Anda di halaman 1dari 32

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK
Universitas Cenderawasih Waena–Jayapura

TUGAS
PERENCANAAN PELABUHAN
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Perencanaan Pelabuhan

Dosen Pengampu:
Davy Ivan R.Jansen, ST., MT

Dikerjakan Oleh:

Chevin A.R. Pasang 2020061014079


Ario S. Endekan 2020061014131
Fernando Kambu 2020061014144

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
TUGAS:

Rencanakan Pelabuhan laut yang terletak di lokasi sesuai peta,sebagai pelabuhan baru.

I. PENENTUAN LOKASI PELABUHAN


Lokasi pelabuhan di tetapkan dengan memperhatikan :
a. Arah angin
b. Keadaan tinggi gelombang
c. Perbedaan pasang surut
d. Kemungkinan adanya perluasan pelabuhan
e. luas perairan dimuka pelabuhan untuk meutar kapal
f. keamanan terhadap kebakaran
g. strategi
h. pemeriksaan keadaan tanah
a. arah angin
Kecepatan angin diukur dengan anemometer.
Dalam perencanaan ini diasumsikan angin bersesuaian dengan Skala Beauford
( hal 68 PELABUHAN oleh Bambang Triatmodjo )
- Sifat Angin : Angin Sedang
- Tekanan Angin (P) : 15,7 Kg/m²
- Kecepatan (V) : 24 Knots ( 1 Knots = 1,570 km/jam )
= 46,3 km/jam
- Durasi : 8 jam
b. keadaan tinggi gelombang
Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak melakukan bongkar
muat.
Gelombang atau ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air laut
mengalami perubahan yang di sebabkan karena antara lain :
- gerakan kapal
- gempa bumi
- letusan gunung berapi
- tiupan angin
gelombang yang di sebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk di ketahui agar dalam
kolam pelabuhan dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang.tinggi kolam yang terjadi
dalam kolam di syaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang berlabu.

Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang di cakup agar satu jenis kapal dapat
melakukan bongkar muat dengan aman .

Tabel 1. 1 Hubungan antara kecepatan angin dengan tinggi gelombang

(sumber : “perencanaan pelabuhan”oleh soedjono kamodibrata,hal 131)

Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam pelabuhan dapat juga di
hitung dengan rumus ( formula stevenson)

Hp=H [√ b
B
4
( √ )]
−0,027 √ D 1+
b
B

(Persamaan 2.1 Hal 41 “ Pelabuhan” Dr.Ir. Bambang Triadmojo)


Dimana :
Hp = tinggi gelombang pada setiap titik P dalam kolam pelabuhan (m)
H = tinggi gelombang pada suatu pintu masuk (m)
b = Lebar pintu masuk (m)
B = lebar kolam pada titik P dalam pelabuhan (m)
D = Jarak dari pintu masuk sampai ke titik P (m)
Catatan : persamaaan diatastidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m dari mulut.

Gambar 1.1 penjelasan Rumus 2.1


Bila ternyata dalam perhitungan HP > Hijin = 0,6 m, maka perlu di pasang “break water “agar
air dalam kolam pelabuhan lebih tenang. Break Water dipengaruhi oleh ombak,
berupa :
o Gaya tekan Hidrostatik,yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
o Gaya tekan dinamis,yang menjelma dengan pechanya ombak
c. Perbedaan Pasang Surut
Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari benda-benda
angkasa dari suatu sistem tata surya .Akibat terjadinya pasang surut ini,terjadi ketidak-tetapan
ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan.Dalam menentukan lokasi pelabuhan perlu
di perhatikan arus pasang surutnya karena dapat merusak dasar dan konstruksi Break Water.
d. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan
Dalam merencanakan suatu pelabuhan,maka kemungkinan perluasan pelabuhan perlu
dipikirkan untuk rencana jangka panjang,apalagi kalau yang di rencanakan adalah pelabuhan
umum.
Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :
- Perencanaan dermaga
- Penambahan bangunan – bangunan sipil
- Perluasan pelabuhan
- Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan,perawatan untuk pembuatan kapal
- Dll
e. Luas daerah perairan dimuka pelabuhan untuk memutar kapal.
Untuk memutar kapal,diperlukan diameter minimum 20% lebih panjang dari panjang kapal
terbesar yang menggunakannya.
(sumber : pelabuhan hal 37 “ Bambang triadmajo”)
Jadi : D = 20% L + L +
Dimana : L = panjang kapal
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu:
Kapal Cargo : 40.000 GRT dengan L = 201 m, Jadi :
(tabel karateristik kapal hal 22”pelabuhan”,Ir Bambang Triatmojo)
D = 20% L+L
D = 0,2(201)+201 = 241,2 m
Rmin = ½ D
Rmin = ½ (241,2) = 120,6 m
f. Keamanan Terhadap Kebakaran
Dalam Perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus dihindari antara lain dengan
menempatkan unit-unit kebakaran pada tempat-tempat yang diperkirakan mudah terbakar.
g. Strategi
Pada perencanaan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu pula strategi
pertahanan dan keamanan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat membuat
beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang tepat dan mendekati sempurna. Perlu pula
diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.
h. Pemeriksaan Keadaan Tanah
Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk keperluan:
 Perencanaan konstruksi pondasi
 Penentuan jenis kapal kerut yang dipakai
Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah antara lain dengan pengeboran
(Boring) atau sondir yang dilakukan pada tempat-tempat tertentu. Dengan demikian dapat
diketahui keadaan tanah dasar termasuk jenis tanah serta sifat tanah serta sifat tanah dan lapisan-
lapisannya.
II. PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh. Untuk itu
diperlukan menghitung “ fetch efektif” guna memperoleh data tersebut. Fetch adalah jarak
antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif,
ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat diketahui tinggi gelombang
pada lokasi pelabuhan, dengan menggunakan grafik (terlampir).
Cara perhitungan/ pembuatan fetch efektif yaitu:
a) Dari lokasi yang akan direncanakan buatlah pelabuhan, ditarik garis lurus yang sejajar arah
angin yang ada.
b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan:
- Garis tersebut akan mengenai daratan
- Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45° dengan garis sejajar arah angin
tersebut, kearah kiri dan kanan.
d) Sudut 45° tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5° sehingga
terdapat beberapa garis lurus.
e) Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau, diganti
dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f) Ukuran panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung seberang yang berpotongan
tegak lurus dari arah angin (Xi).
g) Hubungan cosinus sudut tersebut.
h) Buat dalam bentuk tabel.
Catatan :
 Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengenai daratan maka arah angin
akan kembali.
 Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan maka
arah arah angin akan terus.
Perhitungan Fetch Efektif
Ri COS
NO SUDUT COS Ri
A
1 45 0,707 10,9 7,707
2 40 0,766 10,9 8,350
3 35 0,819 11,0 9,011
4 30 0,866 11,3 9,786
5 25 0,906 11,6 10,513
6 20 0,940 11,9 11,182
7 15 0,966 12,4 11,977
8 10 0,985 13,2 12,999
9 5 0,996 13,0 12,951
10 0 1,000 11,9 11,900
11 5 0,996 10,9 10,859
12 10 0,985 10,2 10,045
13 15 0,966 9,7 9,369
14 20 0,940 9,1 8,551
15 25 0,906 8,7 7,885
16 30 0,866 8,5 7,361
17 35 0,819 8,3 6,799
18 40 0,766 8,2 6,282
19 45 0,707 8,2 5,798
∑= 16,903 ∑= 179,326

179,326
Fetch Efektif =
16,903
= 10,609 cm
= 10,609 cm x Skala Peta
= 636566,47 cm
= 6,366 km

a. Tinggi Gelombang (H0)


UL = 25 Knots = 25 x 1.852 = 46,30 km/jam = 12,86 m/s
UA=0,71 Uw¹'²³ (Sumber: “Pelabuhan” Bambang Triatmojo Pers.3.30, Hal 100”)

Uw (Sumber : “Pelabuhan” Bambang Triatmojo Hal 100”)


RL =
UL
Dari gambar3.25 (“Pelabuhan” Bambang Triatmojo Hal 100”) diperoleh :

1.1

12.35

UW
Untuk UL = 12,35 m/s maka RL = = 1,1
UL
Uw = RL x UL
= 1.1 x 12,35 = 13,58133 m/s
UA = 0,71 Uw¹·²³
= 0,71(13,58133)¹·²³ = 17,6 m/s
Dengan menggunakan grafik peramalan gelombang (Gambar 3.27 “Pelabuhan” Ir. Bambang
Triatmojo hal 102) untuk :
UA = 17,6 m/s dan fetch effektif = 6,4 km
Durasi Angin = 8 jam
17.6

6,36
Gambar 2. 1 Grafik peramalan gelombang ( SPM, 1984 )
8 jam

17.6

 Tinggi Gelombang (H0) = 3 m


 Periode (T) = 8 second
Keterangan :
UL : Kecepatan angin didarat (m/s)
UA : Faktor tegangan angin
UW : Kecepatan angin di laut
RL : Perbandingan antara kecepatan kecepatan angin di laut dan di darat
Selain berdasarkan UA dan fetch effektif, perhitungan H0 dan T bisa juga berdasarkan data UA dan
durasi dengan menggunakan grafik yang sama yaitu :
Untuk UA = 12,35 m/s dan durasi 8 jam, diperoleh:
 Tinggi gelombang (H0) = 3 M
 Periode (T) = 8 second
Dari kedua nilai H0 dan T diatas diambil nilai yang lebih besar, sehingga tinggi dan periode
gelombang adalah :
 Tinggi Gelombang (H0) = 3 m
 Periode (T) = 8 second
Tabel 2. 1 Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan jenis
kapal

Dalam perencanaan pelabuhan, kapal yang digunakan adalah kapal Cargo yaitu 40.000 GT. Dari
tabel 2.1 (“pelabuhan”soedjono karmadibrata,Hal 131 ),untuk ukuran kapal 40.000 DWT ,tinggi
gelombang maksimum (H ijin) = 0.8 m

H 0> H IZIN
3 > 0.8

Maka lokasi pelabuhan memerlukan pemasangan “break water”

b.Tinggi Gelombang Pecah (Hb)


dalam menghitung tinggi gelombang pecah, maka diperlukan data-data :
 Periode (T) = 8
 Tinggi Gelombang (Ho) = 3 m
 Kelandaian Pantai = 0.08 m
g × T2
 Panjang Gelombang (Lo) =
2×π
2
9.81× 8
=
2 ×3.14
= 99,97 m
 Kelandaian (m)
Dari data diperoleh : Kedalaman Laut = 20 m
Jarak Kontur dar Darat = 0,4 cm × 60000
= 24000 cm = 240 m
Kedalamanlaut pada lokasi pelabuhan dari pantai
m =
Jarak kontur dari darat
20 m
= = 0,1 m
240 m
Rumus :
H0 3
= 2 = 0,00478
¿
2
9.81×(8)
Dari grafik 3.23 ( Buku Pelabuhan “Bambang Triadmojo” diperoleh

1.3

Hb
= 1.34
Ho '
Jadi, tinggi gelombang pecah (Hb) = Ho× Hb
= 3 × 1.34
= 4,02 m
Rumus :
Hb 4.02
=
¿2 9.81×(8)2
= 0.0064

Dari grafik 3.22 (hal 92,pelabuhan “Bambang Triadmojo”) diperoleh :

0.9

0,006

Hb
= 1.34
Ho '
db
=0.9
Hb
Db = Hb x (0.9)
= 4,02 x 0,9
= 3,62 m
Jadi kedalaman gelombang pecah (db) = 3.62 m

C. Energi Gelombang
Energi gelombang terdiri dari energi kinetik dan energi potensial.
Rumus :
2
p . g . Ho
E=
8
( Sumber : “Perencanaan Pelabuhan”Hal 133 Soedjono Karmadibrata )

Dimana : E = Energi Rata-Rata (kg/det2)


P = Kerapatan Massa ( = 1000 kg/m3 )
g = Gravitasi Bumi ( 9,81 m/det2)
H = Tinggi Gelombang (Ho) = 3 m

Maka didapat :
( ρ )( g ) (Ho)2
E=
8
1000× 9.81× 32
=
8
= 88290,00 kg/ s2

III. PERENCANAAN BREAKWATER


Pengertian Break Water
Break Water adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan dari gangguan gelombang.
 Macam dan Tipe Break Water
 Break water yang dihubungan dengan pantai
 Break water lepas pantai
Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu :
a. Pemecah gelombang sisi miring
b. Pemecah gelombang sisi tegak
c. Pemecah gelombang campuran
Perencanaan break water sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang
dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar atau beton dengan
bentuk tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari:
a. Tetrapod, mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut terpancung
b. Tribar, mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan lengan.
c. Ouddripod, mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu dari ketiga
kakinya berada pada bidang datar.
d. Dolos, terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan dihubungkan dengan
lengan.
Perancanaan break water dengan sisi miring mempunyai keuntungan :
a. Elevasi puncak bangunan rendah
b. Gelombang refleksi kecil
c. Kerusakan berangsur-angsur
d. Perbaikan murah
e. Harga murah

Dalam perencanaan break water, dipilih model “Rubber Mound”

Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh
lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan bentuk tertentu. Beton atau batu buatan ini
berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dsb.
a. Stabilitas Lapis Linndung/Armour
γr H 3

W=
KD¿¿
γr
Sr =
γa
Dengan :
W = Berat batu pelindung
γ r = Berat jenis batu/beton
γ a = Berat jenis air laut
H = Tinggi gelombang
θ = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
K D = Koefisien stabilitas
(Bambang Triadmojo, hal. 168)
Diketahui :Syarat pembuatan breakwater terpenuhi, yaitu :
Ho > H
Hijin
0 > H IZIN

3 > 0.8

γ r batu sudut kasar = 1.65 t/m3


γ r tetrapod = 1.40 t/m3
γw = 64 t/m3
Sr batu kasar = 2.58 t/m3
Sr tetrapod = 2.19 t/m3
H = 3 m = 9,84 ft
Cos θ = 1.5
K D batu sudut kasar = 1,15
K D tetrapod = 1,04
Fk = 1,5

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


KD : 7
Faktor Keamanan (FK) : 1.5

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


Lapisan I (Tetrapods)
W= 140 x 3.00^3
7 x ( 2.19 - 1)^3 x 1,5
W= 214.982 lbs
W1 = 214.982 x FK = 214.981775769063 x 1.5 = 322.473 lbs
W2 = 322.473 x 0.454 Kg = 146.378 kg

Lapisan II
W1 = 322.473 = 32.247 lbs
W2 =
10 10
W2 = 32.247 x 0.454 Kg = 14.638 Kg

b. Dimensi Breakwater Sisi Miring


i. Menentukan Lebar Crest
Lapisan III
W2 = 322.473 = 0.5375 lbs
W3 =
600 600
W3 = 0.5375 x 0.454 Kg = 0.2440 Kg

Menentukan Lebar Crest


B =n x KA x (W/yr)^1/3

ii. Menentukan Tebal Lapisan Armour


T= m x KA x (W/yr)^1/3
m= Jumlah armour pada lapisan = 2 ; (m = n -1 )
Lapisan I : T1 = 2 x 1,04 x (322,473)^1/3 / 140
= 2,747 Ft = 0,837 m
Lapisan II : T2 = 2 × 1,15 x (32,247)^1/3 / 165
= 1,335 Ft = 0,407 m

iii. Menentukan Elevasi dari Crest


Data :
- Tinggi Gelombang (Ho) = 3 m = 9,84 ft
- Panjang Gelombang (Lo) = 99,97 m
- MSL = 0,670
- HWS = 1,34
- LWS = 0,005
- Beda Pasang Surut (Zo) = HWS - MSL = 1,34 - 0,670 = 0,67 m
Panjang Gelombang dihitung dengan rumus: H = 3 = 0,030007645 dan Ctg α = 1,5
Lo = 99,97
Pada perhitungan panjang gelombang (HB) = 0,0064029 gT2
tgθ
I r=
¿¿
Dengan:
Ir = Bilangan irribaren
θr = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
H = Tinggi gelombang di lokasi pembangunan
L0 = Panjang gelombang di laut dalam
tgθ
I r=
¿¿
= 1,5
¿¿
= 8,7
R
Dari gambar 5.11 → =07.8 → R = 0.78 × H = 0.78 × 3 = 2,34 m
H

Elevasi Crest minimum harus berada pada:


R + 2 x Zo = 2,34 + (2 x 0,67) = 3,68 m
Free board (jagaan) = 1/2 x tinggi gelombang
= 0,5 x 3
= 1,5 m
Elevasi crest sesudah ditambah freeboard : 3,68 + 1,5 = 5,18 m
Untuk pemasangan tinggi breakwater diambil untuk kapal dengan tonnage terbesar
Tonnage = 40.000 DWT
Max. Draft = 11,7 m
Clearance = 1.0m (Syarat 0.8 – 1 m)
Kedalaman Breakwater (h)
1
h = max. Draft + Clearance + × H
3
1
h = 11,7 + 1.0 + ×3m
3
h = 13,70 m
Tinggi Breakwater
X = kedalaman breakwater (h) + elevasi crest
X = 13,70 + 3,68
X = 17,38 m
iv. Menghitung Gaya-gaya yang bekerja pada Breakwater
1
Cotg θ = 2 → = 1.5
tgθ
→ tg θ = 1.5
→ tg = 0.66666667 = 33.69⁰
Lebar Dasar Breakwater

2× Tinggi breakwater
B = + lebar crest B1
tgθ (33,69)⁰
2× 17,38 m
= + 1,256 = 53,40 m
33.69 °
 a = Tinggi breakwater – T1 – T2
= 17,38 – 0,837 – 0,407
= 16,136 m
16,136
 b =
tgθ(33,69)⁰
= 24,20 m
 c = √( a)2 +(b)2

= √(16,136)2 +(24,20)2
= 29,09 m
B 2−B 3
 d =
2
0,610−0,158
=
2
= 0,227 m
 e = √( d)2 +(T 2)2

= √(0,227)2 +(0.407)2
= 0,466 m
B1 −B 2
 f =
2
1,226−0.610
=
2
= 0,323 m
 g = √( f )2+(T 1)2

= √(0.323)2 +(0,837)2
= 0,898 m
2× H+ Elevasi crest freeboard
 h =
sin 26.5651⁰
1.5× 3+5,180
=
33.69
= 17,45 m

 i = 0,323+ ( tan0,837
33.69 ⁰ )
= 1,579 m
i−T 1
 j =
sin 26.5651⁰
1,579−0,837
=
33.69
= 15,94 m

 k =d ( T2
tgθ (33,69 °) )
= 0,227+ ( 0,407
33.69 )
= 0.838 m
B−B 3
 l = -b
2
5340−0,156
= – 24,20
2
= 2,4 m
Elevasi crest freeboard + H−T 1
 m =
sin 26.5651 ⁰
5,180+3−0,837
=
33.69
= 13,24 m
Elevasi crest freeboard + H
 n =
sin (33,69) ⁰
5,180+3
=
33.69
= 14,75 m

 o =( Tinggisin(θ)
breakwater
)−n
=(
sin 33,69 )
17,38
−¿ 14,75

= 16,58 m
Gaya-gaya yang bekerja pada breakwater adalah:
a. Akibat Beban Sendiri Breakwater
Menghitung berat sendiri breakwater:
 Lapisan I Tetrapod:
Luas = A1 + A2 + A3
A1 = Lebar Crest Lapisan I + Lebar Crest Lapisan II + ( 2 x i x t1/2)
= 1,256 + 0,610 + (2 x 1,579 x 0,837) / 2
= 3,19 m2
A2 = A1 x (i x Sin (θ))
= 3,189 x (1,579 x Sin (33,69))
= 2,794 m2
A3 = m x (i x Sin (θ))
= 13,24 x (1,579 x Sin (33,69))
= 11,595 m2
Jadi, Luas = A1 + A2 + A3
= 3,2 + 2,794 + 11,595
= 17,578 m2
Berat (W1) = 17,578 m2 x (140 x 0,016) ton/m3
= 39,374 t/m
 Lapian II Batu Alam:
Luas = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
B1 = Lebar Crest Lapisan II + Lebar Crest Lapisan III + ( 2 x K x t2/2)
= 0,610 + 0,156 + (2 x 0,838 x 0,407) / 2
= 1,107 m2
B2 = (Elevasi Crest + Freeboard) - t2 - t1 + Lebar Crest Lapisan 1 x (1/sin (θ)) x e
= 5,180 - 0,407 - 0,837 + 1,256 x 1,000 x 0,466 / Sin (33,69)
= 4,991 m2
B3 = e x ((Elevasi Crest + Freeboard) +Ho) - (t1+t2)/ sin (θ) =
0,466 x ( 5,180 + 3 ) - (0,837 + 0,407 )/ Sin (33,69)
= 5,828 m2
B4 = ( n + o - h) x (L x Sin(θ))
= (14,75 + 16,59 - 17,45) x (2,4 x Sin (33,69) )
= 18,609 m2
Jadi, Luas = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
= 1,1 + 4,991 + 5,828 + 18,609
= 30,535 m2
Berat (W2) = 30,535 m2 x (140 x 0,016) ton/m3
= 68,399 t/m
 Lapisan III Batu Alam:
Luas = C
= [(( B - (2xl) ) + Lebar Crest Lapisan III ]x a/2
= [((53,40 - (2 x 2,4 ) + 0,156 ] x 16,136/2
= 393,052 m2
Berat (W3) = 393,052 m2 x (140 x 0,016) ton/m3
= 880,437 t/m
Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Break Water:
∑W = W1 + W2 + W3 = 39,37380885 + 68,399 + 880,437 = 988,210 t/m
Untuk jalur selebar 1m, Total Berat Break Water:
∑W = 988,210 ton
= 988,210 x 1000 Kg
= 98820962,3 Kg

b. Akibat Beban Gempa

b. Akibat Beban Gempa


Koefisien gempa diambil dari koefisien terkecil dari koefisien gempa =
0,2 (dari peta gempa disamping)
Jadi, beban gempa = 0,2 x 988,210
= 19,76419246 t/m
= 19764,19246 Kg
Jadi, sepanjang 1m = 19764,19246 Kg

c. Akibat Angin
Fw = W x A x K
dimana W = tekanan angin = c.v2
c = Koefisen angin = 0,00256
v = Kecepatan angin = 24 Knots
A = Luas Penampang Break Water
K = 1,3 (Faktor Keamanan)
Tekanan Angin (W) = 0,00256 x 24,00^2 = 1,47
A= Luas Penampang Break Water
FK = 1,3 (Faktor Keamanan)

Tekanan Angin (W) = 0,00256 x 0,00^2 = 0,00

Tekanan Anngin (W) = 0,00256 x 24,00^2 = 1,47


X1 = 5,180 - 3,00 = 2,180 m
X2 = x1/tgα = 2,180/ tg (33,69) = 3,270 m
A = 1 x (1,256 + (1,256 + 2 x 3,270) x 2,180
= 9,87 m2
Fw = 1,47 x 9,867 x 1,3 = 18,915 t/m
Jadi
Total Gaya Vertikal :
∑V = Akibat Berat sendiri break water
= 988,210 t/m
Total Gaya Horisontal :
∑H = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
= 38,679 t/m

Kontrol Stabilitas Breakwater


a. Terhadap Geser
∑ V × tan φ
Syarat = ≥ 1.5
∑H
988,210 × tan33.69 ⁰
= ≥ 1.5
38,679
= 17,03 ≥ 1.5 ……………………OK
b. Terhadap Guling
M LawanGuling
Syarat = > 2
M Guling
Gaya gempa + angin dianggap bekerja pada tengah breakwater

17,38

53,40

14,12 ,
M Guling = ∑ H ×( )
2
= 38,679 ×8,69
= 336,12 t.m
53,40
M Lawan Guling = ∑ V ×( )
2
= 988,210 ×26,7
= 26.829,90 t.m
M LawanGuling 26.829,90
=
M Guling 336,12
= 78 > 2
c. Terhadap Eksensitritas
Syarat = |e| < e
1
e = ×B
6
1
= × 53,40
6
= 8,899 m
B
|e| = × x́
2
M LawanGuling−M Guling
x́ =
∑V
26.829,90−336,120
=
988,210
= 263,58 m
B
|e| = × x́
2
53,40
= – 263,58
2
= 0,3401 m
|e| < e
0,3401 < 8,899…………………..OK
d. Terhadap Daya Dukung Tanah
∑V M
σ = ±
F W
F =B×1
= 53,40 × 1
= 53,40 m2
M = ∑V × e
= 988,210 × 0,3401
= 336,119 t/m2
1
W = × 1 × B2
6
1
= × 1 × 53,402
6
= 475,195 m3
∑V M
σ = ± < σ pasir
F W
988,210 336,119
= ± < σ pasir
53,40 475,195
= ` ± 10,653317 ¿ σ pasir
σ1 = 17,21 ton/m2 1,721 kg/cm2 ¿ 5(σ pasir) ⋯ ⋯ OK
σ2 = 17,80 ton/m2 1.,78 kg/cm2 ¿ 5(σ ¿ pasir )¿ ⋯ ⋯ OK

Kesimpulan : Dari kontrol stabilitas break water terhadap geser , guling , eksentrisitas dan daya
dukung tanah, ternyata break water tersebut cukup aman !!
IV. PERENCANAAN KONSTRUKSI PELABUHAN
Bobot Panjang Lebar Draft
Jenis Kapal
L oa (m)
DWT (m) (m)
cargo 40.000 201 29,4 11,7
tanker 20.000 162 24,9 9,8

cargo bahwa
Dari data diketahui : Volume
kapal yang=akan menggunakan
40.000 DWTfasilitas pelabuhan adalah :

- Cargo : Volume = 40.000 DWT

A. Rencana kedalaman perairan


Rencana kedalaman perairan di sesuaikan degan ukuran kapal yang akan menggunakan pelabuhan
tersebut.Pada umumnya kedalaman air dasar kolam pelabuhan berdasarkan full loaded draft
(maksimum draft).
Dari kapal yang terlambat dengan jarak aman / ruang bebas ( clearance ) sebesar 0,8 - 1,5 m di
bawah luas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5-1,5 diatas air pasang sesuai dengan besarnya kapal.
(sumber : “perencanaan pelabuhan”hal 251-253,soedjono karmadibrata).

Pasang Surut = 4.02 m ≈ 4.02 m

MHW Taraf Dermaga (0.5 - 1.5) m

MLW Pasang Surut = 4.02 m

Sarat Kapal Sarat Kapal (draft)


(draft)

Dari data-data kapal yang direncanakan:


a. Kapal cargo = 40.000 DWT
Panjang = 201 m
Lebar = 29,4m
Sarat Kapal = 11,7 m
Clearance =1m
H0 =3m
Kedalaman Perairan:
1
h = Sarat Kapal + Beda Pasang Surut + Clearance + tinggi ombak
3
1
= 11,7 + 4,02 + 1 + ×3
3
= 17,720 m

(draft)
11.7 m

H= 17.720 m

Gerak Vertikal Akibat:


Beda Pasang Surut: 4.02 m
Gelombang : 1/3 x 3 = 1 m

Clearance : 1 m

17.720

17.720 + Freeboard = 17.720 + 1 = 18.720 m

Jadi:
Untuk kedalaman perairan yang diambil yang terbesar = 17,720
Untuk tinggi dermaga rencana = 17,720 + Freeboard
= 17,720 + 1
= 18,720 m
17.720

17.720 + Freeboard = 17.720 + 1 = 18.720 m

Deramaga

Muka Air Rencana Freeboard : 1 m

Sarat Kapal
(draft)
11.7 m

H= 18.720 m

Gerak Vertikal Akibat:


Beda Pasang Surut: 4.02 m

B. Lebar Alur Pelayaran


Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani kapal yang akan ke
kolam pelabuuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan lebar terbesar yang akan beroperasi
adalah kapal conntener = 20.000 DWT = 27,1 m
 Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

B = Lebar Kapal = 29,4


Draft = 11,7 m
L = 201 m
 Untuk lebar arus pelayaran dipakai rumus:
L = 1.5 B + (1.2 s/d 1.5) B + 30.00 + (1.2 s/d 1.5)B + 1.5 B
L = 1.5 × 29,4 + 1.2 × 29,4 + 30.00 + 1.5 × 29,4 + 1.5 × 29,4
L = 188,76 m
 Untuk memutar kapal dipakai rumus:
d = 1.5(L)
= 1.5 (188,76)
= 283,14 m
R = 0.75(L)
= 0.75 (188,76)
=141,57 m

C. Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal) dari kedalaman
perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang berlabuh. Daerah data, lokasi pelabuhan
memiliki kedalaman 20 m, sedangkan untuk kedalaman perairan rencana jenis kapal terbesar adalah
17,720 m. Jadi, kedalaman lokasi tidak perlu dikeruk.

D. Rencana Tambatan/Panjang Dermaga


Dari data diketahui bahwa ukuran kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah:
Tanker = 20.000 GT
Cargo = 40.000 DWT
Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah:
d = n × L + (n-1) × 15 + (2×25)
Dimana:
d = Panjang dermaga
n = Jumlah tambatan
L = Panjang kapal yang ditambat
Dari hasil perhitungan, tambatan untuk kapal Tanker membutuhkan 1 tambatan, dan untuk kapal
penumpang membutuhkan 1 tambatan.

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal. 214 - 215)

Ada 2 jenis kapal yang direncakan akan berkunjung,


sehingga perencanaan jumlah tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan.

Kapal cargo 40,000 DWT


Data tonase yang diramalkan/tahun = 3,000,000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun = 3,000,000
40,000
= 75 Kapal
Jumlah kapal/hari = 75
315
= 0.238095238 ≈ 1 Kapal

Panjang dermaga:
Kapal Tanker = 20.000 DWT
d = Jumlah tambatan x panjang kapal + (jumlah tambatan + 1) x 10/100 x panjang kapal
= 1 x 162 + (1 + 1 ) x 0,10 x 162
= 194,4 m
Kapal cargo = 40.000 GRT
d = Jumlah tambatan x panjang kapal + (jumlah tambatan + 1) x 10/100 x panjang kapal
= 1 x 201 + (1 + 1 ) x 0,10 x 201
= 241,20 m
Jadi panjang demaga adalah = 194,4 m + 241,2 m
= 435,6 m

Lebar dermaga:
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga tersebut,
ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani pelabuhan/dermaga tersebut.
Bp = 2a + b
Dimana:
a = Lebar apron (min = 3 m)
Untuk lebar apron diambil dengan memperhitungkan dua jalur kendaraan yaitu = 20 m
b = Lebar gudang (min = 60 m)
Diambil lebar gudang = 70 m
Bp= Lebar dermaga untuk 1 tambatan
Jadi:
Bp = (2×20) + 70
= 110 m
Didalam perencanaan tugas ini dipakai panjang dermaga total, namun didalam perencanaan
hanya akan dilayani satu jenis kapal saja maka panjang dermaga total:
d total = 241,20 m (kapal cargo)
- Total Panjang Dermaga = 241,20 m
- Lebar Dermaga = 110 m
REKAPITULASI

Lokasi Pelabuhan = Biak,Papua


Kecepatan = 24 knots = 44,44 Km / jam
Tinggi Gelombang Ijin = 0,8 m
Beda Pasang Surut = 0,67 m

I. Perhitungan Gelombang
Tinggi Gelombang = 3m
Tinggi Gelombang Pecah = 1,34 m
Energi Gelombang = 88290,00 kg/det2
II. Perhitungan Sarana Lainnya
Panjang Tambatan / Dermaga
- Untuk Tanker Boat = 194,4 m
- untuk container boat = 241,20 = 250 m
III. Kedalaman Perairan
- Untuk cargo Boat = 17,720 m
- Lebar Alur Pelayaran = 188,76 m

Anda mungkin juga menyukai