Anda di halaman 1dari 7

Journal of Empowerment Community and Education

Volume 1 Nomor 3 Tahun 2021 e-ISSN : 2774-8308

PELESTARIAN HUTAN Abstrak


Indonesia telah mengalami kerusakan hutan yang serius selama
BERBASIS KEARIFAN beberapa dekade. Kerusakan hutan ini juga terjadi dalam kawasan
LOKAL DI CAGAR konservasi. Cagar alam Donoloyo merupakan salah satu kawasan
konservasi yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya.
ALAM DONOLOYO Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep kearifan lokal
KABUPATEN WONOGIRI dalam masyarakat yang menyebabkan cagar alam Donoloyo lestari.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah induktif kualitatif
(LOCAL WISDOM dengan pendekatan fenomeologi. Dari hasil penelitian didapatkan
hasil bahwa pengelolaan cagar alam Donoloyo menerapkan kearifan
BASED FOREST lokal yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat berupa
CONSERVATION IN mitos dan ajaran yang terdapat dalam Legenda Donoloyo. Nilai-nilai
kearifan lokal untuk melestarikan hutan telah menyatu dalam
DONOLOYO NATURE kehidupan masyarakat sehari-hari dan menciptakan hubungan yang
RESERVE, WONOGIRI harmonis antara manusia dan alam. Kemenyatuan kearifan lokal
dalam masyarakat menyebabkan masyarakat memiliki tanggung
REGENCY) jawab untuk melestarikan alam serta menghormati alam itu sendiri.

Kata Kunci : Cagar Alam Donoloyo; Kearifan Lokal; Pelestarian


1) 2)
Hesti Sulistyarini dan Sudaryono
Abstract
Indonesia has experienced serious forest destruction for decades.
1) Magister Perencanaan Wilayah dan This forest destruction also occurs in conservation areas. Donoloyo
Nature Reserve is one of the conservation areas which is still
Kota, Fakultas Teknik, Universitas
preserved until now. This study aims to find the concept of local
Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2 Sleman wisdom in the community that causes the Donoloyo nature reserve
Yogyakarta, to be sustainable. The method used in this research is qualitative
inductive phenomeology approach. The results showed that the
hesti.sulistyarini@mail.ugm.ac.id management of the Donoloyo Nature Reserve applies local wisdom
2) Magister Perencanaan Wilayah dan that is still maintained by the local community in the form of myths
Kota, Fakultas Teknik, Universitas and teachings contained in the Donoloyo Legend. The values of local
wisdom to conserve forests have been integrated into people's daily
Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2 Sleman lives and have created a harmonious relationship between humans
Yogyakarta, sudaryono@ugm.ac.id and nature. The unity of local wisdom in the community causes the
community to have a responsibility to conserve nature and respect
nature itself.
Article history
Received : 24 Juni 2021 Keywords : Donoloyo Nature Reserve; Local Wisdom; Conservation

Revised : 13 Agustus 2021


Accepted : 15 September 2021

*Corresponding author
Hesty Sulistyarini
Email : hesti.sulistyarini@gmail.com

135
Journal of Empowerment Community and Education, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2021 Nomor Halaman : 135 - 141

PENDAHULUAN dan tinggal di Desa Watusomo. Ki Donosari


menginginkan hutan jati dan memohon bantuan
Indonesia merupakan negara besar yang
Ki Ageng Meleng. Akan tetapi Ki Ageng Meleng
memiliki kekayaan sumber daya alam, salah
menolak permintaan Ki Donosari, sehingga Nyi
satunya adalah hutan. Data Kementerian
Donowati menyuruh Ki Donosari membawa
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2018)
tongkat bambu wulung. Tongkat tersebut
menyatakan bahwa sebanyak 120,6 juta hektar
secara diam-diam telah diisi tiga biji pohon jati
atau sekitar 63,04% dari luas daratan
oleh Nyi Donowati. Akhirya Ki Donosari pulang
merupakan kawasan hutan. Kawasan hutan
kembali ke desa Watusomo, dan diperjalanan
sangat penting untuk dilestarikan karena
dua biji pohon jati telah jatuh sehingga hanya
memiliki fungsi sebagai pengatur tata guna air,
satu biji tersisa dan ditanam di lahannya. Biji
penyuplai oksigen, tempat tinggal beraneka
pohon jati tumbuh menjadi pohon jati yang
ragam hayati, penyeimbang lingkungan, dan
besar dan dinamakan jati Cempurung. Jati
penyedia bahan baku pembangunan nasional.
Cempurung merupakan cikal bakal hutan jati.
Sejak beberapa dekade ini kawasan hutan di
Pada masa itu, kerajaan Demak sedang
Indonesia telah mengalami kerusakan yang
membangun masjid agung dan Raden Patah
serius yang menyebabkan kualitas hutan
memerintahkan Walisongo untuk mencari
menurun. Kerusakan hutan juga terjadi dalam
bahan tiang utama masjid. Walisongo
kawasan konservasi. Berdasarkan data Dirjen
mengetahui tentang hutan jati di desa
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Watusomo dan mengunjunginya. Sunan Giri,
(2020) pada tahun 2019 terjadi deforestasi
salah satu walisongo, akhirnya bertemu dengan
pada kawasan konservasi sebesar 11.017 Ha.
Ki Donosari dan mengungkapkan maksudnya
Kerusakan hutan dapat berupa kebakaran
untuk mengambil pohon jati Cempurung. Ki
hutan, perambahan kawasan, penambangan
Donosari menyanggupi keinginan Sunan Giri
liar dan lain-lain. Kerusakan hutan akan
dengan tiga prasyarat yaitu agar dijauhkan dari
menurunkan tingkat kelestarian hutan.
wabah penyakit, dijauhkan dari ajang perang
Cagar alam Donoloyo merupakan salah satu
dan dicukupkan sandang pangan bagi warga
kawasan hutan konservasi yang tidak
sekitar hutan. Sunan Giri menyetujui
mengalami kerusakan. Tumbuhan yang hidup
permintaan Ki Donosari dan bersabda bahwa
di cagar alam Donoloyo telah berusia tua dan
nama Ki Donosari diubah menjadi Ki Ageng
masih tegak berdiri. Kondisi Cagar Alam
Donoloyo dan hutan jati disesuaikan dengan
Donoloyo yang masih lestari menjadi menarik
nama Ki Ageng menjadi hutan Donoloyo.
untuk dikaji, terutama model pelestarian hutan
Sementara itu, tunggak jati Cempurung
kaitannya dengan kearifan lokal. Kearifan lokal
digunakan sebagai petilasan atau punden yang
masyarakat sekitar cagar alam Donoloyo
difungsikan sebagai tempat memohon dan
berupa mitos tentang anjuran dan larangan
bersyukur dalam acara nyadran. Dalam
yang terdapat dalam Legenda Donoloyo. Mitos
Legenda Donoloyo terdapat mitos yang masih
yang dipercayai masyarakat akan berdampak
dipercayai oleh masyarakat. Mitos tersebut
pada kelestarian cagar alam Donoloyo.
adalah larangan untuk mengambil kayu dari
Legenda Donoloyo merupakan cerita rakyat
hutan, larangan untuk memakai baju hijau
yang menceritakan tentang asal usul Punden
lumut dan anjuran untuk menjaga kelestarian
Donoloyo. Berdasarkan cerita rakyat oleh
hutan.
Prastowo (2020), Legenda Donoloyo
Kelestarian hutan salah satunya dipengaruhi
menceritakan kisah tentang keturunan Raja
oleh partisipasi masyarakat lokal, dalam hal ini
Majapahit yang meninggalkan wilayahnya saat
kearifan lokal menjadi pandangan hidup bagi
keruntuhan Kerajaan Majapahit. Mereka adalah
masyarakat lokal. Terdapat keterkaitan kearifan
Ki Donosari, Nyi Donowati, dan kerabatnya
lokal dengan budaya, dimana dalam budaya
Pangeran Meleng. Nyi Donowati dan Pangeran
terdapat kepercayaan dan adat istiadat yang
Meleng yang selanjutnya dipanggil Ki Ageng
dipegang teguh oleh masyarakat. Penafsiran
Meleng menikah dan tinggal di Desa Sukoboyo,
manusia terhadap kearifan lokal yang kental
sedangkan Ki Donosari melanjutkan perjalanan
dengan nuansa kepedulian pada

136
Pelestarian Hutan Berbasis Kearifan Lokal, Sulistyarini dan Sudaryono

keseimbangan alam akan mempengaruhi sikap purposive sampling, snowball sampling dan
alam terhadap manusia. Apabila kearifan lokal accidental sampling.
diterapkan dengan baik, maka alam akan
memberikan timbal balik yang baik bagi HASIL DAN PEMBAHASAN
kesejahteraan manusia (Magdalena, 2013;
Berdasarkan pengamatan yang telah
Pusat Penelitian dan Pengembangan
dilakukan, terdapat berbagai kegiatan yang
Kebudayaan, 2011; Sartini, 2014).
dilakukan di dalam cagar alam Donoloyo.
Keterkaitan antara kearifan lokal dalam
Kegiatan tersebut berupa kegiatan
masyarakat dengan kelestarian lingkungan
menunjukkan hubungan antara manusia
menarik beberapa penelitian, diantaranya oleh
dengan Tuhan, alam dan sesamanya. Kegiatan
Juniarti dkk (2016) yang menunjukkan bahwa
yang dilakukan di dalam hutan mengikuti aturan
terdapat 6 bentuk kearifan lokal yang masih
tidak tertulis yang telah disepakati masyarakat.
ditaati oleh masyarakat desa Tapang Semadak
Aturan tersebut tertuang dalam cerita Legenda
Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau
Donoloyo yang telah dikenal oleh masyarakat.
dalam menjaga kelestarian hutan adat Tawang
Herniti (2012) menyatakan bahwa
Panyai. Penelitan Ariyanto dkk (2014)
masyarakat jawa merupakan masyarakat yang
menunjukkan bahwa masyarakat desa Rano
agamis, namun dalam kehidupan sehari-
Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten
harinya masih mempercayai hal-hal yang
Donggala memegang teguh tradisi dalam
mistis. Hal-hal mistis dapat berupa
pembukaan ladang maupun penebangan
kepercayaan terhadap roh maupun fenomena
pohon sehingga hutan tetap lestari. Astuty dan
spiritual lainnya yang tidak terjangkau akal
Hizbaron (2017) menemukan bahwa kearifan
manusia biasa. Masyarakat sekitar cagar alam
lokal masyarakat desa Beji Kecamatan Ngawen
Donoloyo yang merupakan bagian dari
Kabupaten Gunung Kidul berperan dalam
masyarakat jawa, memiliki kepercayaan
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
terhadap hal mistis. Masyarakat mempercayai
menjaga kelestarian hutan dan mata air.
mitos yang terdapat dalam Legenda Donoloyo
Sedangkan penelitian Mardhiah dkk (2018)
yang mana apabila masyarakat mengambil
menunjukkan bahwa kearifan lokal mengatur
kayu dari dalam cagar alam Donoloyo maka
tentang pengelolaan hutan oleh masyarakat,
akan mendatangkan musibah. Sebagai
kelembagaan, serta anjuran dan pantangan
masyarakat yang telah hidup berdampingan
dalam pemanfaatan hutan sehingga kelestarian
dengan hutan, Legenda Donoloyo telah
hutan tetap terjaga. Terkait kondisi cagar alam
didengar sejak lama dan berasal dari cerita
Donoloyo, perlu dilakukan penelitian untuk
bertutur dari nenek moyang. Sampai saat ini,
menemukan konsep kearifan lokal dalam
masyarakat masih mempercayai legenda
masyarakat yang menyebabkan cagar alam
tersebut yang dibuktikan dengan keengganan
Donoloyo tetap lestari.
masyarakat untuk mengambil kayu di hutan.
Masyarakat percaya bahwa apabila mereka
METODE
mengambil bahkan menebang kayu di hutan,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini maka akan menyebabkan datangnya musibah.
adalah induktif kualitatif dengan paradigma Mitos ini terkait dengan ajaran dan pantangan
fenomenologi. Pendekatan penelitian ini adalah yang diwariskan oleh Ki Ageng Donoloyo.
mengungkapkan makna dan penyebab dibalik “Limang bab sing penting dieling-eling, Ki
sesuatu yang nampak secara menyeluruh Ageng Donoloyo duwe penjaluk sing disuwunke
melalui pengamatan maupun wawancara neng Gusti Allah lewat Sunan Giri sakdurunge
mendalam dan berulang (Moleong, 2019; Jati Cempurung ditegor. Nomor siji kiwo tengen
Sugiyono, 2013). Data yang digunakan adalah Alas Donoloyo boten kenging pageblug. Nomor
data primer dengan melakukan wawancara loro ojo nganti larang sandang pangan. Terus
mendalam, observasi dan dokumentasi. ojo dinggo ajang perang. Terus nomor papat ojo
Sampel wawancara ditentukan dengan metode enten loro wabah penyakit sing mbebayani.
Keri dewe antarane lor dalan kidul dalan, sot

137
Journal of Empowerment Community and Education, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2021 Nomor Halaman : 135 - 141

sotan, hubungane karo Ki Ageng Meleng karo Ki Ageng Donoloyo masih membersamai
Ki Ageng Donoloyo, ibarate nek beto godong ko kehidupan masyarakat dan berperan dalam
kidul dalan digowo ngalor iso dadi musibah dadi melindungi serta menolong masyarakat saat
pantangan. Siji meneh hubungane karo bab terjadi musibah. Hal tersebut membawa
omah-omah, wong kidul dalan ra entuk rabi persepsi masyarakat bahwa Ki Ageng
karo wong lor dalan”. (Onrap, 2020) Donoloyo adalah sosok pelindung warga
Pantangan dan ajaran dalam Legenda sekitar sehingga ritual nyadran dilakukan
Donoloyo dipegang teguh oleh masyarakat dan sebagai sarana untuk berterimakasih dan
menyebabkan cagar alam Donoloyo terhindar memohon keselamatan. Jati Cempurung
dari kerusakan. Hal tersebut sesuai dengan adalah kayu jati kesayangan Ki Ageng
penuturan salah satu informan yang Donoloyo yang digunakan untuk membangun
menyatakan saat terjadi penjarahan hutan Masjid Agung Demak. Masyarakat
besar-besaran, cagar alam Donoloyo tetap menganggap tunggak jati akan menjadi
terjaga. perantara doanya sehingga bisa dikabulkan,
“Dulu itu pernah, pas jaman nggolingnya Pak karena peran jati cempurung yang besar dalam
Harto, yang tahun 1998 itu, kan di hutan sana pembangunan masjid. Masyarakat
banyak warga desa yang njarah pohon. Pohon- menganggap tunggak jati cempurung akan
pohon jati, pinus yang dihutan itu ditebangi. memberikan tuah kepada pemohon berkah.
Yang melakukan ya warga sekitar hutan itu. Lha Masyarakat mempercayai bahwa apabila
kok ngopo alas Donoloyo itu aman, ga ada yang memohon sesuatu di punden maka akan
mau ngambil kayunya, padahal kalau dilihat dikabulkan.
kayu jati Donoloyo itu besar-besar dan bagus, Ajaran kearifan lokal dalam menjaga
kalau dijual bisa puluhan juta. Lha kok ngopo kelestarian hutan terkait dengan Legenda
ora dijarah? Iya to? Lak itu mesti orang sana Donoloyo, yang kemudian mempengaruhi pola
masih pada takut sama cerita yang beredar to. pikir masyarakat setempat. Legenda Donoloyo
Takut kalau ngambil jati Donoloyo nanti bakal yang dipercayai oleh masyarakat setempat
kena celaka.” (Nuk, 2020) merupakan nilai-nilai lokal yang ditaati
Masyarakat sekitar hutan merupakan bersama. Nilai yang terkandung di dalam
masyarakat desa yang memiliki bentuk legenda Donoloyo adalah nilai untuk
komunal. Masyarakat komunal menjunjung melestarikan hutan agar hutan dapat
tinggi kepentingan bersama di atas memberikan manfaat dan ketenteraman bagi
kepentingan pribadi dan mempunyai rasa masyarakat sekitar.
toleransi yang tinggi. Bentuk masyarakat Legenda Donoloyo memiliki keterkaitan
komunal ditemukan pada kegiatan nyadran dengan hutan jati yang dikeramatkan dan
yang dilakukan oleh masyarakat di cagar alam tradisi nyadran sebagai perwujudan rasa
Donoloyo. Nyadran merupakan suatu ritual syukur kepada Tuhan. Hutan jati Donoloyo
yang sarat akan nilai-nilai sosial dan telah dikeramatkan oleh masyarakat dan pohon
keagamaan. Nyadran di Donoloyo berbeda jati yang tumbuh di dalamnya dianggap
dengan nyadran yang umum dilakukan di bertuah. Oleh karena itu, masyarakat tidak
daerah lain, karena nyadran Donoloyo tidak berani merusak segala bentuk kehidupan di
dilakukan di makam Donoloyo, tetapi dilakukan dalamnya. Hal tersebut merupakan salah satu
di punden Donoloyo yang merupakan tunggak penghormatan terhadap alam. Penghormatan
Jati Cempurung. Tradisi ini terkait dengan kisah ini juga dilakukan dengan tradisi nyadran, yaitu
legenda donoloyo dimana masyarakat sekitar sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia
menghormati kesaktian dan kebijaksanaan Ki nikmat yang telah diterima.
Ageng Donoloyo. Masyarakat menganggap Ki Mitos dalam Legenda Donoloyo akan
Ageng Donoloyo sebagai pendiri dan leluhur membawa masyarakat lebih berhati-hati dalam
dari hutan jati Donoloyo, sehingga masyarakat tindakannya. Masyarakat baik secara sadar
menempatkan posisi tertinggi sebagai leluhur maupun tidak sadar akan bertindak sesuai nilai
yang paling dihormati. Dalam cerita rakyat yang yang diyakininya. Masyarakat meyakini mitos
beredar dan berdasar pandangan masyarakat, bahwa menebang maupun mengambil kayu

138
Pelestarian Hutan Berbasis Kearifan Lokal, Sulistyarini dan Sudaryono

dari hutan adalah perbuatan yang salah dan tercapai keselarasan dan keberlanjutan hidup
akan mendapatkan musibah. Hal tersebut dengan alam. Dengan demikian, kaitannya
berlaku juga untuk pohon yang telah tumbang, terhadap pelestarian hutan, kemenyatuan
tidak ada masyarakat yang mengambil kearifan lokal merupakan bagian dari strategi
kayunya. Masyarakat juga menghormati Ki pelestarian cagar alam Donoloyo.
Ageng Donoloyo sebagai pendiri dan pemilik Kesadaran manusia dalam mengelola alam
hutan Donoloyo dengan cara merawat sangat penting karena manusia dan alam
peninggalannya. Bentuk penghormatan juga memiliki hubungan yang sistematis (Sarwono,
dilakukan dengan kegiatan nyadran yang 1992). Hal tersebut mengharuskan manusia
menunjukkan rasa syukur atas permohonan Ki untuk mengubah cara pandangnya terhadap
Ageng Donoloyo agar daerah di sekitar hutan lingkungan dengan cara menumbuhkan rasa
terbebas dari marabahaya. Hal-hal tersebut empati, tanggung jawab serta etika lingkungan.
menunjukkan cagar alam Donoloyo merupakan Sebagai bagian yang melekat dari alam,
sistem spasial yang bagi masyarakat dianggap penghormatan terhadap alam adalah tanggung
sebagai hutan yang sakral dan dikeramatkan. jawab moral manusia yang dapat dihayati
melalui pantangan dan mitos. Pantangan dan
mitos merupakan bentuk etika lingkungan
secara lokal. Menurut Keraf (2010) etika
lingkungan dipahami sebagai cerminan dari
nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat yang memiliki budaya dan ekologi
yang sama yang merupakan petunjuk praktis
bagi manusia untuk mewujudkan alam agar
aman dan lestari. Konteks masyarakat lokal di
Cagar Alam Donoloyo, etika lingkungan dalam
upaya pelestarian hutan terwujud dalam mitos
yang terdapat dalam Legenda Donoloyo dan
ritual budaya lokal (nyadran).
Rim-Rukeh dkk (2013) yang menyatakan
Gambar 1. Sebaran Pohon Tumbang dan bahwa kepercayaan lokal dan praktik budaya
Kondisinya berkontribusi dalam pelestarian alam.
Keyakinan terhadap mitos dan pantangan
Penjabaran di atas menunjukkan bahwa nilai membantu dalam menegakkan aturan dan
kearifan lokal telah menyatu ke dalam regulasi untuk pelestarian lingkungan karena
masyarakat. Penyatuan kearifan lokal dalam masyarakat menahan diri dari menggunakan
setiap sendi kehidupan masyarakat telah sumber daya secara sembarangan, terutama
berlangsung dalam periode waktu yang lama. yang berkaitan dengan tempat-tempat suci. Hal
Proses penyatuan ini merupakan proses serupa terjadi di kawasan cagar alam
dialektika yang terjadi antara manusia dengan Donoloyo, dimana masyarakat menganggap
lingkungan dan budaya yang terjadi secara hutan keramat dan terdapat bentuk fisik berupa
terus menerus. Proses dialektika akan mencari punden yang sangat dihormati oleh masyarakat
bentuk keseimbangan untuk mencapai tujuan sekitar. Mitos serta pantangan yang beredar
yang ditentukan. Proses dialektika akan dipercayai oleh masyarakat sekitar hutan
mewujudkan kemenyatuan kearifan lokal dalam sehingga masyarakat memelihara sumber daya
masyarakat dan mengikat erat dalam hutan secara utuh dan komprehensif.
kehidupannya. Adanya kemenyatuan
diharapkan dapat mengurangi kerusakan alam KESIMPULAN
melalui pencegahan secara dini dengan
tindakan lokal masyarakat. Melalui Kelestarian cagar alam Donoloyo masih
kemenyatuan, masyarakat mampu menguasai terjaga sampai saat ini dikarenakan dalam
pengelolaan berbasis kesadaran diri sehingga pengelolaannya menerapkan kearifan lokal

139
Journal of Empowerment Community and Education, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2021 Nomor Halaman : 135 - 141

yang masih dipertahankan oleh masyarakat Menurut Edward-Pritchard. Thaqafiyyat,


setempat berupa mitos dan ajaran yang 13(2), 384–400.
terdapat dalam Legenda Donoloyo. Nilai-nilai
kearifan lokal untuk melestarikan hutan telah Juniarti, S. R., Iskandar, A., & Yani, A. (2016).
menyatu dalam kehidupan masyarakat sehari- KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT
hari dan menciptakan hubungan yang harmonis DALAM MENJAGA KELESTARIAN
antara manusia dan alam. Kemenyatuan HUTAN ADAT TAWANG PANYAI DI
kearifan lokal dalam masyarakat menyebabkan DESA TAPANG SEMADAK
masyarakat memiliki tanggung jawab untuk KECAMATAN SEKADAU HILIR
melestarikan alam serta menghormati alam itu KABUPATEN SEKADAU. Jurnal Hutan
sendiri. Dalam proses perencanaan dan Lestari, 4(3), 387–393.
pembangunan kehutanan pada umumnya dan
cagar alam Donoloyo pada khususnya, perlu Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup.
memasukkan nilai-nilai kearifan lokal yang telah Jakarta: Buku Kompas.
menyatu dalam kehidupan masyarakat.
KLHK. (2018). Status Hutan dan Kehutanan
UCAPAN TERIMAKASIH Indonesia 2018. In Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup
Program Karyasiswa Pusbindiklatren dan Kehutanan.
Bappenas, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional yang terah Magdalena, M. (2013). Peran Hukum Adat
memberikan beasiswa melalui program studi Dalam Pengelolaan Dan Perlindungan
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota UGM. Hutan Di Desa Sesaot, Nusa Tenggara
Ucapan terimakasih juga diberikan kepada Barat Dan Desa Setulang, Kalimantan
BKSDA Jawa Tengah yang telah memberikan Timur. Jurnal Penelitian Sosial dan
ijin penelitian kepada penulis di cagar alam Ekonomi Kehutanan, 10(2), 110–121.
Donoloyo. https://doi.org/10.20886/jsek.2013.10.2.1
10-121
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Rachman, I., & Toknok, B. (2014). Mardhiah, A., Supriatno, S., & Djufri, D. (2018).
Kearifan Masyarakat Lokal dalam Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan
Pengelolaan Hutan di Desa Rano Lokal dan Pengembangan Hutan Desa di
Kecamatan Balaesang Tanjung Mukim Lutueng Kecamatan Mane
Kabupaten Donggala. Warta Rimba, 2(2), Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. BIOTIK:
84–91. Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan
Kependidikan, 4(2), 128.
Astuty, T. I., & Hizbaron, D. R. (2017). Kearifan https://doi.org/10.22373/biotik.v4i2.1080
Lokal Masyarakat Dalam Menjaga
Kelestarian Hutan dan Mengelola Mataair Prastowo, K. (2020). Watusomo. Wonogiri:
di Desa Beji, Kecamatan Ngawen. Jurnal Triken Publisher.
Bumi Indonesia, 6(1), 1–12.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Kebudayaan. (2011). Kearifan Lokal Di
Tata Lingkungan. (2020). Statistik Bidang Tengah Modernisasi (Vol. 53). Jakarta:
Planologi Kehutanan dan Tata Badan Pengembangan Sumber Daya
Lingkungan Tahun 2019. Jakarta: KLHK. Kebudayaan dan Pariwisata.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415
Herniti, E. (2012). Kepercayaan Masyarakat 324.004
Jawa Terhadap Santet, Wangsit, dan Roh

140
Pelestarian Hutan Berbasis Kearifan Lokal, Sulistyarini dan Sudaryono

Rim-Rukeh, A.; Irerhievwie, G.; Agbozu, I. E.


(2013). Traditional beliefs and
conservation of natural resources :
Evidences from selected communities in
Delta State , Nigeria. International Journal
of Biodiversity and Conservation, 5(7),
426–432.
https://doi.org/10.5897/IJBC2013.0576

Sartini. (2014). Eksistensi Hutan Wonosadi :


Diantara Mitos dan Kearifan Ekologis.
Jurnal Filsafat Wisdom, 1–16. Diambil
dari
https://repository.ugm.ac.id/id/eprint/969
53

Sarwono, S. W. (1992). Psikologi Lingkungan.


Jakarta: Grasindo.

141

Anda mungkin juga menyukai