Anda di halaman 1dari 6

COALBED METHANE

PERHITUNGAN LAJU ALIR DEWATERING UNTUK RENCANA PENGEMBANGAN


LAPANGAN RESERVOIR GAS METANA BATUBARA

Ir. Drs. Herianto, MT. Phd


Bayu Wajdian Kuncoro
Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional ''Veteran" Yogyakarta

ABSTRAK

Gas alam merupakan salah satu sumber energi yang dikembangkan karena kelimpahan
cadangannya dan pembakarannya yang bersih. Sumber -sumber dari gas alam ini terus dieksploitasi dan
dikembangkan. Pengembangan gas alam pada saat ini telah berjalan dengan pesat. Hal ini dibukt ikan
salah satunya dengan telah ditemukannya berbagai sumber -sumber gas alam non-konvensional yang
secara signifikan menambah cadangan dari kontribusi gas alam dari reservoir gas konvensional. Salah
satunya adalah gas dari lapisan batubara yang disebut Gas Metana Batubara (GMB).

Kata Kunci: Coalbed Methane, Perhitungan Potensi dan Laju aliran, Analisa Keekonomian.

I. PENDAHULUAN 2.2. Tujuan


Tujuan dari penelitian ini adalah
Terdapat beberapa perbedaan yang
menentukan potensi produksi reservoir dan
mendasar pada reservoir GMB dan reservoir gas
menentukan nilai keekonomian dala m
konvensional. Salah satu yang membedakan
perencanaan proyek pengembangan lapangan yang
reservoir GMB dan gas konvensional secara
nantinya dapat digunakan sebagai dasar penentuan
signifikan adalah mekanisme penyimpanan dan
layak atau tidaknya proyek pengembangan
aliran gas di dalam reservoir. Pada GMB, gas
lapangan tersebut secara ekonomis dan juga
teradsorpsi pada permukaan pori mikro yang
penentuan nilai spasi sumur optimum yang bisa
sangat luas yang memungkinkan penyimpanan gas
diterapkan pada lapangan tersebut.
yang sangat besar dibandingkan dengan reservoir
gas konvensional yang ruang penyimpanannya
III. METODOLOGI
terdapat pada ruang pori antar butir batuan.
Mekanisme mengalirnya gas pada lapisan Metodologi yang akan digunakan pada
batubara juga berbeda dengan yang terjadi pada penelitian ini adalah dengan dengan tahapan -
reservoir gas konvensional. Aliran dimulai dengan tahapan:
terdifusinya gas yang awalnya teradsorpsi pada 1. Pengumpulan data lapangan (geologi,
permukaan pori mikro batubara akibat penurunan geofisik, dan reservoir) dan sumuran.
tekanan reservoir menuju rekah alami batubara 2. Penentuan luas sweetspot.
yang disebut cleat system. Sesampainya di cleat, 3. Penentuan Gas In-place.
gas mengalir melalui cleat system sesuai hukum 4. Peramalan kinerja produksi sumuran
darcy seperti pada gas konvensional menuju menggunakan simulator GMB komersial dengan
lubang sumur. nilai spasi sumur yang telah ditentukan dan
Perancanaan dan pengambilan keputusan menentukan jumlah sumur maksimum untuk
strategi pengembangan suatu lapangan gas metana spasi sumur.
batubara akan bergantung pada cadangan gas,
kinerja aliran, dan potensi keekonomian suatu IV. DASAR TEORI
lapangan. Oleh karena itu diperlukan analisa
4.1. Reservoir Gas Metana Batubara
ketiga komponen tersebut untuk menentukan
4.1.1. Genesa Gas Metana Batubara
layak atau tidaknya suatu lapangan GMB untuk
Gas metana batubara (GMB) adalah gas alam
dikembangkan selanjutnya.
dengan dominan gas metana dan disertai sedikit
hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam
II. MAKSUD DAN TUJUAN
batubara hasil dari beberapa proses kimia dan fisika.
2.1. Maksud GMB sama seperti gas alam conventional yang kita
Penelitian ini di maksudkan untuk menghitung kenal saat ini, namun perbedaanya GMB berasosiasi
potensi cadangan gas dan melakukan peramalan dengan batubara sebagai source rock dan reservoirnya.
terhadap kinerja aliran gas pada batubara sebagai Sedangkan gas alam yang kita kenal, walaupun sebagian
reservoir gas non-konvensional yang nantinya akan ada yang bersumber dari batubara, diproduksikan dari
digunakan sebagai dasar perhitungan perencanaan reservoir batupasir, gamping maupun rekahan batuan
pengembangan lapangan. beku. hal ini yang membedakan antara keduanya adalah

kuncorobayuwajdian@gmail.com
COALBED METHANE

cara penambangannya dimana reservoir GMB harus


direkayasa terlebih danulu sebelum di produksikan.
Selama proses pembatubaraan material organik
akan mengeluarkan air, CO2, Gas metana dan lainnya.
Kandungan gas pada GMB sebagian besar berupa gas
metana dengan sedikit gas hidrokarbon dan gas non-
hidrokarbon lainnya.

Gambar 2. Mekanisme Penyimpanan Gas Pada


Batubara8)
4.1.3. Karakteristik Produksi Gas Metana Batubara
Kebanyakan sumur GMB memilik kedalaman
Gambar 1. Tahap Proses Pembatubaraan 8) kurang dari 1000 meter, sehingga pengeboranya relative
lebih mudah. Secara umum type dan model sumur serta
4.1.2. Karakteristik Reservoir Gas Metana Batubara komplesi sumur GMB sama dengan sumur migas
Gas Metana Batubara (GMB) merupakan gas konvensional, perbedaan mendasarnya terletak pada tipe
hidrokarbon non-konvensional yang bersumber dari reservoirnya.
batubara dan tersimpan dalam reservoir batubara. Pekerjaan memproduksikan GMB bukan perkara
Reservoir GMB sangat berbeda dengan reservoir gas yang mudah karena reservoir GMB mempunyai
dan minyak pada umumnya. GMB adalah gas metana karakteristik yang khas dan memerlukan persyaratan
yang tersimpan karena ardsorpsi. Perbedaan antara tertentu. Produksi GMB mempunyai potensi besar dapat
karakteristik GMB dan gas konvensional dapat dilihat diproduksikan jika memiliki persyaratan antara lain:
sebagai berikut: 1. Kandungan gas minimal 15 m3 sampai dengan
30 m3.
Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Reservoir GMB dan 2. Permeabilitas umumnya berkisar 30 mD -50 mD.
Gas Konvensional 3. Reservoir kurang dari 1000 meter (4000 feet),
Gas Gas Metana karena lebih dari itu kemungkinan reservoir
Karakteristik akan mempunyai tekanan yang besar yang dapat
Konvensional Batubara
Source rock dan menyebabkan struktur cleat menutup sehingga
Dari source rock ke
Produksi Gas
reservoir
reservoir pada permeabilitasnya menjadi sangat kecil.
batuan yang sama 4. Coal rank antara bituminous sampai antrachite.
Struktur Fracture, Pori Cleat system
Mekanisme
Kompresi Adsorpsi
Penyimpanan
Mekanisme Hukum Fick dan
Hukum Darcy
Transportasi Darcy
GLR turun, Laju gas GWR meningkat,
Performa Produksi
Menigkat Laju gas meningkat
Modulus young: 106 Modulus young: 105
Sifat Fisik Kompresibilitas Kompresibilitas
Pori: 106 Pori: 104

Kelakuan untuk reservoir GMB menggunakan


model "dual-porosity". Hukum darcy berlaku pada cleat
ke lubang sumur, sedangkan hukum fick berlaku pada Gambar 3. Perbandingan Produksi GMB dan Gas
disorpsi di matrix batubara. Adsorpsi dan desorpsi gas Konvensional 2)
metana pada batubara mengikuti Langmuir Isotherm Terdapat 3 tahapan utama didalam memproduksi
Characteristic Curve. gas dari sumur GMB, yaitu:
Cleats terdiri dari face cleat yang merupakan 1. Dewatering Stage, merupakan tahapan
jalur rekahan yang menerus sepanjang lapisan batubara memproduksi air disertai dengan sejumlah kecil
dan butt cleat yang merupakan rekahan bersifat tidak gas metan.
menerus, keduanya saling tegak lurus. 2. Stable Production Stage, merupakan tahapan
produksi satabil dimana jumlah gas metan yang
diproduksikan akan meningkat diiringi dengan
jumlah produksi air yang menurun.

kuncorobayuwajdian@gmail.com
COALBED METHANE

3. Decline Stage, merupakan tahapan penurunan V. STUDI KASUS


jumlah gas yang diproduksikan dengan jumlah air 5.1. Tinjauan Lapangan
yang terproduksi tetap rendah. Sumur CBM #2 Terleta di desa lumputan II,
Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin,
Karakteristik laju produksi dapat dilihat pada Sumatera Selatan. Kegiatan pengeboran yang sudah
Gambar 4. Dalam produksi gas metan dari sumur dilakukan sampai kedalaman 594,36 meter. Dari hasil
GMB, setelah selesai komplesi maka dilakukan proses logging dan data cutting, pengeboran ini
pemasangan pompa produksi atau artificial lift untuk menembus 3 lapisan batubara, adapun lapisan tersebut
proses dewatering. Umumnya dipasang setelah proses antara lain.
fracturing coal seam.
Tabel 2. Data Lapantgan
Ketebalan
Lapisan Kedalaman ( Meter)
(Meter)
A 271.88-305.71 34
B 318.21-339.24 21
C 521.21-564.79 44

Setelah kegiatan pengeboran selesai, kemudian


dilanjutkan dengan kegiatan perforasi dan komplesi
pada posisi ketiga lapisan batubara yang ada. Hal ini
dilakukan untuk mendukung rencana produring.ksi gas
metana dari ketiga lapisan batubara tersebut secara
bersamaan. Setelah proses perforasi dan komplesi
selesai dilanjutkandengan kegiatan penyemenan dan
pemasangan pompa selanjutnya dilakukan kegiatan
dewatering.
.
Gambar 4. Karakteristik Produksi Sumur GMB 8) 5.2. Peramalan Laju Alir Dwatering Gas Metana
Batubara (GMB) Dan Well Scheduling
4.1.4. Laju alir Dewatering 5.2.1. Peramalan Laju Dewatering
4.1.4.1. Perhitungan Laju Alir Dewatering Pada Gas Untuk memproduksi gas methane batubara
Metana Batubara diperlukan suatu proses pengurasan air yang berada
Perhitungan lajua liran gas sangat berhubungan dalam lapisan batubara tersebut dimana proses tersebut
dengan gas content dan tekanan, yang merupakan dinamakan dewatering. Sumur CBM #2 merupakan
kemampuan maksimum batubara menyimpan gas yang salah satu dari lima buah sumur pemboran yang
dikenal sebagai Maximum Gas Content atau Langmuir dilakukan oleh PT. YY di kecamatan sekayu.
Volume (VL). Persamaan yang digunakan dalam Perhitungan laju produksi air dilakukan dengan
perhitungannya yaitu: monitoring terhadap pembacaan water meter yang
dipasang pada rangkaian pipa produksi. Sedangkan
pengukuran produksi gas dilakukan dengan pengamatan
GS= ..................................................... (4-5) melalui manometer yang terpasang dalam suatu
PL= x Vl ..................................................(4-6) rangkaian pipa pipa produksi gas, alat yang digunakan
untuk pengukuran laju aliran gas di sumur CBM #2
Keterangan: adlah Wedgemeter. Besarnya produksi air dan gas
Gs = Gas Storage Capacity, SCF/ton seiring dengan penurunan tekanan dapat dilihat pada
P = Initial Pressure, Psia lampiran Tabel 3 dan Gambar 5.
Vl = Langmuir Volume Constant,
SCF/ton 5.2.2. Pengujian Adsorption Isotherm Lapisan
Pl = Langmuir Pressure Constant, Psia Batubara

Untuk menghitung recorvery faktor reservoir gas Pehitungan gas storage capcity untuk lapisan batubara A
metana batubara tersebut menggunakan persamaan: dan B didapat:
I. Lapisan batubara A :
R= (Vi-Va)/Vi x 100% ..................................(4-7)
Langmuir Volume Constant (VL ): 145 SCFT/ton
Keterangan: Langmuir Pressure Constant (PL) : 198 psia
Vi = Gas methane conten pada saat Pressure: 750 psia
awal dewatering,SCF/ton Temperatur: 122 0 F
Va = Gas methane conten pada saat
akhir dewatering,SCF/ton

kuncorobayuwajdian@gmail.com
COALBED METHANE

Perhitungan gas storage capacity lapisan batubara A DAFTAR PUSTAKA


dengan menggunakan persamaan (4-5) didapat 114,72
SCFT/ton 1. "Coalbe Methane: Principles and Practice".
Houston, Texas:Halliburton Company,
II. Lapisan batubara B : Houston, 2008
2. Triyono, Yudi FX. Gas Metana Batubara
Langmuir Volume constant(VL ): 410 SCFT/ton Energi Baru, Peranan Pusdoklat Migas.(
Langmuir Pressure constant (PL): 195 psia Lemigas).
Pressure : 850 psia 3. Popare, Anil M., Vinod A Mendhe., A
Varade. Evaluation Of Coal Bed Methane
Temperatur: 1220 F Potential Of Coal Seams Of Sawang
Perhitungan gas storage capacity untuk Lapisan Collierry, Jharkhand, India . Department
batubara B dengan menggunakan persamaan (4-5) Of Geology, RTM Nagpour University,
adalah 333,49 SCFT/ton. Law College Square, Amravati Road,
Nagpour 440 001, India.
Kapasitas penyerapan gas metana batubara dapat 4. Sugeng, Gas Methane Batubara di
dilihat pada lampiran Tabel 4 dan hubungan tekanan Formasi Wahau Berdasarkan Data
reservoir dan kapasitas penyerapan gas didapatkan gas Proksimat dan Maseral, Kabupaten Kutai
storage dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7 Timur, Kalimantan Timur. Jurusan Teknik
lampiran. Geologi UPN Veteran Yogyakarta,
Yogyakarta, 2010.
VI. Kesimpulan 5. Syam, Iqbaludin Emaniru. Analisis Gas
Berdasarkan hasil analisa data dan penelitian Content Colbed Methane Dengan Metode
yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: Desorption Test Pada Sumur CBM X
1. Dewatering dilakukan untuk memproduksikan Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai
air yang berada dalam batubara, sehingga gas Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
dapat di produksikan. Prodi Teknik Pertambangan, UPN
2. Proses dewatering pada sumur CBM#2 Veteran Yogyakarta, Yogyakarta.
dilakuakan sampai dengan tekanan 700 psia 6. Dallege, Todd A., Charles, E Barker.
kemudian laju alir gas meningkat dan laju alir air Coal-Bed Methane Gas In Place Resource
menurun dapat dilihat pada lampiran gambar 5. Estimates Using Sorption Isotherms and
3. Nilai storage capacity pada lapisan B memiliki Burial History Recontruction: An Example
nilai yang lebih tinggi sekitar 410 Scf/Ton. from the Ferron Sandstone Member of the
Mancos Shale, Utah. Geological
VII. REKOMENDASI Assesment of coal in The Colorado
1. Untuk menghasilkan peramalan kinerja reservoir Plateau: Arizona, Colorado, New Mexico
dalam skala lapangan yang lebih akurat maka and Utah.
diperlukan simulasi reservoir dengan 7. Chen, Kong Chai., Irawan Sonny., Sum
menggunakan model statik dan dinamik yang Cow Weng., Tunio Saleem Qadir.
mengakomodir penyebaran properti dan Preliminary Study on Gas Storage Capcity
heterogenitas reservoir secara lebih detil dan and Gas In Place For CBM Potential in
pemodelan dapat mulai dilakukan apabila sudah Baligian Coalfield, Sarawak Malaysia.
ada penambahan data bawah tanah berupa data Geosciences And Petroleoum Engineering
pemboran sumur baru maupun tambahan data Department, Unersity Teknologi
seismik serta pencatatan data dewatering PETRONAS, Perak, Malaysia, 2011.
maupun produksi secara komprehensif. 8. Nugroho, Christian Bimo Adi. Peramalan
2. Proses dewatering secara kontinyu harus segera Laju Aliran Produksi Gas Untuk Rencan
dilakukan pada sumur pilot sehingga dapat Pengembangan Lapangan X Reservoir
dilakukan proses history matching dan type- Gas Metana Batubara., Teknik
curve matching yang sangat berguna untuk Perminyakan UPN Vetera Yogyakarta,
menentukan properti reservoir secara lebih 2015.
akurat.

kuncorobayuwajdian@gmail.com
COALBED METHANE

LAMPIRAN
Tabel 3. Produksi Air dan Gas Pada Sumur CBM#2

Tekanan
Produksi Air Produksi Gas
Bulan Reservoir
(barrel) (SCFT)
(Psia)
April 2011 1000 2703 398
Mei 2011 950 5058 3178
Juni 2011 900 3583 155
Juli 2011 850 4491 469
Agustus 2011 800 5255 4576
September 2011 775 5852 7543
Oktober 2011 725 5057 5132
November 2011 675 5460 8776
Desember 2011 650 5578 12855
Januari 2012 600 5257 13164
Februari 2012 550 1341 2302
Maret 2012 500 0 0
April 2012 500 0 0
Mei 2012 500 0 0
Juni 2012 500 32351 59284

Gambar 5. Proses Dewatering Pada Sumur CBM#2

kuncorobayuwajdian@gmail.com
COALBED METHANE

Tabel 4. Kapasitas Penyerapan Gas Pada Sumur CBM#2 Lapisan A dan Lapisan B

Kapasitas Penyerapan Gas Methane


Tekanan (psia)
(SCFT/ ton)
Lapisan A Lapisan B
0 0 0
100 40 146
200 75 235
300 90 290
400 100 315
500 110 352
600 125 385
700 137 401
800 142 401
900 145 410
100 145 410

Gambar 6. Gas Storage Capacity Lapisan A

Gambar 7. Gas Storage Capacity Lapisan B

kuncorobayuwajdian@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai