Tindakan sabotase Nord Stream 1 dan 2 adalah tindakan terorisme internasional yang
bertujuan merusak keamanan energi di seluruh benua dengan memblokir pasokan energi murah
yang dikatan oleh Putin, dilansir Aljazirah, Kamis (13/10/2022). Jerman dengan cepat menolak
tawaran Putin. Menurut Pemerintah Jerman, Rusia tidak lagi menjadi pemasok energi yang dapat
diandalkan, bahkan sebelum kerusakan pada Nord Stream 1. Terlepas dari kemungkinan sabotase
dari dua jaringan pipa, kami telah melihat bahwa Rusia tidak lagi menjadi pemasok energi yang dapat
diandalkan, dan bahkan sebelum kerusakan pada Nord Stream 1, tidak ada lagi aliran gas. Jadi bagi
kami, tidak ada alasan untuk percaya bahwa itu akan berubah, kata juru bicara pemerintah Christiane
Hoffmann kepada wartawan di Berlin.
Rusia masih memompa gas ke Eropa melalui Ukraina. Ledakan di jalur pipa Nord Stream
telah memperburuk kekurangan energi akut yang dihadapi oleh 27 negara anggota Uni Eropa saat
musim dingin. Sebelum ledakan, Rusia telah memangkas pasokan di sepanjang Pipa Nord Stream 1.
Moskow menyalahkan masalah teknis terkait dengan sanksi Barat untuk penghentian pasokan gas.
Tetapi para pemimpin Eropa menuduh Putin sengaja memotong ekspor dalam upaya untuk mengikis
dukungan mereka kepada Ukraina.
Eropa membutuhkan gas alam untuk menggerakkan pabrik, memanaskan rumah, dan
menghasilkan listrik. Meskipun ada pengurangan pasokan gas Rusia, Eropa telah mampu membawa
penyimpanan gasnya hingga 90 persen untuk musim dingin dengan mengamankan pasokan
alternatif. Namun, pemotongan pasokan gas telah menyebabkan harga melonjak dan mendorong
inflasi. Hal ini menekan pemerintah untuk membantu meringankan beban tagihan energi yang tinggi
untuk rumah tangga dan bisnis.
Sumber: