*Corresponding author
Hesty Sulistyarini
Email : hesti.sulistyarini@gmail.com
135
Journal of Empowerment Community and Education, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2021 Nomor Halaman : 135 - 141
136
Pelestarian Hutan Berbasis Kearifan Lokal, Sulistyarini dan Sudaryono
keseimbangan alam akan mempengaruhi sikap purposive sampling, snowball sampling dan
alam terhadap manusia. Apabila kearifan lokal accidental sampling.
diterapkan dengan baik, maka alam akan
memberikan timbal balik yang baik bagi HASIL DAN PEMBAHASAN
kesejahteraan manusia (Magdalena, 2013;
Berdasarkan pengamatan yang telah
Pusat Penelitian dan Pengembangan
dilakukan, terdapat berbagai kegiatan yang
Kebudayaan, 2011; Sartini, 2014).
dilakukan di dalam cagar alam Donoloyo.
Keterkaitan antara kearifan lokal dalam
Kegiatan tersebut berupa kegiatan
masyarakat dengan kelestarian lingkungan
menunjukkan hubungan antara manusia
menarik beberapa penelitian, diantaranya oleh
dengan Tuhan, alam dan sesamanya. Kegiatan
Juniarti dkk (2016) yang menunjukkan bahwa
yang dilakukan di dalam hutan mengikuti aturan
terdapat 6 bentuk kearifan lokal yang masih
tidak tertulis yang telah disepakati masyarakat.
ditaati oleh masyarakat desa Tapang Semadak
Aturan tersebut tertuang dalam cerita Legenda
Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau
Donoloyo yang telah dikenal oleh masyarakat.
dalam menjaga kelestarian hutan adat Tawang
Herniti (2012) menyatakan bahwa
Panyai. Penelitan Ariyanto dkk (2014)
masyarakat jawa merupakan masyarakat yang
menunjukkan bahwa masyarakat desa Rano
agamis, namun dalam kehidupan sehari-
Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten
harinya masih mempercayai hal-hal yang
Donggala memegang teguh tradisi dalam
mistis. Hal-hal mistis dapat berupa
pembukaan ladang maupun penebangan
kepercayaan terhadap roh maupun fenomena
pohon sehingga hutan tetap lestari. Astuty dan
spiritual lainnya yang tidak terjangkau akal
Hizbaron (2017) menemukan bahwa kearifan
manusia biasa. Masyarakat sekitar cagar alam
lokal masyarakat desa Beji Kecamatan Ngawen
Donoloyo yang merupakan bagian dari
Kabupaten Gunung Kidul berperan dalam
masyarakat jawa, memiliki kepercayaan
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
terhadap hal mistis. Masyarakat mempercayai
menjaga kelestarian hutan dan mata air.
mitos yang terdapat dalam Legenda Donoloyo
Sedangkan penelitian Mardhiah dkk (2018)
yang mana apabila masyarakat mengambil
menunjukkan bahwa kearifan lokal mengatur
kayu dari dalam cagar alam Donoloyo maka
tentang pengelolaan hutan oleh masyarakat,
akan mendatangkan musibah. Sebagai
kelembagaan, serta anjuran dan pantangan
masyarakat yang telah hidup berdampingan
dalam pemanfaatan hutan sehingga kelestarian
dengan hutan, Legenda Donoloyo telah
hutan tetap terjaga. Terkait kondisi cagar alam
didengar sejak lama dan berasal dari cerita
Donoloyo, perlu dilakukan penelitian untuk
bertutur dari nenek moyang. Sampai saat ini,
menemukan konsep kearifan lokal dalam
masyarakat masih mempercayai legenda
masyarakat yang menyebabkan cagar alam
tersebut yang dibuktikan dengan keengganan
Donoloyo tetap lestari.
masyarakat untuk mengambil kayu di hutan.
Masyarakat percaya bahwa apabila mereka
METODE
mengambil bahkan menebang kayu di hutan,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini maka akan menyebabkan datangnya musibah.
adalah induktif kualitatif dengan paradigma Mitos ini terkait dengan ajaran dan pantangan
fenomenologi. Pendekatan penelitian ini adalah yang diwariskan oleh Ki Ageng Donoloyo.
mengungkapkan makna dan penyebab dibalik “Limang bab sing penting dieling-eling, Ki
sesuatu yang nampak secara menyeluruh Ageng Donoloyo duwe penjaluk sing disuwunke
melalui pengamatan maupun wawancara neng Gusti Allah lewat Sunan Giri sakdurunge
mendalam dan berulang (Moleong, 2019; Jati Cempurung ditegor. Nomor siji kiwo tengen
Sugiyono, 2013). Data yang digunakan adalah Alas Donoloyo boten kenging pageblug. Nomor
data primer dengan melakukan wawancara loro ojo nganti larang sandang pangan. Terus
mendalam, observasi dan dokumentasi. ojo dinggo ajang perang. Terus nomor papat ojo
Sampel wawancara ditentukan dengan metode enten loro wabah penyakit sing mbebayani.
Keri dewe antarane lor dalan kidul dalan, sot
137
Journal of Empowerment Community and Education, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2021 Nomor Halaman : 135 - 141
sotan, hubungane karo Ki Ageng Meleng karo Ki Ageng Donoloyo masih membersamai
Ki Ageng Donoloyo, ibarate nek beto godong ko kehidupan masyarakat dan berperan dalam
kidul dalan digowo ngalor iso dadi musibah dadi melindungi serta menolong masyarakat saat
pantangan. Siji meneh hubungane karo bab terjadi musibah. Hal tersebut membawa
omah-omah, wong kidul dalan ra entuk rabi persepsi masyarakat bahwa Ki Ageng
karo wong lor dalan”. (Onrap, 2020) Donoloyo adalah sosok pelindung warga
Pantangan dan ajaran dalam Legenda sekitar sehingga ritual nyadran dilakukan
Donoloyo dipegang teguh oleh masyarakat dan sebagai sarana untuk berterimakasih dan
menyebabkan cagar alam Donoloyo terhindar memohon keselamatan. Jati Cempurung
dari kerusakan. Hal tersebut sesuai dengan adalah kayu jati kesayangan Ki Ageng
penuturan salah satu informan yang Donoloyo yang digunakan untuk membangun
menyatakan saat terjadi penjarahan hutan Masjid Agung Demak. Masyarakat
besar-besaran, cagar alam Donoloyo tetap menganggap tunggak jati akan menjadi
terjaga. perantara doanya sehingga bisa dikabulkan,
“Dulu itu pernah, pas jaman nggolingnya Pak karena peran jati cempurung yang besar dalam
Harto, yang tahun 1998 itu, kan di hutan sana pembangunan masjid. Masyarakat
banyak warga desa yang njarah pohon. Pohon- menganggap tunggak jati cempurung akan
pohon jati, pinus yang dihutan itu ditebangi. memberikan tuah kepada pemohon berkah.
Yang melakukan ya warga sekitar hutan itu. Lha Masyarakat mempercayai bahwa apabila
kok ngopo alas Donoloyo itu aman, ga ada yang memohon sesuatu di punden maka akan
mau ngambil kayunya, padahal kalau dilihat dikabulkan.
kayu jati Donoloyo itu besar-besar dan bagus, Ajaran kearifan lokal dalam menjaga
kalau dijual bisa puluhan juta. Lha kok ngopo kelestarian hutan terkait dengan Legenda
ora dijarah? Iya to? Lak itu mesti orang sana Donoloyo, yang kemudian mempengaruhi pola
masih pada takut sama cerita yang beredar to. pikir masyarakat setempat. Legenda Donoloyo
Takut kalau ngambil jati Donoloyo nanti bakal yang dipercayai oleh masyarakat setempat
kena celaka.” (Nuk, 2020) merupakan nilai-nilai lokal yang ditaati
Masyarakat sekitar hutan merupakan bersama. Nilai yang terkandung di dalam
masyarakat desa yang memiliki bentuk legenda Donoloyo adalah nilai untuk
komunal. Masyarakat komunal menjunjung melestarikan hutan agar hutan dapat
tinggi kepentingan bersama di atas memberikan manfaat dan ketenteraman bagi
kepentingan pribadi dan mempunyai rasa masyarakat sekitar.
toleransi yang tinggi. Bentuk masyarakat Legenda Donoloyo memiliki keterkaitan
komunal ditemukan pada kegiatan nyadran dengan hutan jati yang dikeramatkan dan
yang dilakukan oleh masyarakat di cagar alam tradisi nyadran sebagai perwujudan rasa
Donoloyo. Nyadran merupakan suatu ritual syukur kepada Tuhan. Hutan jati Donoloyo
yang sarat akan nilai-nilai sosial dan telah dikeramatkan oleh masyarakat dan pohon
keagamaan. Nyadran di Donoloyo berbeda jati yang tumbuh di dalamnya dianggap
dengan nyadran yang umum dilakukan di bertuah. Oleh karena itu, masyarakat tidak
daerah lain, karena nyadran Donoloyo tidak berani merusak segala bentuk kehidupan di
dilakukan di makam Donoloyo, tetapi dilakukan dalamnya. Hal tersebut merupakan salah satu
di punden Donoloyo yang merupakan tunggak penghormatan terhadap alam. Penghormatan
Jati Cempurung. Tradisi ini terkait dengan kisah ini juga dilakukan dengan tradisi nyadran, yaitu
legenda donoloyo dimana masyarakat sekitar sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia
menghormati kesaktian dan kebijaksanaan Ki nikmat yang telah diterima.
Ageng Donoloyo. Masyarakat menganggap Ki Mitos dalam Legenda Donoloyo akan
Ageng Donoloyo sebagai pendiri dan leluhur membawa masyarakat lebih berhati-hati dalam
dari hutan jati Donoloyo, sehingga masyarakat tindakannya. Masyarakat baik secara sadar
menempatkan posisi tertinggi sebagai leluhur maupun tidak sadar akan bertindak sesuai nilai
yang paling dihormati. Dalam cerita rakyat yang yang diyakininya. Masyarakat meyakini mitos
beredar dan berdasar pandangan masyarakat, bahwa menebang maupun mengambil kayu
138
Pelestarian Hutan Berbasis Kearifan Lokal, Sulistyarini dan Sudaryono
dari hutan adalah perbuatan yang salah dan tercapai keselarasan dan keberlanjutan hidup
akan mendapatkan musibah. Hal tersebut dengan alam. Dengan demikian, kaitannya
berlaku juga untuk pohon yang telah tumbang, terhadap pelestarian hutan, kemenyatuan
tidak ada masyarakat yang mengambil kearifan lokal merupakan bagian dari strategi
kayunya. Masyarakat juga menghormati Ki pelestarian cagar alam Donoloyo.
Ageng Donoloyo sebagai pendiri dan pemilik Kesadaran manusia dalam mengelola alam
hutan Donoloyo dengan cara merawat sangat penting karena manusia dan alam
peninggalannya. Bentuk penghormatan juga memiliki hubungan yang sistematis (Sarwono,
dilakukan dengan kegiatan nyadran yang 1992). Hal tersebut mengharuskan manusia
menunjukkan rasa syukur atas permohonan Ki untuk mengubah cara pandangnya terhadap
Ageng Donoloyo agar daerah di sekitar hutan lingkungan dengan cara menumbuhkan rasa
terbebas dari marabahaya. Hal-hal tersebut empati, tanggung jawab serta etika lingkungan.
menunjukkan cagar alam Donoloyo merupakan Sebagai bagian yang melekat dari alam,
sistem spasial yang bagi masyarakat dianggap penghormatan terhadap alam adalah tanggung
sebagai hutan yang sakral dan dikeramatkan. jawab moral manusia yang dapat dihayati
melalui pantangan dan mitos. Pantangan dan
mitos merupakan bentuk etika lingkungan
secara lokal. Menurut Keraf (2010) etika
lingkungan dipahami sebagai cerminan dari
nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat yang memiliki budaya dan ekologi
yang sama yang merupakan petunjuk praktis
bagi manusia untuk mewujudkan alam agar
aman dan lestari. Konteks masyarakat lokal di
Cagar Alam Donoloyo, etika lingkungan dalam
upaya pelestarian hutan terwujud dalam mitos
yang terdapat dalam Legenda Donoloyo dan
ritual budaya lokal (nyadran).
Rim-Rukeh dkk (2013) yang menyatakan
Gambar 1. Sebaran Pohon Tumbang dan bahwa kepercayaan lokal dan praktik budaya
Kondisinya berkontribusi dalam pelestarian alam.
Keyakinan terhadap mitos dan pantangan
Penjabaran di atas menunjukkan bahwa nilai membantu dalam menegakkan aturan dan
kearifan lokal telah menyatu ke dalam regulasi untuk pelestarian lingkungan karena
masyarakat. Penyatuan kearifan lokal dalam masyarakat menahan diri dari menggunakan
setiap sendi kehidupan masyarakat telah sumber daya secara sembarangan, terutama
berlangsung dalam periode waktu yang lama. yang berkaitan dengan tempat-tempat suci. Hal
Proses penyatuan ini merupakan proses serupa terjadi di kawasan cagar alam
dialektika yang terjadi antara manusia dengan Donoloyo, dimana masyarakat menganggap
lingkungan dan budaya yang terjadi secara hutan keramat dan terdapat bentuk fisik berupa
terus menerus. Proses dialektika akan mencari punden yang sangat dihormati oleh masyarakat
bentuk keseimbangan untuk mencapai tujuan sekitar. Mitos serta pantangan yang beredar
yang ditentukan. Proses dialektika akan dipercayai oleh masyarakat sekitar hutan
mewujudkan kemenyatuan kearifan lokal dalam sehingga masyarakat memelihara sumber daya
masyarakat dan mengikat erat dalam hutan secara utuh dan komprehensif.
kehidupannya. Adanya kemenyatuan
diharapkan dapat mengurangi kerusakan alam KESIMPULAN
melalui pencegahan secara dini dengan
tindakan lokal masyarakat. Melalui Kelestarian cagar alam Donoloyo masih
kemenyatuan, masyarakat mampu menguasai terjaga sampai saat ini dikarenakan dalam
pengelolaan berbasis kesadaran diri sehingga pengelolaannya menerapkan kearifan lokal
139
Journal of Empowerment Community and Education, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2021 Nomor Halaman : 135 - 141
140
Pelestarian Hutan Berbasis Kearifan Lokal, Sulistyarini dan Sudaryono
141