Anda di halaman 1dari 21

Studi Literatur: Pemeriksaan HEMOGLOBIN pada ibu hamil

No. Nama Penulis Tahun

1 Christina Lorince Ratulohain 2022

Made Ariastuti Prabandari Putri1


2 , Nur Habibah2*, I Gusti Agung Ayu Putu 2022
Swastini

3 Nur Sholichah, Heni Larasati 2012


4. Novi Hidayanti 2020

5 Zul fahmi ardiansyah 2020

6 Basuki Rachmad , Rina Setyawati 2023


7 Anggita mutiara saputri 2021

Nurva Syuryani, Eliza arman, Gusliani Eka


8 2021
Putri

DICKY ARDIANSYAH , JON FARIZAL ,


9 2018
DIRA IRNAMERIA

10 METI KUSMIATI , LIA SITI NURJANAH 2O18


Judul Metode

PEMERIKSAAN KADAR HAEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DILABORATORIUM PRODI SAHLI


KEBIDANAN AMBON KEMENKES MALUKU

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL


PCOT
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING I

GAMBARAN PEMERIKSAAN HB PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS BANYUASIN KECAMATAN LOANO Enzymatic colorimetri test
KABUPATEN PURWOREJO
GAMBARAN KADAR KREATININ PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSU DELI MEDAN
Reaksi Jaffe

PEMERIKSAAN KADAR KREATININ PADA PENDERITA PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK


Jaffe
(GGK)

GAMBARAN KADAR KREATININ DAN UREUM PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Jaffe
PENGARUH PENUNDAAN TERHADAP KADAR KREATININ PADA SAMPEL SERUM Jaffe

PERBEDAAN KADAR UREUM SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISA PADA PENDERITA


Enzymatic colorimetri test
GAGAL GINJAL KRONIK

GAMBARAN KADAR KREATININ DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI


Accidental sampling
RUANG ICCU RSUD DR. M.YUNUS PROVINSI BENGKULU

GAMBARAN KADAR KREATININ DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI LEBIH DARI 2 TAHUN Jaffe reaction (Fixed Time)
Variabel Independen Variabel Dependen

1. Kadar HB pada metode sahli


HAEMOGLOBIN
2. Untuk mengetahui sel darah merah pada ibu hami
(mg/dl)
3. Untuk mengurangi resiko anemia.

1. pemeriksaan dan monitoring kadar Hb pada 2.pemeriksaan kadar Hb


diharapkan dapat
HAEMOGLOBIN
meningkatkan kesehatan ibu dan janin
(mg/dl)
ibu hamil untuk skrining dan deteksi dini
anemia

Kreatinin pada pasien dengan riwayat tekanan darah tinggi KREATININ (mg/dl)
Kreatinin pada pasien diabetes melitus KREATININ (mg/dl)

1. Cara kerja ginjal 2. Faktor risiko terjadinya Gagal Ginjal Kronik 3. Pengaruh
KREATININ (mg/dl)
kebiasaan pasien terhadap kerusakan Ginjal

1. b. Distribusi kadar kreatinin pada penderita DM berdasarkan jenis kelamin


2. Distribusi kadar kreatinin pada penderita DM berdasarkan kelompok usia 3. KREATININ (mg/dl)
c. Distribusi kadar ureum pada penderita DM berdasarkan kelompok usia
1. Kadar kreatinin metode jaffe 2. Lama penyimpanan serum KREATININ (mg/dl)

1. ureum sebelum dan sesudah hemodialisa 2.


Rata-rata kadar ureum pada pasien gagal ginjal kronik sebelum hemodialiasa
UREUM (mg/dl)
3. Rata-rata kadar ureum pada
pasien gagal ginjal kronik sesudah hemodialiasa

Distribusi Frekuensi kadar kreatinin darahpada penderita penyakit jantung


KREATININ (mg/dl)
koroner di ruang ICCU RSUD dr. M.Yunus Provinsi Bengkulu

Kreatinin pada pasien dengan riwayat tekanan darah tinggi KREATININ (mg/dl)
Hasil dan Kesimpulan Saran

ibu hamil dengan kadar Hb ≥ 11,0 g/dL terbanyak terdapat pada


kelompok usia 21 – 35 tahun dengan jumlah 10 orang (50%),
Dianjurkan ibu hamil dilakukan pemeriksaan
multigravida sebanyak 9 orang (45%), tingkat pendidikan SMA
kehamilan rutin di puskesmas dan minum tablet
sebanyak 10 orang (50%) dan ibu yang tidak bekerja sebanyak 9
orang (45%).

perbedaan yang cukup signifikan antara aktivitas fisik yang


dilakukan sebelum dan sesudah terhadap produksi kadar
kreatinin. Kadar kreatinin darah sesudah aktivitas fisik
mengalami peningkatkan atau lebih tinggi kadarnya dari Tidak ada
kadar kreatinin darah sebelum aktivitas fisik, berdasarkan
hasil uji statistik Paired T-test didapatkan adanya perbedaan
kadar kreatinin darah sebelum dan sesudah aktivitas fisik.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan kadar kreatinin


pada penderita tekanan darah diketahui rata- rata hasilnya
adalah normal, yaitu sebanyak 25 orang (62,5%). Pada
penelitian ini, kadar kreatinin pada penderita hipertensi Tidak ada
berdasarkan jenis kelamin laki-laki didapatkan hasil
sebanyak 22 orang pasien (55%) dan 18 orang pasien (45%)
berjenis kelamin perempuan
1. Kadar kreatinin yang meningkat berjumlah 20 orang
(66,6%). 2. Kadar kreatinin yang normal berjumlah 10 orang
(33,4%). 3. Terdapat hubungan antara kadar kreatinin
Tidak ada
serum dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
melitus. Semakin besar kadar gula darah semakin besar
kadar kreatinin serum pada pasien diabetes melitus.

Pada penelitian (DGA Suryawan, dkk 2016) pemeriksaan


terhadap serum pasien kadar kreatinin pada penderita
penyakit gagal ginjal kronik (GGK) terhadap 30 sample
pasien berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan,
jumlah pasien berjenis kelamin Laki-Laki sebanyak 24 kadar
kreatinin Meningkat dengan persentase (80%) dan Pasien Tidak ada
Berjenis Kelamin Perempuan Sebanyak 6 kadar kreatinin
Meningkat dengan persentase (20%). Maka hasil yang
diperoleh terjadi Peningkatan kadar kreatinin pada penderita
penyakit gagal ginjal kronik (GGK) dengan persentase
sebanyak (100%).

1. Dari 110 responden penderita DM didominasi oleh kelompok


usia 61-70 tahun sebanyak 41 orang (37,27%), sedangkan
1. Penderita Diabetes Melitus agar melakukan
menurut jenis kelamin didominasi oleh perempuan sebanyak 70
pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama
orang (63,64%). 2. Hasil penelitian kadar kreatinin diperoleh
yang memiliki kadar kreatinin daan ureum yang
sebanyak 39 orang memiliki kadar kreatinin tinggi dan
tinggi. 2. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan
didominasi oleh kelompok usia 61-70 tahun sebanyak 22 orang
untuk dapat menambah jumlah sampel dan
(56,41%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin terdapat 39
memperluas variabel, agar hasilnya lebih baik.
orang penderita DM memiliki kadar kreatinin tinggi yang
didominasi oleh perempuan sebanyak 20 orang (51,28%).
Berdasarkan probabilitas p sama dengan 0.05 dan α sama
dengan 5 %. Jikanilai (sig) atau p value ≤ α (0.05), maka H0
ditolak dan H1 diterima berarti ada pengaruh penundaan
pemeriksaan terhadap kadar kreatinin. Sedangkan nilai (sig) Tidak ada
atau p value > α (0.05), maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti
Tidak ada pengaruh penundaan pemeriksaan terhadap
kadar kreatinin

1. Kadar ureum pada pasien gagal ginjal kornik sebelum


hemodialisa dimana dengan jumlah sampel 44 orang didapatkan
nilai mean 109,7 dan standar deviasi 34,24 2. 2. Kadar ureum
pada pasien gagal ginjal kornik sesudah hemodialisa dimana
Tidak ada
dengan jumlah sampel 44 orang didapatkan nilai mean 31,40
dan standar deviasi 13,18 3. Terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah cuci
darah dengan Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,000> 0.05

Berdasarkan hasil dan pembahasan,


maka dapat disimpulkan bahwa gambaran
kadar kreatinin darah pada penderita penyakit
jantung koroner di ruang ICCU RSUD dr.
Tidak ada
M.Yunus Provinsi Bengkulu Tahun 2018
menunjukkan bahwa 74,19% pasien memiliki
kadar kreatinin normal dan 25,81% pasien
memiliki kadar kreatinin meningkat

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil suatu kesimpulan


bahwa kadar Kreatinin darah pada penderita hipertensi lebih
dari 2 tahun diperoleh hasil sebanyak 55% memiliki kadar
Tidak ada
Kreatinin yang normal dengan rata-rata 0,38 mg/dL dan sebesar
45% memiliki kadar kreatinin yang tinggi dengan rata-rata 0,66
mg/dL
Kelemahan dan Keuntungan IDE penelitian

kelemahan: dari metode Sahli adalah akurasi alat yang rendah, tidak semua
hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin, dan pemipetan darah yang salah penelitian observasional bersifat deskriptif prospektif
dapat mempengaruhi hasil. kelebihan ; metode Sahli adalah pemeriksaan dengan dengan rancangan penelitian cross sectional
metode ini murah dan mudah dilakukan

metode POCT (Point Of Care Testing) mempunyai kelebihan yaitu alat mudah
digunakan, volume sampel yang digunakan sangat sedikit, alat lebih kecil sehingga penelitian deskriptif
tidak perlu ruangan khusus. Kekurangan : hasil tidak akurat

1. Pengaruh Faktor Gaya Hidup terhadap Kadar


Kreatinin pada Pasien Hipertensi 2.
Keuntungan : 1.Pendeteksian Dini Masalah Ginjal 2. Pemantauan Fungsi Ginjal 3.
Perbandingan Metode Pemeriksaan Kreatinin pada
Penilaian Efektivitas Pengobatan 4. Pengelolaan Risiko Komplikasi Kelemahan :
Pasien Hipertensi 3. Deteksi
1. Keterbatasan sebagai Indikator Tunggal 2. Keterlambatan dalam Deteksi
Dini Gangguan Ginjal pada Pasien Hipertensi
Masalah 3. Pengaruh Faktor Eksternal 4. Biaya dan Ketersediaan
4. Pengaruh Obat
Antihipertensi terhadap Kreatinin
1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Kadar Kreatinin
pada Pasien Diabetes 2.
Keuntungan : 1. Sederhana dan Murah 2. Waktu Respon Cepat 3. Cocok untuk
Peran Kreatinin sebagai Biomarker untuk Komplikasi
Skala Besar 4. Akurasi yang Dapat Diterima . Kelemahan : 1.
Diabetes 3. Prediksi
rentan terhadap pengaruh zat-zat non-kreatinin dalam sampel yang dapat
Risiko Penyakit Ginjal Kronis pada Pasien Diabetes
menghasilkan hasil yang tidak akurat
4. Pengaruh Obat
Diabetes terhadap Kadar Kreatinin

1. Pengaruh Intervensi Terapi terhadap Kadar


Kreatinin dan Progresi Penyakit 2.
Prediksi Risiko Komplikasi pada Pasien Gagal Ginjal
Keuntungan : 1. Sederhana dan Murah 2. Waktu Respon Cepat 3. Cocok untuk Kronik Berdasarkan Kadar Kreatinin 3.
Skala Besar 4. Akurasi yang Dapat Diterima . Kelemahan : 1. Perbandingan Antara Metode Pemeriksaan Kreatinin
rentan terhadap pengaruh zat-zat non-kreatinin dalam sampel yang dapat 4. Korelasi antara
menghasilkan hasil yang tidak akurat Kadar Kreatinin dan Progresi Gagal Ginjal
5. Efektivitas Pengukuran
Kreatinin dalam Menentukan Tingkat Keparahan
Gagal Ginjal

1. Prediksi Risiko Komplikasi Ginjal Berdasarkan


Keuntungan : 1. Sederhana dan Murah 2. Waktu Respon Cepat 3. Cocok untuk Kadar Kreatinin dan Ureum 2.
Skala Besar 4. Akurasi yang Dapat Diterima . Kelemahan : Pengaruh Faktor Risiko lainnya terhadap Kadar
1. rentan terhadap pengaruh zat-zat non-kreatinin dalam sampel yang dapat Kreatinin dan Ureum pada Pasien Diabetes Mellitus
menghasilkan hasil yang tidak akurat 3. Hubungan antara Kadar Kreatinin dan Ureum
dengan Kontrol Glikemik
1. Evaluasi Stabilitas Kreatinin dalam Sampel Serum
Keuntungan : 1. Penentuan Kebutuhan yang Lebih Tepat 2. Reduksi Biaya 3. pada Penundaan Suhu Ruangan 2. Pengaruh
Menghindari Pemeriksaan yang Tidak Perlu Kelemahan : Penundaan Pengolahan Sampel terhadap Kadar
1. Keterlambatan dalam Diagnosis 2. Risiko Komplikasi yang Tidak Terdeteksi 3. Kreatinin 3. Perbandingan
Ketidakpastian dalam Manajemen Pasien Antara Metode Penyimpanan 4. Identifikasi
Faktor-faktor Penyebab Perubahan Kadar Kreatinin

Keuntungan : 1. Evaluasi Fungsi Ginjal 2. Monitoring Respons Terhadap 1. Perbedaan kadar ureum pada pasien gagal ginjal
Pengobatan 3. Pemantauan Komplikasi Kelemahan : 1. kronik 2.
Biaya dan Keterbatasan Akses 2. Tidak Dapat Membedakan Antara Penyebab Perbedaan kadar ureum pada pasien GGK dengan
Gagal Ginjal 3. Tidak Memperhitungkan Kreatinin 4. Keterbatasan Spesifitas riwayat diabetes

Keuntungan Accidental Sampling: 1. Kemudahan dan Efisiensi 2. Waktu dan Biaya


yang Efisien 3. Representasi Ragam Kasus Kelemahan : 1. Pengaruh pemberian obat jantung terhadap kadar
Ketidakrepresentatifan Sampel 2. Ketidakberdayaan Kontrol 3. Kecurangan dalam kreatinin didalam darah
Interpretasi

Keuntungan : 1. Sederhana 2. Biaya Rendah 3. Cepat 4. Penggunaan Umum 1. Perbandingan kadar kreatinin pada pasien
Kelemahan : 1. Kurang Spesifik 2. Pengaruh Variabe 3. Sensitivitas Terhadap Zat- penderita hipertensi sealam 1 tahun, 6 Bulan 2.
zat Eksternal 4. Keterbatasan pada Kadar Kreatinin yang Tinggi 5. Ketergantungan Pengaruh obat hipertensi selama 1 tahun, 6 Bulan
pada Standar Kualitas pada kadar kreatinin

Anda mungkin juga menyukai