penelitian Asbanu dkk
(2019) menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan metanol daun sirsak memiliki
nilai IC50 masing-masing sebesar 56,894 dan 24,895 ppm. Sedangkan ekstrak etanol
daun beluntas mempunyai nilai IC50 sebesar 37,25 ppm (Wanita, 2018), dan ekstrak
etanol daun beluntas serta daun sirsak dengan nilai IC50 masing-masing sebesar
bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan dengan kandungan fitokimia yang hampir
Kombinasi dari dua atau lebih tumbuhan dengan kandungan antioksidan yang
dan daun sirsak dengan nilai IC50 sebesar 6,9126 ppm, ekstrak etanol daun sirsak
dan daun jambu biji memiliki nilai IC50 sebesar 9,009 ppm, serta daun salam dan
daun kelor dengan nilai IC50 sebesar 28,55 ppm (Wicaksono & Ulfah, 2017;
Harningsih & Wimpy, 2018; Rudiana & Indriatmoko, 2021). Hasil penelitian
Hasanah (2022) menunjukkan bahwa nilai IC50 untuk ekstrak kombinasi daun
beluntas dan daun sirsak (1:1) sebesar 57,173 ppm, nilai IC50 ekstrak kombinasi
(1:2) sebesar 61,420 ppm, dan nilai IC50 ekstrak kombinasi (2:1) sebesar 50,628
ppm.
4
2018). Menurut Nur dkk (2019) senyawa fenolik atau flavonoid mempunyai
senyawa fenol, maka semakin besar pula aktivitas antioksidan yang dihasilkan.
kadar flavonoid total ekstrak etanol sirsak adalah sebesar 1,78 mg ekuivalen
flavonoid dari daun sirsak adalah 903.90 mg ekuivalen kuersetin/g sampel. Hal ini
dikarenakan perolehan total flavonoid dipengaruhi oleh adanya perlakuan suhu dan
Instrumen ini digunakan untuk menguji sejumlah cahaya yang diabsorpsi pada
setiap panjang gelombang di daerah yang tampak (Haeria & Andi, 2016).
5
Beluntas (Pluchea indica L.) dan Daun Sirsak (Annona muricata L.) Menggunakan
dalam kombinasi dua daun, yaitu daun beluntas dan daun sirsak.
spektrofotometer UV-Vis?
spektrofotmeter UV-Vis
kadar senyawa flavonoid dari kombinasi daun beluntas dan daun sirsak
1. Bahan utama yang digunakan yaitu daun beluntas dan daun sirsak
Indonesia yang sifatnya mudah tumbuh. Tumbuhan beluntas termasuk pada famili
aktivitas antioksidan baik dalam bentuk ekstrak maupun dalam bentuk seduhan
(Widyawati et al., 2012; Widyawati et al., 2018). Beluntas tumbuh secara tegak
dengan tinggi 2 meter atau lebih, memiliki cabang yang banyak, berusuk halus,
bulat telur, ujungnya melancip, tepi bergerigi, berkelenjar, berwarna hijau terang,
7
8
dan memiliki aroma harum ketika diremas. Akar beluntas termasuk pada akar
tunggang dan bercabang, perbanyakan pada beluntas dapat dilakukan dengan cara
pada perkebunan. Secara tradisional, daun beluntas dijadikan sebagai obat untuk
menghilangkan bau badan, penurun panas, batuk, diare, nyeri reumatik, dan sakit
pada pinggang. Air rebusan daun beluntas juga dapat digunakan sebagai
pengobatan untuk penyakit kulit. Tak jarang pula daun beluntas ditambahkan pada
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) berasal dari bahasa Belanda, yakni
zuurzak yang berarti kantong asam (Adri dkk, 2013). Sirsak merupakan tumbuhan
dengan berbagai macam manfaat bagi kesehatan baik daging buah, daun maupun
bijinya yang memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk pengobatan, antara
anti mikroba, antivirus, pengatur fotosintetis, dan pengatur tumbuh (Adri dkk, 2013).
Daun sirsak bermanfaat sebagai obat bisul, kejang, peluruh keringat, antikanker,
2.3 Ekstraksi
untuk memisahkan atau menarik komponen atau senyawa dari suatu sampel dengan
kemampuan atau daya larut analit dalam pelarut tertentu. Dengan demikian, pelarut
yang digunakan harus mampu menarik komponen analit dari sampel secara
maksimal.
Ekstraksi padat cair atau leaching merupakan proses transfer secara difusi
analit dari sampel yang berwujud padat ke dalam pelarutnya. Ekstraksi dari sampel
padatan dilakukan apabila analit yang diinginkan dapat larut ke dalam pelarut.
Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi padat cair yang sering
digunakan karena paling sederhana. Proses ekstraksi dengan cara ini dapat
dilakukan dengan cara merendam sampel sehingga analit dapat larut dalam sampel.
secara berulang agar analit yang didapat terekstraksi secara sempurna. Hal ini dapat
ekstraksi dengan cara maserasi adalah alat dan cara yang digunakan sederhana,
dapat digunakan untuk analit baik tahan terhadap panas maupun yang tidak.
11
Proses pemilihan jenis pelarut menjadi suatu hal yang sangat penting untuk
dilakukan sebelum proses ekstraksi dimulai. Pelarut yang digunakan harus dapat
melarutkan zat yang diinginkan. Senyawa yang ada dalam tumbuhan dapat
dikategorikan dengan senyawa polar dan non polar sehingga pelarut yang dipilih
yaitu suatu senyawa akan mudah larut dalam pelarut yang memiliki tingkat
kepolaran yang sama, seperti senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar
dan senyawa polar akan larut dalam pelarut polar. Terdapat dua pemilihan dalam
memilih jenis pelarut, diantaranya pelarut yang digunakan harus mempunyai daya
larut yang tinggi dan juga tidak berbahaya atau tidak beracun (Guenther, 2006).
Pelarut etanol 96% merupakan senyawa polar yang mudah menguap sehingga
konsentrasi suatu pelarut, maka akan semakin besar pula kadar yang akan didapat.
Menurut Wicaksono & Ulfah (2017) ekstrak etanol daun sirsak dengan
Harningsih & Wimpy (2018) persen rendemen ektrak etanol daun sirsak. yang
dihasilkan sebesar 16%. Sedangkan penelitian Saraswati dkk (2021) rendemen dari
metabolisme dari molekul yang sederhana hingga molekul kompleks yang terjadi
pada makhluk hidup. Metabolit terdiri dari dua macam, yaitu metabolit primer dan
kandungan metabolit sekunder dari tumbuhan bagi manusia dapat digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu macam dari metabolit sekunder,
terdapat dalam tumbuhan. Senyawa flavonoid merupakan zat dengan warna merah,
ungu, dan biru, serta kuning pada tumbuhan. Flavonoid mempunyai pigmen
tumbuhan dengan warna kuning, kuning jeruk, dan merah pada buah, sayuran,
kacang, biji, batang, bunga, herba, rempah-rempah, produk pangan dan obat dari
tumbuhan (seperti minyak zaitun, teh, coklat, anggur merah, dan obat herbal),
mudah terurai pada temperatur yang tinggi, larut dalam air dan pelarut organik
Flavonoid mempunyai kerangka karbon yang terdiri dari dua cincin benzen
flavonoid diturunkan dari unit C6-C3 (fenilpropana) yang bersumber dari asam
shikimat dan unit C6 yang diturunkan dari jalur poliketida. Seperti yang ditunjukkan
memiliki ciri khas, yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar berpigmen kuning,
dapat larut dalam air dan pelarut organik, mudah terurai pada temperatur tinggi.
menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah UV-Vis. Sejumlah tanaman obat
sebab itu, flavonoid mempunyai efek yang baik bagi kesehatan (Mukhriani dkk,
utama untuk cincin aromatik, yaitu jalur shikimat dan jalur asetat-malonat. Cincin
A pada struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida karena terjadinya kondensasi
dari tiga unit asetat atau malonat. Sedangkan pada cincin B dan rantai propan
berasal dari jalur fenilpropanoid (jalur shikimat). Akibat dari adanya berbagai
perubahan, ketiga atom karbon dari rantai propan akan menghasilkan berbagai
gugus fungsi seperti ikatan rangkap dua, gugus hidroksil, gugus karbonil dan
sebagainya. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut: (Kristanti dkk, 2008).
2.5 Kuersetin
glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 60-75% dalam flavonoid dan juga
merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang dapat bereaksi dengan
karena kuersetin ini termasuk pada golongan flavonol yang mempunyai gugus keto
pada atom C-4 dan gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-5 yang bertetangga (Indra
proses oksidasi dari low density lipoproteins (LDL), yaitu dengan cara menangkap
radikal bebas dan menghelat ion logam transisi. Ketika kuersetin bereaksi dengan
radikal bebas, kuersetin akan mendonorkan protonnya dan menjadi senyawa yang
resonansi. Hal inilah yang menjadikan senyawa kuersetin radikal memiliki energi
yang sangat rendah untuk menjadi radikal yang reaktif (Sutir, 2012; Neldawati dkk,
2013).
16
pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang
tertentu (Sari & Hastuti, 2020). Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat atau
instrumen yang dipilih dan digunakan untuk mengukur kandungan kadar senyawa
flavonoid pada kombinasi daun beluntas dan daun sirsak. Pemilihan instrumen ini
berdasar pada adanya banyak keuntungan, diantaranya metode ini memberikan cara
sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil, lebih mudah,
pengerjaannya cepat, alatnya sederhana dan spesifik untuk analisis uji. Selain itu,
hasil dari analisis uji yang diperoleh cukup akurat, karena angka yang terbaca akan
langsung dicatat dalam bentuk angka digital maupun grafik yang sudah
diregresikan (Wahyuni dkk, 2018; Sari & Hastuti, 2020; Bangun dkk, 2021).
dan sinar tampak (Visible) mempunyai panjang gelombang antara 400-750 nm.
Nilai panjang gelombang yang digunakan pada uji flavonoid total ekstrak
daun sirsak adalah 436 nm dengan flavonoid total sebesar 7,3%. Sedangkan
penelitian Nur dkk (2019), penentuan absorbansi flavonoid total daun jati dilakukan
tumbuhan, meliputi daun beluntas (Pluchea indica L.) dan daun sirsak (Annona
spektrofotometer UV-Vis.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Juni. Penelitian
3.3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kertas label, blender,
tabung reaksi dan rak tabung reaksi, spatula, pipet tetes, gelas ukur, gelas
spektrofotometer UV-Vis.
3.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu daun beluntas, daun
sirsak, etanol 96%, aquades, larutan HCl, serbuk Mg, AlCl3, dan kalium
asetat.
18
19
menjadi serbuk.
masing 50 gr. Lalu ditambahkan etanol 96%, dimasukkan kedua daun yang
ditempat yang gelap agar dihasilkan maserat yang baik. Setelah itu, maserat
pengujian fitokimia.
dengan HCl pekat 2 tetes, dan ditambah sedikit serbuk Mg. Hasil akan
2019).
20
dalam labu ukur. Campuran tersebut diinkubasi pada suhu ruang selama 30
maksimum (nm).
20, 30, 40, dan 50 µg/ml. Sebanyak 0,5 ml kuersetin ditambahkan 2,8
aquades, 0,1 ml aluminium (III) klorida, dan 0,1 kalium asetat. Inkubasi
sirsak
sirsak
kurva kalibrasi kuersetin dan hasil tersebut dinyatakan dalam satuan mg dalam
ml.
DAFTAR PUSTAKA
Adri, D., Hersoelistyorini, W., & Suyanto, A. 2013. Aktivitas Antioksidan dan
Sifat Organoleptik Teh Daun Sirsak (Annona muricata Linn.)
Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan gizi. 4(1).
Bangun, P. P. A., Rahman, A. P., & Syaifiyatul, H. 2021. Analisis Kadar Total
Flavonoid Pada Daun dan Biji Pepaya (Carica papaya L.) Menggunakan
Metode Spektrofotometer UV-Vis. Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru
(JIFA). 2(1): 1-5.
Berawi, K. N., & Agverianti, T. 2017. Efek Aktivitas Fisik Pada Proses
Pembentukan Radikal Bebas Sebagai Faktor Risiko
Arterosklerosis. Jurnal Majority. 6(2): 86-91.
Haeria, H., & Andi, T. U. 2016. Penentuan Kadar Flavonoid Total Dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus spina-christi
L.). Journal of Pharmaceutical and Medicinal Science. 1(2): 57-61.
22
Indra, I., Nurmalasari, N., & Kusmiati, M. 2019. Fenolik Total, Kandungan
Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Mareme
(Glochidion arborescense Blume.). Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 6(3):
206-212.
Kristanti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., Kurniadi, B. 2008. Buku Ajar
Fitokimia. Cetakan pertama. Surabaya: Airlangga University Press.
Mentari, C. I., Sudarmi, S., & Harun, F. R. 2018. Pemeriksaan Flavonoid dan
Polifenol Serta Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak Kemasan
(Annona muricata Linn.) Dengan Metode DPPH. In Talenta Conference
Series: Tropical Medicine (TM). 1(1): 277-283.
Mukhriani, M., Nonci, F. Y., & Munawarah, S. 2015. Analisis Kadar Flavonoid
Total Pada Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Dengan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar. 3(2):
37-41.
Mustapa, M. A., Taupik, M., & Ramadhan, A. 2019. Analisis Kadar Flavanoid
Total Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis Dalam Kulit Buah Salak
(Salacca zalacca V.). Journal Syifa Sciences And Clinical Research
(JSSCR). 1(1): 21-27.
Nur, S., Sami, F. J., Awaluddin, A., & Afsari, M. I. A. 2019. Korelasi Antara
Kadar Total Flavonoid dan Fenolik Dari Ekstrak dan Fraksi Daun Jati
Putih (Gmelina arborea Roxb.) Terhadap Aktivitas Antioksidan. Jurnal
23
Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy)(e-Journal). 5(1): 33-
42.
Sari, A. K., & Ayuchecaria, N. (2017). Penetapan Kadar Fenolik Total dan
Flavonoid Total Ekstrak Beras Hitam (Oryza sativa L) dari Kalimantan
Selatan. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(2), 327-335.
Sari, D. K., & Hastuti, S. 2020. Analisis Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun
Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell. Arg) Dengan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. Indonesian Journal On Medical Science. 7(1).
Shobah, A. N., Noviyanto, F., & Kurnia, N. M. 2021. Kombinasi Ekstrak Daun
Kecombrang (Etlingera elatior) dan Daun Beluntas (Pluchea indica)
Sebagai Biolarvasida. Jurnal Kesehatan Perintis. 8(2): 100-109.
Sopiah, B., Muliasari, H., & Yuanita, E. 2019. Skrining Fitokimia dan Potensi
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Hijau dan Daun Merah
Kastuba. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 17(1): 27-33.
24
25
Wahyuni, W. T., Pitria, L. K. D., & Rahmat, A. 2018. Analisis Kadar Flavonoid
dan Antioksidan Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus), Rumput
Mutiara (Oldenlandia corymbosa), dan Sirsak (Annona muricata) Dengan
Teknik Spektrometri. Analit: Analytical and Environmental
Chemistry. 3(1).
Widyawati, Paini Sri, et al. 2012. Aktivitas Antioksidan Berbagai Fraksi Dan
Ekstrak Metanolik Daun Beluntas (Pluchea indica Less). Agritech. 32(3):
249-257.
Wismayani, L., Roni, A., & Minarsih, T. 2022. Penentuan Kadar Fenolik dan
Flavonoid Total Ekstrak Daun Renggak (Amomum dealbatum Roxb.) Dari
Berbagai Pelarut Secara Spektrofotometri UV-Vis. Indonesian Journal of
Pharmacy and Natural Product. 5(2): 142-151.
26
Yulia, M., & Ranova, R. 2019. Uji Aktivitas Antioksidan Teh Daun Sirsak
(Annona muricata Linn) Berdasarkan Teknik Pengolahan. Jurnal
Katalisator. 4(2): 84-90.
27
LAMPIRAN
50 gram sampel
Maserasi dengan
etanol 96%
Rotary
evaporator
Ekstrak pekat
etanol 96%
28
Lampiran 2. Uji reagent
2 ml ekstrak
pekat
Ditambahkan sedikit
bubuk Mg
Positif merah
29
Lampiran 3. Analisis spektrofotometer UV-Vis
1. Preparasi larutan
10 mg kuersetin
Dilarutkan dengan
etanol 96%
Sampel ekstrak
etanol 0,5 ml
AlCl3 0,1 ml
Aquades 2,8 ml
Inkubasi 30 menit
30
2. Analisis kadar flavonoid ekstrak tunggal daun beluntas dan sirsak
Sampel ekstrak
etanol 0,5 ml
AlCl3 0,1 ml
Aquades 2,8 ml
Inkubasi 30 menit
31
3. Analisis kadar flavonoid ekstrak kombinasi daun beluntas dan sirsak
Sampel ekstrak
etanol 0,5 ml
AlCl3 0,1 ml
Aquades 2,8 ml
Inkubasi 30 menit
32
Lampiran 4. Perhitungan
1. Pembuatan larutan induk
Secara umum, 1 ppm (part per million) berarti 1 bagian dari zat terlarut
untuk setiap 106 bagian larutan. Secara matematis, berdasarkan massa
maka:
𝜇𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑚𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑝𝑝𝑚 = =
𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑔 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Pada konsentrasi larutan yang sangat encer, konsentrasi larutan 1 ppm
sama dengan 1 µg zat terlarut per 1 ml larutan karena untuk pelarut air maka
massa 1 ml larutan sama dengan 1 g (densitas air 1 g ml-1). Dapat dilihat
pada perhitungan di bawah ini dengan konsentrasi 100 ppm:
100 gr 1 gr
=
1.000.000 ml 10.000 ml
34