Anda di halaman 1dari 12

33

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen dengan
pendekatan Pra Eksperimen dengan rancangan penelitian post-test only
design, yaitu desain penelitian yang melakukan intervensi tanpa diawali
dengan melakukan pre-test terlebih dahulu dan tanpa adanya kelompok
kontrol namun setelah dilakukan intervensi kelompok perlakuan dilakukan
post-test. Dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui adakah perbedaan
oral hygiene menggunakan povidone iodine 1% dengan chlorhexidine 0,2%
terhadap kejadian VAP.
Skema penelitian tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut
ini :
Skema Desain Penelitian

Kelompok 1 X1 O1

Subjek

Kelompok 2 X2 O2

Gambar 3. 1 Skema Desain Penelitian

Keterangan:

Subjek : Sampel/responden

Kelompok 1 : Kelompok intervensi oral hygiene menggunakan povidone


iodine 1%

Kelompok 2 : Kelompok intervensi oral hygiene menggunakan


chlorhexidine 0,2%

X1 : Intervensi oral hygiene menggunakan povidone iodine 1%


sebanyak 10 ml 2x sehari selama 4 hari berturut-turut
34

X2 : Intervensi oral hygiene menggunakan chlorhexidine 0,2%


sebanyak 10 ml 2x sehari selama 4 hari berturut-turut

O1 : Post-test pada kelompok povidone iodine 1%

O2 : Post-test pada kelompok chlorhexidine 0,2%

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini telah dilakukan di ruang ICU RSI Sultan Agung
Semarang selama dua bulan yaitu dari tanggal 12 April 2021 sampai dengan
tanggal 12 Juni 2021.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Popolasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tersendiri yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik
kesimpulan (sintesis) (Masturoh & Anggita, 2018). Populasi yang
diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
yang dirawat di ruang ICU RSI Sultan Agung Semarang selama
bulan April sampai dengan bulan Juni 2021. Yaitu sebanyak 97
orang.
b. Populasi Aktual
Populasi aktual dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
yang mengalami penurunan kesadaran dan menggunakan ventilasi
mekanik di ruang ICU RSI Sultan Agung Semarang.
2. Teknik Sampling dan Sampel
a. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Teknik sampling dilakukan untuk mengambil sampel dari populasi
yang representatif (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang
cukup untuk mengestimasi populasi (Masturoh & Anggita, 2018).
35

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah


probability sampling, yaitu dengan simple random sampling, yang
merupakan teknik sampling secara acak, dimana setiap individu dalam
populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel
(Masturoh & Anggita, 2018).
Untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dari populasi
peneliti menggunakan rumus uji hipotesis dua populasi berpasangan
adalah sebagai berikut:
2
(𝑧𝛼 + 𝑧𝛽)𝑥 𝑠𝑑
𝑛1 = 𝑛2 = [ ]
d
2
(1,64 + 1,28)𝑥1,7
𝑛1 = 𝑛2 = [ ]
1,34
𝑛1 = 𝑛2 = 13,8 dibulatkan menjadi 14

Keterangan:

n1 = n2 : besar sampel kelompok intervensi yang diinginkan

za : kesalahan tipe I ditetapkan 5%, sehingga nilai a (1-tailed)


sebesar 1,64

zβ : kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% sehingga nilai β


adalah 1,28

sd : simpangan baku dari selisih rerata, nilainya ditentukan oleh


peneliti atau pustaka, sehingga diperoleh nilai sebesar 1,7

d : selisih rerata dua kelompok yang dianggap bermakna

untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya subjek dropped


out atau loss to follow, maka peneliti melakukan koreksi dengan
menambahkan jumlah sampel dengan rumus sebagai berikut:

n
𝑛′ =
1−𝑓
36

14
𝑛′ =
1 − 0,1

𝑛′ = 15,5 dibulatkan menjadi 15

Keterangan:

n’ : besar sampel setelah dikoreksi

n : besar sampel yang sudah dihitung

f : perkiraan dropped out (0,1)

Berdasarkan perhitungan sampel diatas, didapatkan jumlah


sampel sementara sebanyak 15 orang untuk setiap kelompoknya dengan
kriteria yang dibutuhkan sebagai berikut :
1) Kriteria Inklusi
Dalam penelitian ini, peneliti akan menentukan kriteria
pasien yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
a) Berusia lebih dari 18 tahun
b) Mendapatkan intubasi dan bantuan ventilator kurang dari 48
jam setelah masuk ruang ICU
c) Tidak terdapat infeksi mulut (stomatitis)
d) Tidak terdiagnosa covid-19
2) Kriteria Eksklusi
a) Diketahui memiliki hipersensitivitas terhadap povidon iodin
dan klorheksidin
b) Didiagnosa menderita pneumonia saat masuk rumah sakit
c) Menderita infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
b. Sampel
Pada penelitian ini sesuai dengan rumus perhitungan sampel
yang sudah ditetapkan di atas, pada periode bulan April hingga bulan
Juni 2021 didapatkan sebanyak 30 responden yang memenuhi kriteria
37

inklusi dan kriteria eksklusi yang sudah ditetapkan, kemudian dibagi


kedalam 2 kelompok dimana dalam 1 kelompok berjumlah 15 orang.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen yaitu variabel yang mampu untuk
mempengaruhi variabel yang lain, apabila variabel independen berubah
maka dapat menyebabkan variabel lain berubah (Masturoh & Anggita,
2018). Variabel independen pada penelitian ini adalah oral hygiene
menggunakan povidone iodine 1% dan chlorhexidine 0,2%.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
variabel independen (Masturoh & Anggita, 2018). Variabel dependen
pada penelitian ini adalah angka kejadian ventilator associated
pneumonia (VAP).
E. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Hasil


& Cara
Ukur
Variabel independen
Oral Hygiene Tindakan Standar
menggunakan membersihkan Operasional
Povidone Iodine kotoran di dalam Prosedur
1% mulut untuk (SOP)
mengurangi infeksi
menggunakan
larutan Povidone
Iodine 1%
sebanyak 10 ml
yang bersifat
antiseptik,
38

sebanyak 2x sehari
selama 4 hari
berturut-turut
Oral Hygiene Tindakan Standar
menggunakan membersihkan Operasional
Chlorhexidine kotoran di dalam Prosedur
0,2% mulut untuk (SOP)
mengurangi infeksi
menggunakan
larutan
chlorhexidine
0,2% sebanyak 10
ml yang bersifat
antimikroba
spektrum luas
sebanyak 2x sehari
selama 4 hari
berturut-turut
Variabel dependen
Ventilator VAP adalah Clinical Rasio 0 – 6 =
Associated pneumonia yang pulmonary negatif
Pneumonia merupakan infeksi infection VAP
(VAP) nosokomial yang score (CPIS) >6 =
terjadi setelah 48 positif
jam pada pasien VAP
dengan bantuan
ventilasi mekanik
(ventilator) baik itu
melalui pipa
endotrakea
maupun pipa
trakeostomi

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat bantu yang digunakan
oleh peneliti untuk mengukur dan mengumpulkan data atau informasi
39

sebagai bahan pengolahan yang berkenaan dengan objek ukur yang sedang
diteliti. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur
angka kejadian ventilator associated pneumonia adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner Karakteristik Responden
Kuesioner karakteristik responden ini digunakan sebagai
acuan dalam menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria sampel
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kuesioner ini terdiri dari
beberapa komponen yaitu identitas pasien (nama, umur, jenis
kelamin dan No. Rekam Medis), diagnosa medis pasien, tanggal
masuk ICU, tanggal pemasangan ventilator.
2. CPIS (Clinical Pulmonary Infection Score)
Lembar observasi CPIS terdiri dari 5 komponen yaitu: suhu
tubuh, jumlah leukosit per mm3, sekret trakea, oksigenasi
(PaO2/FiO2) dan foto thorax. Dimana untuk penilaian masing-
masing komponen yaitu 0 sampai 2 sesuai dengan indikator yang
telah ditentukan. Bila hasil dari pemeriksaan komponen tersebut >6,
maka dapat dinyatakan sebagai diagnosis VAP (ventilator
associated pneumonia).
3. SOP (Standar Operasional Prosedur) Oral Hygiene
SOP yang digunakan sebagai acuan tindakan oral hygiene.
Dalam penelitian menggunakan SOP baku yang sudah ditetapkan
oleh RSI Sultan Agung Semarang.

G. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan
penelitian. Sedangkan data diambil secara langsung pada responden,
dilakukan dengan observasi menggunakan lembar CPIS. Data yang diambil
dari subjek penelitian meliputi usia, jenis kelamin, skor CPIS setelah
dilakukan oral hygiene menggunakan povidone iodine 1% dengan open
suction dan chlorhexidine 0,2% dengan close suction. Dalam melakukan
intervensi, peneliti meminta bantuan kepada enumerator untuk
40

mendapatkan data. Enumerator dalam penelitian ini berjumlah 2 orang


dengan syarat enumerator merupakan perawat dengan minimal pendidikan
terakhir D3 keperawatan dan bekerja di ruang ICU. Sebelum melakukan
intervensi, terlebih dahulu dilakukan persamaan persepsi antara peneliti
dengan enumerator tentang bagaimana intervensi yang akan dilakukan dan
apa saja hasil yang didapat selama melakukan intervensi tersebut. Sebelum
dilakukan pengambilan data, responden atau keluarga diberikan penjelasan
tentang penelitian yang akan dilakukan dan diberikan kesempatan untuk
bertanya serta diberikan kebebasan apakah menerima atau menolak
intervensi yang diberikan.
H. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 2 prosedur
penelitian, yaitu prosedur administrasi dan prosedur teknis:
1. Prosedur Administratif
a. Peneliti menyusun proposal penelitian
b. Peneliti mengurus surat izin penelitian di Program Studi Sarjana
Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang. Setelah
mendapatkan surat perizinan penelitian kemudian peneliti
mengajukan permohonan perizinan ke Kabag Litbang RSI
Sultan Agung Semarang dan menyampaikan maksud dan tujuan
untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang.
c. Setelah mendapat perizinan dari direktur RSI Sultan Agung
Semarang peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
kedatangannya terhadap penelitian yang akan dilakukan.
d. Peneliti menjelaskan rancangan kegiatan yang akan dilakukan
dimulai dari memaparkan judul penelitian, tujuan penelitian dan
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti.
2. Prosedur Teknis
Prosedur yang dilakukan peneliti dalam melakukan
penelitian sebagai berikut:
41

a. Peneliti meminta data jumlah pasien yang dirawat di ruang ICU


dan mengidentifikasi pasien yang baru masuk ke ruang ICU RSI
Sultan Agung Semarang
b. Dari data tersebut peneliti menentukan jumlah sampel secara
Probability Sampling dengan simple random sampling, dan
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah
ditentukan.
c. Peneliti dibantu enumerator memberikan penjelasan kepada
responden dan atau keluarga pasien tentang tujuan penelitian,
prosedur yang akan dilakukan, resiko dan ketidaknyamanan,
serta jaminan menjaga kerahasiaan data pasien.
d. Peneliti dibantu enumerator memberikan lembar informed
consent sebagai bukti persetujuan sebagai responden sebelum
dilakukan penelitian tanpa unsur pemaksaan.
e. Peneliti dibantu enumerator mulai melakukan intervensi berupa
oral hygiene menggunakan povidone iodine 1% dengan open
suction dan chlorhexidine 0,2% dengan close suction terhadap
dua kelompok sampel yang telah ditentukan sebelumnya
sebanyak 2 kali sehari selama 4 hari berturut-turut
f. Post-test dilakukan pada hari ke 5 pada pagi hari sebelum
mendapatkan intervensi oral hygiene dengan melakukan
pengisian lembar CPIS pada kelompok intervensi oral hygiene
menggunakan povidon iodine 1% dan kelompok intervensi oral
hygiene menggunakan chlorhexidine 0,2%
g. Setelah itu data lembar CPIS dilakukan analisa untuk
mengetahui adakah perbedaan oral hygiene menggunakan
povidone iodine 1% dan chlorhexidine 0,2% dengan kejadian
VAP.
I. Etika Penelitian
1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (respect for human
dignity)
42

Pasien dengan penurunan kesadaran yang terpasang ventilator di ruang


ICU sebagai responden dan keluarga pasien memiliki kebebasan untuk
menentukan pilihan mengikuti atau tidak penelitian yang dilakukan
oleh peneliti tanpa adanya sanksi dan paksaan dari manapun.
Sebelumnya peneliti juga telah menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur,
keuntungan, dan yang lainnya, peneliti juga membuka pertanyaan dari
keluarga responden mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti. Jika responden dan keluarga menyetujui maka akan mengisi
sebuah inform consent yang sudah disediakan. Responden akan
mengikuti partisipasi penelitian dari awal hingga akhir. Responden
akan diberikan intervensi oral hygiene menggunakan povidone iodine
1% dan chlorhexidine 0,2% . kemudian perawat melakukan monitoring
skor CPIS sesudah dilakukan intervensi.
2. Menghormati Privasi Kerahasiaan (respect for privacy and
confidentiality)
Responden memiliki sebuah privasi dalam kerahasiaan informasi.
Informasi yang didapatkan dari responden hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian, dan peneliti menuliskan kode untuk menuliskan
identitas responden dan data disimpan di komputer peneliti.
3. Menghormati Keadilan dan Inklusivitas (respect for justice and
inclusivity)
Peneliti memilih responden berdasarkan kriteria inklusi pada responden
penelitian. Peneliti juga tidak membeda-bedakan latar belakang dari
calon responden. Peneliti juga bersikap jujur, cepat, cermat, hati-hati
serta profesional dalam melakukan proses penelitian, pada prinsip
keadilan dalam penelitian ini yaitu peneliti memberikan intervensi
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan tanpa adanya perbedaan
perlakuan antara responden satu dengan responden yang lainnya.
4. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian Yang Ditimbukan (balancing
harm and benefit)
43

Peneliti harus memberikan manfaat yang besar untuk responden,


masyarakat dan pihak lainnya dan meminimalisir terjadinya kerugian.
Manfaat yang didapatkan responden yaitu responden beresiko kecil
untuk terjadi VAP akibat pemasangan ventilator dalam jangka waktu
yang lama. Peneliti bersikap profesional dan dapat dipertanggung
jawabkan dalam memberikan melakukan penelitian. Hal tersebut
dilakukan untuk memberikan manfaat intervensi, peneliti menentukan
waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kesepakatan dengan
responden.
J. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa data univariat merupakan analisis data yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari setiap
variabel penelitian. Pada analisis data univariat ini digunakan untuk
melihat perbedaan oral hygiene menggunakan povidone iodine 1%
dengan chlorhexidine 0,2% terhadap kejadian ventilator associated
pneumonia (VAP). Dalam penelitian ini untuk jenis data numerik yang
disajikan dalam bentuk tendensi sentral seperti mean, standar deviasi,
maximum dan minimum adalah data umur dan skor CPIS, sedangkan
jenis data kategorik yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
adalah jenis kelamin dan diagnosa medis.
2. Analisa Bivariat
Setelah dilakukannya analisis data univariat tersebut, maka
hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi di setiap variable,
sehingga dapat dilanjutkan pada analisis bivariate. Pada penelitian ini
dilakukan analisa bivariat dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan
hasil observasi CPIS post intervensi antara oral hygiene menggunakan
povidone iodine 1% dan chlorhexidine 0,2%, sehingga dapat diketahui
terdapat perbedaan oral hygiene menggunakan povidon iodine 1% dan
chlorhexidine 0,2% dengan kejadian VAP. Seluruh data dalam
penelitian ini dianalisa dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).
44

Sebelum melakukan analisa bivariat ini peneliti melakukan uji


normalitas terlebih dahulu dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk
karena sampel kurang dari 50 orang. Hasil p value untuk kelompok
povidone iodine 1% 0,130 dan kelompok chlorhexidine 0,2% adalah
0,145(P= > 0,05) maka data tersebut berdistribusi normal. Uji beda
yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji Independent T-test
untuk mengetahui adanya perbedaan pada oral hygiene menggunakan
povidone iodine 1% dan chlorhexidine 0,2% terhadap kejadian VAP.

Tabel 3.2 Uji normalitas hasil penilaian skor CPIS pada kelompok
povidone iodine 1% dan chlorhexidine 0,2% (N=30)

Test of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Povidone 0,179 15 0,200 0,909 15 0,130
Iodine 1%
Chlorhexidine 0,184 15 0,183 0,912 15 0,145
0,2%

Tabel 3.2 menunjukan bahwa hasil uji normalitas data


kelompok intervensi povidone iodine 1% menggunakan uji Shapiro-
Wilk yaitu didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,130 (>0,05) yang
berarti data tersebut berdistribusi normal kemudian pada uji Shapiro-
Wilk untuk data kelompok intervensi chlorhexidine 0,2% didapatkan
nilai signifikansi sebesar 0,145 (> 0,05) yang berarti data tersebut
berdistribusi normal.

Anda mungkin juga menyukai