Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan antara Reservoir Modellling Konvensional

Hidrocarbon dan CBM (Coal Bed Methane)

Ulfa Mandasari
1901093
Teknik Perminyakan, STT MIGAS Balikpapan
Email: ulfaamandasarii@gmail.com

ABSTRAK
Coal Bed Methane (CBM) atau gas metana batubara menjadi salah satu solusi energi
alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan peranan minyak dan gas bumi. Coal Bed
Methane (CBM) merupakan unconventional gas reservoir yang terdapat pada batubara (coal). Gas
tersebut awal teradsorpsi pada permukaan batubara yang terdapat di dalam mikropori. Ini terjadi
karena pengaruh temperatur, tekanan, dan waktu. Seiring dengan menurunnya tekanan reservoir,
maka gas yang teradsorbsi tersebut akan terlepas dari permukaan coal, proses ini disebut
desorption. Gas yang terbebaskan akan mengalir sepanjang mikropori sampai ke rekahan (cleats)
secara difusi yaitu akibat perbedaan konsentrasi gas. Selain gas, juga terdapat air yang memenuhi
cleats. CBM dapat dimodelkan mulai dari terlepas gas pada permukaan batubara, aliran sepanjang
mikropori dan menuju cleats sampai dengan aliran gas sepanjang cleats serta ke lubang bor
sehingga profil produksi dapat diprediksikan

Kata kunci: CBM, Batubara

PENDAHULUAN yang banyak digunakan oleh masyarakat


dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk
Minyak dan gas bumi adalah bahan perumahan, komersial maupun industri. Dari
bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, tahun ke tahun penggunaan gas alam selalu
sama halnya dengan batu bara yang terbentuk meningkat. Hal ini karena banyaknya
dari tumbuhan, binatang, dan keuntungan yang didapat dari penggunaan
mikroorganisme yang hidup jutaan tahun gas alam dibanding dengan sumber energi
silam dan tertimbun di dalam lapisan tanah. lain. Energi yang dihasilkan gas alam lebih
Pada mulanya gas adalah hasil produksi efisien.
ikutan dari sumur-sumur minyak yang
dianggap tidak mempunyai nilai ekonomis.
Saat ini gas alam telah menjadi sumber energi
dalam kondisi terperangkap dan terserap
(teradsorbsi) di dalam lapisan (seam)
batubara. Gas pada CBM merupakan suatu
jenis gas dari lapisan batubara yang
PEMBAHASAN mengandung ±90% gas metana dan ±10%
CBM (Coal Bed Methane) adalah gas lainnya adalah jenis gas bumi (hidrokarbon)
alam dengan dominan gas metana dan dan merupakan energi yang lebih ramah
disertai oleh sedikit hidrokarbon lainnya dan lingkungan dimana gas metana merupakan
gas non-hidrokarbon dalam batubara hasil komposisi utamanya.
dari beberapa proses kimia dan fisika. CBM
sama seperti gas alam konvensional yang kita
kenal saat ini, namun perbedaannya adalah
CBM berasosiasi dengan batubara sebagai
source rock dan reservoirnya. Sedangkan gas
alam yang kita kenal saat ini, walaupun
sebagian ada yang bersumber dari batubara,
diproduksikan dari reservoir pasir, gamping
maupun rekahan batuan beku. Karakteristik
batubara sebagai reservoir gas sangat
dipengaruhi oleh struktur heterogen dalam
batubara, sehingga proses penyerapan Tabel Perbandingan Reservoir Batubara dan Reservoir Gas
Konvensional (A. Rodvelt, 2012)
(sorption) dan penyimpanan (stroge) gas
dalam batubara lebih kompleks dibandingkan Perbedaan reservoir batubara dan
reservoir konvensional. Reservoir batubara reservoir konvensional (contoh: batupasir
merupakan suatu sistem jaringan pori dan atau batu gamping) bisa terlihat jelas pada
fraktur. saat produksi. Pada reservoir gas
konvensional, fraksi gas akan langsung
Pori adalah tempat dimana sebagian keluar pada tahap awal produksi. Sejalan
besar gas dalam batubara tersimpan, dengan berkurangnya produksi gas, fraksi air
sedangkan fraktur/cleat adalah rekahan yang yang dihasilkan akan meningkat. Sebaliknya,
menentukan kemudahan gas diekstraksi dari pada tahap awal produksi gas dalam batubara
lapisan batubara. Rekahan-rekahan dalam (CBM) maka sumur belum menghasilkan gas
batubara biasanya dipenuhi oleh air sehingga dalam jumlah yang ekonomis, tetapi masih
untuk bisa mengeluarkan gas dari dalam memproduksi sejumlah besar air. Jika puncak
batubara maka tekanan dalam reservoir produksi reservoir gas konvensional bisa
batubara harus dikurangi dengan cara dicapai dalam kurun waktu hanya 1 tahun
memompa air terlebih dahulu keluar dari dari masa operasional, maka puncak produksi
lapisan batubara. gas dalam batubara (CBM) diperoleh dalam
Gas metana batubara atau biasa jangka waktu yang lebih lama, biasanya 5 - 7
disebut dengan CBM (Coal Bed Methane) tahun dari masa awal produksi, tergantung
merupakan sumber energi yang relatif masih dari kondisi geologi dimana reservoir itu
baru, serta terjadi secara alamiah dalam berada.
proses pembentukan batubara (coalification)
Hal lain yang membedakan keduanya termasuk salah satu sumber energi yang
adalah cara penambangannya dimana ramah lingkungan
reservoir CBM harus direkayasa terlebih
dahulu sebelum gasnya dapat diproduksikan.
KESIMPULAN
Pengertian reservoir batubara masih
baru dalam dunia perminyakan di CBM CBM (Coal Bed Methane) adalah gas
berasal dari material organik tumbuhan alam dengan dominan gas metana dan
tinggi, melalui beberapa proses kimia dan disertai oleh sedikit hidrokarbon lainnya dan
fisika (dalam bentuk panas dan tekanan gas non-hidrokarbon dalam batubara hasil
secara menerus) yang berubah menjadi dari beberapa proses kimia dan fisika yang
gambut dan akhirnya terbentuk batubara. terbentuk dari tumbuhan. Sedangkan, pada
Selama berlangsungnya proses pemendaman reservoir konvensional hidrokarbon fraksi
dan pematangan, material organik akan gas akan langsung keluar pada tahap awal
mengeluarkan air, CO2, gas metana dan gas produksi sejalan dengan berkurangnya
lainnya. Selain melalui proses kimia, CBM produksi gas, fraksi air yang dihasilkan akan
dapat terbentuk dari aktifitas bakteri meningkat. Perbedaan dari keduanya adalah
metanogenik dalam air yang terperangkap dari pembentukan gas, struktur dan
dalam batubara khususnya lignit. CBM mekanisme pembentukan gas.
diproduksi dengan cara terlebih dahulu
merekayasa batubara (sebagai reservoir) agar
didapatkan cukup ruang sebagai jalan keluar
gasnya.
Proses rekayasa diawali dengan
memproduksi air (dewatering) agar terjadi
perubahan kesetimbangan mekanika. Setelah
tekanan turun, gas batubara akan keluar dari
matriks batubaranya. Gas metana kemudian
akan mengalir melalui rekahan batubara
(cleat) dan akhirnya keluar menuju lobang
sumur. Puncak produksi CBM bervariasi
antara 2 sampai 7 tahun. Sedangkan periode
penurunan produksi decline) lebih lambat
dari gas alam konvensional. CBM
mempunyai multi guna antara lain dapat
dijual langsung sebagai gas alam, dijadikan
energi dan sebagai bahan baku industri.
Eksploitasi CBM tidak akan merubah
kualitas matrik batubara dan menguntungkan
para penambang batubara, karena gas
emisinya telah dimanfaatkan sehingga
lapisan betubara tersebut menjadi aman
untuk di tambang, selain itu CBM ini

Anda mungkin juga menyukai