Anda di halaman 1dari 261

RAWAI (LONG LINE)

SUWARMAN PARTOSUWIRYO
RAWAI (LONG LINE)
 PENGERTIAN
 PRINSIP PENANGKAPAN
 KLASIFIKASI → RAWAI DIKELOMPOKAN
BERDASARKAN :
1. LETAK PEMASANGAN ALAT :
a. RAWAI PERMUKAAN (SURFACE LONG LINE),
b. RAWAI PERTENGAHAN (MIDWATER LONG LINE),
c. RAWAI DASAR (BOTTOM LONG LINE)
LANJUTAN

2. SUSUNAN MATA PANCING PADA TALI


UTAMA :
a. RAWAI TEGAK (VERICAL LONG LINE), b. RAWAI LADUNG,
c. RAWAI MENDATAR (HORISONTAL LONG
LINE)
3. JENIS IKAN YANG BANYAK TERTANGKAP
a. RAWAI TUNA (TUNA LONG LINE)
b. RAWAI ALBACORE (ALBACORE LONG LINE)
c. RAWAI CUCUT (SHARK LONG LINE), dsb.

 .
KONSTRUKSI
 BAGIAN PERALATAN :
1. TALI UTAMA (MAIN LINE),
2. TALI CABANG (BRANCH LINE)→( terdiri dari tali
cabang utama, sekiyama, tali baja/tali kawat, swivel,
pancing)
3. PANCING (HOOK),
4. TALI PELAMPUNG (BOUY LINE/FLOAT
LINE),
5. PELAMPUNG (BOUY/FLOAT),
6.TIANG BENDERA (BAMBOO POLE).

CARA MEMBUAT/MERANGKAI ALAT


KONSTRUKSI 1 BASKET LONG LINE
KAPAL LONG LINE (RAWAI TUNA)

KAPAL MOTOR (KM) BERUKURAN LEBIH


100 GROSS TONAGE (GT)

JUMLAH ANAK BUAH KAPAL (ABK) ATAU


CREW ANTARA 24 S/D 36 ORANG.
OPERASI PENANGKAPAN

1. PERSIAPAN
2. KAPAL RAWAI
3. PERHITUNGAN KEDALAMAN PANCING
4. DAERAH PENANGKAPAN IKAN
5. PENURUNAN ALAT (SETTING)
6. JENIS UMPAN
7. PENAIKAN ALAT (HAULING)
8. PERLAKUKAN HASIL TANGKAPAN
9. HASIL TANGKAPAN
10. PENANGANAN IKAN TUNA SEGAR
11. PERAWATAN ALAT
Musim penangkapan bbrp jenis ikan
tuna di Samudera Hindia
JENIS IKAN KISARAN MUSIM PUNCAK MUSIM

SIRIP BIRU SELATAN JANUARI - APRIL JANUARI

MADIDIHANG NOVEMBER - JANUARI DESEMBER

TUNA MATA BESAR FEBRUARI - JUNI JUNI

ALBAKORA JUNI - AGUSTUS JUNI

PELAGIS BESAR JULI - DESEMBER OKTOBER


SELAIN TUNA
Musim penangkapan ikan tuna & cakalang
dgn alat rawai tuna (Uktolseja dkk., 1991)
PERAIRAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN

Selat Makasar Bag Selatan Maret - Juli

Laut Flores September - Maret

Laut Banda September - Maret

Perairan Aru September - Maret

Laut Arafura Agustus - Mei

Laut Seram Agustus - Maret

Laut Maluku Agustus - Maret

Teluk Tomini Oktober - April


Jenis dan Musim ikan di PPP Sadeng
(sumber: Suwarman, 2012)
Tahun 2010/2011
Jenis
No Mangsa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ikan
Tanggal 22/6-1/8 2/8-24/8 25/8-17/9 18/9-12/10 13/10-8/11 9/11-21/12 22/12-2/2 3/2-29/2 1/3-25/3 26/3-18/4 19/4-11/5 12/5-21/6

1 Cakalang X X X X X X X X X X X X

2 Cucut X X X X X X X X X X X X

3 Gateng/Remang X X X X X X X X X

4 Kakak Putih X X X X X X X X X X

5 Kakap Merah X X X X X X X X X

6 Kembung X X X X X X X X X X X

7 Kepiting X X

8 Kerapu X X

9 Lakaran/Kuwe X X X X X X X X

10 Lemadang X X X X X X X X X X X X

11 Lemuru X X X X X X X

12 Lendra X X X X X X X

13 Lobster X X

14 Manyung X X X X X X X X X

15 Marlin X X X X X X X X X

16 Pari X X X X X X X X X X X X

17 Pogot X X X X X X X X X X

18 Sunglir X X X X X X X X

19 Tenggiri X X X X X X

20 Teri X X X X X X X

21 Tombol X X X X X X X

22 Tongkol X X X X X X X

23 Tuna X X X X X X X X X X X X
KAPAL LONG LINE
KAPAL LONG LINE
Daerah penangkapan berdasarkan jenis, ukuran,
dan suhu optimum
NO Jenis Ukuran Suhu Optimum

1 Tuna sirip biru atau Tatihu 1,3-2,5 m 15-21ºC


dan abu-abu (300-350 kg /ekor)
2 Albakora 0,90 m 15-21°C

3 Tuna mata besar 2,30 ml 18-23°C


(150 kg / ekor)
4 Cakalang 1m 19-24°C
(35 kg / ekor)
5 Tongkol <1m 17-24°C

6 Madidihang >2m 20-28ºC


Jenis tuna yang hidup didaerah tropis
Suhu 0°C
27,9°C Permukaan air laut

Lapisan permukaan

Madidihang
60 m 24,0°C

20,5°C Perairan tengah


Tuna mata besar
120 m 18,0°C
14,0°C Perairan dasar
Albakora
180 m 12°C
RUMUS KEDALAMAN PANCING

• (fl+bl+l){√l+Cotg²q - √(l-2j/n)²+Cotg²q}
• Keterangan :
fl = panjang tali pelampung
bl = panjang tali cabang
l = panjang setengah basket
j = nomor posisi tali cabang
n = jumlah tali cabang dalam 1 basket + 1
(jumlah tali utama dalam 1 basket)
q = arah garis singgung pada lengkungan yang besarnya : 1/Cotg: Cos
h (K tg Q)

K = kecepatan kapal x lama waktu setting


panjang satu basket x jumlah basket
TEKNIK PENGOPERASIAN
 TEKNIK PENGOPERASIAN → DIBENTUK 2 TIM, YAITU
TIM SETTING DAN HAULING.
 DALAM BEBERAPA HARI DILAKUKAN
ROLLING/PERGANTIAN TIM NYA.
 MASING-MASING TIM TERDIRI DARI 9 – 12 ORANG,
DAN MASING2 MEMPUNYAI PERAN/TUGAS
BERBEDA-BEDA.
 ISTILAH SETTING ARTINYA PENURUNAN PANCING.
PADA UMUMNYA DILAKUKAN DINI HARI, DIMULAI
JAM 03.00 S/D 09.00 (PAGI). DILAKUKAN DARI
BAGIAN BELAKANG (BURITAN)
LANJUTAN

 ISTILAH HAULING ARTINYA


PENGANGKATAN/PENARIKAN PANCING. PADA
UMUNYA DILAKUKAN SIANG HARI SAMPAI SORE.
DIMULAI JAM 09.00 S/D 18.00, DAN TERGANTUNG
BANYAK SEDIKITNYA IKAN YG TERTANGKAP, KALAU
IKAN BANYAK TERTANGKAP BISA SAMPAI MALAM.
DILAKUKAN DARI BAGIAN SAMPING DEPAN.
 UNTUK MEMBANTU MENARIK TALI UTAMA
MENGGUNAKAN ALAT BANTU PENARIK
TALI/PENGGULUNG TALI YG DISEBUT LINE HAULER
JENIS IKAN UMPAN YANG DI GUNAKAN

 IKAN BANDENG
 IKAN LAYANG
 IKAN SELAR
 IKAN KEMBUNG
 IKAN LEMURU
 IKAN BELANAK

SYARATNYA UMPAN : WARNA IKAN


MENGKILAT/CERAH, BADAN IKAN KUAT TIDAK MUDAH
HANCUR, IKAN UTUH, UKURAN SERAGAM, MURAH,
MUDAH DIDAPAT, DLL.
RAWAI TUNA
Kegiatan penangkapan ikan
ALAT BANTU
 ALAT2 NAVIGASI
 RADIO BOUY/LIGHT BOUY
 LINE HAULER
 GANCO
 MARLIN STAKE → alat untuk mematikan ikan tuna
HASIL TANGKAPAN LONG LINE
 HASIL TANGKAPAN UTAMA : IKAN MADIDIHANG
(YELLOW FIN TUNA), ALBAKORA, MATABESAR
(BIG EYES TUNA), CAKALANG, TUNA SIRIP BIRU
(BLUE FIN TUNA), DLL.
 HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN : IKAN SETUHUK,
LAYARAN, IKAN TODAK/PEDANG, CUCUT/HIU,
BARAKUDA, DLL.
FISH HANDLING

 PEMASARAN DALAM NEGERI


 EKSPOR
POLE AND LINE
SUWARMAN PARTOSUWIRYO
POLE AND LINE
 POLE AND LINE/HUHATE/PANCING IKAN
CAKALANG (Katsuwonus pelamis), Skipjack tuna,
Mackerel.
 PENGERTIAN
 KONSTRUKSI KAPAL
 KONSTRUKSI ALAT TANGKAP
 TEKNIK/OPERASI PENANGKAPAN
 ALAT BANTU PENANGKAPAN
 HASIL TANGKAPAN & PENANGANANNYA
KONSTRUKSI KAPAL

 KARAKTERISIK KAPAL :
1. BAG DEPAN, KIRI DAN KANAN KAPAL
TERDAPAT PILAR-PILAR
2. ADA WATER SPRINKER
3. ADA BAK PENAMPUNG UMPAN HIDUP
4. ADA GAYUNG BERTANGKAI
5. PALKA IKAN
6. DEK/GELADAK AGAK MIRING KE PALKA
POLE AND LINE (HUHATE)
KONSTRUKSI ALAT TANGKAP

Senar /tali

Gandar/Walesan/Joran
(4-6 m)

Mata Pancing (hook)


SPESIFIKASI KAPAL POLE AND LINE (HUHATE)
PANCING GANDAR & UMPAN
Pancing
Visualisasi
UMPAN
1. Ikan hidup (bait fish live) → fish lure
2. Tiruan (imitation bait)
3. Tanpa umpan (without bait)
 Umpan ikan hidup untuk memancing dengan
Pole and line → umumnya ikan-ikan yang
berukuran kecil seperti ikan teri/Dussumieria
acuta, (Valenciennes, 1847) atau Rainbow
sardine, ikan lolosi, dll.
 Umumnya diperoleh/kerja sama dengan
nelayan yang menangkap ikan umpan
tersebut dengan menggunakan alat tangkap
seperti lampara, bagan, dll.
Musim penangkapan bbrp jenis ikan
tuna di Samudera Hindia
JENIS IKAN KISARAN MUSIM PUNCAK MUSIM

SIRIP BIRU SELATAN JANUARI - APRIL JANUARI

MADIDIHANG NOVEMBER - JANUARI DESEMBER

TUNA MATA BESAR FEBRUARI - JUNI JUNI

ALBAKORA JUNI - AGUSTUS JUNI

PELAGIS BESAR JULI - DESEMBER OKTOBER


SELAIN TUNA
Musim penangkapan ikan tuna &
cakalang dgn alat rawai tuna (Uktolseja
dkk., 1991)
PERAIRAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN

Selat Makasar Bag Selatan Maret - Juli

Laut Flores September - Maret

Laut Banda September - Maret

Perairan Aru September - Maret

Laut Arafura Agustus - Mei

Laut Seram Agustus - Maret

Laut Maluku Agustus - Maret

Teluk Tomini Oktober - April


MUSIM KELOMPOK IKAN BERDASARKAN
PRANATA MANGSA
JENIS IKAN

PELAGIS BESAR

PELAGIS KECIL

DEMERSAL

JENIS LAINNYA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

M A N G S A K E

Sumber : Suwarman, 2012.


TEKNIK/CARA PENANGKAPAN

1. PERSIAPAN OPERASI
2. KAPAL POLE AND LINE
3. DAERAH PENANGKAPAN IKAN → rumpon & tanpa
rumpon
4. JENIS UMPAN
5. TEKNIK/OPERASI PENANGKAPAN
6. HASIL TANGKAPAN
7. PENANGANAN IKAN
8. PERAWATAN ALAT
TEKNIK/OPERASI PENANGKAPAN IKAN
PANCING GANDAR (POLE AND LINE)
HASIL TANGKAPAN→ CAKALANG
Hasil tangkapan

TONGKOL KOMO

TONGKOL KRAI
TENGGIRI
Terima kasih
HAND LINE
SUWARMAN PARTOSUWIRYO
Hand line dapat digunakan untuk
menangkap :
1. Ikan permukaan (pelagis fish)
2. Ikan demersal (demersal fish)
Selain dipakai untuk menangkap
ikan di laut, hand line juga dipakai
untuk menangkap ikan di perairan
umum daratan.
Pancing ulur (HAND LINE)
• PENGERTIAN → pancing ladung (drop line) atau
pancing labuh atau pancing ulur.
• KONSTRUKSI KAPAL → sederhana - modern.
• KONSTRUKSI ALAT TANGKAP → tunggal dan ganda.
• PRINSIP PENANGKAPAN → tradisional - modern.
• UMPAN → ikan dan umpan tiruan.
• ALAT BANTU PENANGKAPAN → tanpa roller dan
menggunakan roller.
• DAERAH PENANGKAPAN → perairan pantai – sampai
kedalaman 200 m.
• PENANGANAN IKAN HASIL TANGKAPAN.
Penggulung Tali/Senar
HAND LINE
Tali / senar (PA monofilament)
No. 1000 - 2500

Kili-kili (swivel)

Tali Kawat (wire rope)


Panjang 0,5 - 1 m

Mata pancing (Hook)


No . 02 - 04

Gambar : 1 Set Hand Line


Konstruksi Alat Penangkapan
Pancing Ulur
• Tahap pertama digunakan
pancing selar, pancing dengan
ukuran kecil yang dilengkapi
rumbai-rumbai (umpan buatan)
untuk menangkap ikan pelagis
untuk umpan.
• Untuk sasaran ikan tuna,
pancing diulur sampai
kedalaman 100 - 150 meter atau
lebih.
 Alat tangkap yang ada kata line yang
ada dibelakangnya, selalu diidentikkan
peralatan pancing, contohnya : long
line, pole and line, trolling line, drift line,
set line, dll.
 Hand line banyak dipakai di banyak
negara.
 Teknik pengoperasian dari yang sangat
sederhana – modern.
BANYAK METODE PENGOPERASIAN

1. Ada yang unik dan aneh→ seperti di Rumania, dengan cara


menggigit tali pancing dan mengikatkannya ke telinga dan sambil
tiduran…. Karena telinga organ yang sangat sensitif.
2. Masyarakat Heligoland (Eropa) dengan cara melemparkan pancing
yang sudah diberi umpan dari tepi pantai hingga jauh ketengah laut.
Tali pancing dibelitkan pada batu sebesar kepalan tangan pada
ujung di dekat pancing, dengan sendirinya tali akan terurai dan batu
terlepas, Teknik penangkapan semacam ini disebut hogeln.
3.Di perairan Amur dekat Rusia → menangkap
ikan sturgeon (ikan demersal & tdk begitu
agresif). Tali pancing diikatkan pd sebuah batu
yg mudah lepas apabila umpan di
ditarik/dimakan ikan. Ujung tali dipasang
pelampung sehingga apabila umpan
dimakan ikan, maka tali pengikat lepas dan
pelampung akan naik ke atas → sehingga si
pemancing dapat segera menanganinya.
4. Nelayan Sinegal di dekat Dahomey,
menggunakan hand line utk menangkap ikan
latimera (Coelacantha) yg dianggap ikan
peninggalan jaman purba (hidup sejak 75 juta
tahun lalu) tertangkap di perairan Comores di
kedalaman 400 m.
5. Indian Amerika Utara → hand line utk
menangkap ikan halibut yg habitatnya di
dasar perairan. Dengan menggunakan
pemberat dari batu dan pelampung utk
mengangkat pancing.
6. Di Danau Tanganyika → menggunakan batang
pohon yang ber-cabang2, setiap cabang
dipasang tali & pancing → cara ini hand line
lebih efisien.
→Cara ini hampir sama yang dilakukan oleh
para nelayan di Asia Timur untuk menangkap
cumi-cumi.
PANCING ULUR (HAND LINE)

1. PANCING LANDUNG (DROP LINE)


2. CIGI-CIGI (JIGGER)
Hand line untuk Spanish mackerel
(Tenggiri batang/Scomberomorus leneatus (Cuvier, 1831)

 Di Taiwan → Fishing ground di sekitar pantai, Kapal 5


GT, Mesin 22 HP dan Kru/ABK 5 orang.
 Konstruksi alat tangkap :
 Tali utama → nylon, diameter 1 mm, Panjang 2 kali
kedalaman perairan.
 Kili-kili, tembaga, Panjang 30 mm.
 Tali pancing → galvanis, diameter 0,5 mm, Panjang 3
m.
 Otter board → kayu, berat 300 gr, ukuran 90x30x20
mm.
 Rantai → diameter 0,5 mm, Panjang 40 mm.
 Pancing → baja, Panjang 130 mm.
 Cincin baja.
 Tali utk pengikat umpan pd otter board.
 Umpan.
Hand line untuk ikanYellowtail
(selar, ekor kuning,dll.)

• Di Jepang → kapal 2-4 GT, kru/ABK 1 orang, hasil tangkapan 10-15


ekor/hari.
• Konstruksi alat :
• Leading line → Nylon gut (seperti usus) diameter 0,9 mm, Panjang
50 m.
• Tali utama →Nylon gut, diameter 0,7-0,77 mm, Panjang 3 m.
• Tali pancing → Nylon gut, diameter 0,7-0,77 mm, Panjang 40 mm.
• Pancing (1) No. 37 dgn pemberat (lead).
• Pancing (2) No. 16-18
• Swivel
• Umpan buatan → Vinyl atau karet 200-250 mm putih dan berbagai
warna lainnya.
• Pemberat → 3 gr, jumlah 210-240 gr.
• Tali karet.
lanjutan

 Cara pengoperasikan → setelah sampai


di FG, pancing diturunkan sampai ke
dasar perairan. Begitu sampai di dasar,
tali ditarik lagi sepanjang 10 m dan
kemudian tali diikat. Umpan yang
digunakan adalah umpan buatan yang
berwarna biru pada waktu udara cerah
dan berwarna merah kalua cuaca
berawan atau berkabut.
Hand line untuk Snapper di
Amerika

Di pantai2 Amerika → kapal 5-100 GT,


ABK 2-10 orang.
Konstruksi :
Kapal – tali pengikat pancing Panjang
1,2 m – pemberat 1-1,5 kg – penggulung
– tali nipper – pemberat duga – ikan red
snapper (Lutianus blackfordii, kelompok
ikan kakap.
C0NTOH KAPAL HAND LINE
CONTOH KAPAL HAND LINE
UMPAN

1. Ikan (true bait)


2. Tiruan (imitation bait)
Syarat umpan ikan

 Ikan2 rucah
 Mudah didapat dan murah harganya
 Struktur daging kuat (kompak)
 Warna ikan cerah
 Aroma bau ikan (tanpa bahan pengawet)
UMPAN TIRUAN
Musim penangkapan bbrp jenis
ikan tuna di Samudera Hindia
JENIS IKAN KISARAN MUSIM PUNCAK
MUSIM
SIRIP BIRU JANUARI - APRIL JANUARI
SELATAN
MADIDIHANG NOVEMBER - DESEMBER
JANUARI
TUNA MATA FEBRUARI - JUNI JUNI
BESAR
ALBAKORA JUNI - AGUSTUS JUNI

PELAGIS BESAR JULI - DESEMBER OKTOBER


SELAIN TUNA
Musim penangkapan ikan tuna &
cakalang dgn alat rawai tuna
(Uktolseja dkk., 1991)
PERAIRAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN

Selat Makasar Bag Selatan Maret - Juli

Laut Flores September - Maret

Laut Banda September - Maret

Perairan Aru September - Maret

Laut Arafura Agustus - Mei

Laut Seram Agustus - Maret

Laut Maluku Agustus - Maret

Teluk Tomini Oktober - April


MUSIM KELOMPOK IKAN BERDASARKAN
PRANATA MANGSA
JENIS IKAN

PELAGIS BESAR

PELAGIS KECIL

DEMERSAL

JENIS LAINNYA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

M A N G S A K E
Alat bantu penangkapan

 Penggulung tali (roller/line hauler)


 Ganco/gancu (pole with a hook/ boat hook)
Daerah penangkapan ikan
(Fishing ground)

• Perairan samudera → ikan2 pelagis besar


(tuna, cakalang, tongkol, tenggiri,
barakuda, dll)
• Perairan karang/sekitar perairan karang
→ ikan2 karang (kerapu, kakap, ekor
kuning, baronang, dll)
Penanganan ikan (fish handling)

• Diperlakukan dengan hati2 jangan sampai rusak


• Dilakukan pensortiran jenis ikan
• Keluarkan isi perut ikan
• Buanglah insangnya
• Cuci bersih
• Segera simpan diruang pendingin (cold storage, cold
room, palkah ikan & es, bok ikan & es, dll)
• Dalam tempat penyimpanan disusun dengan rapi dan
dikelompokkan sesuai jenisnya.
 Cara Penanganan Ikan yang Baik
(CPIB) → dilakukan sejak ikan
ditangkap → diambil dari alat
tangkap → disimpan →
transportasi di kapal → Pelabuhan
Perikanan/Pangkalan Pendaratan
Ikan.
Terima kasih
LIGHT FISHING
SUWARMAN PARTOSUWIRYO
LIGHT FISHING
• Kegiatan penangkapan ikan dengan alat bantu
cahaya
• Ikan mendekat, tertarik dan
berkumpul/bergerombol/kawanan (schooling)
• Fototoxis positif
• Mempermudah penangkapan
• Nilai ekonomi
 Light fishing adalah penangkapan ikan
dengan menggunakan alat bantu
cahaya.
 Berfungsi sebagai mengumpulkan ikan
disuatu areal penangkapan (catchable
area) → kemudian ditangkap dengan
berbagai jenis alat tangkap.
IKAN TERTARIK CAHAYA ?

• Ikan tertarik pd cahaya melalui penglihatan


(mata) dan rangsangan melalui otak (pineal
region pd otak). Peristiwa tertariknya ikan pd
cahaya disebut phototaxis (Ayodhyoa, 1976;
1981).
• Ikan tertarik cahaya hanya ikan2 fototaxis,
umumnya ikan2 pelagis dan sebagian kecil
demersal.
LANJUTAN

• Ikan yang tidak tertarik oleh cahaya atau


menjauhi cahaya disebut fotophobi atau
fototaxis negatif (Gunarso, 1985).
• Penyesuaian intensitas cahaya dgn kemampuan mata
ikan utk menerima cahaya (intensitas cahaya rendah –
cahaya tinggi).
• Ikan diketahui bahwa rangsangan cahaya antara 0,01 –
0,001 lux, ikan sudah memberikan reaksi (Laevastu dan
Hayes, 1991).
• Ikan mempunyai kemampuan melihat siang hari dgn
ratusan ribu lux dan dalam keadaan gelap sama sekali
(Gunarso, 1985).

Bbrp alasan ikan tertarik


cahaya
 Sensitifitas mata ikan di laut pada umumnya tinggi
(sensitifitas mata ikan 100X mata manusia).
 Kalau cahaya biru-hijau yg mampu diterima mata
manusia hanya sebesar 30%, ikan mampu
menerima sebesar 75%, sedang retina pd bbrp
jenis ikan laut sampai 90%.
 Bbrp jenis ikan hidup di pantai dpt mengindera
mangsanya dari kejauhan 100 m sejak pagi – sore
hari (Woodhed, 1966 dalam Gunarso, 1985).
lanjutan

 Cahaya yg masuk ke mata ikan akan


diteruskan ke otak pd bagian Cone dan Rod,
yg sangat peka thd cahaya.
 Alasannya lain, adanya cahaya merupakan
suatu indikasi adanya makanan.
 Lumen adalah satuan turunan SI untuk fluks cahaya,
mengukur jumlah total cahaya terlihat yang dipancarkan
sebuah sumber.
 SI (System Internasional) adalah system yang menghasilkan
ukuran baku, yaitu satuan yg menghasilkan ukuran yg sama
meskipun dilakukan oleh orang yg berbeda dan dapat
berlaku secara umum (Internasional).
 Fluks adalah aliran property fisik dalam ruang. Fluks yaitu garis-
garis gaya (magnet dan listrik). Fluks berarti berkas cahaya
yang menembus luas permukaan.
 Lux (lx) adalah satuan turunan SI dari pencahayaan dan daya
pancar cahaya, mengukur fluks cahaya per satuan luas atau
sama dengan 1 lumen/m².
 Watt adalah satuan turunan SI untuk daya.
PERHITUNGAN LUX KE WATT
DALAM M²
• Fluks bercahaya ɸ, dalam lumen (lm) sama dgn iluminasi Ev
dalam lux (lx)dikalikan luas permukaan A dalam m² :
ɸ v(lm) = E v(lx) x A (m²)

• Daya P dalam watt (W) sama dengan fluks


bercahaya ɸ v dalam lumen (lm), dibagi dengan
efektivitas pancaran n dalam lumen per watt
(lm/w) :
P (w) = ɸ v (lm) / n (lm/W)
 Watt = lumens/(lumens per watt) atau
W = lm/ (lm/W)
Contoh : berapa konsumsi daya lampu yang
memiliki fluks bercahaya 900 lumens dan
efektivitas bercahaya 15 lumens per watt
(lm/W) ?
P = 900 lm/15 lm/W = 60 W
• Misal ada table khasiat bercahaya
- lampu halogen = 16-24 lm/W
- lampu pijar = 45-75 lm/W
- lampu LED = 80-100 lm/W
➢Tabel lumens ke watt
- Lumens 375 lm = lampu pijar 25 W = LED 6,23 W
- Lumens 600lm = lampu pijar 40 W = LED 10 W
- Lumens 900lm = lampu pijar 60 W = LED 15 W
PRINSIP LIGHT FISHING DAN PERISTIWA
TERTARIKNYA IKAN

 Menyalurkan keinginan ikan sesuai dengan nalurinya.


 Ikan yang datang disekitar lampu tersebut merupakan
pemanfaatan dari behaviour.
 Peristiwa tertariknya ikan di bawah cahaya ada 2
macam :
1). Peristiwa langsung = tertarik langsung berkumpul,
berhubungan dgn fototaxis seperti jenis2 sardinella,
kembung, dan layang;
2). Peristiwa tidak langsung = karena ada cahaya maka
plankton, ikan2 kecil, dll berkumpul dengan tujuan
feeding, seperti tenggiri, cendro, dll.
Sumber dan Letak Cahaya

 Secara kronologis sumber cahaya di awali dari


obor, petromaks, gas karbit, listrik.
 Jika dilihat dari letak cahaya yang
dipergunakan :

1). Di atas permukaan air (surface lump);


2). Di dalam air (under water lump).
Beda surface lump & under water lump

NO URAIAN SURFACE LUMP UNDER W LUMP

1. WAKTU KUMPUL IKAN LAMA >CEPAT KUMPUL

2. KONSENTRASI CAHAYA KURANG EFISIEN >EFISIEN

3. REAKSI IKAN KUMPUL LAMA & NYEBAR >CEPAT & FOKUS

4. REAKSI IKAN BERKUMPUL BERUBAH-UBAH & IKAN > TENANG


TDK TENANG BERKUMPUL

5. WAKTU TERLALU LAMA IKAN BISA TETAP


BERPENCAR LAGI TERKONSENTASI→
→ mudah dilihat butuh fish finder
SYARAT2 LIGHT FISHING→ 2 kelompok :

SYARAT LINGKUNGAN SYARAT PENANGKAPAN


1. Malam hari dan gelap bulan 1. Cahaya harus mampu menarik ikan
dari jarak jauh, baik secara
horisontal maupun vertikal.
2. Tidak ada cahaya lain disekitar 2. Ikan berkumpul di dekat/sekitar
fishing ground sumber cahaya pd catchable area
3. Air jernih (tidak terlalu keruh) 3. Ikan bertahan/kerasan senang
berkumpul disekitar lampu sampai
operasi penangkapan dilakukan.
4. Cuaca baik 4. Sekali ikan berkumpul, hendaknya
tetap berkumpul dan tidak menyebar.
5. Arus dan gelombang tidak kencang
6. Tidak ada ikan predator disekitarnya
Pengaruh kualitas & kuantitas cahaya
 Menurut teori Maxwell bahwa cahaya yg
dipancarkan adalah dlm bentuk gelombang
elektromagnetik.
 Kecepatannya adalah 300.000 km/detik.
 Cahaya tampak (visible light) mempunyai range
frekuensi dari 3,87 x 10 14 – 8,35 x 10 14 Hz yg setara
dgn panjang gelombang antara 7800 – 3600
Angstron (1 A = 10ˉ¹°m).
 Panjang gelombang (=kualitas cahaya) berhubungan
erat dgn penetrasinya ke dalam air →
lanjutan
• Semakin besar panjang gelombangnya, maka semakin
kecil daya tembusnya masuk ke dlm perairan.
• Intensitas cahaya berarti kuantitas cahaya → tinggi
rendahnya intensitas penyinaran juga akan
mempengaruhi jaraknya ikan berkumpul dari sumber
cahaya.
• Menurut Sulthan (1985) bahwa intensitas cahaya yg
digunakan pada bagan tancap berpengaruh thd hasil
tangkapan pada bulan gelap, dimana makin tinggi
intensitas cahaya yg digunakan semakin banyak
jumlah hasil tangkapan.
lanjutan

 Kualitas cahaya berhubungan erat dgn warna


cahaya
 Hasil penelitihan menunjukan bahwa warna cahaya
yg baik digunakan pd light fishing adalah biru,
kuning dan merah.
 Dalam penerapannya tidak dinyalakan secara
bersamaan karena perbedaan sifat warna tsb.
 Utk mengumpulkan ikan pd jarak yg jauh, baik
secara vertikal maupun horisontal biasanya
digunakan warna biru, karena diabsorbsi oleh air
sangat sedikit sehingga penetrasinya kedalam
perairan sangat tinggi.
lanjutan
 Sebaliknya, untuk mengkonsentrasikan ikan di
permukaan air digunakan warna kuning atau
merah, karena daya tembusnya kecil.
 Najamuddin, dkk (1994) menggunakan 3 jenis
warna lampu neon (merah, kuning dan biru)
yg dipasang dlm air pd alat tangkap purse seine
→ hasil penelitian menunjukan bahwa lampu
neon berwarna kuning memberikan hasil
tangkapan yg > besar, dibandingkan dgn warna
merah dan biru. Hasil tangkapan di dominasi
ikan layang.
Konstruksi Lampu sbg Sumber Cahaya

• Tradisional → lampu strongkin (pressure


lamp) → BBM minyak tanah, mantle sebagai
sumbu.
• Kelemahannya : sumbu rusak (ganti), kaca
lampu (terlalu panas/dingin) mudah pecah.
• Bahan bakar lain menggunakan propana
(sejenis metan/C3H8/gas mengandung sejenis
metan) atau butana, ditampung dlm tabung.
Jenis2 Alat tangkap yg menggunakan Alat
bantu Cahaya

1. Bagan tancap → menggunakan lampu


strongkin (pressure lamp)
2. Purse seine (pukat cincin/pajeko) → lamp
strongkin (pressure lamp)
3. Bagan apung/rakit → pressure lamp.
lanjutan

4. Bagan perahu yg besar → lampu


mercury (Indonesia); perikanan kilka
(Rusia); perikanan basnig (Philipine) dan
perikanan sanna/pacific saury
(Jepang)....(Ayodhyoa, 1981).
5. Pancing cumi-cumi
BAGAN TANCAP
BAGAN TANCAP
KAPAL CUMI2
BAGAN PERAHU
KAPAL BAGAN APUNG
BAGAN TANCAP
KAPAL CUMI2
KAPAL BAGAN APUNG
Terima kasih
Pusfatja - LAPAN
Latar Belakang
• Pembuatan informasi spasial ZPPI secara
operasional dimulai tahun 2002, untuk beberapa
lokasi di wilayah perairan Indonesia
• Tahun 2012 wilayah perairan Indonesia dibagi
menjadi 24 PA, tetapi pembuatan ZPPI baru
meliputi 15 PA
• Tahun 2013 pembuatan ZPPI meliputi 17 PA,
• Pertimbangan pemilihan PA: pemanfaatan,
potensi kemitraan, dan sumber daya
➢ Melakukan identifikasi dan memetakan
zona potensi penangkapan ikan (ZPPI)
berdasarkan data satelit penginderaan
jauh;
➢ Meningkatkan efisiensi operasi
penangkapan ikan.
1. Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk
mendukung usaha penangkapan ikan;
2. Memberikan lokasi yang pasti untuk
penangkapan ikan agar lebih efisien;
3. Meningkatkan hasil tangkapan;
4. Sarana pengelolaan zona penangkapan ikan
untuk mencegah konflik antar nelayan.
Fase pengembangan :
1. Penelitian SST menggunakan data NOAA-
AVHRR dan/atau MODIS;
2. Penelitian ketelitian pemanfaatan data
NOAA-AVHRR dan/atau MODIS untuk
SST and Klorofl-a;
3. Pengembangan pemanfaatan fishing
grond:
a. Zona ikan (ZI);
b. Zona Potential Ikan (ZPI);
c. Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI)
HARAPAN PENERAPAN ZPPI :
NELAYAN PERGI KE LAUT
UNTUK MENANGKAP IKAN,
BUKAN UNTUK MENCARI IKAN
PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN
1. INFORMASI SEDERHANA AGAR MUDAH
DIMENGERTI;
2. MENGIKUTI STANDAR PETA LAUT YANG
SUDAH BIASA DIPERGUNAKAN OLEH
NELAYAN;
3. MENGGUNAKAN FORMAT YANG MUDAH
DIPEROLEH DAN DIBAWA MELAUT.
Penginderaan jauh adalah penginderaan permukaan
bumi dari dirgantara dengan memanfaatkan sifat
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan,
dipantulkan, atau dihamburkan oleh obyek yang
diindera. (UU 21/2013 tentang Keantariksaan)

RUAS
ANTARIKSA

RUAS RUAS
DARAT APLIKASI
SISTIM ORBIT SATELIT
INDERAJA
Teknologi Satelit Inderaja

Keuntungan
- Cakupan luas
- Remote area
- Data multitemporal
- Data multispektral
- Data digital
- Cost effective
LIPUTAN DATA NOAA-AVHRR

LIPUTAN DATA MODIS TERRA/AQUA


Citra Satelit Aqua-MODIS Citra Satelit Terra-MODIS
METODE: Penggabungan Data Satelit Terra/Aqua MODIS untuk SPL dan
Klorofil-a
Latar Belakang
Fase Pengembangan Informasi (ZPPI)
SPL (84 - 94) Fishing Ground (95-97)

ZPI (2000-2001) ZPPI (2003) ZPPI dan Unit Spasial


Primary Parameter : SPL (Front)
Dinamika SST 01 & 02
Fishing Ground for Tuna in Hindia Ocean
Data dan Metodologi
• Ekstraksi Data MODIS untuk
Menghasilkan Informasi Spasial ZPPI
RBG Citra MODIS

SPL

Peta ZPPI

Klorofil-a
Project Area 13
Identifikasi ZPPI Citra Sebaran
SPL

Coreksi Geometrik
dan Rektifikasi

Penentuan
Thermal Front
Klorofil-a, musim,
Kedalaman Data Lapangan,
Analisis ZPPI Feedback Nelayan,
Hasil Wawancara

Informasi Spasial
ZPPI
Identifikasi Thermal Front :
(1) pembuatan kontur SPL;
(2) identifikasi dan analisis gradien SPL
(0,5o - 1o C) untuk setiap jarak 3 km
(3 pixel);
(3) analisis nilai kandungan klorofil-a
( ≥ 0,3 mg/l);
Data Pendukung :
Angin dan Gelombang, Kedalaman,
Feedback penangkapan, Statistik armada dan
produksi perikanan.
1. Sosialisasi dan Pelatihan selama 3 hari, kegiatan
aplikasi ±5 hari;
2. Alat tangkap : Purse Seine (Pukat Cincin)/Gillnet
3. Kapal/perahu motor : 20 – 100 GT;
4. Daerah Operasi : Perairan sekitar Sosialisasi;
5. Pelaksana : Staf LAPAN, Staf DISKAN, Nelayan,
Perguruan Tinggi, LSM;
6. Hasil aplikasi digunakan sebagai feedback untuk
keperluan verifikasi dan validasi.
PRODUKSI INFORMASI SPASIAL zppi

Receiving
System

SATELIT NOAA/MODIS

Cuaca/Iklim

Klorofill-a

SST
Fish Behavior
SOSIALISI, PELATIHAN DAN APLIKASI
INFORMASI ZPPI

Koordinasi Dengan
Pihak Dinas Kelautan
dan Perikanan

Koordinasi Dengan
Pihak KUD Setempat
Kegiatan Pelatihan
(Peta dan navigasi)
bagi nelayan

Aplikasi Informasi ZPPI


Secara Langsung
DKI JAKARTA
( Kerjasama Dengan Diskan DKI
Tahun 2003 dan 2004 )

SIBOLGA - SUMUT
(Kerjasama Dengan LSM pada
14 Oktober – 14 Nopember 2002)
Uji Coba Aplikasi ZPPI, 6 December 2000
CONTOH UJI COBA
PENERAPAN INFORMASI ZPPI
SOSIALIASI & OPERASIONALISASI
ZPI DI KAMPUNG DADAP -
INDERAMAYU
1999 2000
PRODUKSI (JKG) 1,4 2,7
RAMAN (RP) 4,5 M 9,2 M

• AKURASI INFORMASI : 80%


• OPERASI : 12-14 HARI MENJADI 7-8 HARI
• PENINGKATAN IKAN HASIL TANGKAPAN
Contoh ZPPI di Perairan Laut Jawa
Contoh ZPPI di Perairan Laut Jawa
CONTOH ZPPI DI LAUT JAWA BAGIAN TIMUR
APLIKASI : 26 OKTOBER 2002
DATA : 21 OKTOBER 2002
POSISI : TITIK-4
ALAT TGKAP : PURSE SEINE
: NISSAN DIESEL RD 8
DAFTAR KOORDINAT ZPI PROJECT AREA SIBOLGA
TANGGAL 21 OKTOBER 2002 MESIN
SBG_ZPI_021021 Koord _X Koord_Y TONASE : 95 GT
ALAT BANTU : ECHOSOUNDER EVC 668
1 97° 26' 60"BT 0° 16' 48"LU
2 98° 13' 12" BT 0° 18' 0" LU
3 95° 57' 36"BT 0° 2' 60"LS FURUNO, GPS GARMIN 120
HASIL TANGKAPAN : 6 TON
4 98° 48' 0" BT 0° 11' 24" LS

JENIS IKAN : SARDEN, TIMPIK, BUNCILAK,


ZPPI HARIAN WILAYAH PERAIRAN LAUT JAWA BARAT
(Format Papan Catur)
OPERASI TGL : 16 DAN 17 JULI 2003
BERANGKAT : PANGANDARAN
MENDARAT : PANGANDARAN
NAMA KAPAL : SUMBER REJEKI
TONASE : 5 GT
JUMLAH ABK : 5 ORANG
JURAGAN LAUT : DADIH
JURAGAN DARAT : DADIH
ALAT TANGKAP : GILLNET NYLON
BEKAL : 1.323.225
HASIL TANGKAPAN : 1,192 TON
PENDAPATAN KOTOR : 4.107.375
PENDAPATAN BERSIH : 2.784.150
16-7-03 108°29’1’’BT- Panjang : 40 cm Kembung, cucut
7°53’52’’LS Tinggi : 12 cm dan tenggiri
Lebar : 5 cm
17-7-03 108°28’23’’BT- Panjang : 65 cm Tenggiri, kembung,
7°53’20’’LS Tinggi : 15 cm cucut dan dawa
Lebar : 12 cm
CONTOH APLIKASI ZPPI YANG DIGUNAKAN
NELAYAN SIBOLGA SAAT MUSIM PACEKLIK

Aplikasi 09 Nopember 2002


Menggunakan Data
Tgl 17 Oktober 2002

Hasil Tangkap : 4 Ton


Jenis Kapal : 95 Gt
Alat Tangkap : Purse Seine

Alat Bantu : Echosounder


Radar, Gps

Jenis Ikan : Timpik, Buncilak, DAFTAR KOORDINAT ZPI PROJECT AREA SIBOLGA
TANGGAL 17 OKTOBER 2002
Sarden SBG_ZPI_021017 KOORD_X KOORD_Y
1 97° 43' 12" BT 0° 23' 24" LU
2 97° 37' 48" BT 0° 20' 24" LU
3 97° 27' 36" BT 0° 17' 24" LU
4 95° 4' 48" BT 0° 5' 60" LS
Pada zona 4 dilakukan 2 kali setting, pertama
menghasil Ikan  4 ton, kedua  2 ton, TOTAL
 6 TON
Alat Bantu :
Echosounder,
Radar,
GPS.

Pada saat aplikasi tanggal 2 November 2002 di


zona 1, di daerah tersebut telah lebih dulu
didatangi oleh 16 unit kapal Trawl Thailand
(kapal asing pencuri ikan)
Masalah sering dihadapi :
• di layar Echosounder terlihat banyak ikan,
• lokasi terumbu karang (hidup/baik)
• tidak mungkin untuk menjaring dan
membuang jangkar
• Jika dipaksa melepas jaring dan
membuang jangkar, dapat merusak jaring
dan terumbu karang.
Sumber : Sabri Naibaho, S.E.
PENERAPAN INFORMASI SPASIAL ZPPI

KM Sinar Kencana (80 GT); Jaring : Purse Seine;


Hasil = 3,00 ton; Ikan : Layang Kecil, Banyar Kecil;
Contoh Penerapan ZPPI bulan Mei tahun 2004.
No. Tanggal POSISI Jumlah Jenis Ikan
Bujur Lintang Tangkapan
(BT) (LS)
1 10-5-2004 113 O29' 48" 7 O31' 02" 170 Kg Lemuru
2 11-5-2004 113 O40' 01" 7 O27' 29" 1.500 Kg Lemuru dan
selar
3 12-5-2004 113 O48' 13" 7 O20' 48" 150 Kg Lemuru
4 13-5-2004 113 O36' 38" 7 O31' 04" 100 Kg Lemuru
5 17-5-2004 113 O47' 01" 7 O35' 53" 50 Kg Lemuru
6 18-5-2004 113 O59' 30" 7 O28' 17" 500 Kg Lemuru
7 19-5-2004 113 O19' 42" 7 O19' 20" 2.000 Kg Lemuru
8 21-5-2004 113 O39' 10" 7 O32' 27" 4.000 Kg Lemuru
9 24-5-2004 113 O39' 33" 7 O23' 56" 700 Kg Lemuru
10 25-5-2004 113 O43' 52" 7 O33' 52" 1.700 Kg Lemuru
11 26-5-2004 113 O33' 59" 7 O28' 21" 5.000 Kg Lemuru
12 27-5-2004 113 O44' 03" 7 O33' 41" 1.000 Kg Lemuru
Feedback bulan Juli 2004 di perairan Selat Madura
No. Tanggal POSISI Jumlah Jenis Ikan
Tangkapan
Bujur (BT) Lintang (LS)
1 12-7-2004 113 O42' 47" 7 O29' 56" 0 -
2 13-7-2004 113 O35' 50" 7 O23' 24" 0 -
3 14-7-2004 113 O36' 29" 7 O25' 44" 0 -
4 19-7-2004 113 O33' 42" 7 O25' 14" 0 -
5 20-7-2004 113 O41' 22" 7 O29' 5" 0 -
6 21-7-2004 113 O42' 13" 7 O21' 35" 0 -
7 22-7-2004 113 O36' 38" 7 O30' 13" 0 -
8 26-7-2004 113 O38' 18" 7 O31' 1" 0 -
9 27-7-2004 113 O41' 26" 7 O30' 20" 0 -
10 28-7-2004 113 O40' 45" 7 O29' 35" 200 Kg Lemuru
Pada alat fishfinder : banyak ikan; Angin kencang &
Gelomang tinggi; Tidak berani menebar jaring.
Pemanfaatan Informasi ZPPI untuk Operasi
Penangkapan Ikan di Kab. Indramayu

Koordinasi dan bimbingan teknis pemanfatan informasi


ZPPI kepada pengguna (Diskanla, Nelayan, dll)
Informasi ZPPI membantu efektifitas
penentuan posisi penangkapan ikan
dengan akurasi sekitar 80.5%:
❑ Hasil tangkapan antara 500-2.000kg
(per 1 kali penangkapan per hari)*
❑ Masa berlaku informasi + 2 hari
❑ Akurasi spasial 10-20 mil laut (10-30
km).

ZPPI
Proposal Litbang ZPPI 2015Monitoring dan Evaluasi pemanfatan * (Ujicoba gillnet, panjang + 8 km, uk. Kapal: 25-30 GT)
informasi 47
terhadap pengguna (Diskanla, Nelayan, KUD dll) oleh Nelayan Indramayu di Laut Jawa
HASIL ANALISIS ZPPI BULANAN
Analisa Zona Potensi Penangkapan Ikan Bulanan
Analisa Zona Potensi Penangkapan Ikan Bulanan
Hasil Kegiatan 2013
ZPPI Bulanan
Informasi ZPPI Bulan Januari 2013
Informasi ZPPI Bulan Februari 2013
Informasi ZPPI Bulan Maret 2013
Informasi ZPPI Bulan April 2013
Informasi ZPPI Bulan Mei 2013
Informasi ZPPI Bulan Juni 2013
Informasi ZPPI Bulan Juli 2013
Informasi ZPPI Bulan Agustus 2013
Informasi ZPPI Bulan September 2013
Informasi ZPPI Bulan Oktober 2013
Informasi ZPPI Bulan November 2013
Hasil Kegiatan (lanjutan)
Pepatah Orang Jepang :
Sakana o Taberu, Atama wa Yoi des

Pepatah Orang Barat :


Eat Fish, Make Brain Better
Eat Tuna, Make Live Longer

Eat Lobster, Making Love Stronger


TEKNIK PENANGANAN IKAN
DI ATAS KAPAL

DR. SUWARMAN PARTOSUWIRYO


Kapal Ikan → 3 L

1. Layak/Laik Laut
2. Layak Tangkap
3. Layak Simpan
Pengertian

⚫ Penanganan ikan (fish handling) adalah


suatu proses penanganan atau
perlakuan terhadap ikan yang telah
ditangkap agar mutu ikan tetap baik dan
aman dikonsumsi.
⚫ Penanganan ikan di atas kapal → di laut
+ kapal + alat tangkap + transportasi →
kualitas baik → aman konsumsi.
Lanjutan

⚫ Sarana → kapal, alat tangkap, alat


bantu, dll.
⚫ Jenis ikan → ikan pelagis dan ikan
demersal
⚫ Teknik/cara penanganan ikan
⚫ SDM
⚫ Sarana penanganan
⚫ Tujuan pananganan
Perlu dipahami
⚫ SANITASI = KEBERSIHAN
⚫ HIGIENIS = KESEHATAN

⚫ MENGAPA PERLU →
SANITASI & HIGIENIS ?
KARENA :
IKAN BAHAN PANGAN
IKAN DIMAKAN OLEH MANUSIA
⚫ Sanitasi Hasil Perikanan adalah upaya
pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh
dan berkembangbiaknya jasad renik pembusuk
dan patogen dalam hasil perikanan, peralatan dan
bangunan yang dapat merusak hasil perikanan
dan membahayakan manusia.

⚫ Persyaratan sanitasi adalah standar kebersihan


dan kesehatan yang harus dipenuhi, termasuk
standar higiene, sebagai upaya mematikan atau
mencegah hidupnya jasad renik patogen dan
mengurangi jumlah jasad renik lainnya agar hasil
perikanan yang dihasilkan dan dikonsumsi tidak
membahayakan kesehatan dan jiwa manusia.
lanjutan

⚫ Standar Mutu adalah persyaratan produk yang


memenuhi ketentuan spesifikasi teknis meliputi
identitas, higiene, kimiawi, keseragaman mengenai
ukuran, berat atau isi, jumlah, rupa label dan
sebagainya yang dibakukan dan disusun
berdasarkan konsensus semua pihak
sebagaimana dimaksud dalam Keppres No.7/1989
tentang Dewan Standardisasi Nasional, dengan
memperhatikan syarat-syarat kesehatan,
keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta didasarkan pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yad. untuk
memperoleh manfaat sebesar-besarnya serta
diketahui Dewan Standardisasi yang berwenang.
Hal penting dalam fish handling
diatas kapal
⚫ Konstruksi kapal
⚫ Sarana kapal
⚫ SDM
⚫ Jenis ikan
⚫ Bahan bantu (es, garam, dll).
⚫ Jarak & waktu
Penanganan Ikan !!!

⚫ Cara menangkap
⚫ Alat tangkap yang dipakai
⚫ Cara pengambilan/pengangkatan ikan
⚫ Cara mematikan ikan
⚫ Cara penanganan ikan
⚫ Cara penyimpanan
APA PENYEBAB KEMUNDURAN ?

⚫ SIFAT IKAN
⚫ WADAH/TEMPAT
⚫ BAHAN
⚫ ALAT
⚫ SDM
⚫ CARA PENANGANAN
⚫ WAKTU
⚫ CARA PENANGKAPAN
KONDISI INTERNAL
1. POTENSI SDI & PRODUKSI
 Produksi perikanan mencapai ± 60 dari MSY (12,5 juta
ton/tahun).
 Losses akibat pemanfaatan yang belum optimal (by
catch/by product)
 Pemanfaatan sumberdaya ikan kurang terkendali
 Lemahnya pendataan ikan yang didaratkan
2.ARMADA PERIKANAN
 Didominasi usaha perikanan tangkap skala kecil
 Umumnya tidak memiliki palka berinsulasi
 Lokasi penangkapan semakin jauh
 Mesin kapal dan Jenis alat tangkap beragam
3. PELABUHAN PERIKANAN
 Didominasi PP type D
 Belum seluruhnya beroperasi secara fungsional &
optimal
4. NELAYAN
 Terbatasnya akses permodalan
 Belum memiliki lembaga usaha primer yang kapabel
 Efisiensi dan efektifitas usaha masih rendah
 Rendahnya harga jual produk primer
DEGRADASI SUMBERDAYA IKAN DAN
KUALITAS IKAN YANG DIDARATKAN
1. Tingginya kegiatan Ilegal Fishing
2. Konsentrasi armada dan produksi di Pulau
Jawa dan kawasan Barat
3. Belum adanya Rencana Pengelolaan
Perikanan (RPP) yang komprehensif
4. Kehilangan hasil tangkap akibat
pemanfaatan yang belum optimal (by
catch/by product) maupun penurunan mutu
(losses) hasil tangkap masih tinggi (20-30%)
khususnya di Pantura Jawa.
5. Lemahnya pendataan ikan yang didaratkan
Sifat produk

⚫ Mudah busuk (highly


perishable)
⚫ Heterogen
⚫ Musiman
Cara penanganan

⚫ Kondisi kapal
⚫ Peralatan (box, palka, cold storage, dll)
⚫ Perlengkapan kapal
⚫ SDM
⚫ Sarana (es, garam, dll)
⚫ Cara penanganan → metode
⚫ Tujuan penanganan → pasar
SISTEM RANTAI TATA NIAGA YANG
MENJEBAK NELAYAN DALAM
KEMISKINAN

EKOSISTEM NELAYAN IKAN PP - 1 PP - 2 PP - n


LAUT
DAN SDI

KONSUMEN AKHIR
-- LOKAL
FAKTOR PRODUKSI : -- NASIONAL
-- ALAT TANGKAP -- LUAR NEGERI
-- BAHAN BAKAR
-- MESIN
-- DLL

PRODUSEN
PP - n PP - 1 PP - 2 FAKTOR
PRODUKSI
Keterangan
PP = Pedagang perantara
KEBIJAKAN REVITALISASI
PERIKANAN (TANGKAP)
1. Mempertahankan trend produksi secara
agregat dengan pertimbangan potensi
yang ada serta ketentuan-ketentuan
internasional yakni pengelolaan secara
lestari.
2. Meningkatkan kualitas ikan sebagai
bahan baku sejak penanganan di atas
kapal hingga didaratkan dalam skema
penerapan cold chain system.
PROSES YANG HARUS
DIBENAHI
1. Penanganan Ikan Di Atas Kapal
2. Proses Pendaratan Ikan
3. Proses Penanganan Ikan di PP/PPI
4. Perbaikan fasilitas di PP/PPI
menjadi lebih bersih dan hygienis
5. Kelembagaan usaha nelayan
PENANGANAN DI ATAS KAPAL
• Proses paling kritis yang
menentukan kualitas dan
harga ikan selanjutnya.
• Indikasi losses dalam proses ini
sudah mencapai >70% dari
total losses keseluruhan
• Lingkup Kegiatan:
• Standarisasi sarana
penanganan ikan diatas kapal:
palka, cold box, dll
• Sosialisasi dan pelatihan
penanganan ikan di atas
kapal
PROSES PENDARATAN &
PENANGANAN IKAN DI PP/PPI
• Losses dalam proses ini kecil
namun tetap berkontribusi
• Perbaikan Fasilitas bongkar
muat dan pengangkutan: fork-
lift, gerobak dorong, trays, boks
berinsulasi
• Pencatatan dan pengumpulan
data jenis/mutu/volume ikan
• Pelatihan petugas pencatat
pendaratan ikan
• Penyediaan blanko:
• Statistik pencatat
pendaratan
• Score sheet organoleptik
kesegaran ikan
PERBAIKAN FASILITAS MENJADI
LEBIH BERSIH DAN HYGIENIS
• Perbaikan fasilitas
Pelelangan (TPI): lantai,
mesin penyemprot, saluran
pembuangan limbah, dll.
• Perbaikan/penyediaan
sarana air bersih
• Perbaikan drainase
• Perbaikan/penyediaan
fasilitas penunjang:
• Gerobak dan Tempah
sampah
DELAPAN KUNCI SANITASI HASIL
PERIKANAN

1. Air yang memenuhi syarat


2. Kondisi & Kebersihan permukaan
3. Pencegahan kontaminasi silang
4. Pemeliharaan fasilitas cuci tangan, sanitasi dan
MCK
5. Perlindungan terhadap pencemaran
6. Label, gudang dan penggunaan bahan beracun
7. Kesehatan karyawan
8. Pencegahan terhadap hama
TEPAT TINDAKAN

⚫ Ikan berasal dari perairan yang tidak tercemar


⚫ Air untuk pengolahan harus dikhlorinasi
⚫ Pembuatan es menggunakan air sekualitas air
minum
⚫ Bahan tambahan harus memenuhi syarat
kesehatan
⚫ Lokasi, bangunan dan alat pengolahan harus
memenuhi syarat sanitasi
⚫ Penanganan limbah harus sempurna, memenuhi
ketentuan yang berlaku
⚫ Penanganan bahan berbahaya harus oleh ahlinya
⚫ Tindakan preventif terhadap kontaminan baik dari
orang hewan atau lainnya harus dilakukan secara
efektif.
TEPAT TINDAKAN (lanjutan……..)

⚫ Pengolahan harus berpedoman pada standar

⚫ Penanganan, pengumpulan, pengangkutan,


penyimpanan dan pendistribusian harus
berpedoman pada persyaratan sanitasi

⚫ Pengemasan produk harus sesuai teknis


pengemasan dan diberi label yang sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
CEPAT

⚫ Konsentrasi pada teknik yang efisien dan


efektif (time and motion study,
ergonomis)
⚫ Harus benar-benar difahami bahwa ikan
sangat mudah dan cepat rusak dan
kerusakan yang terjadi tidak mungkin
diperbaiki
PENDINGINAN (chilling)

⚫ Cold-chain system
⚫ Refrigerasi alami (es) atau mekanis
⚫ Dapat dikombinasi dengan air (CW,
CSW, RSW)
⚫ Aplikasi: es balok, flake ice, slurry ice,
long-liner
PEMBEKUAN (fish freezing)

⚫ Sistem mekanik
⚫ Cold-chain system
⚫ Jenis-jenis: sharp freezer, air-blast
freezer, contact-plate freezer, cryogenic
freezer
⚫ Slow freezing vs. quick freezing
⚫ Hilang berat
⚫ Keawetan produk beku
KESIMPULAN

⚫ Mutu adalah kepentingan semua


⚫ Mutu adalah tanggung jawab semua
⚫ Mutu membawa manfaat bagi semua
⚫ Mutu harus jadi kepedulian semua
CONTOH PENANGANAN IKAN KURANG BAIK
BOX IKAN
AKTIVITAS DI TPI
Kegiatan penangkapan ikan
Ikan sepat ikan tombro
menawi lepat nyuwun pangauro

Terima kasih…..
PANCING TONDA
(TROLLING LINE)
SUWARMAN PARTOSUWIRYO
PANCING TONDA (TROLLING LINE)
1). BEBERAPA TIPE PANCING TONDA
2). PANCING GARIT (DRAGGED LINE)
3). PANCING UDANG-UDANGAN (A TYPICAL SHRIMP JIG
FOR CATCHING SQUID)
4). PANCING LAYANG-LAYANG (KITE HOOK AND LINE)
 Penangkapan ikan dapat dibedakan :
(1). Hobbi/rekreasi (leisure fishing)→
kebutuhan sendiri.
(2). Komersiil/bisnis (commercial fishing).
I. PENDAHULUAN
Pengertian
II. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan letak alat
2. Berdasarkan susunan mata pancing
3. Berdasarkan jenis ikan yang tertangkap
III. KONSTRUKSI
1. Bahan dan Peralatan
2. Cara membuat alat tangkap
IV. TEKNIK/PENGOPERASIAN PENANGKAPAN
1. PERSIAPAN
2. KAPAL
3. KEDALAMAN/POSISI MATA PANCING DALAM AIR
4. DAERAH PENANGKAPAN IKAN
5. SETTING
6. JENIS UMPAN
7. HAULING
8. HASIL TANGKAPAN
9. PENANGANAN IKAN HASIL TANGKAPAN
10.PERAWATAN ALAT TANGKAP
PANCING TONDA (TROLLING LINE)
PANCING TONDA (TROLLING LINE)
KAPAL PANCING TONDA (TROLLING LINE )
> Pancing ditarik/ditonda kapal dengan kecepatan
antara 4-6 knot.
> 4-6 knot = 4-6 mil/jam
> 1 nautical mil (NM) = 1,852 km
> Jadi kecepatan = 4-6 mil/jam = 4-6 x 1,852
km/jam = 7,408 - 11,112 km/jam.
UMPAN PALSU
UMPAN PALSU CUMI-CUMI
Ikan hasil tangkapan
LAYARAN

TENGGIRI

BARAKUDA, ROA,
CAKALANG, SHARK,
TONGKOL, DLL

LEMADANG
Permen KP No. 71/Permen-KP/2016 Tentang
Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan
API di WPP-NRI
 Tujuan : Pemanfaatan SDI yang bertanggung
jawab, optimal dan berkelanjutan serta
mengurangi konflik pemanfaatan SDI berdasarkan
prinsip pengelolaan SDI

 Mengatur Jalur PI di WPP-NRI :


- JPI I → I A ( s/d 2 mil laut) dan I B (>2 – 4 mil laut)
- JPI II → > 4 – 12 mil laut dari surut terendah
- JPI III → ZEEI (200 mil laut) & diluar JPI II (>12 mil laut)
IUU FISHING (ILLEGAL, UNREGULATED,
UNREPORTED)

1. KAPAL BER ABK ASING


2. TRANSHIPMENT DI LAUT LEPAS
3. MARK DOWN
4. MENGHINDARI PAJAK/RETRIBUSI
5. KONPLIK NELAYAN LOKAL
6. PENYALAHGUNAAN BBM
7. HILIRISASI INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN
8. TRANSFER TEKNOLOGI & KNOWLEDGE KEPADA
NELAYAN LOKAL.
FAO (1995) MENYATAKAN BAHWA PEMANFAATAN
SUMBERDAYA HAYATI LAUT YANG RAMAH
LINGKUNGAN

1. Memiliki selektifitas tinggi


2. Tidak merusak habitat atau ekosistem sekitarnya
3. Tidak membahayakan keanekaragaman hayati dan
tidak menangkap spesies yang dilindungi
4. Tidak membahayakan kelestarian target tangkapan
5. Tidak membahaykan keselamatan dan kesehatan
nelayan
6. Menghasilkan ikan berkualitas tinggi
lanjutan

7. Produksinya tidak membahayakan


konsumen
8. By-catch nya rendah
9. Dampak biodeversity nya rendah
10. Dapat diterima secara sosial
PENANDAAN ALAT
PENANGKAP IKAN
(Marking of Fishing Gear )
SUWARMAN PARTOSUWIRYO
WHY MARKING OF FISHING GEAR ?

2
Apa yang dimaksud ALDFG ?

(abandoned, lost or otherwise discarded fishing gears)

Alat tangkap yang ditinggalkan, hilang atau bahkan dibuang


Abandoned / ditinggalkan : sengaja
ditinggalkan di laut dan tidak diambil kembali
misal karena cuaca buruk yang membahayakan
keselamatan, tersangkut di karang sulit untuk
diangkat, atau tangkapan terlalu banyak
sehingga jaring tenggelam.

Discarded / dibuang : sengaja membuang alat


tangkap dari atas kapal yang berupa bagian
komponen-komponen alat tangkap karena lebih
praktis dibandingkan dengan membawa ke
darat dan karena tidak ada fasilitas daur ulang
di darat.
640,000 ton alat tangkap tertinggal
di lautan setiap tahunnya

dan akan tetap terbengkalai


hingga...

600 tahun

Kerugian ekonomi bagi


Pemerintah, Nelayan, dan sektor
perikanan lainnya
Estimasi jumlah alat tangkap yang hilang
dan ikan yang terbuang sia-sia di Tegal

Alat tangkap Jumlah total hilang setiap


No Perikanan Jumlah kapal
hilang tahunnya
1 Tegal gillnet
150 kapal 2 panel/tahun 300 panel
2 Indramayu gillnet
3 Trammel net 70 kapal 5-6 panel/tahun 350 panel
4 Rampus gillnet 20 kapal Infrequently

No Perikana Total hewan laut terbuang sia-sia


1 Tegal gillnet ± 100 dolphins
± 100 sea turtles
2 Indramayu gillnet ± 300 Echeneis naucratus
± 240 kg crabs
3 Trammel net ± 0.3 tonnes of crabs, murex, jelly fish
4 Rampus gillnet Infrequently
Indramayu
Tegal gillnet
gillnet

25-30 panels

7-30 meters depth


50 m

5m
stone
sinker

Trammel net
Penandaan Alat Penangkapan Ikan

1. Mengidentifikasi kepemilikan dan melacak asal


usul alat tangkap atau komponen alat tangkap;

2. Meningkatkan visibilitas alat tangkap pasif


permukaan.
Penanda fisik permukaan dan komponen di bawah
permukaan
Staff buoy

• Unique ID on flag of staff


buoy
• Insert a unique mark,
such as colored twine,
into the rope
• Paint, write w/ permanent
marker, hot-brand, or affix
a preprinted tag onto
Chippewa Ottawa Resource Authority buoys or floats
• Attach tag (bird band,
crab pot tag) or electrical
tape to rope or twine

Christian Hager, 2005 FisheryNation.com


Penanda elektronik
Acoustic tags RFIDs

Satellite
buoys

Patton and
Bar codes and Satlink Cromhout,
CWTs 2011

Krutzikowsky et al. 2009

Archipelag
FAO 2016 o Mar. Res.
Penandaan alat tangkap secara tepat dan
sistematis dibarengi dengan langkah
pengelolaan perikanan dapat mengurangi:

1. Alat tangkap yang ditinggalkan dan dibuang di


lingkungan perairan;
2. Tertangkapnya jenis ikan atau jenis binatang lainnya
yang terancam punah dan dilindungi;
3. Perikanan IUU;
4. Bahaya terkait navigasi dan kecelakaan di laut;
5. Akumulasi alat tangkap yang ditinggalkan, hilang atau
bahkan dibuang (ALDFG);
6. Kerusakan habitat perairan yang rentan dan sensitif;
7. Kerugian ekonomi nelayan karena ghost fishing dan
degradasi daerah penangkapan.
Lobster tangle net
FAD gillnet
total 50 panels/ trip and set only 1-3 panels per spot

4,5 m

Pepetan lobster
gillnet
Implementasi pilot project:

1. Melakukan studi kasus praktis mengenai penandaan alat tangkap


yang nantinya menjadi bagian panduan FAO;
2. Meningkatkan pemahaman teknis bagaimana melakukan
penandaan dan pelacakan alat tangkap gillnet hanyut dan
statis;
3. Mengidentifikasi skala pengimplementasian aksi, kerangka kerja
terbaik untuk mencegah, memitigasi, dan menyelesaikan
masalah ALDGF;
4. Menyelesaikan permasalahan ALDFG dengan sistem pembelian
jaring rusak pada skala lokal dan nasional dan meningkatkan
kesadaran nelayan
5. Mengumpulkan data terkait persepsi dan pengaruh ALDFG dalam
rangka mengidentifikasi perikanan mana yang akan dimasukan
dalam portal data
6. Mengidentifikasi kemungkinan melakukan pengambilan jaring
yang hilang dan melakukan daur ulang pada target perikanan
tertentu.
Tahap 1
• Studi pendahuluan perikanan gillnet
• Melakukan pengujian penandaan alat tangkap untuk mengidentifikasi
sumber penyebab ALDFG;
• Menggunakan pendekatan pendistribusian penanda secara acak;
• Pengujian dilakukan untuk mengetahui teknik penanda mana yang
dapat diaplikasikan dengan daya tahan tinggi, praktis dan murah;
• Beberapa penanda yang akan diuji yaitu
1. Tanda warna senar atau panel mata
2. Penanda bendera dan pelampung
3. Cincin logam
4. Pewarnaan jaring
• Pengujian pada beberapa jumlah sampel kapal terkait metodologi
penandaan alat tangkap untuk mengidentifikasi kepemilikan
Tahap 2
• Penyusunan rencana kerja untuk memonitor dan
mengevaluasi kegiatan sebelumnya dan menghasilkan
dasar untuk pendugaan perubahan tingkah laku
nelayan dari waktu ke waktu
• Mengimplementasikan pilot project fokus pada lokasi
kajian terkait penyelamatan alat tangkap dan
kesadaran masyarakat untuk mengurangi ALDFG
Mengapa Penandaan API /
Gear Marking ?
• menjadi mekanisme penting untuk mengidentifikasi API ilegal, dan
membantu dalam memenuhi berbagai aturan perundangan yang berlaku,
• memberi kontribusi terhadap peningkatan keamanan di laut, karena API
yang tidak tepat serta alat tangkap yang ditinggalkan, hilang atau dibuang
membahayakan pelayaran/navigasi,
• memberikan informasi penting untuk melacak asal dan kepemilikan
komponen API yang hilang, ditinggalkan dan dibuang yang mengancam
keberlanjutan sumberdaya ikan

Penandaan API telah menjadi alat dalam mengelola perikanan


tangkap yang dirujuk secara internasional
Aturan Perundangan Tentang Penandaan API

• Per Men No. 18/2013 Tentang : Perubahan Ketiga Atas Per Men No. 02/2011
Tentang Jalur Penangkapan Ikan Dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan Dan
Alat Bantu Penangkapan Ikan Di WPP-NRI
Pasal 28
4). API jaring gillnet oseanik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) merupakan API yang
bersifat pasif, dioperasikan dengan menggunakan ukuran mesh size > 4 inch, P tali ris < 2.500 m
per set dan maksimal menggunakan 4 (empat) set yang masing-masing set dilengkapi dengan 1
(satu) radio buoy, menggunakan kapal motor berukuran > 30 GT, dan dioperasikan pada jalur
penangkapan ikan III di WPP-NRI ……... dst.
• Per Men KP Nomor 26/Permen-Kp/2014 Tentang : Rumpon
Pasal 17
Setiap rumpon yang dipasang di WPP-NRI wajib dilengkapi dengan tanda pengenal
rumpon dan radar reflektor.

Tanda pengenal rumpon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat:


a. nama pemilik;
b. nomor SIPI dan nama kapal yang berhak memanfaatkan; dan
c. koordinat (lintang dan bujur) lokasi pemasangan rumpon.

(3) Radar reflektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa lempengan logam yang
dipasang tegak di atas permukaan air agar dapat terdeteksi oleh radar.

(4) Pembuatan dan pemasangan tanda pengenal rumpon dan radar reflector
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pemilik kapal.
Sistem Penandaan API

• Bendera
• Pelampung
• Lampu
• Kombinasi
• Warna jaring (?)
Penandaan API pada tali (A) pewarna yang disuntikkan dan (B) menyisipkan kabel

Perbandingan antara tali ris bawah baru (kiri) dan tali ris bawah dengan pewarna
setelah dioperasikan mesin selama 5 tahun pada kapal ikan omersial (kanan)
21
Radio pemancar pada jaring insang

Kabel ber-pemancar untuk bubu Kabel ber-pemancar yang dipintal


lobster dalam tali
Penandaan API dengan menggunakan sistem gelombang radio
22

Anda mungkin juga menyukai