Anda di halaman 1dari 3

Pandawara

Tisha Pero Putra, remaja yang berumur 22 tahun ia ingin membuat komunitas untuk
membersihkan lingkungan yang sudah tercemar oleh limbah rumah tangga.Didalam komunitas itu ia
akan mengajak 4 orang temannya, Belqi, Askha, Gio, dan Iksan. Awalnya melihat lingkungan yang
begitu tercemar Tisha tidak sama sekali peduli, suatu waktu mereka berlima berkumpul di base camp
Tisha ingin membicarakan niat baiknya untuk membasmi pencemaran lingkungan yang ada di sekitar
pantai, sungai, saluran air; pinggir jalan raya dan lainnya pada keempat temannya. Ide itu hanya
sepintas saja melintas dipikiran Tisha dan ia menjadi berpikir bagaimana nasib masyarakat yang
tinggal di kawasan itu akibat ulah manusia yang membuang sampah sembarangan.

Sebelum Tisha membicarakan niatnya kepada temannya ia melihat lokasi terdekat dari base
camp yang menurutnya sudah sangat tercemar dan dipenuhi tumpukan sama limbah rumah tangga.
Saat ia turun dari motor ia mendapati ibu-ibu yang ingin melemparkah sekantong sampah ke
kawasan itu, Tisha pun bertindak ‘’ Buuu, maaf sebelunya ini bukan TPS’’ ibu itu merubah tatapannya
dan menaiki rahangnya ‘’ Apaan kamu ini, saya sudah sering membuang di sini tidak ada yang
melarang kenapa kamu melarang, siapa kamu’’.

Tisha memberi penjelasan kepada ibu itu ‘’Iya ibu, tapi tindakan ibu sudah membuat
masyarakat teganggu toh sudah ada plang larangan bu’’ ibu itu tidak memperdulikan ucapan Tisha
dan ibu itu langsung saja menguntalkan kantong sampahnya, Tisha hanya bisa pasrah dan
menggeleng akan tindakan yang sudah dilakukan ibu itu.

Saat Tisha sudah berada di base camp, tidak akan mempelambat waktu ia langsung to the
point untuk membicarakan niat baiknya ‘’Guys, gue punya niat’’ temannya seketika memberhentikan
kegiatan pribadinya saat Tisha melontarkan kalimat itu. ‘’Apaan Sha tumben banget’’ Iksan spontan
berstanya, ‘’Beberapa waktu belakangan kemari gue lihat lingkungan yang udah banyak tercemar,
bahkan lokasi dekat base camp kita aja udah ada lahan yang dijadiin tempat pembuangan sampah
dan itu sangat mengganggu kenyamanan orang yang melintas bukan. Nah jadi gue pingin banget kita
bangun komunitas untuk bersihiin lingkungan sekitar, yang deket aja dlu baru ntar eksplor ke daerah
lain’’, temannya meresapi apa yang sudah dikatakan oleh Tisha.

‘’Gue setuju, gada salahnya kita bersihin itung itung nambah tabungan surga’’ Iksan
memberi pendapatnya, ‘’Oke gue, Belqi, Aksha setuju’’ lanjut Gio. Tisha sangat bersyukur akhirnya
niatnya berjalan dengan lancar, dan temannya pun ikut berpartisipasi. ‘’Gue mau nama komunitas
kita sama kaya nama geng kita Pandawara’’ Belqi memberikan pendapat dan temannya menyetujui.
Setelah diskusi selesai mereka langsung menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
berkegiatan besok, semangat mereka benar-benar ekstra super tidak berpikir bahwa
kegiatan itu melelahkan. ‘’Gengs udah selesai nih alatnya’’ Belqi dan Aksha bagian
peralatan sudah selesai menyiapkannya dan lengkap, ‘’Transportasi aman, gue udah telpon
bokap’’ lanjut Tisha melapor.

Tisha sangat bersykur akan tekad teman-temannya yang sangat mendukung niatnya,
‘’Nih minum dulu, gue abis pesen GoFood’’ Tisha menyodorkan kantong yang berisi lima
minuman dan beberapa cemilan.

Tiba dihari yang sudah dijadwalkan, hari ini mereka berkegiatan untuk
membersihkan lahan yang beberapa hari lalu Tisha survei. ‘’Sebelum mulai mari sama-sama
kita berdoa untuk keselamatan selama kegiatan berlangsung, berdoa dipersilahkan’’ selesai
berdoa mereka tos bersama-sama untuk lebih semangat lagi ‘’PANDAWARAAA BISA’’.

Selama mereka berkerja, Tisha mengambil beberapa dokumentasi ia akan


memposting di akun media sosial Pandawara untuk pertama kalinya. Tisha tidak
menyangka, kegiatan ini sukses ia jalankan, karna baginya ini adalah satu hal yang tidak
mungkin ia lakukan.

‘’Ayo gengs semangat dikit lagii yooookk’’ Iksan berteriak menyemangati teman-
temannya, mereka tidak jijik karena yang mereka lakukan sekarang demi kenyamanan
bersama. Banyak orang yang hilir mudik melihat mereka dan tidak satu dua kali yang
mengambil foto mereka.

Tiba-tiba ada beberapa awak media yang menghampiri mereka saat sudah selesai
berkegiatan, mereka tekejut kenapa bisa para repoter datang menghampiri mereka.
Setelah berwawancara , reporter tahu dari unggahan yang diunggah oleh Tisha ia tidak
menyangka kalo mereka viral disosmed.
Kegiatan komunitas mereka sangat sukses, mereka sudah berhasil memotivasi
masyarakat untuk tidak membuang limbah rumah tangga secara sembarangan. Mereka
mendapatkan sertifikat INDONESIA GREEN AWARDS 2023 yang tidak disangka, awalnya
hanya iseng karena teganggunya kenyamanan.

Setelah banyak kegiatan diberbagai tempat, Pandawara bekerja sama dengan


BRIPeduli. Mereka membesihkan sekitaran pasar yang banyak sekali sampah-sampah
berserakan, tidak hanya menyelamatkan manusia dibumi mereka juga membantu petugas
kebersihan yang tidak tahu tempat- tempat terpencil yang tercemar.

Kita sebagai masyarakat dan makhluk sosial belum bisa saling menjaga satu sama
lain, masih lalai tehadap kepedulian dengan lingkungan. Dengan kejadian-kejadian yang
sudah berlalu mari sama-sama kita jaga bumi dan isinya agar semua makhluk dapat
menikmatinya, bersih dan terawat dimulai dari diri sendiri.

Tisha sujud syukur, karena tindakannya menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Ia


meneteskan air mata, pejuangannya tidak sia-sia. Ibundanya yang berdii tegak di
belakangnya ikut haru melihat anaknya tumbuh besar menjadi anak yang berguna untuk
orang lain, ‘’Terimakasih tuhan’’.

Anda mungkin juga menyukai