SKRIPSI
Disusun Oleh :
Yoga Afriansyah
NPM. 1810075602064
shalawat dan salam untuk junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Penulis dapat
Muhammadiyah Jambi.
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan
yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu dalam
1. Bapak Hasan Basri, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Pembangunan.
3. Ibu Dr. Sesraria Yuvanda, S.P.,M.E sebagai pembimbing skripsi I saya, yang
telah membantu dan membimbing saya, sehingga pada akhirnya saya dapat
i
4. Bapak Prima Audia Daniel, S.E.,M.E sebagai pembimbing skripsi II saya, yang
5. Terima kasih kepada kedua orang tua ku yang selalu mensupport setiap
6. Kepada teman-teman kuliah yang selalu menghibur, dan menemani hingga kita
semua dapat lulus bersama, dan mendapatkan gelar. S.Elamat untuk kita
semua.
7. Orang-orang yang tidak dapat saya sebutkan namanya, namun juga berperan
penting dalam hidup saya. Terima kasih untuk selalu ada dan menemani.
Yoga Afriansyah
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................5
iii
4.1 Pasar Induk Tradisional Sengeti..................................................................30
4.2 Karakteristik Pedagang................................................................................32
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Usia Pedagang Ayam Potong di Pasar Induk Tradisonal Sengeti.........32
Tabel 4.2 Pendidikan Pedagang Ayam Potong .....................................................33
Tabel 4.3 Jumlah Tanggungan Pedagang Ayam Potong.......................................34
Tabel 5.1 Biaya Investasi Pedagang 1...................................................................36
Tabel 5.2 Biaya Tetap dan Penyusutan Pedagang 1..............................................36
Tabel 5.3 Biaya Variabel Pedagang 1....................................................................37
Tabel 5.4 Total Cost Pedagang 1...........................................................................37
Tabel 5.5 Total Pendapatan Pedagang 1................................................................38
Tabel 5.6 Biaya Investasi Pedagang 2...................................................................38
Tabel 5.7 Biaya Tetap dan Penyusutan Pedagang 2..............................................39
Tabel 5.8 Biaya Variabel Pedagang 2....................................................................39
Tabel 5.9 Total Cost Pedagang 2...........................................................................39
Tabel 5.10 Pendapatan Pedagang 2........................................................................39
Tabel 5.11 Biaya Investasi Pedagang 3.................................................................40
Tabel 5.12 Biaya Tetap dan Penyusutan Pedagang 3............................................40
Tabel 5.13 Biaya Variabel Pedagang 3..................................................................40
Tabel 5.14 Total Cost Pedagang 3.........................................................................41
Tabel 5.15 Total Pendapatan Pedagang 3..............................................................41
Tabel 5.16 Biaya Investasi Pedagang 4.................................................................41
Tabel 5.17 Biaya Tetap dan Penyusutan Pedagang 4............................................42
Tabel 5.18 Biaya Variabel Pedagang 4..................................................................42
Tabel 5.19 Total Cost Pedagang 4.........................................................................42
Tabel 5.20 Total Pendapatan Pedagang 4..............................................................42
Tabel 5.21 Biaya Investasi Pedagang 5.................................................................43
Tabel 5.22 Biaya Tetap dan Penyusutan Pedagang 5............................................43
Tabel 5.23 Biaya Variabel Pedagang 5..................................................................44
Tabel 5.24 Total Cost Pedagang 5.........................................................................44
Tabel 5.25 Pendapatan Pedagang 5.......................................................................44
Tabel 5.26 Data Pedagang Ayam di Pasar Induk Sengeti......................................45
v
Tabel 5.27 Hasil Wawnacara.................................................................................46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...........................................................................24
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
The market plays an important role in regional economic activity and economic
development. The presence of a market also helps households (consumer
households, producer households and the government) to meet their needs and
generate income. Markets can also create jobs. Many people depend on market
economic activities for their livelihood for their income and needs. This research
was carried out at the Sengeti Central Market which is a traditional market which
has just been completed by the Government of Muaro Jambi Regency on 1.8
hectares of land owned by the local government. In this study, the researchers
interviewed 5 broiler traders, and the results of the study were the income
received by the broiler traders at the Sengeti Traditional Main Market. The
researchers met as many as 5 people. in the Sengeti Main Market is Rp.
17,157,920 with an average weekly income of Rp. 20,160,000, and with an
average profit per week from the sale of these chickens of Rp. 3,002,079.
Keyword : Broiler Chicken, Traditional Market
viii
BAB I
PENDAHULUAN
di setiap daerah (Kusuma, 2016). Pasar memainkan peran penting dalam kegiatan
rumah tangga (rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan pemerintah)
pasar untuk mata pencaharian mereka untuk pendapatan dan kebutuhan mereka.
masyarakat dan pusat perekonomian masyarakat. Selain itu, ketika harga pasar
maka pasar juga berfungsi sebagai fungsi stabilisasi harga. Pasar tradisional
berpendidikan rendah atau pengusaha dengan modal kecil, yang termasuk dalam
kelas menengah ke bawah. Oleh karena itu, agar pasar tradisional tetap bertahan
1
Pedagang Merupakan salah satu perusahaan yang dapat menyerap banyak
Perdagangan di pasar adalah sumber pendapatan utama bagi para pedagang, dan
di pasar mendapatkan barang dagangannya dari produser tetapi ada juga pedagang
tradisional terdapat banyak faktor yang memiliki arti penting dan berusaha untuk
dan lain-lain. Mereka semua adalah faktor yang berperan penting dalam
semakin meningkat. Sehinggah jumlah pedagang yang ada tidak akan berkurang
bahkan semakin hari semakin bertambah karena usaha yang di geluti semakin
perdagangan, hal yang paling penting dan perlu di perhatikan yaitu tersedianya
modal. Pengertian modal sendiri yaitu semua kekayaan yang dimiliki oleh
keuntungan.
2
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi antara penjual dan pembeli secara langsung dan
adanya proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios – kios atau
gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola
berupa ikan, sayur-sayuran, buah-buahan, telur, daging, kain, pakaian, jasa dan
lain sebagainya. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang
yang lainnya. Pasar juga adalah tempat atau keadaan yang mempertemukan antara
permintaan atau penawaran untuk setiap jenis barang, jasa, atau sumber daya.
Pembeli meliputi konsumen yang membutuhkan tenaga kerja, modal dan barang
baku produksi baik untuk memproduksi barang atau jasa (Diaul Muhsinat, 2016).
Pasar tradisional juga disebut pasar yang kegiatan para penjual dan
sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas. Pasar tradisional juga
merupakan pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, koperasi, dan
wadaya masyarakat. Tempat usahanya dapat berbentuk toko, kios, los, dan tenda
3
Salah satu pasar tradisional di Ibukota Kabupaten Muaro Jambi yaitu Pasar
Induk Tradisional Sengeti yang terdapat di JL Lintas Timur Km. 35, Bukit Baling,
Sengeti, Muaro Jambi, Bukit Baling, Sekernan.. Pasar Induk Sengeti merupakan
Kabupaten Muaro Jambi di tanah seluas 1,8 Hektar milik Pemerintah setempat.
Pasar tersebut gemar dikunjungi oleh masyarakat setempat karena memiliki harga
yang sangat terjangkau dan bahan-bahan yang sangat lengkap kemudian pasar
Pasar tradisional Sengeti beroperasi setiap hari mulai dari jam 01.00- 17.00
wib, tapi untuk pedagang sayur, daging, ayam potong, ikan dan lain-lainnya
beroperasi mulai jam 01.00-12.00 wib siang. Sedangkan untuk jualan seperti
makanan, cemilan, dan sejenis makanan lainnya beroperasi mulai dari jam 06.00-
17.00 wib. Pasar tradisional sengeti ini ramai setiap hari, walaupun disaat hari
kerja, konsumen tidak pernah berhenti berdatangan, terlebih lagi di akhir pekan.
dalam menciptakan kondisi ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya, Terutama
ayam potong tersebar di setiap sudut pasar tradisional sengeti tersebut. Maka dari
4
uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti tertarik untuk
1. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang ingin mengetahui potensi
Muhammadiyah Jambi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seluruh rumah tangga pada lapisan masyarakat dalam suatu negara, dari
usaha), dengan kata lain pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya,
kewajibannya.
Pendapatan ialah nilai total dari balas jasa atas faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi. Balas jasa untuk pekerja disebut dengan upah,
untuk barang modal adalah pendapatan sewa, bagi pemilik uang atau aset
keuangan adalah pendapatan bunga, dan balas jasa untuk pedagang atau
dari uang yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan barang-barang (goods)
atau jasa-jasa (service) yang dihasilkan dari pendapatan penjualan atau disebut
dengan sales revenue. Dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total
biaya (total cost) dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba kotor
6
(gross profit) dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi, dan keuangan.
Dengan kata lain pendapatan atau revenue pada prinsip ekonomi dapat dirtikan
sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang
merupakan jumlah dari total pengeluaran kas barang ataupun jasa dikalikan
kekayaan seseorang.
bisa diperkirakan.
pendapatan tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh individu dimasyarakat, dan
sumber penghasilan dari berbagai macam jenis pekerjaan, seperti pegawai negeri,
yang telah bekerja dengan mendapatkan upah atau penghasilan selama jangka
waktu yang telah ditentukan baik berupa uang maupun barang. Badan Pusat
7
Statistik menggolongkkan menjadi tiga pengertian pendapatan, yaitu sebagai
berikut:
atau jasa. Barang atau jasa yang didapat disamakan dengan harga
1. Pendapatan Operasional
produk atau jasa, barang dagangan dalam periode tertentu yang menjadi
8
tersebut berbentuk penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi
Pendapatan yang muncul bukan dari penjualan produk atau jasa, barang
dan lain-lain.
yaitu berupa pendapatan sewa, royalti, bunga, laba, penjualan aktiva tetap,
investasi jangka panjang dan dividen. Dan keuntungan yang dimaksud adalah
9
bukan kegiatan utama dari entitas serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi
Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan yaitu (Ferry,
2018) :
10
pendapatan tidak dapat disamakan satu sama lain. Perusahaan yang bergerak di
bidang yang berbeda akan mempunyai cara yang berbeda dalam pengakuan dan
11
maka keuntungan akan semakin tinggi. Apabila ingin meningkatkan
jumlah barang yang dijual maka pedagang harus membeli barang dalam
jumlah yang besar. Oleh karena itu diperlukan tambahan modal untuk
pendapatan.
semakin besar.
a. Lama usaha
meningkatkan pendapatan.
b. Lokasi berdagang
12
Lokasi berdagang merupakan salah satu strategi dalam perdagangan.
c. Jam kerja
Jam kerja berkaitan dengan teori penawaran tenaga kerja, yaitu tentang
modal usaha, kondisi organisasi, lama usaha, lokasi berdagang dan jam
kerja.
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern, “Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar”.
13
Barang yang diperjualbelikan di pasar tradisional biasanya adalah barang-
yang beraneka macam/jenis seperti beras, sayur, ikan, daging, dll, serta tidak
banyaknya pedagang yang menjual jenis barang dan jasa yang sama. Di dalamnya
juga tidak terdapat peraturan yang ketat. Sehingga penjual dengan mudahnya bisa
masuk dan keluar pasar. Disamping itu, harga yang ditawarkan cendrung lebih
murah dan dapat ditawar oleh pembeli. Meskipun demikian, kualitas dan
terdiri dari bangunan los dan kios yang sederhana, relative kurang terawat dan
penjualan. Biaya produksi maupun biaya lainnya jarang sekali dihitung dengan
seksama.
yang datang tidak selalu menjadi pembeli, namun mereka bisa menjadi penjual.
pedagang di pasar, seperti hasil pertanian, industri dan lain-lain. Jika dipahami
14
lebih dalam, pasar tradisional merupakan tempat ekonomi kerakyatan dan pusat
struktur tataruang kota. Oleh karena itu, kawasan perdagangan kota pada
lagi sebagai pusat perdagangan yang melayani seluruh kota atau bahkan
kawasan regional.
15
a) Pasar persaingan sempurna (perfect competition market)
pembeli yang banyak dan produk yang dijual bersifat homogeny, sehingga
penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga jual beli. Ciri-ciri
dan keluar pasar dan haga murni hasil penawaran dan permintaan (supply
adalah pasar dimana hanya ada satu pedagang yang menguasai seluruh
1) Pasar Tradisional
bahan makanan, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Pasar
16
keadaannya yang cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang
sehingga pasar tradisional menjadi nyaman untuk proses transaksi jual beli
2) Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar atau toko yang mempunyai sistem pembayaran
itu juga menjual barang-barang tahan lama seperti barang pecah belah,
kesan yang bersih, wangi, dan rapi, berbeda dengan kesan pasar
Hentiani (2011) menyebutkan bahwa pasar terdiri dari berbagai jenis, yaitu:
Jenis pasar ini hanya menjual satu jenis produk tertentu, misalnya pasar
hewan, pasar sayur, pasar ikan dan daging, pasar loak dan pasar seni.
17
Menurut bentuk kegiatannya, pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar nyata
dan pasar tidak nyata. Pasar nyata adalah pasar dimana produk yang akan
dibeli oleh pembeli. Misalnya pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar
Pasar jenis ini terbagi menjadi empat, yaitu pasar lokal, pasar daerah, pasar
4. Fungsi pasar
5) Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa yang akan datang.
18
C. Perubahan kompetesi, dimana pasar tradisional saat ini bukan lagi satu-
D. Globalisasi.
dalam mengelola pasar tradisional agar tetap menjadi pilihan konsumen adalah:
4. Sarana dan prasarana yang nyaman, seperti tempat parkir yang luas,
berbelanja.
tradisional
2011).
19
Pedagang pasar tradisional adalah orang yang berada dalam lingkungan
tertentu dengan modal sedikit, berusaha di bidang produksi, penjualan barang dan
atau swasta yang ruang lingkupnya meliputi satu lingkungan pemukiman disekitar
pasar tersebut dan jenis barang yang diperdagangkan terutama kebutuhan sehari-
hari.
menempati tempat-tempat tertentu baik yang sudah permanen maupun yang masih
bersifat temporal seperti kios, lods, tenda, gerobak atau secara gelar Dalam UU.
Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil dijelaskan bahwa yang dimaksudkan
dalam usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
kepemilikan. Jadi pedagang pasar tradisional juga merupakan bagian dari usaha
kecil.
Adapun usaha kecil tersebut meliputi : usaha kecil formal, usaha kecil
informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil formal adalah usaha yang telah
terdaftar, tercatat dan telah berbadan hukum. Sementara usaha kecil informal
adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum,
antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang
Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi
20
sederhana yang telah digunakan secara turun-temurun dan berkaitan dengan seni
dan budaya.
besar aktifitas produksi dan jasa skala kecil yang dilakukan individu atau
tenaga kerja.
Pada dasarnya suatu kegiatan sektor informal harus memiliki suatu lokasi
yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan (profit) yang lebih banyak dari
tempat lain dan untuk mencapai keuntungan yang maksimal suatu kegiatan harus
seefesien mungkin.
pasar.
1. Pedagang asongan
21
Pedagang yang menjajakan buah-buahan, makanan, minuman dan
2. Pedagang besar
3. Pedagang kecil
4. Pedagang perantara
pedagang kecil
berikut:
Bima” hasil dari penelitian tersebut pendapatan penjual daging ayam broiler
sesudah pandemi di Pasar Sila Kabupaten Bima masih dalam kondisi baik,
sehingga dapat dikatakan bahwa usaha penjual daging ayam broiler berada pada
22
sebelum pandemi yaitu sebanyak Rp.1.076.510/hari, sedangkan BEP harga ayam
Penelitian oleh Ariani Trisna Murti, Karunia Setyawati Suroto, dan Hidayati
Malang layak untuk dijalankan, hal tersebut dapat dilihat dari nilai angka BEP,
R/C Ratio, dan ROI meningkat dari tahun 2016, 2017, sampai dengan tahun 2018.
Nilai Payback Period menurun dari tahun 2016, 2017, sampai dengan tahun 2018,
sehingga usaha peternakan broiler pola mandiri dapat dinyatakan layak, dapat
Tradisional Keluarga Jalan Hos Cokroaminoto Kelurahan Simpang Iii Sipin Kota
Jambi” skripsi jurusan ekonomi syariah, hasil dari penelitian tersebut adalah
berbelanja terhadap Pasar Tradisional Keluarga karena harga yang lumayan mahal
23
lebih murah dibandingkan pasar tradisional keluarga, dan lebih dekat dengan
dan keuntungan pedagang pasat tradisional Tuppu cukup besar dan stabil. Usaha
Tuppu.
2.4 Hipotesis
24
Hipotesis merupakan dugaan sementara pada sebuah penelitian sebelum
BAB III
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik,
25
fenomena yang terjadi dilapangan yang mencerminkan keadaan yang
sesungguhnya.
Kabupaten Muaro Jambi, penelitian ini akan memakan waktu kurang lebih selama
sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh
1. Data primer
Data primer adalah merupakan data yang didapat dari sumber pertama
2. Data Sekunder
dengan mengambil dari sumber lain yang diterbitkan oleh lembaga yang
dianggap kompeten.
26
1. Wawancara
2. Dokumentasi
yang telah diambil melalui hasil wawancara dilapangan. Data yang terkumpul
27
dilakukan secara kuantitatif untuk menganalisis pendapatan pedagang ayam
menghitung berapa besar biaya produksi yang dikeluarkan oleh pedagang ayam
potong dalam hal ini meliputi biaya pembelian ayam ke peternak khusus ayam
potong, tenaga kerja, peralatan, dan biaya lain-lain yang termasuk di dalam proses
penjualan
TC = TFC + TVC
Keterangan :
π = TR – TC
Keterangan :
28
TR = Total Penerimaan yang diperoleh (Rp)
Untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua yaitu upaya pedagang ayam
langsung.
1. Ayam potong yang disebut juga ayam ras pedaging adalah ayam yang
2. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh pedagang yang tidak
3. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah
penjualan.
4. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama satu kali
ekonomisnya.
29
6. Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi.
7. Penerimaan adalah hasil antara pembelian ayam dengan harga yang dijual.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Pasar rakyat atau yang sering disebut pasar tradisional adalah wujud
yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi.
Sengeti, Muaro Jambi 36381. Lokasi pasar yang berada di tepi jalan yang sangat
mengenal pasar satu ini. Dulu pasar ini belum seramai sekarang, menurut
30
keterangan warga sekitar, pasar ini merupakan pasar yang muncul seminggu
sekali yaitu pada hari senin. Pedagangnya juga belum banyak seperti sekarang ini.
sana, tentu saja ini dapat menambahkan jumlah penduduk. Sekarang pasar induk
dibuka setiap hari, disekitarnya juga sudah dibangun pertokoan. Sarana pasar
sampah sementara, drainase/ sanitasi, toilet umum, pos keamanan, dan area parkir
yang menurut hasil survey kurang memadai. Kios adalah bangunan permanen
Kabupaten yang disediakan sebagai tempat untuk usaha dalam transaksi jual beli
barang atau jasa. Los adalah bangunan permanen beratap, tidak berdinding di
dalam lingkungan pasar yang disediakan sebagai transaksi jual beli barang atau
jasa, yang biasanya setiap los terdiri dari beberapa petak dan masing-masing petak
baru yang lebih baik dan nyaman, lokasi tersebut tidak jauh dari pasar induk
tradisonal Sengeti, akan tetapi pasar tersebut yang akan menjadi pengganti pasar
induk tradisional Sengeti tersebut menjadi terbengkalai dan tidak digunakan oleh
31
melakukan pemindahan pasar tersebut, dan terlebih lagi harga sewa yang sangat
rakyat Sengeti, ini juga terdapat system penarikan retribusi, system keamanan dan
dan ketertiban. Dengan penataan yang baik tersebut oleh Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi dan serta dukungan masyarakat (terutama pedagang), mungkin saja
suatu saat nanti pasar rakyat Sengeti menjadi pasar tradisional yang nyaman untuk
dikunjungi.
pedagang ayam potong di pasar induk tradisional Sengeti, dan informasi tersebut
A. Usia
bekerja, berpikir, dan dalam menerima inovasi baru. Pada umumnya, pedagang
yang berusia muda mempunyai kemampuan fisik lebih kuat dan responsive
Seseorang yang lebih muda lebih cepat menerima hal-hal baru, berani mengambil
32
resiko yang dinamis, sedangkan seseorang yang relative tua mempunyai kapasitas
bersifat rasional. Adapun tingkat usia yang berdagang di pasar induk tradisonal
Tabel 4.1 Usia Pedagang Ayam Potong di Pasar Induk Tradisonal Sengeti
B. Tingkat Pendidikan
berikut.
Dari ketiga pedagang yang peneliti temui di pasar induk tradisional Sengeti,
33
pedagang dengan pendidikan terakhir yaitu SMA dengan berjumlah 3 orang,
C. Jumlah Keluarga
sehingga biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh pedagang akan lebih kecil.
Tradisonal Sengeti
34
BAB V
bahwa pendapatan yang diperoleh pedagang pada setiap periode satu sama
lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan jumlah penjualan ayam, dan juga sistem
jual beli yang mereka terapkan kepada pembeli dari hasil dagangannya, dan juga
berbeda – beda.
Biaya usaha ayam potong diklasifikasikan menjadi dua biaya tetap (fixed
cost) adalah biaya relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun
produksi yang di peroleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak
35
bergantung pada besar kecilnya produksi, contohnya pajak. Biaya variabel
(variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh pedagang ayam potong
perubahan jumlah hasil produksi, tetapi secara total biaya tersebut jumlahnya akan
berubah sesusai dengan proporsi perubahan aktivitas. Jika penjualan sedikit, biaya
variabel sedikit dan demikian pula sebaliknya. Pada kasus ini harga satu ekor
ayam sama dengan 1 Kilogram memiliki harga yang terus berubah setiap minggu,
perubahan harga tersebut diatur oleh Dinas Ketahanan Pangan Muaro Jambi. Pada
saat peneliti mendatangi pedagang, harga dari pemotong yaitu sebesar Rp. 25.000
untuk satu ekor ayam yang telah dipotong dan dikuliti bulunya, pada saat dibawa
ke pasar harga yang dijual oleh pedagang sebesar Rp. 30.000,- harga tersebut
sama dengan harga penjual lainnya karena telah diatur oleh Dinas Ketahan Pangan
Muaro Jambi yang beralamat tidak jauh dari Pasar Induk Tradisonal Sengeti.
Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan jumlah biaya variabel yang
dikeluarkan dalam penjualan ayam potong tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut:
Pedagang 1.
36
2. Wadah tempat ayam Buah 2 Rp. 20.000 Rp. 40.000
3. Talenan Buah 1 Rp. 35.000 Rp. 35.000
4. Pisau Buah 2 Rp. 30.000 Rp. 60.000
5. Serbet Buah 2 Rp. 20.000 Rp. 40.000
6. Celemek Buah 1 Rp. 25.000 Rp. 25.000
Total Rp. 250.000
Pada tabel 5.1 dapat dilihat jumlah total biaya awal bapak Rahman untuk
berdagang ayam potong di pasar Induk Tradisional Sengeti yatiu sejumlah Rp.
250.000.
Tabel 5.2 Biaya Tetap dan Penyusutan Pedagang 1
No Jumla Biaya
Uraian Satuan
. h Harian Mingguan
1. Sewa Kios Buah 1 Rp. 5000 Rp. 35.000
2. Wadah tempat
Buah 2 Rp. 22 Rp. 154
ayam
3. Talenan Buah 1 Rp. 19 Rp.133
4. Pisau Buah 2 Rp. 33 Rp. 231
5. Serbet Buah 2 Rp. 22 Rp. 154
6. Celemek Buah 1 Rp. 14 Rp. 98
Total Rp. 35.770
Tabel 5.2 merupakan biaya tetap dan penyusutan selama 1 minggu
penggunaan alat selama 5 tahun dan tanpa residu. Sehingga diperoleh total
Biaya
No Uraian Satuan Jumlah
Harian Mingguan
1. Ayam utuh dari
Kg 100 Rp.2.500.000 Rp. 17.500.000
supplier
2. Kantong Plastik Bungkus 5 Rp.50.000 Rp. 350.000
Total Rp. 17.850.000
Pada tabel 5.3 merupakan tabel yang menampilkan tentang jumlah biaya
variable yang harus dikeluarkan pak Rahman untuk berjualan ayam. Biaya
variable tersebut terdiri atas biaya pembelian ayam utuh dan kantong plastik.
37
Berdasarkan tabel yang telah ditampilkan diatas, maka dapat dihitung total
biaya (TC) mingguan yang diperlukan oleh pak Rahman untuk berjualan ayam
No Uraian Biaya
1. Biaya Tetap dan Penyusutan Rp. 35.770
2. Biaya Variabel Rp. 17.850.000
Total Rp. 17.885.770
pasar sebanyak Rp. 21.000.000. Dari tabel 5.4 dan tabel 5.5 dapat dihitung jumlah
π = TR – TC
π = 21.000.000 – 17.885.770
π = 3.114.230
Pedagang 2.
38
Tabel 5.6 Biaya Investasi Pedagang 2
No Jumla Biaya
Uraian Satuan
. h Harian Mingguan
1. Sewa Kios Buah 1 Rp. 5000 Rp. 35.000
2. Timbangan 10kg Buah 1 Rp. 44 Rp. 308
3. Timbangan 5kg Buah 1 Rp. 27 Rp.189
4. Ember Buah 1 Rp. 10 Rp. 70
5. Kayu pemotong
Buah 1 Rp. 38 Rp. 266
ayam
6. Pisau Buah 2 Rp. 22 Rp. 154
7. Serbet (kain lap) Buah 2 Rp. 11 Rp. 77
Total Rp. 36.064
Biaya
No Uraian Satuan Jumlah
Harian Mingguan
1. Ayam utuh dari
Kg 90 Rp.2.250.000 Rp. 15.750.000
supplier
2. Kantong Plastik Bungkus 5 Rp.50.000 Rp. 350.000
Total Rp. 16.100.000
39
No Uraian Biaya
1. Biaya Tetap dan Penyusutan Rp. 36.064
2. Biaya Variabel Rp. 16.100.000
Total Rp. 16.136.064
pasar sebanyak Rp. 18.900.000. Dari tabel 5.9 dan tabel 5.10 dapat dihitung jumlah
π = TR – TC
π = 18.900.000 – 16.136.064
π = 2.763.936
Pedagang 3.
No Jumla Biaya
Uraian Satuan
. h Harian Mingguan
1. Sewa Kios Buah 1 Rp. 5000 Rp. 35.000
40
2. Timbangan 1
Buah Rp. 44 Rp. 308
10kg
3. Kayu pemotong
Buah 1 Rp. 33 Rp.231
ayam
4. Pisau Buah 2 Rp. 22 Rp. 154
5. Serbet (kain 1
Buah Rp. 5 Rp. 35
lap)
6. Celemek Buah 2 Rp. 33 Rp. 231
Total Rp. 35.959
Biaya
No Uraian Satuan Jumlah
Harian Mingguan
1. Ayam utuh dari
Kg 100 Rp.2.500.000 Rp. 17.500.000
supplier
2. Kantong Plastik Bungkus 5 Rp.50.000 Rp. 350.000
Total Rp. 17.850.000
No Uraian Biaya
1. Biaya Tetap dan Penyusutan Rp. 35.959
2. Biaya Variabel Rp. 17.850.000
Total Rp. 17.885.959
pasar sebanyak Rp. 21.000.000. Dari tabel 5.14 dan tabel 5.15 dapat dihitung
π = TR – TC
π = 21.000.000 – 17.885.959
41
π = 3.114.041
Pedagang 4.
Biaya
No Uraian Satuan Jumlah
Harian Mingguan
1. Ayam utuh dari
Kg 100 Rp.2.500.000 Rp. 17.500.000
supplier
2. Kantong Plastik Bungkus 4 Rp.40.000 Rp. 280.000
Total Rp. 17.780.000
42
No Uraian Biaya
1. Biaya Tetap dan Penyusutan Rp. 35.064
2. Biaya Variabel Rp. 17.780.000
Total Rp. 17.816.040
Dalam 1 minggu total pendapatan ibu Ina melalui berjualan ayam di pasar
sebanyak Rp. 21.000.000. Dari tabel 5.19 dan tabel 5.20 dapat dihitung jumlah phi
π = TR – TC
π = 21.000.000 – 17.816.040
π = 3.183.960
Pedagang 5.
43
No Jumla Biaya
Uraian Satuan
. h Harian Mingguan
1. Sewa Kios Buah 1 Rp. 5000 Rp. 35.000
2. Wadah tempat
Buah 2 Rp. 22 Rp. 154
ayam
3. Talenan Buah 1 Rp. 19 Rp.133
4. Pisau Buah 2 Rp. 33 Rp. 231
5. Serbet Buah 2 Rp. 22 Rp. 154
6. Celemek Buah 1 Rp. 14 Rp. 98
Total Rp. 35.770
Biaya
No Uraian Satuan Jumlah
Harian Mingguan
1. Ayam utuh dari
Kg 90 Rp.2.250.000 Rp. 15.750.000
supplier
2. Kantong Plastik Bungkus 4 Rp.40.000 Rp. 280.000
Total Rp. 16.030.000
No Uraian Biaya
1. Biaya Tetap dan Penyusutan Rp. 35.770
2. Biaya Variabel Rp. 16.030.000
Total Rp. 16.065.770
44
Dalam 1 minggu total pendapatan Ryan melalui berjualan ayam di pasar
sebanyak Rp. 18.900.000. Dari tabel 5.24 dan tabel 5.25 dapat dihitung jumlah phi
π = TR – TC
π = 18.900.000 – 16.065.770
π = 2.834.230
pasar Induk Sengeti maka data tersebut dapat dirangkum dalam menjadi satu
No Nama Pedagang TR TC π
1. Pedagang A 21.000.000 17.885.770 3.114.230
2. Pedagang B 18.900.000 16.136.064 2.763.936
3. Pedagang C 21.000.000 17.885.959 3.114.041
4. Pedagang D 21.000.000 17.816.040 3.183.960
5. Pedagang E 18.900.000 16.065.770 2.834.230
MEAN 20.160.000 17.157.920 3.002.079
Melalui tabel 5.26 dapat diketahui bahwa rata-rata total biaya selama
seminggu yang diperlukan pedagang ayam yang berada di pasar Induk Sengeti
20.160.000, dan dengan rata-rata keuntungan dari hasil penjualan ayam tersebut
45
ditentukan oleh manajemen pemeliharaan tempat, dan mengutamakan kualitas
yang terbaik untuk dibeli oleh pelanggan. Pada tiga orang yang peneliti temui,
mereka awalnya berkeinginan membuka usaha dan berdagang ayam potong agar
dapat memperkuat keuangan rumah tangga yang dibangun. Pada awalnya hanya
menjual 50 hingga 60 Kilogram saja, karena dalam satu hari kadang bisa tidak
habis. Karena ketekukan yang baik, pada kahirnya pedagang yang peneliti temui
Sistem yang dilakukan oleh tiga orang pedagang ayam potong di pasar
46
dengan hal yang berbau agama, maka jika
47
perhatian pelanggan yang akan membeli,
tangan tersebut.
berjualan.
48
BAB VI
6.1 Kesimpulan
49
2. Upaya pedagang dalam mendapatkan pendapatan penjualan ayam
ayam yang telah di vaksin dengan baik, dan yang paling utama kejujuran
6.2 Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sutrisno dkk, Pengantar Sosial Ekonomi dan Budaya Kawasan Perbatasan,
(Malang: Iteligensia Media, 2020
Artaman, Dewa Made Aris. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar. Tesis.
Program Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana.
Universitas Udayana Denpasar
Ayuningsasi, Anak Agung Ketut (2013). Analisis Faktor Penentu Preferensi
Konsumen Dalam Berbelanja Ke Pasar Tradisional Di Kota Denpasar:
Analisis Faktor. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, [S.l.], feb.
Badan Pusat Statistik. (2021). Muaro Jambi dalam Angka.
Diaul Muhsinat (2016), Skripsi: Potensi Pasar Tradisional Dalam Meningkatkan
Ekonomi Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam, (universitas islam
negeri makassar)
Ferry Christian Ham, dkk. (2018). “Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban
pada PT Bank Perkreditan Rakyat Prisma dan Manado”, Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern.
51
Ghozali, Imam. (2011). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harmayani, R, dkk. (2021). Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Penjual
Daging Ayam Broiler Di Pasar Sila Kabupaten Bima. Jurnal Agri Sains,
Vol. 5 No. 2
Hasibuan, S. (2020). Analisis Potensi Pasar Tradisional Dalam Meningkatkan
Pendapatan Pedagang Di Pasar Tradisional Keluarga Jalan Hos
Cokroaminoto Kelurahan Simpang Iii Sipin Kota Jambi. Skripsi Ekonomi
Syariah, UIN Jambi
Hentiani, Tri. (2011). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Informal di Pajak Sentral Medan”. Skripsi. Medan : Repository
Usu
Iwan Permana (2020), Hadist Ahkam Ekonomi, Jakarta: Amzah
KUSUMA, Hendra (2016). Desentralisasi Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, [S.l.], july
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko
Modern
Sudirmansyah. (2011). Pengertian dan Jenis-Jenis Pasar. Diakses dari
http://www.Sudirmansyah.Com/Tag/Pengertian-Pasar
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2012). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajawali Pers.
Suprianti, D. (2022). Analisis Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional
Tuppu Di Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Skripsi Ekonomi
Pembangunan. Universitas Muhammadiyah Makassar
Todaro, Michael P. dan Smith, Stephen C. (2010). “Pembangunan Ekonomi”.
Jakarta: Erlangga.
52