OLEH KELOMPOK 9 :
Lailly Pajri Akhyani (2201010131),
M. Ma’ruf Ali (2201010198),
M. Hendri (2201010155)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
1. Apa pemikiran utama Edmund Husserl dalam fenomenologi dan bagaimana kontribusinya
terhadap epistemologi kontemporer?
2. Apa pengertian dan pemikiran utama dalam hermeneutika teoretis, filosofis, dan kritis,
serta bagaimana mereka berkontribusi pada epistemologi kontemporer?
4. Apa tantangan atau masalah yang dihadapi oleh fenomenologi dan hermeneutika dalam
epistemologi kontemporer?
D. Tawaran Solusi:
Makalah ini akan menawarkan beberapa solusi atau pendekatan untuk memperkuat
pemahaman epistemologi kontemporer dengan mempertimbangkan kontribusi fenomenologi
dan hermeneutika. Solusi ini dapat mencakup pengintegrasian aspek-aspek fenomenologi
dan hermeneutika ke dalam kerangka epistemologi kontemporer, pengembangan metode
penelitian yang berdasarkan pendekatan fenomenologi dan hermeneutika, dan refleksi kritis
terhadap isu-isu epistemologi dalam konteks fenomenologi dan hermeneutika.
METODE
d. Eidos dan Esensi: Husserl memperkenalkan konsep "Eidos" dan "Esensi" untuk
memahami esensi universal dari fenomena. Dia berargumen bahwa melalui reduksi
fenomenologis, kita dapat mencapai pengetahuan yang tidak terpengaruh oleh variasi
individual dan budaya, melainkan pengetahuan yang berlaku secara umum untuk semua
manusia.
A. Hermeneutika Teoretis
B. Hermeneutika Filosofis
C. Hermeneutika Kritis:
c. Fenomenologi cenderung lebih terkait dengan ontologi, yaitu studi tentang realitas dan
eksistensi, sementara hermeneutika lebih terkait dengan epistemologi, yaitu studi tentang
pengetahuan dan cara kita memperolehnya.
d. Keterbatasan Kultural dan Historis: Tantangan yang dihadapi oleh fenomenologi dan
hermeneutika adalah keterbatasan dalam menghadapi konteks budaya dan sejarah yang
berbeda. Pendekatan-pendekatan ini sering kali muncul dari tradisi Eropa dan dapat
memiliki keterbatasan dalam memahami dan menginterpretasikan fenomena dan teks dari
budaya-budaya non-Eropa.
Meskipun menghadapi tantangan ini, fenomenologi dan hermeneutika tetap relevan dalam
epistemologi kontemporer dan terus memberikan kontribusi penting dalam pemahaman
tentang subjektivitas, interpretasi, dan peran konteks dalam konstruksi pengetahuan.
a. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah mengintegrasikan fenomenologi dan
hermeneutika dengan pendekatan lain dalam epistemologi kontemporer. Dengan
menggabungkan berbagai perspektif, seperti positivisme, konstruktivisme, atau teori kritis,
kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang konstruksi
pengetahuan.
b. Dialog Antarbidang: Penting untuk mendorong dialog dan kolaborasi antara disiplin ilmu
yang berbeda. Membuka ruang untuk diskusi antara filsafat, sosiologi, antropologi, psikologi,
dan ilmu-ilmu sosial lainnya dapat memperkaya pemahaman epistemologi kontemporer
dengan melibatkan perspektif-perspektif yang berbeda.
e. Penerapan Metode yang Sesuai: Penting untuk memilih dan menerapkan metode yang
sesuai dengan tujuan penelitian dan objek yang sedang dipelajari. Misalnya, dalam
fenomenologi, metode reduksi fenomenologis dapat diterapkan dengan hati-hati dan
konsisten, sedangkan dalam hermeneutika, perlu mempertimbangkan konteks dan latar
belakang budaya dalam interpretasi teks.
KESIMPULAN
Di sisi lain, hermeneutika fokus pada interpretasi teks dan konteks budaya,
mempertimbangkan bagaimana konteks sosial, budaya, dan historis mempengaruhi
pemahaman. Pendekatan hermeneutika, baik dalam bentuk teoretis, filosofis, maupun kritis,
menekankan pentingnya pemahaman yang kontekstual dan pemahaman yang
mempertimbangkan latar belakang individu dalam interpretasi.
DAFTAR PUSTAKA
Journal Articles :
Heidegger, Martin. Being and Time. Translated by John Macquarrie and Edward Robinson.
Gadamer, Hans-Georg. Truth and Method. Translated by Joel Weinsheimer and Donald G.
Marshall. Bloomsbury Academic, 2013.
Ricoeur, Paul. Interpretation Theory: Discourse and the Surplus of Meaning. Texas Christian
University Press, 1976.