Anda di halaman 1dari 6

GAMBARAN KADAR CRP PADA PENDERITA OBESITAS DI RW 02 DESA

TEGALREJO KABUPATEN GROBOGAN

Esti Dwi Puspitasari1), Herlisa Anggraini2), Sri Darmawati3)


1
Program Studi DIII Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan,
Universitas Muhammadyah Semarang
Email : estipus22@gmail.com
2
Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadyah Semarang
3
Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadyah Seamarang

Abstrak
Obesitas adalah seseorang yang memiliki berat badan lebih besar dari berat badan normal.
Penderita obesitas mengalami pembesaran ukuran adiposit pada jaringan adiposa yang
mempunyai batas untuk memperbesar dengan kapasitas tertentu. Jaringan adiposa akan
memproduksi interleukin 6 (IL-6), adipokin, dan protein fase akut pada kondisi obesitas. C-
reactive protein (CRP) adalah protein fase akut yang meningkat saat terjadi proses inflamasi
di dalam tubuh. CRP di bentuk di dalam hati, dalam keadaan normal CRP terdapat di dalam
tubuh dengan konsentrasi yang rendah dengan batas kadar CRP yang normal adalah 6
mg/L. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar CRP pada penderita
obesitas. CRP di periksa dengan metode aglutinasi menggunakan reagen latex CRP. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya kadar CRP pada penderita obesitas. Dapat diambil
kesimpulan hasil pemeriksaan CRP pada penderita obesitas mengalami peningkatan sebesar
43,75%.
Kata kunci : CRP, obesitas

Abstract
Obesity is someone who has a weight greate than normal body weight. Obese people
experience enclarged adipocye has a limit to enlarged adipocyte size in adipose tissue which
has a limit to enlarge to a certain capacity. Adipose tissue will produce interleukin 6 (IL-6),
adipokin, and acute phase proteins in obesity conditions. C-reactive protein (CRP) is an
acute phase protein that increases during an inflamatory process in the body. CRP is formed
in the liver, under normal circumstances CRP is present in the body with low concebtrations
with a normal CRP level limit of 6mg/L. CRP is examined by the agglutination method using
a CRP latex reagent.The results of thisstudy indicate the presence of CRP levels in obese
people. Can be concluded the results of CRP examination in obese sufferers have increased
by 43,75%.
Keywords : CRP, obesity

http://repository.unimus.ac.id
1. PENDAHULUAN C-reactive protein (CRP) adalah
Obesitas adalah seseorang yang
protein fase akut yang meningkat saat
memiliki berat badan lebih besar dari
terjadi proses inflamasi didalam tubuh.
berat badan normal. Obesitas ditandai
CRP di bentuk didalam hati, dalam
oleh penumpukan jaringan lemak yang
keadaan normal CRP terdapat didalam
disimpan didalam tubuh (Supriyanto.,
tubuh dengan konsentrasi yang rendah
2013). Obesitas selain dikenal dengan
dengan batas kadar CRP yang normal
kondisi jumlah lemak yang berlebihan,
adalah 6 mg/L (Agustin M., 2016).
juga dapat menyebabkan dampak
Sintesa CRP di hati berlangsung cepat
penyakit diabetes melitus, hipertensi,
setelah adanya rangsangan, konsentrasi
dan penyakit jantung koroner. Profil
serum akan meningkat diatas 5mg/L
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
selama 6-8 jam dan mecapai
2015 menyatakan bahwa prevalensi
puncaknya 24-48 jam. Waktu dalam
obesitas usia > 15 tahun di Kabupaten
plasma 19 jam dan menetap pada
Grobogan sebesar 25,68%.
keadaan sehat dan sakit. Kadar CRP
Penderita obesitas mengalami
akan menurun bila proses peradangan
pembesaran ukuran sel lemak
berkurang dalam waktu 24-48 jam
(adiposit) pada jaringan lemak yang
mencapai mormal kembali (Marevic S
mempunyai batas untuk memperbesar
et al., 2008).
dengan kapasitas tertentu (Rull.,
Tujuan dari penelitian ini adlah
2013). Akibat terdapat pembesaran
bertujuan untuk mengetahui
adiposit secara terus menerus pada
bagaimana gambaran kadar CRP pada
obesitas mengakibatkan kurang suplai
penderita obesitas. Dari hasil
oksigen (hipoksia). Hipoksia
penelitian ini diharapkan dapat
merupakan mekanisme inflamasi pada
memberi informasi bagi masyarakat
obesitas, jaringan adiposa akan
umum tentang pengaruh CRP bagi
memproduksi interleukin 6 (IL-6),
penderita obesitas. selain memberi
adipokin, dan protein fase akut
informasi dapat juga digunakan untuk
(Rahmawati A., 2014).

http://repository.unimus.ac.id
informasi ilmiah yang dapat Persiapan Sampel
dikembangkan. Sampel didapat dari RW 02 Desa
1. METODE
Tegalrejo Kabupaten Grobogan dan
Jenis penelitian yang digunakan
dilakukan pemeriksaan di
merupakan penelitian deskriptif. Objek
Laboratorium Patologi Klinik
penelitian ini adalah penderita obesitas
Universitas Muhammadyah Semarang.
dengan kriteria inklusi: kriteira skala
Penderita obesitas diambil darah vena
obesitas 1 dan obesitas 2, usia dewasa
di diamkan sampai membeku
18-65 tahun, bersedia menjadi
kemudian centrifuge diambil serum
responden, tidak mengkonsumsi obat-
dan diperiksa CRP metode aglutiansi.
obatan secara rutin, laki-laki dan
Pemeriksaan CRP
perempuan. Kriteria eksklusi; memiliki
Pemeriksaan kualitatif 25µL serum
riwayat penyakit jantung, diabetes
ditambah 25µL lateks CRP
militus, hipertensi, overweight, kanker,
homogenkan kemudian digoyangkan
dan tidak memiliki gangguan
lihat aglutinasi jika terbentuk lanjut
komunikasi, sehingga didapat
pemeriksaan kuantitatif dengan
sebanyak 16 penderita obesitas.
dilakukan pengenceran 25µL ditambah
Alat yang digunakan dalam
25µL NaCl fisiologis dari pengenceran
penelitian yaitu Slide, Centifuge, dan
diambil 25µL ditambah 25µL lateks
Mikropipet, Timbangan berat badan,
homogenkan lihat adanya aglutinasi.
Pengukur tinggi badan. Bahan yang
Jika terdapat aglutinasi dilakukan
digunakan serum penderita obesitas,
dengan prosedur ynag sama hingga
lateks CRP, NaCl fisiologis.
tidak terbentuk aglutinasi.

2. Hasil pemeriksaan CRP


Hasil pemeriksaan CRP Jumlah Persentase

http://repository.unimus.ac.id
Negatif 9 56,25%

Positif 1/2 5 31,25%

Positfi1/4 1 6,25%

Positif 1/8 0 0

Positif 1/16 1 6,25%

Kadar CRP tertinggi pada Hasil penelitian Rahmawati (2014)


responden obesitas 1 diperoleh dengan menyatakan bahwa Mekanisme
titer tertinggi 1/4 dan responden inflamasi pada obesitas terjadi akibat
obesitas 2 diperoleh dengan titer jaringan adiposa yang memproduksi
tertinggi 1/16. Hasil tertinggi yaitu adipokin dan protien fase akut yang
pemeriksaan CRP negatif sebanyak 9 dipengaruhi oleh hipoksia.
Hipoksia dihasilkan akibat adanya
responden obesitas. Hasil CRP
pertumbuhan jaringan adiposa yang
positif tidak hanya didapat pada
berlebihan selama obesitas.
penderita obesitas tetapi bisa didapati
Penambahan volume dan jumlah sel
pada semua individu yang mengalami
adiposit akan mensekresi molekul
peradangan di dalam tubuh dan pada
Monocyte Chemoattractant Protein-1
individu pasca operasi.
(MCP-1). Molekul MCP-1 berfungi
3. Pembahasan
Obesitas adalah keadaan dimana untuk membawa monosit atau
individu memiliki berat badan yang makrofag ke dalam jaringan adiposa.
lebih berat dari berat idealnya yang Makrofag jaringan adiposa yang aktif
disebabkan karena penumpukkan akan memproduksi adipokin dan
lemak dalam tubuh. obesitas di protein fase akut.
CRP merupakan protein fase akut
definsikan sebagai kelebihan berat
yang meningkat pada saat terjadi
bukan sebagai kelebihan lemak
inflamasi dalam tubuh. CRP akan
(Cynthia et al., 2009).
meningkat saat tubuh mengalami

http://repository.unimus.ac.id
inflamasi diatas 5mg/L selama 6-8 jam terhadap infeksi. Hasil CRP positif
dan mencapai puncaknya 24-48 jam. tidak hanya didapat pada penderita
CRP akan menurun pada saat proses obesitas tetapi bisa didapati pada
peradangan berkurang dalam waktu semua individu yang mengalami
24-48 jam (Marevic S et al., 2008). peradangan di dalam tubuh, individu
Metode yang digunakan dalam yang memiliki kadar kolesterol dan
pemeriksaan CRP adalah metode LDL yang tinggi dan perokok
aglutinasi yang merupakan cara yang (Baratawidjaja & Renggaris., 2010).
4. Kesimpulan
digunakan untuk menetapkan kadar
Berdasarkan penelitian yang sudah
CRP.
dilakukan diperoleh adanya
Aglutinasi menunjukkan adanya
peningkatan CRP pada penderita
infeksi bakteri atau peradangan yang
obesitas sebesar 43,75%.
terbentuk karena reaksi antigen dan
5. Ucapan Terima kasih
antibodi. Reaksi aglutinasi merupakan
Penulis menyadari bahwa
reaksi yang terjadi antara antigen dan
terselesaikanya tugas akhir ini tidak
antibodi yang terdapat pada
lepas dari bimbingan, dukungan dan
permukaan sel. Reaksi aglutinasi
bantuan dari berbagai pihak, oleh
digunakan untuk mengetahui tipe dari
karena itu, penulis ingin
sel dan digunakan untuk penentuan
menyampaikan ucapan terimakasih
antibodi dalam serum dengan titer
kepada :
(Agusin M., 2016).
1. Herlisa Anggraini, SKM,
Titer CRP tinggi bukan hanya
M.Si.Med selaku dosen
sebagai penanda inflamasi melainkan
pembimbing
aktif dalam proses aterogenesis dan
2. Dr. Sri Darmawati, M.Si selaku
bersifat sebagai faktor
dosen penguji
proaterosklerotik CRP bukan sesuatu
3. Dr. Ana Hidayati Mukaromah,
antibodi, CRP memiliki fungsi biologis
M.Si selaku ketua program
yang berperan pada proses peradangan
studi
dan mekanisme daya tahan tubuh

http://repository.unimus.ac.id
4. Orang tua dan keluarga yang Supriyanto, A. 2013. Obesitas,
Faktor Penyebab dan Bentuk-
membantu memberikan
Bentuk Terapinya.
dukungan secara moral
terhadap penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
6. REFERENSI
Agustin, M. 2016. Gambaran
Kadar C-Reactive Protein. Karya
Tulis Ilmiah Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Bandung.
Baratawidjaja KG, Renggaris I,
2010. Imunologi Dasar. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Rahmawati, A. 2014.
Mekanisme Terjadinya Inflamasi.
Mekanisme Terjadinya Inflamasi
dan Sters Oksidatif pada
Obesitas.5 (1) : pp.1-8.
Rull, A. Camps, J. Villoverde,
CA.& Joven, J. 2013. Mediators of
Inflammation. Insulin Resistance,
Inflammation, and Obesity.

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai