Anda di halaman 1dari 20

PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL

JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 2 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
CATATAN REVISI
TANGGAL NO.
BAGIAN HAL RIWAYAT REVISI PARAF
BERLAKU REVISI
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 3 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .............................................................................................. 1


Catatan Revisi ....................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................... 3
1.0 Tujuan ........................................................................................................... 4
2.0 Ruang Lingkup .............................................................................................. 4
3.0 Pengertian ..................................................................................................... 5
4.0 Rujukan ......................................................................................................... 5
5.0 Penanggung Jawab ........................................................................................ 6
6.0 Prosedur Kerja ............................................................................................... 8
6.1. Persiapan Kerja ........................................................................................ 8
6.2. Teresan .................................................................................................... 8
6.3. Pemanenan Kayu ..................................................................................... 10
6.4. Pengangkutan .......................................................................................... 20
6.5. BAP penyelesaian tebangan...................................................................... 20
6.6. Pasca pemanenan ..................................................................................... 20
6.3. Monitoring dan Evaluasi .......................................................................... 21
7.0 Lampiran ........................................................................................................ 21
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 4 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
1.TUJUAN
Instruksi kerja pemanenan kayu (tebangan menggunakan alat berat) disusun untuk
memberikan gambaran dan arahan dalam menyelenggarakan kegiatan penebangan
dengan tujuan:
- Mendapatkan nilai ekonomi yang setinggi-tingginya dari tegakan.
- Mempercepat proses penebangan dan pengangkutan kayu dari petak tebangan ke
TPK.
- Mengendalikan dampak negatif terhadap lingkungan.
- Meminimalisir kesulitan yang ada di lapangan dalam proses penebangan dan
pengangkutan kayu dari petak tebangan ke TPK.
- Perlindungan terhadap keselamatan pekerja.

2. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja pemanenan kayu (tebangan menggunakan alat berat) ini untuk menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan Pemanenan Kayu Jati di Perum Perhutani KPH
Madiun.

3.PENGERTIAN
Pengertian yang digunakan dalam instruksi kerja ini adalah istilah-istilah
sebagaimana terdapat dalam rujukan butir 4.0 yang meliputi kegiatan pemanenan kayu
(tebangan ramah lingkungan) sebagai berikut :
3.1. Tebangan A2 (tebang habis biasa pada jangka berjalan) adalah penebangan
habis pada kelas hutan produktif baik kayu pokok maupun kayu lain dalam
jangka berjalan.
3.2. Tebangan B (tebang habis lain) adalah penebangan habis dari kelas hutan tidak
produktif yakni tanah kosong (TK) dan hutan bertumbuhan kurang (BK)
3.3. Tebangan C adalah tebangan yang dihapuskan.
3.4. Tebangan D (tebang tak sangka) adalah tebangan akibat bencana alam dan
penyakit.
3.5. Tebangan E adalah tebangan pemeliharaan/penjarangan.
3.6. Teresan adalah kegiatan mematikan pohon (jati) dengan jalan memutus jalan
makanan, dilaksanakan 1 tahun sebelum kegiatan penebangan.
3.7. Klem adalah kegiatan inventarisasi dan penomoran pohon yang akan ditebang
untuk mengetahui jumlah pohon dan taksiran volume yang akan dihasilkan.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 5 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
3.8. Her Klem adalah kegiatan pemeriksaan ulang terhadap pohon-pohon yang
telah diklem, dilaksanakan ( T-1) 1 tahun sebelum penebangan.
3.9. Inventarisasi Hara Vinir adalah kegiatan inventarisasi untuk mengetahui kayu
yang akan dihasilkan dengan status Hara dan Vinir yang dilaksanakan 1 tahun
sebelum penebangan.
3.10. Surat Perintah Tebang adalah surat perintah yang dikeluarkan oleh
Administratur/ KKPH untuk melakukan suatu kegiatan penebangan pada petak
tertentu.
3.11. Pembagian Batang adalah kegiatan memotong pohon/kayu yang sudah roboh
menjadi beberapa sortimen sesuai klas diameter dengan ketentuan yang
berlaku.
3.12. Pengangkutan adalah suatu kegiatan mengangkut kayu dari TP ke TPK
dengan memakai truck angkutan secara tertib baik fisik maupun administrasi
(menggunakan Daftar Kayu Bulat model DK 304 atau DK 304 b)
3.13. Blandong adalah pekerja tebangan antara lain tenaga tebang dan tenaga
langsir/pikul.
3.14. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
sesuai dengan kelestarian lingkungan yang mencakup sumber daya alam,
sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan.
3.15. SPLE Stasiun Pemantauan Lingkungan Erosi adalah suatu alat untuk
mengukur dampak erosi tanah.
3.16. Penyelingan dan muat dengan mekanik adalah kegiatan memindahkan kayu
dari tempat yang sulit (dekat tunggak) ke lokasi yang mudah untuk proses
mengangkut kayu, selanjutnya kayu tersebut dimuat ke atas truck. Penyelingan
dan muat tersebut menggunakan alat berat (excavator).

4.RUJUKAN
4.1. Peraturan Menteri Kehutanan P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan
Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Negara.
4.2. Peraturan Menteri Kehutanan P.60/Menhut-II/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan dan Rencana Teknik
Tahunan di wilayah Perum Perhutani.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 6 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
4.3. Peraturan Menteri Kehutanan P.42/Menhut-II/2014 tentang penatausahaan
Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi.
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 tahun 2010 tentang
Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara.
4.5. Permenkertranskop no PER 01/MEN/1978 tentang keselamatan dan kesehatan
Kerja dalam penebangan dan pengangkutan kayu
4.6. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 783/KPTS/DIR/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Tebang Habis Hutan Jati.
4.7. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 1168/KPTS/DIR/2005 tentang
Petunjuk Pembagian Batang Kayu Bundar Jati Tahun 2005
4.8. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 3169/KPTS/DIR/2014,
tentang Prosedur Kerja Penatausahaan Kayu Hasil Pemanenan Yang Berasal
dari Wilayah Pengelolaan Perum Perhutani.
4.9. Surat Direktur Jendral Bina Usaha Kehutanan nomor S.218/VI.BIKPHH/2015
tanggal 12 Mei 2015 perihal pelaksanaan Permenhut no P42/Menhut-II/2014
4.10. Surat Direksi Perum Perhutani Nomor : 360/075.2/PSDH-Prod/Dir/2015
tanggal 18 Mei 2015 perihal revisi SK Direksi nomor 3169/Kpts/Dir/2014.
4.11. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 681/KPTS/DIR/2008,
tentang Pedoman lacak Balak ( Chain Of Custody/ CoC ).
4.12. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : 366/KPTS/DIR/2016,
tanggal 30 Maret 2016 tentang Prosedur Kerja Penatausahaan Hasil Hutan
Kayu Yang Berasal Dari Wilayah Pengelolaan Perum Perhutani
4.13. PROSEDUR KERJA Pemanenan Kayu (Tebang Habis Jati) PK-SMPHT.05-
007

5.PENANGGUNG JAWAB
5.1. Administratur / KKPH
5.1.1. Sebagai penanggung jawab area, mengesahkan dan mengendalikan
kegiatan Tebangan di wilayah kerja KPH Madiun.
5.1.2. Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kegiatan Pemanenan Kayu
(Teresan, Persiapan Pemanenan, Tebang Habis).
5.1.3. Mengendalikan pelaksanaan teknis pemanenan di wilayah Perum
Perhutani KPH Madiun.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 7 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
5.2. Wakil Adm / KSKPH
5.2.1. Mengawasi dan membina pelaksanaan pekerjaan pemanenan baik
teknis maupun administrasi.
5.2.2. Memberi pertimbangan terhadap rencana pelaksanaan pemanenan.
5.3. Kasi Madya Bidang Produksi dan Ekowisata
5.3.1. Menyusun rencana lokasi tebangan.
5.3.2. Melakukan pembinaan terhadap pelaksana di lapangan.
5.3.3. Melakukan monitoring & evaluasi
5.4. KSS K3 dan Lingkungan
5.4.1. Mengidentifikasi dan memeriksa lokasi pemanenan.
5.4.2. Mengidentifikasi dampak dari kegiatan pemanenan kayu.
5.4.3. Membuat rancangan pengelolaan areal bekas pemanenan kayu
(dijelaskan dalam RO dan RKL).
5.4.4. Melakukan monitoring & evaluasi terhadap pra dan pasca kegiatan
pemanenan kayu.
5.5. Asper / KBKPH
5.5.1. Mengendalikan pekerjaan teknis dan administrasi terhadap
pelaksanaan pemanenan kayu
5.5.2. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan di lapangan.
5.5.3. Bertanggung jawab secara langsung terhadap keberhasilan pekerjaan
di lapangan.
5.6. KRPH
Mengendalikan pekerjaan teknis dan administrasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemanenan kayu di areal wilayah RPH.
5.7. Mandor tebang
5.7.1. Pelaksana harian kegiatan di lokasi petak tebangan antara lain :
pelaksanaan teknis pemanenan, pencatatan/administrasi terhadap
kegiatan pemanenan.
5.7.2. Melakukan pembinaan kepada tenaga kerja dan memberikan
penjelasan hak kewajiban dan keselamatan kerja.
5.7.3. Mengontrol dan memastikan setiap pelaksana di areal tebangan
menggunakan Alat Pelindung Diri (helm, sepatu, sarung tangan dan
lain-lain).
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 8 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
5.7.4. Mengamankan dan menyimpan alat-alat keselamatan kerja sesuai
dengan mekanisme yang sudah ditentukan.
5.7.5. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan kerja di areal pemanenan.
5.7.6. Mengawasai dan memandu pelaksanaan pekerjaan serta menentukan
zona bahaya dan menentukan rekayasa / teknik pengendalian bahaya
sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat dihindari
seminimal mungkin.
5.8. Mandor Angkut
5.8.1. Pelaksana harian kegiatan pikul/pengumpulan kayu dan
pengangkutan pada lokasi pemanenan.
5.8.2. Mengatur pekerjaan pengangkutan sehingga resiko terjadinya
kecelakaan kerja dapat dihindari seminimal mungkin.
5.8.3. Memastikan setiap tenaga muat di areal tebangan menggunakan Alat
Pelindung Diri.
5.8.4. Membuat dokumen angkuan (daftar kayu bulat/DKB) dari petak/TP
menuju ke TPK.
5.9. Fasilitator Lingkungan
5.9.1. Memasang SPLE Metode Stik Portable (Non Permanen ) Pada
keterwakilan setiap petak teresan dan tebangan.
5.9.2. Pengambilan data pada SPLE metode stik portable setiap bulan,
mulai dari awal kegiatan teresan sampai dengan kegiatan pasca
tebangan.
5.9.3. Melakukan pemeliharaan sapara SPLE Stik Portable .
5.9.4. Melakukan pengamanan dan monitoring kondisi sarpra bidang
lingkungan diwilayah kerja masing-masing.
5.9.5. Pelaksanaan kegiatan memasang, pengambilan data, pemeliharaan,
pengamanan, dan monev SPLE oleh tenaga fasilitator lingkungan
dibawah koordinasi Asper.

6. PROSEDUR KERJA

Pada prinsipnya prosedur kerja dalam hal teknik tebangan baik tebangan A, tebangan B,
tebangan D maupun tebangan E/penjarangan adalah sama, namun pelaksanaan kegiatan
teresan hanya dilakukan pada kayu jenis jati yang berasal dari tebangan A.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 9 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :

6.1. Persiapan Kerja


Sebelum memulai pekerjaan di lapangan baik teresan, penebangan, pengumpulan
maupun pengangkutan, mandor tebang/petugas lapangan melakukan pengarahan kepada
para pekerja tentang penyegaran keselamatan kerja, pengecekan terhadap kelengkapan
kerja dan kelengkapan Alat Pelindung Diri masing-masing pekerja.

6.2. Teresan ( T – 2 )
6.2.1. Persiapan Teresan
6.2.1.1. Surat Perintah Teres
Berdasarkan RTT yang telah disetujui, pada bulan Januari tahun
berjalan, Administratur / KKPH menerbitkan Surat Perintah Teres
dengan dilampiri peta dari petak / anak petak yang akan diteres skala
1:10.000 yang dilengkapi dengan keterangan batas-batas petak, dan peta
kawasan lindung (KPS, biodiversity).
SPK Teres dibuat rangkap 3 untuk mandor yang bersangkutan
(lembar 1), Asper / KBKPH (lembar 2), dan dikirim kembali sebagai
arsip KPH (lembar 3).
6.2.1.2. Penentuan Batas Teresan
Penentuan batas teresan di lapangan berdasarkan peta tersebut diatas
dikerjakan oleh Asper/KBKPH yang bersangkutan dan pemberian tanda
lingkaran merah pada pohon - pohon batas teresan. Kawasan
perlindungan setempat juga harus diperhatikan yang pada prinsipnya
kawasan perlindungan setempat tidak diperbolehkan adanya kegiatan
penebangan pohon. Pekerjaan tersebut harus selesai pada bulan
Februari.
6.2.1.3. Pembagian Blok
Pembuatan blok di lapangan menggunakan batas alam diusahakan
mengikuti garis kontur. Luas blok antara 1 – 2 Ha dengan
mempertimbangkan potensi pohon per Ha, selanjutnya dilakukan
rintisan batas blok. Pembagian blok harus sudah selesai pada bulan
Februari tahun berjalan.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 10 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
6.2.2. Pelaksanaan Teresan.
6.2.2.1. Setiap pohon jati dalam blok tebangan dengan keliling > 20 cm diukur
kelilingnya dan diberi nomor urut (diklem). Penomoran pohon
diurutkan untuk setiap blok dilanjutkan ke blok berikutnya (urutan
nomor pohon berlaku untuk satu petak, bukan per blok).
Pengukuran keliling pada pohon:
257 Keterangan:
425 257 = Nomor pohon
425 = Keliling pohon (cm)
Untuk jenis rimba dengan keliling > 40 cm yang terdapat di dalam petak
teresan, diberi nomor urut tersendiri dan diberi kode khusus (diklem)
sesuai dengan jenis pohon rimba tersebut dan tidak dilakukan teresan.
6.2.2.2. Nomor dan keliling pohon dicatat dalam buku klem dan dibuatkan
rekapitulasi, untuk jenis rimba dipisahkan.
6.2.2.3. Pohon yang diteres adalah pohon dengan keliling ≥ 40 cm. Tinggi
teresan rata tanah atau serendah mungkin dari permukaan tanah
(maksimal 10 cm) dengan lebar teresan 5 cm dan dalam hal-hal khusus
dapat dilakukan kepras banir.
6.2.2.4. Pekerjaan teres dan klem termasuk administrasinya harus sudah selesai
pada bulan Mei tahun berjalan.
6.2.2.5. Daftar Klem dibuat rangkap 3 (tiga) dengan dilampiri:
 Gabungan klem
 Gambar petak/anak petak yang diteres dengan skala 1:10.000
lengkap dengan nomor dan batas blok, rencana lokasi TP serta
rencana jalan sarad dan jalan sogok.
 Fotokopi Berita Acara Penyelesaian Teresan.
6.2.2.6. Berita Acara Penyelesaian Teresan dibuat setelah pekerjaan teresan
selesai, rangkap 3 (tiga) untuk arsip kantor KPH (lembar 1), Asper /
KBKPH (lembar 2) dan Mandor tebang yang bersangkutan (lembar 3).
6.2.2.7. Daftar Klem yang dikirim ke KPH segera dimasukkan ke dalam Buku
Taksasi (DK 316) oleh Kasi PSDH
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 11 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
6.2.3. Pemasangan SPLE Stik Portable (Non Permanen)
6.2.3.1. Pemasangan SPLE dilakukan oleh fasilitator lingkungan pada area
teresan setelah kegiatan peneresan selesai (bulan Juli tahun berjalan).
6.3. Pemanenan kayu
6.3.1. Persiapan Pemanenan ( T-1 )
6.3.1.1. Surat Perintah Persiapan tebangan.
Berdasarkan RTT yang telah disahkan, pada bulan September
sebelum tahun berjalan Administratur / KKPH mengeluarkan Surat
Perintah Persiapan tebangan dengan dilampiri peta dengan skala
1:10.000 yang memuat informasi batas-batas petak / anak petak
tebangan, batas blok, letak TP, jalan sarad, lokasi KPS, biodiversity
(jika ada)
6.3.1.2. Her Klem dan Inventarisasi Kayu Hara-Vinir
 Her Klem terhadap pohon-pohon dalam petak/anak petak yang
akan ditebang berdasarkan daftar klem, pemeriksaan dan
penulisan ulang nomor dan keliling pohon, jika ada pohon
yang terlewat (belum diklem) diukur dan diberi nomor urut
dengan cara menggunakan nomor pohon yang terdekat
ditambah kode huruf a, b, c dan seterusnya.
 Jika ada pohon yang hilang karena pencurian atau bencana
alam, supaya dilengkapi dengan huruf A dan ditulis pada
daftar klem dan buku taksasi (DK 316).
 Inventarisasi pohon Hara/Vinir untuk mengetahui ada tidaknya
kayu dengan status vinir / hara serta penaksiran volume pohon
- pohon yang berpotensi menghasilkan vinir hara.
 Babat dan periksa ulang batas keliling dan batas blok.
6.3.1.3. Persiapan Sarana dan Prasarana Pemanenan
Persiapan sarana dan prasarana pemanenan harus selesai selambat-
lambatnya bulan Desember sebelum tahun berjalan yang meliputi:
 Perbaikan dan atau pembuatan jalan (jalan sarad, jalan sogok dan
jalan pihak ketiga) dan jembatan.
 Penentuan dan persiapan Tempat Pengumpulan (TP).
 Penetapan jalan sarad.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 12 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
 Pembuatan babagan, pengadaan alat-alat tebang, Alat
Perlindungan Diri (APD), P3K, serta perlengkapan babagan.
 Mempersiapkan tenaga kerja.
 Mempersiapkan kebutuhan administrasi tebangan.
6.3.1.4. Job Training / Pelatihan Penebangan
Job training / pelatihan penebangan diberikan kepada mandor
tebang untuk menyegarkan kembali teknik-teknik penebangan yang
dilakukan di lapangan. Pelatihan meliputi penyegaran mengenai
teknik penebangan serta materi tentang SMK3, pelatihan diberikan
dalam bentuk materi dan atau praktek/simulasi di lapangan.
6.3.1.5. Cutting Test Petak (Quick Count)
 Cutting Test petak dilakukan pada Triwulan IV T-1.
 Cutting Test Petak dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
gambaran secara cepat produksi petak meliputi volume, sortimen,
BBI/status dan mutu serta nilai (Rp) dari sortimen yang akan
dihasilkan dalam petak tersebut.
 Cutting Test (CT) dilaksanakan setelah dikeluarkan Surat
Perintah Pelaksanaan Cutting Test dan dilakukan oleh Tim
Cutting Test KPH yang dibentuk berdasarkan SK Administratur /
KKPH.
6.3.1.6. Berita Acara Persiapan Tebangan
Setelah pekerjaan persiapan tebangan selesai, dibuat Berita Acara
Persiapan tebangan rangkap 3 (tiga) untuk arsip kantor KPH
(lembar 1), arsip kantor BKPH (lembar 2), mdr tebang (lembar 3).
6.3.2. Pelaksanaan tebangan /Pemanenan Kayu
6.3.2.1. Surat Perintah Tebang Habis (T-0)
Berdasarkan pengesahan RTT dari Biro Perencanaan dan
Pengembangan Perusahaan, Administratur/ KKPH mengeluarkan
Surat Perintah Tebang Habis rangkap 4 (empat) untuk mandor
tebang yang bersangkutan (lembar 1), Asper / KBKPH (lembar 2),
Wakil Administratur / KSKPH (lembar 3), arsip kantor KPH
(lembar 4).
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 13 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
Surat Perintah Tebang Habis dilampiri peta petak yang
bersangkutan skala 1:10.000 dengan mencantumkan:
- Batas – batas petak tebangan
- Batas – batas blok tebangan
- Lokasi babagan dan TP
- Jalan sarad dan jalan sogok
- Kawasan Perlindungan Setempat (jika ada)
- Lokasi situs (jika ada)
- Habitat satwa penting (jika ada)
- Lokasi flora dilindungi (jika ada)
- Kawasan Biodiversity, HAS, dan NKT (jika ada)
- Vegetasi sumber pakan satwa RTE (jika ada)
- Vegetasi tempat sarang satwa RTE (jika ada)
Sebelum kegiatan tebangan, tim P2K3 melakukan Site Specipic
Risk Assessment terhadap areal tebangan
6.3.2.2. Penebangan
Setelah menerima Surat perintah Tebangan dari Administratur,
Asper melakukan penebangan :
6.3.2.2.1. Tebangan dilakukan blok per blok, dimulai dari blok yang
berada paling dekat dengan TP. Setiap blok harus diselesaikan
lebih dahulu sebelum pindah ke blok selanjutnya dengan
dibuat Berita Acara Pindah Blok yang ditandatangani
Asper/KBKPH yang bersangkutan.
6.3.2.2.2. Prinsip tebangan adalah pohon per pohon, setiap pohon harus
diselesaikan terlebih dahulu sampai ke administrasinya
sebelum menebang pohon berikutnya. Kayu dengan diameter
kecil penebangannya didahulukan.
6.3.2.2.3. Pemeriksaan batas-batas blok dilakukan untuk memastikan
batas blok tebangan sedemikian sehingga tidak terjadi
penebangan pada kawasan perlindungan sesuai dengan peta
rencana tebangan.
6.3.2.2.4. Untuk menghindari terjadinya tumpahan oli dari alat chain
saw, agar pengisianya tidak dilakukan dilokasi penebangan.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 14 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
6.3.2.2.5. Pohon langka, pohon lokal, pohon untuk populasi satwa yang
dilindungi dan pohon yang menghasilkan buah untuk satwa
yang dilindungi dipertahankan untuk tidak dilakukan
penebangan.
6.3.2.2.6. Tidak dilakukan penebangan pada Kawasan Perlindungan
Setempat (KPS) maupun Hutan Lindung
6.3.3. Pelaksanaan kegiatan tebangan.
6.3.3.1. Penentuan arah rebah

Untuk mengantisipasi terjadinya pecah banting dan mencegah terjadinya


kecelakaan kerja akibat pohon roboh, langkah - langkah yang harus
dilakukan sebagai berikut :
 Menentukan arah rebah yang tepat dengan beberapa pertimbangan
antara lain : tajuk (cabang), kemiringan lahan, batu
 Membuat alas takik rebah serendah mungkin, dan selanjutnya
membuat atap takik sejajar dengan alas takik maksimal jarak 5 cm.
 Membuat takik balas dibantu dengan alat baji.
 Sebelum pohon roboh agar peluit/megaphone dibunyikan sebagai
pertanda pohon akan roboh, sehingga dipastikan tidak ada orang
disekitar pohon yang akan roboh selain operator chain saw.
 Dalam hal kondisi hujan tidak dilaksanakan penebangan

Gambar : Pembuatan takik Rebah


PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 15 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
6.3.3.2. Penandaan
6.3.3.2.1 Penandaan tunggak
 Setelah kayu roboh dilakukan penandaan pada tunggak dengan
menggunakan teer/cat/ tinta cina/alat lain. Penandaan meliputi
nomor urut penebangan, nomor pohon (sesuai daftar klem),
tanggal penebangan, nama dan alamat penebang, dan paraf
mandor tebang.

Keterangan :

370 : Nomor penebangan


423 : Nomor pohon
19/5’15 : Tanggal penebangan
SDR : Nama dan alamat
blandong

Gambar : Penandaan pada tunggak

6.3.3.2.2. Pembagian batang


Prinsip pembagian batang dalam menghimpun cacat-cacat
disatu potongan batang kayu sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh nilai kayu yang seoptimal mungkin.
Pembagian batang berpedoman pada KSS Prio Bagi PenA.
- Kepras cabang, tonjolan dan banir
- Tandai Sortimen A III, A II & A I dan batas kelas harga.
- Tentukan Status Vi, H dan IN
- PRIOritas pembagian batang
- PemBAGIan dari pangkal ke ujung
- PENandaan dengan teer
- Administrasi (TUHH)
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 16 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
Tiap batas batang diberi tanda dengan ter berupa 3 garis,
dengan pengertian garis ditengah merupakan tempat
menggergaji. Di tengah-tengah batang harus ditulis nomor
pohon, nomor potongan, panjang dan diameter.
Data hasil pembagian batang, pemotongan dan penandaan
batang selanjutnya hasilnya dimasukkan/ditulis pada buku
taksasi (DK 316/ Buku tafsiran dan pendapatan).

488 2.50  51 488 2.20  48 488 2.60  45


1 2 3

Legenda : 488 = nomor pohon


1,2,3 dst = nomor potongan
2.50
2.20 = panjang kayu
2.60
51
48 = diameter kayu
45

6.3.3.2.3.Penandaan bontos
Penandaan pada bontos sebagai identitas kayu, dan ukuran kayu dengan
memakai teer/cat/tinta cina/penandaan lainya
6.3.3.2.3.1. Sortimen A I :
Penandaan identitas kayu terhadap sortimen A I :
a. Sortimen A I diameter 16 cm dan 19 cm dilakukan hanya
pada bontos ujung :
 Penandaan dengan palu : Kode Divisi, Kode KPH dan
Kode BKPH
 Penandan dengan teer meliputi : Petak, Nomor pohon,
nomor batang, panjang, dan diameter.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 17 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :

Gambar : Penandaan Sortimen A I diameter 16


cm dan 19 cm (bontos ujung)

b. Sortimen A I diameter 4 cm, 7 cm, 10 cm dan 13 cm)


dilakukan pada kedua bontos kayu (bontos pangkal dan
bontos ujung) :
 Bontos pangkal : Nomor pohon dan nomor batang
 Bontos ujung : Petak, panjang dan diameter.

Bontos pangkal Bontos ujung


Keterangan :
119 : nomor pohon bontos pangkal
11 : nomor potongan
239 : nomor petak
80 : panjang kayu bontos ujung
13 : diameter kayu

6.3.3.2.3.2.Sortimen A III dan A II :


Penandaan identitas kayu terhadap sortimen A III, dan
sortimen A II, penandaanya dilakukan hanya pada
bontos ujung :
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 18 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
 Penandaan dengan palu : Kode Divisi, Kode KPH dan
Kode BKPH
 Penandan dengan teer meliputi : Petak, Nomor pohon,
nomor batang, panjang, dan diameter.

Sortimen a III Sortimen A II


Keterangan :
239 : nomor petak
108 & 118 : nomor pohon
1&6 : nomor potongan
120 & 200 : panjang kayu
37 & 27 : diameter kayu
Palu tok : Kodefikasi

Gambar : Penandaan bontos ujung sortimen A III dan sortimen A II


(hanya pada bontos ujung)

6.3.4. Pengumpulan kayu


6.3.4.1. Pengumpulan kayu dilakukan setelah kegiatan pembagian batang,
pemotongan dan penandaan pada bontos kayu dan dilakukan dengan
menggunakan alat berat (Excavator) atau menggukanan alat lain berupa
loader/Traktor/Seling truck modifikasi.
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 19 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :

6.3.4.2. Gambar sarad dengan memakai mekanis/Alat berat (Excavator Grapple)

6.3.4.3. Kayu dikumpulkan di TP ( Tempat Pengumpulan )


6.4. Pengangkutan
6.4.1. Pengangkutan dilakukan setelah kayu berada di TP dan diangkut menuju TPK tujuan
dengan disertai dokumen angkutan (Daftar Kayu Bulat).
6.4.2. Pengangkutan melalui jalan angkut yang telah ditentukan.
6.4.3. Penentuan jarak angkut oleh tim jarak angkut dan dibuatkan Berita Acara (BAP).

6.5. Berita Acara Penyelesaian Tebangan


Setelah kegiatan penebangan (penebangan pohon sampai pengangkutan) selesai dibuat Berita
Acara Penyelesaian Tebangan.
Berita Acara Penyelesaian Tebangan diisi sesuai dengan rencana dan realisasi. Rencana produksi
berdasar SPK tebangan dan realisasi produksi berdasar penerimaan (DK 316)

6.6. Pasca Pemanenan


6.6.1. Pemeriksaan bekas tebangan dan jalan angkutan dilakukan oleh mandor tebang.
6.6.2. Identifikasi tingkat kerusakan pada bekas tebangan antara lain pada lokasi bekas jalan
untuk mengumpulkan kayu, tempat pengumpulan (TP), jalan angkutan, yang meliputi
jenis kerusakan pada tanah, memastikan tidak terjadi kerusakan pada tunggak bekas
penebangan serta penutupan aliran air (sungai), tumbuhan bawah, B3 dan lainnya
PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL
JAWA TIMUR
KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN MADIUN
INSTRUKSI KERJA Halaman 20 dari 21 halaman
PEMANENAN KAYU No. Terbit : 01
(MENGGUNAKAN ALAT BERAT) Tgl. Terbit : 13 Maret 2023
No. Dok : 01/ MDN/IK/PROD No. Revisi :
Tgl. Revisi :
6.6.3. Penyusunan rekomendasi penanganan kerusakan pasca pemanenan kayu berdasarkan
jenis/bentuk dan lokasi kerusakan.

6.7. Monitoring dan Evaluasi


6.7.1. Monitoring dilakukan terhadap kegiatan penebangan dan pasca penebangan.
6.7.2. Evaluasi kondisi areal bekas tebangan disesuaikan dengan hasil ceklist sebelum dan
sesudah tebangan.
6.7.3. Monitoring penerapan SMK3 ( penggunaan APD, kecelakaan kerja dan lain-lain ) pada
tiap-tiap petak di lokasi penebangan
6.7.4. Monitoring penerapan SMK3, utamanya penggunaan APD dilakukan kepada Mandor
Tebang, Tenaga Kerja Regu Tebang serta Operator Chainsaw.
6.7.5. Monitoring laju erosi pada lahan yang terbuka bekas penebangan yang dilakukan oleh
fasilitator lingkungan.

7. LAMPIRAN

7.1. Ceklist teresan


7.2. Ceklist pra tebangan
7.3. Berita Acara Penyelesaian Persiapan Tebangan
7.4. Surat Perintah Pelaksanaan Tebangan
7.5. Ceklist pasca tebangan
7.6. Berita Acara Penyelesaian Tebangan

Anda mungkin juga menyukai