Anda di halaman 1dari 1

Badan Energi Internasional (IEA) mengungkapkan bahwa dunia sedang dalam 

krisis energi
untuk pertama kalinya.
Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menuturkan meningkatnya impor LNG atau gas alam cair ke
Eropa akan memperketat pasar, mengingat pasokannya yang terbatas. Kapasitas LNG untuk
tahun depan tercatat 20 miliar meter kubik.

Di saat yang sama, OPEC dan sekutunya sepakat memangkas produksi minyak mentah sekitar
2 juta barel per hari (bph). Padahal, permintaan minyak sudah mendekati 2 juta bph pada tahun
ini.

"Ini sangat berisiko karena beberapa negara di dunia sedang di ambang resesi. Jika kita
berbicara tentang resesi global saya menemukan keputusan ini (pemangkasan produksi) sangat
disayangkan," ujarnya dilansir CNA, Selasa (25/10).

Krisis energi saat ini, lanjut Birol, bisa menjadi titik balik dalam sejarah energi untuk
mempercepat sumber energi bersih, termasuk untuk membentuk sistem energi yang
berkelanjutan dan aman.

Krisis energi membuat harga komoditas tersebut melambung. Karenanya, para pemimpin negara
anggota Uni Eropa menyepakati peta jalan sebagai langkah untuk melindungi konsumen dari
lonjakan harga energi.

Kesepakatan tersebut dicapai setelah beberapa jam diskusi mengenai proposal untuk
menurunkan tagihan energi yang meroket karena perang Rusia dan Ukraina.

Baca artikel CNN Indonesia "Dunia Sedang Dalam Krisis Energi untuk Pertama Kali"
selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221025124047-85-865046/
dunia-sedang-dalam-krisis-energi-untuk-pertama-kali.

Anda mungkin juga menyukai