Anda di halaman 1dari 4

Analisis pelarangan ekspor gas Rusia Ke Uni Eropa terhadap perdagangan

internasional Uni Eropa

PEMBAHASAN

RUSIA DAN UNI EROPA DALAM BIDANG PERDAGANGAN

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas alam terkemuka di dunia, dan Rusia
adalah yang kedua setelah Amerika Serikat dalam ekspor minyak (minyak mentah). Tempat
pertama dalam ekspor gas alam. Selain minyak dan gas, Rusia juga merupakan pengekspor
utama logam seperti baja primer dan aluminium. Rusia sangat bergantung pada pergerakan
harga komoditas global, karena ketergantungan nya pada ekspor komoditas membuatnya
rentan terhadap siklus boom dan bust, yaitu interaksi harga (nilai) dan persepsi risiko,
perilaku risiko dan kendala keuangan yang terkait dengan fluktuasi harga. di seluruh dunia.

Rusia dan Uni Eropa sejak lama menjalin hubungan penting dan strategis dalam
bidang-bidang seperti politik dan ekonomi. Rusia dan Uni Eropa mempunyai paham yang
berbeda dalam nilai-nilai demokrasi, politik dan hukum. Namun, Rusia dan Uni Eropa
mempunyai kesamaan pandangan dalam bidang kerjasama perdagangan, sehingga hal itu
membuktikan bahwa Rusia dan Uni Eropa saling ketergantungan. Uni Eropa sangat penting
dalam penjualan energi gas bagi Rusia, karena sejak dari dulu Rusia menjadi pemasok gas Un
Eropa dengan skala besar yaitu 65% produksi gas di ekspor ke Uni Eropa. Kerjasama mereka
lebih condong ke dalam kerjasama perdagangan dimana anggota Uni Eropa yang menjadi
mitra kerjasama terbesar adalah Jerman dan disusul oleh Italia, kemudian Prancis.

Kerjasama antara Rusia dan Uni Eropa dalam bidang impor gas dimulai pertama kali
pada tahun 1970-an, sebelum Uni soviet hancur yang sekarang menjadi Rusia, Uni soviet
juga sebelumnya sudah terjalin kerjasama dengan Eropa dibidang industri gas. Negara-negara
Uni Eropa seperti Jerman, Austria, prancis melakukan perjanjian impor gas dan dilanjutkan
dengan ekspor gas terhadap Uni Soviet dalam volume besar ke Eropa Timur, pada saat itu
yang menjadi konsumen dari Eropa adalah perusahaan - perusahaan yang besar dan dominan,
perusahaan-perusahaan itu agak monopolistik jika dilihat pada posisi mereka dalam pasar
Nasional. Dimana dalam memproduksi gas dan mendistribusikan gas nya Rusia
menggunakan sebuah perusahaan yang bernama Gazprom, Gazprom sendiri adalah
perusahaan gas terbesar di dunia. Rusia yang mempunyai perusahaan gas terbesar di dunia,
menjadikan Rusia pemimpin pasar energi di dunia dengan didukung banyaknya minyak dan
gas serta energi nuklir, hal ini merupakan kebijakan putin pada KTT G8 pada tahun 2005.
Kebijakan tersebut membuat negara-negara anggota Uni Eropa sangat berhati-hati jika
mengkritik Rusia. hal ini disebabkan adanya ketergantungan Uni Eropa dengan Rusia dalam
pasokan energi.

KERJASAMA RUSIA DAN UNI EROPA DALAM EKSPOR GAS RUSIA

Kerjasama antara Uni Eropa dan Rusia dalam ekspor gas telah ada dalam beberapa bentuk.
Beberapa aspek kerjasama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Impor gas Rusia: Uni Eropa merupakan pasar utama bagi ekspor gas Rusia. Gazprom,
perusahaan energi negara Rusia, adalah pemasok gas terbesar bagi banyak negara
anggota Uni Eropa. Melalui kontrak jangka panjang, Gazprom menyediakan gas alam
yang diperlukan oleh negara-negara Uni Eropa.
2. Infrastruktur gas: Uni Eropa dan Rusia telah bekerja sama dalam pengembangan
infrastruktur gas yang penting untuk menghubungkan pasokan gas Rusia dengan Uni
Eropa. Contohnya adalah jalur pipa gas seperti Jalur Pipa Utara dan Yamal-Europe.
Infrastruktur ini memungkinkan transportasi gas dari wilayah produksi Rusia ke
negara-negara anggota Uni Eropa.
3. Dialog energi: Uni Eropa dan Rusia terlibat dalam dialog energi yang berkelanjutan.
Dialog ini melibatkan berbagai isu, termasuk kebijakan energi, keamanan pasokan,
efisiensi energi, dan pengembangan sumber energi bersih. Tujuannya adalah untuk
mempromosikan kerjasama dan membangun kemitraan yang saling menguntungkan
di sektor energi antara Uni Eropa dan Rusia.
4. Investasi dan proyek bersama: Ada juga investasi dan proyek bersama antara
perusahaan-perusahaan Uni Eropa dan Rusia di sektor energi, termasuk gas.
Contohnya adalah proyek Nord Stream, yang melibatkan pembangunan jalur pipa gas
langsung dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik. Proyek-proyek semacam ini
melibatkan kolaborasi antara perusahaan energi Eropa dan Rusia.
DAMPAK PELARANGAN EKSPOR GAS RUSIA PADA PERDAGANGAN
INTERNASIONAL UNI EROPA

Pada bulan Agustus tahun 2022, Uni Eropa (UE) secara resmi melarang impor batu bara dari
Rusia. Pelarangan tersebut merupakan bagian dari paket sanksi terhadap Rusia atas invasinya
ke Ukraina. UE meluncurkan beberapa sanksi pada April lalu, salah satu yang pertama
ditujukan langsung adalah sanksi terhadap industri energi Moskow. UE telah membatasi
ekspor ke berbagai produk industri dan teknologi yang dianggap Brussel telah digunakan oleh
tentara Rusia untuk mengobarkan perang di Ukraina atau memiliki potensi untuk
melakukannya. Ini termasuk radar, drone, peralatan kamuflase, kamera, lensa, sistem radio,
derek, antena, truk, dan bahan kimia yang ditemukan dalam pembuatan senjata. Selain itu,
UE telah melarang ekspor berharga yang penting untuk memodernisasi ekonomi Rusia,
seperti semikonduktor, komputasi kuantum, teknologi penyulingan minyak, komponen
pesawat terbang, dan uang kertas dari salah satu mata uang resmi blok tersebut. UE juga
melarang atas impor minyak mentah Rusia dan produk minyak sulingan, yang secara
langsung menargetkan sumber pendapatan utama Moskow. Ini secara luas diidentifikasi
sebagai sanksi blok yang paling berani dan berjangkauan jauh hingga sekarang.

Terdapat beberapa dampak yang akan terjadi apabila diberlakukan pelarangan ekspor gas
terhadap perdagangan internasional di Uni Eropa, antara lain:

1. Ketidakstabilan pasokan energi: Uni Eropa akan menghadapi ketidakstabilan pasokan


energi yang signifikan. Gas Rusia adalah salah satu sumber pasokan utama untuk Uni
Eropa, dan pelarangan ekspor gas tersebut dapat menyebabkan kekurangan pasokan,
terutama dalam jangka pendek. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan harga gas,
ketidakpastian pasokan, dan mempengaruhi sektor industri, pembangkit listrik, dan
rumah tangga yang menggunakan gas sebagai sumber energi.
2. Kenaikan harga gas: Dalam jangka pendek, pelarangan ekspor gas Rusia dapat
menyebabkan kenaikan harga gas di Uni Eropa. Permintaan yang tinggi dan pasokan
yang terbatas akan mengarah pada persaingan yang lebih kuat antara negara-negara
anggota Uni Eropa untuk mendapatkan sumber pasokan alternatif. Kenaikan harga gas
dapat berdampak negatif pada industri, bisnis kecil, dan rumah tangga, serta
meningkatkan biaya produksi dan harga barang dan jasa.
3. Diversifikasi pasokan energi: Pelarangan ekspor gas Rusia dapat mempercepat upaya
Uni Eropa untuk diversifikasi pasokan energi. Negara-negara anggota Uni Eropa
mungkin akan mempercepat langkah-langkah mereka dalam mencari sumber pasokan
alternatif dan mengurangi ketergantungan pada gas Rusia. Ini dapat mencakup
peningkatan penggunaan energi terbarukan, pengembangan sumber energi dalam
negeri, impor gas dari negara-negara non-Rusia, atau menggunakan teknologi
penggantian gas alam.
4. Pengaruh geopolitik dan hubungan Rusia-Uni Eropa: Pelarangan ekspor gas Rusia ke
Uni Eropa akan mempengaruhi hubungan politik dan ekonomi antara Rusia dan Uni
Eropa. Ini dapat memicu ketegangan diplomatik dan perdebatan tentang kebijakan
energi, serta berdampak pada kerjasama dalam berbagai bidang lainnya. Sanksi atau
langkah-langkah balasan dari Rusia juga bisa menjadi kemungkinan, yang akan
memperburuk ketegangan dan mengganggu hubungan perdagangan lebih lanjut.
5. Dampak global: Uni Eropa adalah pasar besar untuk ekspor gas Rusia, dan pelarangan
ekspor tersebut dapat menyebabkan surplus pasokan di pasar internasional gas alam
cair (LNG). Negara-negara pengekspor gas lainnya dapat menghadapi tekanan harga
karena mereka akan bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang ditinggalkan oleh
gas Rusia di Uni Eropa. Ini dapat memiliki dampak pada ekonomi global dan
perdagangan gas di seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai