Anda di halaman 1dari 15

Sinergi Transformasi Kesehatan oleh Pemerintah Pusat dan

Daerah melalui Mandatory Spending

29 Maret 2023

disampaikan dalam
Koordinasi Pemeriksaan atas LK K/L dan LKPD Tahun 2022

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

1
Mandatory spending kesehatan sesuai amanat UU No.36/2009
perlu diperkuat melalui sinkronisasi antara pusat dan daerah

35,0%

29,5% 29,5% 29,8% APBD


30,0%
Kab/kota ❑ Anggaran kesehatan
24,9% 25,4% mencapai lebih dari
25,0% 5% APBN
❑ Anggaran kesehatan
20,0% APBD
17,1% daerah mencapai lebih
Provinsi
15,0% 13,7%
14,6%
dari 10% APBD
12,2% 12,5%
❑ Anggaran kesehatan
9,4% APBN
10,0% daerah antara lain DAK
6,6% 6,2%
4,9% 4,9% Fisik, DAK Nonfisik dan
5,0%
dana transfer ke daerah
(TKD) lainnya
0,0%
2018 2019 2020 * 2021 * 2022
% belanja kesehatan APBN % belanja APBD Prov % belanja APBD Kab/Kota

Catatan:
❑ Sumber: Kemenkeu RI, data diolah untuk National Health Account ❑ 2018-2020 (realisasi), 2
❑ agregat anggaran kesehatan daerah termasuk gaji ❑ * 2021-2022 (anggaran)
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia

Visi Visi
SejalanSejalan
dengandengan
visi Presiden
visi Presiden
untuk mewujudkan
untuk mewujudkan
masyarakat
masyarakat
yang sehat,
yang sehat,
produktif,
produktif,
mandirimandiri
dan berkeadilan
dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN berencana dan kesehatan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat pengendalian obat dan
bidang reproduksi (GERMAS) makanan
kesehatan

1Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem ketahanan


layanan rujukan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
Penguatan peran Screening 14 penyakit kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
Penambahan
6 pilar kader, kampanye, dan penyebab kematian layanan primer sekunder & tersier kesehatan
imunisasi rutin Tenaga cadangan
transformasi membangun gerakan, tertinggi di tiap sasaran tanggap darurat, table
menjadi 14 antigen Revitalisasi jejaring dan Pengembangan jejaring Produksi dalam negeri
melalui platform digital usia, screening stunting, top exercise
dan perluasan standardisasi layanan layanan penyakit 14 antigen vaksin
dan tokoh masyarakat & peningkatan ANC kesiapsiagaan krisis.
cakupan di seluruh Puskesmas, Posyandu, prioritas, perbaikan tata imunisasi rutin, top 10
untuk kesehatan ibu &
Indonesia. Labkesmas & kelola RS pemerintah. bahan baku obat, top 10
bayi.
kunjungan rumah alkes by volume & by
value.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang nakes lulusan luar negeri. a Teknologi informasi b Bioteknologi
efektif dan efisien.

Pelaksanaan Transformasi Kesehatan disinergikan dengan pemerintah daerah 3


▪ Sinergi Anggaran Tahun 2022
▪ Sinergi Anggaran Tahun 2023

4
Dukungan anggaran kesehatan ke Daerah di tahun 2022 minimal Rp25,9 triliun
Transformasi diwujudkan melalui sinergi penganggaran pusat-daerah

miliar rupiah

Sumber Pendanaan* Alokasi (Rp) Ket.

1. DAK Fisik 13.392,8 dialokasikan untuk 34 provinsi dan 507 kab/kota untuk pengadaan fisik,
antara lain untuk
• penguatan AKI-AKB (seperti USG, alkes Puskesmas PONED, dan alat
kegawatdaruratan maternal neonatal),
Transfer • upaya percepatan penurunan stunting (antropometri),
• pengendalian penyakit, dan
Ke
• penguatan sistem kesehatan (penguatan sarana dan prasarana RS)
Daerah • Pengadaan obat dan BMHP

2. DAK Nonfisik 9.821,3 • dialokasikan untuk 34 provinsi antara lain untuk BOK Provinsi, BOK
Kab/Kota (514), BOK Puskesmas, BOK Stunting, Jampersal dan
pelayanan kesehatan bergerak,

3. Dana 523,4 • dialokasikan ke 34 provinsi yang digunakan untuk kegiatan pelatihan,


Dekonsentrasi pembinaan dan monev yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan
provinsi.

APBN 4. Bantuan 2.168,9 terdiri dari:


Pemerintah • Bantuan pemerintah untuk Alkes RS Jejaring Rujukan ke 150
Pemerintah Daerah (RSUD)
(Banper)
• Bantuan pemerintah daerah untuk PMT Bumil KEK dan Balita Kurus
Bahan Pangan Lokal

Total 25.905,4
* Belum termasuk potensi pendanaan dari dana transfer ke daerah lainnya seperti DAU, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Insentif Daerah (DID)
5
Belanja fisik yang direncanakan melalui DAK berjalan cukup baik
Masih terdapat 13 provinsi dengan realisasi di bawah realisasi nasional

1.400 100%
1.330 93%
90% 91% 90%
88% 87%
85% 85% 85% 90%
1.200 81% 82%
79%
76% 76% 76% 76% 80%
1.033 74% 72%
70% 71% 70% 70%
% Realisasi
1.000 940 70%
Nasional

827 67%
(69%)
64% 63% 66% 65% 60%
miliar rupiah

800 733 62%


58% 656
56% 54%
50%
577 51% 51%
600 549
40%
489 467
418 409 398 394 37%
386 385 30%
400 352 339 336
323
292
247 230 20%
211 192
182 174 169
200 152 143 136
101 94 89 34 3%
10%

- 0%

Kaltim
Lampung

Riau

Maluku
Sumbar
Jateng

Jawa Timur

Papua Barat

Jambi

Bali
Sumut
Papua

Sulut

Jawa Barat

Nasional

Sulteng

Yogyakarta
NTT

NTB

Sumsel

Kalteng

Aceh

Bengkulu
Sulsel

Sultra

Sulawesi Barat
Maluku Utara

Babel
Kalbar

Kalsel

Kaltara

Kepri

Gorontalo

Banten

DKI Jakarta
Alokasi
Alokasi < Nasional % Realisasi% Realisasi
% Realisasi Nasional
% Realisasi Nasional
Sumber: Alokasi > Nasional % Realisasi < Nasional 6
SIKD Kemenkeu, realisasi DAK Fisik per 24 Maret 2023
Optimalisasi DAK Non Fisik untuk operasional kegiatan perlu ditingkatkan
Terdapat 15 provinsi dengan realisasi di bawah realisasi nasional
1.000 85% 90%

79%
900 871 863 77%
80%
841 74% 73% 73% 73% 73% 74%
69% 69% 69% 69% 69% 69% 69% 68%
800 67% 66% 70%
% Realisasi
700 59% Nasional
56% 60%
62% 62% 63%
60%
(65%)
600
58% 566 546 60% 58%
543
miliar rupiah

55% 54% 50%


500 472 52% 51%
45% 40%
400 357 343 42%
335
305 294 289 30%
300 254
232 228 221 215 213
203 196 195 188 183 20%
200 179 172 170
114 110 97
90 86 10%
100 63 59
20
0 0%
Jateng

Kalteng
Papua

Kalsel

Sulbar
Riau
Sultra

Aceh

Jambi

Bengkulu

Bali
Jatim

Nasional

Sumbar

Kep. Babel
Jabar

Sumut

Kalbar

Sulut

Kaltim

Kep. Riau

DKI Jakarta
NTT

Sulteng

NTB

DI Yogyakarta

Kaltara
Sulsel

Sumsel

Lampung

Banten
Maluku

Maluku Utara

Gorontalo
Alokasi < Nasional Papua Barat
% realisasi % Realisasi Nasional
Sumber: % realisasi < rata-rata
E-renggar Kemenkes, per 24 Maret 2023
Alokasi > Nasional
Pemanfaatan dana dekonsentrasi perlu dioptimalkan
Terdapat 12 provinsi dengan realisasi di bawah realisasi nasional

31 30 100%
92% 93% 92% 93% 92%
27 27 88% 89% 87% 88% 88%
85% 86% 85% 90%
26 84%
26 81% 82% 81%
79% 24 78% 78% 78%
77% 80%
% Realisasi
Nasional
21 20 76% 75% 75% 75%
19 19 18 74% 72%
(76%)
70%

59%
miliar rupiah

16 16 60%
16
15
15 14 14
59% 58% 14 14 14 14
13 13 13 13 12 12 12 12 50%
54% 12
51% 11 11 10 10
11 45% 10 9 9 40%

30%
6

20%

1
10%

Bengkulu
Jateng

Kalsel

Kalteng
Papua

Aceh
Sumut

Riau
Nasional

Sultra

Sumbar

Sulbar

Kep. Riau

DKI Jakarta
Jatim

Kaltim

Jambi

Bali

Kep. Babel

DI Yogyakarta

Kaltara
Jabar

NTT

Sumsel

NTB

Kalbar

Banten

Sulut
Sulsel

Sulteng

Lampung
Papua Barat

Maluku

Maluku Utara

Gorontalo
(4) 0%

Alokasi < Nasional % realisasi % Realisasi Nasional


Sumber: 8
DJA Kemenkeu, per 31 Desember 2022 Alokasi > Nasional % realisasi < rata-rata
Pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan pemerintah ke Daerah
sebesar Rp2,0 triliun di tahun 2022

Bantuan Pemerintah untuk Alkes RS Jejaring Rujukan Bantuan Pemerintah untuk PMT Bumil KEK dan
(Jejaring Rujukan Kanker, Jantung, Stroke, Uronefro) Balita Kurus Bahan Pangan Lokal

Rp0,08 T Sisa pagu


Rp2,02 T
Salur
tahap 1 Alokasi : Rp150,0 milyar
Rp1,01 T
Transfer
kepada
daerah Salur Rp1,93 T Realisasi : Rp117,1 milyar
Salur
(150 RSUD)
tahap 2
Rp0,92
(95,7%) (78,1%)

Rp1,53 T
25 DIPA
Rp1,53 100% tersedia
RS Vertikal
di DIPA RS Vertikal
(Kantor Kemenkes
Daerah)
Dana 2 RS tidak ditransfer karena pembatalan dari pihak RSUD dengan alasan mekanisme keuangan
daerah yg cukup panjang (RSUD Johannes & RSUD Cilegon) 9
▪ Sinergi Anggaran Tahun 2022
▪ Sinergi Anggaran Tahun 2023

10
Di awal tahun 2023, alokasi anggaran untuk kesehatan ke daerah melalui
Dekonsentrasi, DAK Fisik dan DAK Nonfisik senilai Rp25,7 triliun
miliar rupiah

Transformasi Kesehatan
Sumber Pendanaan Layanan Layanan Ketahanan Pembiayaan SDM Teknologi Total Ket.
Primer Rujukan

1. DAK Fisik 5.615,8 6.336,1 502,4 - - - 12.454,3 • dialokasikan kepada 29 provinsi


dan 506 Kab/Kota
• belum termasuk Rp136,0 miliar
untuk penunjang seperti konsultan
perencanaan atau pengawasan,
Dana rapat koordinasi, monev.
Transfer
Ke 2. DAK Nonfisik 10.498,7 17,2 - - 2.212,8 - 12.728,7 • dialokasikan ke 33 provinsi melalui
Daerah BOK Provinsi, BOK
Kab/Kota(508), dan BOK
Puskesmas
• termasuk untuk BMHP esensial
Rp2.712,9 miliar dan PMT lokal
sebesar Rp1.247,7 miliar
3. Dana 352,6 45,2 78,5 16,9 - 41,5 534,7 • digunakan untuk kegiatan
Dekonsentrasi pembinaan, pengawasan dan
APBN monitoring
• belum termasuk untuk dukungan
manajemen sebesar Rp30,2 miliar

Total 16.467,1 6.398,5 580,9 16,9 2.212,8 41,5 25.717,7

11
DAU Spesifik Grant Bidang Kesehatan tahun 2023 menjadi salah satu sumber
pendanaan Kesehatan Pemerintah Daerah dengan nilai total Rp26,0 triliun
APBD 2023

APBD Murni Dana TKD

Lain-lain Dana Alokasi Umum Lain-lain


Dana Alokasi
Pendapatan Asli Pendapatan (DBH, Dana Desa,
(Rp396.000 miliar) Khusus
Daerah Daerah yang Dana Otsus, Dana Insentif)
Sah

earmarked
Block Grant Specific Grant
72,4% 27,6%
Rp 286.768 milyar Rp 109.232 milyar

Bidang Pendidikan Bidang Kesehatan Gaji Formasi P3K Bidang PU Dana Kelurahan
Rp 40.063 miliar Rp 26.031 miliar Rp25.742 miliar Rp 15.726 miliar Rp 1.670 miliar
36,7%* 23,8%* 23,6%* 14,4%* 1,5%*

Dialokasikan ke:
Termasuk untuk
• Pemda Provinsi
Telah diselaraskan untuk penggunaan bidang kesehatan P3K tenaga
• Pemda Kab./Kota:
kesehatan
Potensi dapat diselaraskan penggunaannya untuk bidang Kesehatan • Pemda (provinsi maupun kab./kota) dengan
kinerja lebih baik akan mendapatkan
* Persentase dari DAU specific grant
persentase earmark lebih kecil.

Sumber: Kemenkeu, Desember 2022 12


Sinergi Pengawasan DAK Bidang Kesehatan Lintas APIP K/L

Kerjasama Inspektorat Fokus :


Jenderal/Utama: Menyusun tata kelola pengawasan DAK bidang
1
Kesehatan

2 Menyusun pedoman pengawasan penggunaan DAK


bidang Kesehatan
Meningkatkan kapasitas dan peran APIP daerah
3
dalam melakukan pengawasan DAK bidang
Kesehatan

4 Melakukan koordinasi pengawasan antara APIP


Pusat dan Daerah terkait DAK bidang Kesehatan

5 Melakukan pertukaran data dan informasi terkait DAK


bidang Kesehatan serta hasil pengawasan
Melakukan pengawasan terkait tata Kelola dan
6
realisasi penggunaan DAK
Melakukan evaluasi pengawasan DAK bidang
7
Kesehatan

13
Harapan penguatan sinergi dengan Pemerintah Daerah

1. Penguatan Komitmen daerah 4. Mengatasi Keterbatasan sarana dan prasarana


Penguatan komitmen daerah dalam mendukung Pemenuhan sarana dan prasarana medis
pelaksanaan transformasi kesehatan, melalui sesuai standar di puskesmas dan rumah sakit.
pemanfaatan anggaran dan pencapaian kinerja
yang akuntabel.

2. Peningkatan Alokasi Anggaran Guna Pemenuhan 5. Memenuhi kecukupan SDM Kesehatan


Sumber Daya Kesehatan Esensial Pemenuhan kebutuhan SDM sesuai standar
Meningkatkan alokasi anggaran Pemda sesuai kompetensi di puskesmas dan rumah sakit.
dengan kebutuhan yang dihitung melalui proses
perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja.

3. Memanfaatkan barang hasil pengadaan APBN 6. Integrasi Sistem Informasi


maupun DAK untuk layanan kesehatan Dukungan pemantauan capaian kinerja
Pemanfaatan barang hasil pengadaan tahun dari pencatatan dan pelaporan data yang
2022 dengan segera untuk penguatan layanan ke terintegrasi dan tersistem dengan baik.
masyarakat.

14
15

Anda mungkin juga menyukai