TEKNIK MESIN
KELOMPOK :
TOMMY TANTOWI
LAZARUS SIR
FAUZAN NASRULLOH
BENDRIS SINAGA
MAARIF NURDIN
IKBAL JAENAL M
i
KATA PENGANTAR
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.
kelompok 5.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR……………………………………………….…………………
DAFTAR ISI…………………..…………………………………….…………………
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………….………………
1.1. Azas Azas Pengetahuan lingkungan………………………………………..
1.2. Azas 1……………………………………………………………………….
1.3. Azas 2……………………………………………………………………….
1.4. Azas 3……………………………………………………………………….
1.5. Azas 4……………………………………………………………………….
1.6. Azas 5……………………………………………………………………….
1.7. Azas 6……………………………………………………………………….
1.8. Azas 7……………………………………………………………………….
1.9. Azas 8……………………………………………………………………….
1.10. Azas 9……………………………………………………………………
1.11. Azas 10…………………………………………………………………..
1.12. Azas 11…………………………………………………………………..
1.13. Azas 12…………………………………………………………………..
1.14. Azas 13…………………………………………………………………..
1.15. Azas 14……………….………………………………………………….
BAB 3. PENUTUP…………………………..…………………………..……
3.1 Saran………………………………………………………………………
3.2 kesimpulan……..………………………………………………….……...
ii
PENDAHULUAN
Sebagai manusia yang hidup dan tinggal dalam suatu lingkungan tertentu
sudah sepautnya kita mengetahui tentang asas-asas pengetahuan lingkungan.
Tujuannya adalah agar kita selalu mentaati aturan-aturan yang telah berlaku di
lingkungan sekitar kita agar tidak mengalami kerusakan. Saat ini banyak sekali
terjadi kerusakan pada lingkungan didunia yang disebabkan ketidak tahuan
manusia terhadap asas-asas tersebut, atau mungkin memang itu adalah ulah
manusia yang hanya memikirkan materi dan kepentingannya diri sendiri untuk
meraup banyak keuntungan tanpa memikirkan dampak yang terjadi pada
lingkungan yang ada di bumi nanti. Asas-asas tersebut dijabarkan melalu satu
cabang ilmu yaitu ilmu lingkungan.
Ilmu lingkungan mengintegrasikan berbagai ilmu yang memperlajari
hubungan antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya. Ilmu
lingkungan itu sendiri tergabung dari berbagai disiplin ilmu seperti sosiologi,
epidemiologi, kesehatan masyarakat, planologi, geografi, ekonomi, meteorologi,
hidrologi, bahkan pertanian, kehutanan, perikanan, dan peternakan sekaligus
dipandang dalam satu ruang lingkup serta perspektif yang luas dan saling
berkaitan.
Didalam ilmu lingkungan tekanan ditujukan terutama kepada menyatukan
kembali segala ilmu yang menyangkut masalah lingkungan kedalam kategori
variabel yang serupa yaitu energi, materi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman (divertas). Apabila integrasi keilmuan ini sudah dapat
dipahami, semua ilmu yang terpencar belum menjadi kesatuan akan mulai
nampak karena pada dasarnya kesamaan pada ilmu-ilmu tersebut adalah menelaah
proses dan masalah yang serupa. Waktu juga penting dalam ilmu ini, sebab
sebuah prosdes tidak akan sampai kepada ambang suatu tingkat apabila tidak
diberi cukup waktu untuk mencapainya.
Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “Ilmu Murni”
dan “Ilmu Terapan”. Ilmu lingkungna sebenarnya ialah ekologi (‘ilmu murni’
yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup), yang
menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang
menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
iii
Dalam ilmu lingkungan terlihat, perbedaan anatara ilmu murni dengan ilmu
terapan hanyalah dihalangi oleh batas yang terlalu dibuat-buat yang bersifat tradisi
dan merupakan soal prestise belaka. Ilmu lingkungan jelas menunjukkan bahwa
asas dan konsep ilmu murni seperti ekologi, ternyata berlaku pula untuk
menanggulangi masalah yang praktis. Dan sebaliknya, banyak masalah teknologi
dan sosio-ekonomi ternyata merupakan data yang berharga bagi para ahli ilmu
murni untuk merumuskan teorinya.
iv
BAB 1
1
1..4.ASAS 3
Menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman,
semuanya termasuk pada sumber alam. Asas ini merupakan Pengubahan energi
oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan
adanya materi dan energi dilingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah
beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contohnya ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme
dengan kepadatan tinggi. Ruang yang terlalu luas, jarak antar individu dalam
populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin
kecil sehingga pembiakan akan terganggu. Jauh dekatnya jarak sumber makanan
akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal
hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di
lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil
atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi
untuk menempuh jarak lokasi
sumber air.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk
mencapai kesejahteraannya
1..5.ASAS 4
Menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika pengadaannya telah
maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan
sumber alam sampai ke tingkat maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai
batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum
pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
· 1.6.ASAS 5
2
Menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang
pengadaannya dapat merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai daya
rangsang penggunaan.
1.7.ASAS 6
Menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak
keturunan daripada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan saingannya
tersebut.
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat
perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan
fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga
timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam
persaingan. Dapat diartikan pula bahwa
jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada
yang non-adaptif.
1..8.ASAS 7
Menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman suatu komunitas lebih
tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.
1.9.ASAS 8
Menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson. Hal tersebut bergantung kepada bagaimana nicia dalam
lingkungan hidup dapat memisahkan takson.
Pengertiannya adalah kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup
ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai
niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa
persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang
berbeda di alam.
1. 10.ASAS 9
Menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan
biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa, aliran
energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
3
1. 11.ASAS 10
Menyatakan bahwa lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa
dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi
penggunaan energi pada lingkungan fisik yang stabil.
1. 12.ASAS 11
Menyatakan bahwa sistem yang telah mantap mengeksploitasi sistem yang
belum mantap. Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah
dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi
ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang
menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih
rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya. Contohnya seperti pada hama tikus, serangga dari hutan
rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.
1. 13.ASAS 12
Menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung
kepada kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan. Pengertian dari asas ini
adalah populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahanlingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem
yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia
yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya
beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
1. 14.ASAS 13
Menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan
terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap,
serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga
4
apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan
mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
1.15.ASAS 14
Menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi
tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang
akan mempengaruhi populasi tersebut. Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke
13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam
ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi
yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
a. Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak).
b. Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”).
c. Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks.
d. Efisiensi penggunaan energi.
e. Tingkat keanekaragaman tinggi.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Teknologi juga dapat berupa prosedur yang dapat digunakan manusia untuk
mempermudah aktivitasnya seperti teknologi industri, teknologi transportasi,
teknologi kesehatan dan juga teknologi pertanian.
6
lahan dengan penggunaan traktor, dan terganggunya ekosistem sebagai salah satu
akibat dari penggunaan pembuangan bahan kimia berbahaya.
Prinsip dari teknologi ramah lingkungan ada 6 yaitu refine, reduce, reuse, recycle,
recovery, dan retrieve energy. Refine berarti menggunakan bahan yang ramah
lingkungan serta melalui proses yang aman. Reduce berarti mengurangi jumlah
limbah dengan mengptimalkan penggunaan bahan. Reuse berarti menggunakan
kembali bahan-bahan yang sudah tidak dipakai. Recycle berarti mendaur ulang
bahan-bahan yang tidak digunkan lagi menjadi suatu produk baru yang
bermanfaat. Recovery berarti pemanfaatan material tertentu dari limbah untuk
diproses demi keperluan lain. Retrieve energy berarti penghematan energi dalam
proses produksi.
7
2.3. Manfaat Teknologi Ramah lingkungan
Jika teknologi tidak digunakan untuk mengelola lingkungan dengan segera maka
lingkungan akan berubah lebih cepat. Perubahan tersebut tentunya akan mengarah
pada keburukan bukan pada kebaikan. Bagaimana tidak? Jika peran teknologi
hanya diarahkan demi kualitas hidup manusia menuju modernisasi tanpa
dibarengi adanya perhatian bagi lingkungan maka dengan segera bumi yang kita
tinggali ini pun akan mengarah pada kehancurannya. Kalau bumi sudah hancur,
teknologi yang bagaimana lagi yang akan kita ciptakan untuk menyongsong
kemudahan dan kepraktisan.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1. Saran
Dengan penugasan membuat karya tulis seperti ini, akan memacu kreativitas
berpikir, memperluas cakrawala berpikir, dan meningkatkan minat membaca para
siswa.
3.2 kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://mynotesfff.blogspot.com/2016/03/asas-asas-pengetahuan-
lingkungan.html?m=1
https://analisadaily.com/berita/arsip/2014/11/30/85946/teknologi-dan-
dampaknya-bagi-lingkungan/#:~:text=Manfaat%20teknologi%20ramah
%20lingkungan%20yaitu,lingkungan%20tetap%20lestari%20dan%20hijau
10