Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Independent Fakultas Hukum

SANKSI HUKUM PIDANA TERHADAP PENGGUNAAN


BAHAN PELEDAK DALAM PENANGKAPAN IKAN

Ahmad Royani, S.H.,M.H.


Fakultas Hukum, Universitas Islam Lamongan
royanilaw@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan perikanan cara penangkapan ikan dan alat yang dipergunakan


berkembang sangat cepat dengan tujuan untuk memperoleh ikan dalam waktu
yang normativ singkat dan dalam Jumlah yang besar. Dalam penilitian ini
merumuskan apa saja dampak yang ditimbukan akibat penggunaan bahan
peledak dalam penangkapan ikan dan sanksi hukum pidana terhadap penggunaan
bahan peledak dalam penangkapan ikan. Type penelitian yang digunakan dalam
menyusun skripsi ini adalah penelitian normative atau metode penelitian hukum
kepustakaan yakni metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada dan
didasari pada bahan hukum primer dan sekunder. Diantaranya : Undang-
Undang Dasar Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan dan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan serta Undang-
Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang bahan peledak. Dari hasil
pembahasan dapat bahwa; Penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan
menyebabkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan di laut, khususnya
ekosistem terumbu karang yang merupakan sebuah bagian daerah yang memiliki
areal perairan laut dalam wilayahnya, ancaman resiko cacat dan kematian yang
mungkin terjadi bisa diabaikan dan konflik antar masyarakat nelayan, dimana
nelayan tradisional semakin kesulitan mencari ikan Karena sumber daya ikan
lama-lama menipis.

Kata Kunci ; Perikanan, Bahan Peledak, Ikan, sumber daya, nelayan

Pendahuluan

Potensi sumberdaya Indonesia sumberdaya dapat meningkatkan


yang lengkap, memberikan peluang perekonomian apabila sumberdaya
yang besar bagi para anak bangsa tersebut dapat ditinjau dari segi
untuk mengelolanya atau ekonominya.
menciptakan lapangan kerja guna Pengelolaan perikanan adalah
meningkatkan perekonomian karena semua upaya, termasuk proses yang
setiap pengelolaan ataupun terintegrasi dalam pengumpulan
penggunaan sumberdaya dapat informasi, analisis, perencanaan,
diukur nilai ekonominya. Suatu konsultasi, pembuatan keputusan,

Page|100
Jurnal Independent Fakultas Hukum

alokasi sumber daya ikan, dan jumlah yang kecil mulai 1–5 kuintal
implementasi serta penegakan ikan. Sedangkan botol bom yang
hukum dari peraturan perundang- terbuat dari botol bir dipakai untuk
undangan di bidang perikanan, yang mengebom ikan dalam jumlah yang
dilakukan oleh pemerintah atau besar hingga berton-ton. Satu bom
otoritas lain yang diarahkan untuk seukuran botol minuman suplemen
mencapai kelangsungan mampu mematikan ikan hingga
produktivitas sumber daya hayati radius 15 meter dari titik
perairan dan tujuan yang telah pengeboman sedangkan yang
disepakati. seukuran botol bir radiusnya 50
meter dari titik pengeboman
Penangkapan ikan adalah
kegiatan untuk memperoleh ikan di Upaya pemerintah Indonesia
perairan yang tidak dalam keadaan dalam menanggulangi permasalahan
dibudidayakan dengan alat atau cara tersebut ialah dengan membuat dan
apapun, termasuk kegiatan yang mengesahkan payung hukum dalam
menggunakan kapal untuk memuat, bentuk Undang-Undang, diantaranya
mengangkut,menyimpan,mendingink adalah Undang-Undang Nomor 31
an, menangani, mengolah, dan/ atau Tahun 2004 Tentang Perikanan dan
mengawetkannya. Undang-undang Nomor 45 Tahun
2009 Tentang Perubahan Atas
Bahan peledak/ bom ikan
biasanya terbuat dari potassium Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004 Tentang Perikanan. Kedua
nitrate, batu kerikil, dan minyak
undang-undang tersebut memberikan
tanah yang dimasukkan dalam botol-
kejelasan dan kepastian hukum
botol mulai botol minuman
terhadap penegakan hukum atas
suplemen, botol bir, dan botol
tindak pidana di bidang perikanan,
minuman keras. Berat setiap botol
yang mencakup penyidikan,
kurang lebih setengah hingga dua
penuntutan, dan pemeriksaan di
kilogram. Setiap botol bom ini
sidang pengadilan.
memiliki spesifikasi berbeda-beda.
Botol bom yang terbuat dari Dalam Undang-Undang Nomor
minuman suplemen umumnya 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
digunakan mengebom ikan dalam dan Undang-undang Nomor 45

Page|101
Jurnal Independent Fakultas Hukum

Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang Darurat Nomor 12 Tahun


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1951 tentang bahan peledak.
2004 Tentang Perikanan telah II. Metode Penelitian
dirumuskan sanksi pidana untuk Penelitian hukum ini adalah
beberapa jenis perbuatan yang
penelitian yuridis normative, metode
dikategorikan sebagai tindak pidana
perikanan. Ada beberapa jenis tindak atau cara yang dipergunakan di
pidana perikanan yang diatur dalam dalam penelitian hukum yang
Pasal 84 sampai Pasal 101 Undang-
dilakukan dengan cara meneliti
Undang Nomor 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan beserta bahan pustaka yang ada dan didasari
perubahannya di dalam Undang- pada bahan hukum primer dan
Undang Nomor 45 Tahun 2009.
sekunder. Bahan hukum primer yaitu
Adapun tindak pidana perikanan ini
terbagi atas tindak pidana bahan-bahan yang mengikat,
pencemaran, perusakan sumberdaya diantaranya: Undang-Undang Dasar
ikan serta penangkapan ikan dengan
Tahun 1945, Undang-Undang Nomor
menggunakan bahan peledak,
menggunakan bahan kimia, tindak 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
pidana pengelolaan sumberdaya ikan dan Undang-undang Nomor 45
dan tindak pidana usaha perikanan
Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
tanpa izin.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Ketentuan pidana bagi pelaku
penangkapan ikan dengan 2004 Tentang Perikanan serta
menggunakan bahan peledak diatur
Undang-Undang Darurat Nomor 12
dalam pasal 84 ayat (1) Undang-
Tahun 1951 tentang bahan peledak.
Undang Nomor 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan dan Undang- Bahan hukum sekunder itu diartikan
undang Nomor 45 Tahun 2009
sebagai bahan hukum yang tidak
Tentang Perubahan Atas Undang-
mengikat tetapi menjelaskan
Undang Nomor 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan. Dan Undang- mengenai bahan hukum primer yang

Page|102
Jurnal Independent Fakultas Hukum

merupakan hasil olahan pendapat memperoleh atau mengumpulkan


ikan yang dimana dia menggunakan
atau pikiran para pakar atau ahli yang
alat bantu bahan peledak/bom Ikan
ada  di dalam buku, jurnal hukum,
yang dampak dari bahan
hasil-hasil penelitian, hasil karya dari peledak/bom Ikan tersebut dapat
merusak biota-biota laut yang
kalangan hukum maupun internet.
terkena olehnya. Tujuannya agar
nelayan dengan mudah menangkap
III. PEMBAHASAN
ikan yang telah pingsan/mati terkena
Penangkapan ikan dengan
oleh bahan peledak.
menggunakan bahan peledak /bom
Indonesia dikenal mempunyai
Ikan adalah kegiatan yang dilarang
potensi luasan sumberdaya alam
dan di atur dalam Undang-undang
seperti ekosistem laut, namun
nomor 45 tahun 2009 tentang
mengalami penuruan kuantitas dan
perubahan atas Undang-undang
kualitas ekologinya.Terjadi degradasi
nomor 31 tahun 2004 tentang
ekosistem, luasan dan spesies
perikanan yang di atur dalam pasal
penting di terumbu karang kian
84. Kegiatan ini sangat marak terjadi
berkurang. Maraknya konversi
di perairan Indonesia di karenakan
utilitas sosial ekonomi di pesisir dan
sumber daya ikan yang melimpah di
pulau telah berdampak pada kondisi
Indonesia namun kurangnya
ekosistem tersebut. Jika melihat
perhatian pemerinta terhadap ini.
kecenderungan pertambahan
Illegal Fishing mulai dari pencurian
penduduk dan semakin terbatasnya
ikan yang di lakukan oleh nelayan-
mata pencaharian (livelihoods)
nelayan dari Negara seberang hingga
warga pesisir dan pulau-pulau maka
yang mencakup tentang pengrusakan
bisa dibayangkan dampaknya ke
biota-biota laut yang di lakukan oleh
ekosistem lingkungan perairan.
nelayan yang tidak bertanggung
Tidak bisa dipungkiri bahwa masih
jawab.
sangat banyak terjadi penggunaan
Penangkapan ikan secara
bahan peledak/bom ikan yang
melawan hukum dengan
digunakan untuk menangkap ikan.
menggunakan bahan peledak /bom
Tindakan ini memang dapat
Ikan adalah suatu kegiatan

Page|103
Jurnal Independent Fakultas Hukum

memudahkan penangkapan ikan dengan ancaman dihukum dengan


namun dapat merusak lingkungan hukuman mati atau hukuman penjara
seperti ekosistem karang. seumur hidup atau hukuman penjara
IV. Kesimpulan sementara setinggi-tingginya dua
Berdasarkan uraian pada puluh tahun
pembahasan diatas, maka
A. Daftar Pustaka
kesimpulannya, adalah sebagai
berikut: Dampak Penggunaan Bahan Buku :

Peledak Dalam Melakukan Muladi & Barda Nawawi Arief,


Penangkapan Ikan dengan 2012, Teori-teori dan
Kebijakan Pidana, Alumni,
menggunakan bahan peledak oleh Bandung, hal 66
nelayan berdasarkan hasil penelitian Adami Chazawi, Pelajaran
Hukum Pidana I, Jakarta,
menunjukkan bahwa; Sanksi pidana Raja Grafindo Persada,
terhadap pelaku tindak pidana 2011 , hlm. 81
Muladi, Lembaga Pidana
penangkapan ikan dengan Bersyarat, Bandung,
menggunakan bahan peledak; Alumni, 2008, hlm.25
Adam Chazawi,2010, Stelsel
Pidana dalam Tanya
Penjatuhan sanksi pidana
Jawab, Ghalia, Indonesia.
penjara terhadap pelaku tindak Jakarta.
pidana penangkapan ikan ikan
dengan menggunakan bahan peledak,
seharusnya bisa memberi efek jera
bagi pelaku dan masyarakat nelayan
secara umumnya, yakni dengan jalan
memeberikan sanksi pidana yang
berat/maksimal sesuai dengan
ancaman hukuman yang ditentukan
dalam : Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perikanan yaitu
ancaman 10 (sepuluh) tahun penjara
dan denda Rp 2.000.0000,00. (dua
milyar rupiah). Undang-Undang
Darurat Nomor 12 Tahun 1951

Page|104

Anda mungkin juga menyukai