Anda di halaman 1dari 19

PERBANDINGAN HASIL PRODUKSI SUMUR FA #17

SEBELUM DAN SETELAH WELL SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN


METODE BAILING OUT SAND
DI PT PERTAMINA HULU ENERGI SIAK FIELD BATANG

Diky Pranondo, Faathir Xevino Viedin


Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas, Jurusan Teknik Perminyakan
Politeknik Akamigas Palembang

Abstrak : Beberapa Sumur di Lapangan Batang PT Pertamina Hulu Energi dengan indikasi
intensitas well service yang sangat tinggi. Fenomena FNCO (Fluid Not Coming Out) di lapangan
ini sering terjadi perawatan sumur paling tinggi adalah Bailing Out Sand (BOS) akibat kepasiran.
Maka dari itu di lakukannya kegiatan well service pada Sumur FA #17. Pada Sumur FA #17
sebelum kegiatan well service di lakukan di dapatlah data berdasarkan hasil Plot Pwf vs Q pada
kurva IPR, di peroleh nillai dari Qact sebesar 138,6 bfpd, Qmax 570,9667 bpd. Kemudian di dapat
laju alir fluida sebesar 138,6 bfpd dan laju alir minyak sebesar 76,24 bopd dan untuk PI-nya 4,497
bbl/psi. Setelah kegiatan Well Service di lakukan terjadi perubahan di setiap parameternya yaitu
dengan laju alir fluida sebesar 159,2 bfpd dan laju alir minyak sebesar 90,71 bopd. Dilihat dari
hasil Plot Pwf vs Q pada kurva IPR, diperoleh nilai Qact sebesar 159,2 bfpd dan Qmax sebesar
1179,956 bpd. Lalu untuk PI menjadi 9,586 bbl/psi, sehingga pekerjaan kegiatan well service ini
dapat di katakan berhasil karena dari beberapa aspek tersebut mengalami peningkatan.

Kata kunci : Gross , Qmax , Qact , Productivity Index , Bailing Out Sand (BOS), Well Service.

I PENDAHULUAN pada kedalaman yang dangkal sehingga


1.1 Latar Belakang batu pasir tidak terkompaksi dengan
PT Pertamina Hulu Energi Siak baik (un-consolidated sandstone)
merupakan anak perusahaan PT sehingga runtuh dan terakumulasi di
Pertamina Hulu Energi yang dalam sumur. Akumulasi pasir ini
merupakan KKKS (Kontraktor kontrak kemudian mengganggu operasi pompa
kerja sama) dengan daerah operasi di Sucker Rod Pump (SRP) sehingga
Lapangan Batang dan Lindai di pekerjaan well service begitu sering
Provinsi Riau. Lapangan Batang dilakukan.
memproduksikan minyak dengan Masalah produksi pasir banyak
kategori minyak berat, viskositas tinggi dijumpai pada lapangan minyak dari
dan berada pada kedalaman yang lapisan batu pasir produktif di
dangkal. Oleh karena itu, kepasiran kedalaman dangkal sampai yang
merupakan masalah yang paling umum dalam. Menurunnya kapasitas
dijumpai di Lapangan Batang. produksi dan laju produksi minyak
Beberapa Sumur di Lapangan merupakan masalah produksi. Masalah
Batang dengan indikasi intensitas well produksi ini harus di identifikasi secara
service yang tinggi, di karenakan dini untuk dapat di tangani sebelum
banyaknya pasir di berbagai kedalaman masalah terjadi maupun setelah terjadi.
sumur sehingga perlunya dilakukan Penanganan masalah produksi yang
pekerjaan pengangkatan pasir dengan tepat akan mengembalikan sumur
menggunakan metode Bailing Out berproduksi dengan kapasitas yang
Sand. Masalah kepasiran ini muncul optimum.
sebagai akibat zona produksi berada

46
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam 1. Source Rock
pelaksanaan Penelitian ini antara lain : Merupakan endapan sedimen
1. Untuk dapat mengetahui proses dan yang mengandung bahan-bahan
cara kerja metode bailing out sand organik yang cukup untuk dapat
pada kegiatan well service. menghasilkan minyak dan gas bumi
2. Untuk dapat mengetahui kapasitas ketika endapan terbeut tertimbun dan
sand pump yang digunakan pada terpanaskan, dan dapat mengelurakan
Sumur FA #17. minyak dan gas bumi tersebut dalam
3. Untuk dapat mengetahui jumlah yang ekonomis. Bahan organik
perbandingan hasil produksi yang terkandung disebut kaorgen.
sebelum dan setelah Well Service Karogen memiliki 4 tipe yaitu:
pada sumur FA #17. a. Tipe 1
Alga dari lingkungan pengendapan
II DASAR TEORI lacustrine dan lagoon. Tipe seperti
2.1 Basic Petroleum System ini dapat mengahsilkan minyak
Well test sendiri murupakan dengan kualitas baik dan mampu
kegiatan untuk mengetahui menghasilkan gas.
karakteristik dari suatu reservoir b. Tipe 2
dengan mencatat perubahan tekanan Campuran dari tumbuhan dan
dan laju alir, namun untuk analisis mikroorganisme laut. Tipe seperti
lebih lanjut dari suatu kegiatan well test ini merupakan bahan utama minyak
perlu ditinjau terhadap segala aspek dan gas bumi karena banyak
yang terkait pada Basic Petroleum terdapat zat organik penyusun.
System, yaitu proses untuk c. Tipe 3
menemukanya kandungan hidrokarbon Tanaman darat dalam endapan yang
dibawah permukaan. Di dalam Basic mengandung batubara. Tipe seperti
Petroleum ini umumnya menghasilkan gas dan
System terdapat komponen- sedikit minyak karena
komponen penting yang harus ada. kandungannya.
Komponen-komponen tersebut adalah: d. Tipe 4
1. Source Rock Bahan bahan tanaman yang
2. Reservoir Rock teroksidasi. Tipe seperti ini tidak
3. Migrasi mampu menghasilkan minyak dan
4. Trap gas.
5. Seal 2. Reservoir Rock
Batuan yang mampu menyimpan
dan mampu mengalirkan hidrokarbon.
Diman batuan tersebut harus memiliki
porositas sebagai penyimpan
hidrokarbon dan permibilitas sebagai
tempat megalirnya hidrokarbon.
3. Migrasi
Proses transportasi minyak dan
gas dari batuan sumber menuju
Reservoir. Dalam transportasi
hidrokarbon terjadi beberapa proses
Gambar 2.1 Petroleum System yaitu:
 Migrasi Primer : Migrasi di
dalam sekuen dari source rock
 Ekspulsion : Dari sekuen
Source Rock menuju carrier bed
 Migrasi Sekunder : Transportasi
carrier bed menuju ke trap

Gambar 2.3 Perangkap Struktur

b. Perangkap Stratigrafi
Prinsip perangkap statigrafi
adalah minyak dan gas terjebak dalam
perjalananya keatas, terhalang dari
Gambar 2.2 Migrasi segala arah terutama dari bagian atas
dan pinggir, karena batuan reservoir
4. Trap (Perangkap) menghilang atau berubah fasies
Proses migrasi dan pembentukan menjadi batuan lain atau batuan yang
trap tidak saling berhubungan dan karakteristik reservoir menghilang
terjadi di waktu yang berbeda. Waktu sehinnga merupakan penghalang
pembentukan trap sangat penting permeabilitas. Perangkap ini
karena jika trap terbentuk sebelum dipengaruhi oleh variasi perlapisan
hidrokarbon bermigrasi maka secara vertikal dan lateral, perubahan
kemungkinan akan ditemukanya facies batuan dan ketidakselarasan dan
akumulasi hidrokarbon didalam trap variasi lateral dalam litologi pada suatu
dan jika sebaliknya maka kemungkinan lapisan reservoir dalam perpindahan
hidrokarbon telah melewati trap minyak bumi (hidrokarbon).
tersebut. Adapun tipe jebakan yaitu:
a. Perangkap Struktur
Prinsip perangkap struktural
merupakan perangkap yang paling
orisinil dan sampai dewasa ini
merupakan perangkap yang paling
penting. Pada perangkap struktur
terdapat berbagai unsur perangkap
yang membentuk lapisan penyekat di
reservoir sehingga dapat menjebak
minyak, hal ini disebabkan gejala Gambar 2.4 Perangkap Statigrafi
tektonik atau struktur, misalnya
pelipatan dan patahan, kedua hal ini c. Perangkap Kombinasi
merupakan unsur utama dalam Perangkap reservoir kebanyakan
pembentukan perangkap, sedemikian merupakan kombinasi perangkap
sehingga minyak tidak dapat lagi struktur dan perangkap statigrafi
kemana- mana. dimana setiap unsur struktur
merupakan faktor bersama dalam
membatasi bergeraknya minyak dan
gas. Beberapa kombinasi antara unsur
statigrafi dan unsur struktural adalah memiliki karakteristik yang berbeda-
sebagai berikut: beda tergantung dari komposisi,
1. Kombinasi antara lipatan dengan temperatur dan tekanan pada tempat
pembajian dimana terjadi akumulasi hidrokarbon
Kombinasi lipatan dengan didalamnya. Suatu reservoir minyak
pembajian dapat terjadi karena salah biasanya mempunyai tiga unsur utama
Volume total pori  pori
abspihak,
satu  pasir menghilang dan  100
dilain
% yaitu adanya batuan reservoir, lapisan
pihak hidungVolumeantiklin
total batuan
menutup arah penutup dan perangkap. Proses
lainnya. Maka jelaslah hal ini sering penganalisisan tekanan transien di
terjadi pada perangkap statigrafi reservoir berhubungan erat dengan
normal. mekanisme batuan dan fluidanya yang
2. Kombinasi antara patahan dan memiliki karakteristik yang berbeda-
pembajian beda. Sebelum mempelajari konsep
Kombinasi antara pemajian dari pengujian sumur terlebih dahulu
dengan patahan jauh lebih biasa dari perlu diketahui prinsip dasar dari sifat-
pada pembajian yang terdiri sendiri. sifat fisik batuan dan fluida reservoir
Kombinasi ini dapat terjadi karena yang mempengaruhi penganalisisan
terapat suatu kemiringan wilayah yang tekanan transien di reservoir.
membatasi bergeraknya ke suatu arah 2.2.1 Sifat Fisik Batuan Reservoir
dan di arah lain ditahan oleh adanya Reservoir minyak adalah suatu
suatu patahan dan pada arah lainnya lapisan geologi dibawah permukaan
lagi di tahan oleh pembajian. bumi yang mempunyai bentuk struktur
sedemikian rupa sehingga minyak
terakumulasi di reservoir dalam jumlah
yang besar. Biasanya lapisan tersebut
tertutup oleh suatu lapisan batuan yang
tidak permeable (cap rock), dan
berbentuk perangkap yang dapat
menjebak minyak. Reservoir minyak
pada umumnya memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, tergantung pada
komposisi, temperatur dan tekanan
tempat dimana terjadinya akumulasi
Gambar 2.5 Perangkap Kombinasi fluida hidrokarbon di dalam
reservoirnya.
5. Seal ( Penutup) 1. Porositas
Seal (penutup) merupakan sistem Porositas merupakan ukuran
batuan penyekat yang memiliki perbandingan antara volume pori
porositas dan permeabilitas yang kecil batuan dengan volume total batuan
sebagai batuan penutup agar persatuan volume tertentu.
hidrokarbon tidak bermigrasi lagi dan
terakumulasi di suatu tempat. Vb  V g Vp
 
Vb Vb
2.2 Karakteristik Batuan dan
Vp
Fluida Reservoir   100%
Reservoir adalah suatu tempat Vg  V p
terakumulasinya minyak dan gas bumi.
Pada umumnya reservoir minyak
Dimana : pembentukan dari ruang-ruang kosong
Vb = volume batuan total (Bulk dalam batuan, ada pori-pori yang saling
Volume) berhubungan (interconnected) dan ada
Vg = volume butiran total (Grain yang tidak saling berhubungan
Volume) (inconnected). Oleh sebab itu, ada 2
Vp = volume pori batuan total pengertian tentang porositas, yaitu:
 = porositas, fraksi (%) 1. Porositas absolut, adalah
Gambar ilustrasi media berpori perbandingan volume pori-pori total
diperlihatkan pada gambar 2.6 dibawah terhadap volume batuan total (bulk
ini. Adapun faktor utama yang volume).
menyebabkan variasi harga porositas 2. Porositas efektif, adalah
antara lain: sudut kemiringan, bentuk perbandingan volume pori-pori
dan ukuran butiran, komposisi mineral yang saling berhubungan terhadap
pembentuk batuan. volume batuan total (bulk volume).

Berdasarkan asal kejadiannya,


porositas dapat dibagi atas porositas
primer (Original) dan porositas
sekunder (Induced). Porositas primer
adalah porositas yang terjadi pada saat
Gambar 2.6 Ilustrasi Media Berpori proses pengendapan batuan terjadi,
contohnya sandstone dan limestone.
Persamaan yang di atas Pada sandstone ditandai dengan
menggambarkan variasi susunan dari hubungan yang intergranular,
packing batuan yang memiliki butiran sedangkan pada batuan limestone
(spheres) dengan diameter yang dicirikan oleh hubungan butiran yang
dianggap sama. Dengan perhitungan interkristalin dan bentuk oolit atau
sederhana berdasarkan geometris bulat-bulat. Porositas sekunder adalah
batuan menunjukkan besarnya porositas batuan yang terbentuk
porositas terhadap beberapa variasi sesudah batuan sedimen terendapkan.
susunan packing butiran, secara Porositas sekunder biasanya tidak
berturut-turut, untuk cubic sebesar mempunyai hubungan dengan proses
47,6%, untuk hexagonal sebesar 39,5% sedimentasi dan dicirikan dengan
dan untuk rhombohedral sebesar ruang-ruang karena pelarutan, rekahan,
25,9%. Untuk masing-masing celah, sesar dan proses dolomitasi.
kemungkinan variasi packing tersebut, Porositas batuan reservoir dapat
ukuran butiran tidak mempengaruhi diklasifikasikan sebagai berikut :
porositas karena butiran dianggap
seragam. Kecuali untuk sandstone yang Tabel 2.1 Klasifikasi Porositas
mempunyai ukuran butiran yang tidak Porositas (%) Kualitas
seragam dan mempunyai material 0–5 Jelek Sekali
penyemenan antar butiran yang 5 – 10 Jelek
mengurangi volume pori batuan. 10 – 15 Sedang
Porositas dapat diklasifikasikan 15 – 20 Baik
menjadi dua bagian yaitu porositas > 20 Sangat Bagus
absolut dan efektif. Pada proses
2. Permeabilitas air, air dan gas, gas dan minyak atau
Permeabilitas adalah sifat dari ketiga-tiganya.
media berpori dan ukurannya yang  Permeabilitas relatif, adalah
menyatakan kemampuan media perbandingan antara permeabilitas
tersebut (batuan) untuk melewatkan efektif kondisi saturasi tertentu
fluida. Apabila media berpori tidak dengan permeabilitas absolut.
saling berhubungan, maka batuan Hubungannya dapat dilihat sebagai
tersebut tidak memiliki permeabilitas. berikut:
Oleh karena terdapat hubungan antara K eff
permeabilitas batuan dengan porositas K rel 
efektif batuan maka semua faktor yang K abs
berpengaruh terhadap porositas juga Dimana :
akan berpengaruh terhadap Krel = Permeabilitas Relevan
permeabilitas, misalnya ukuran butir Keff = Permeabilitas Effisien
batuan, ukuran kekompakan batuan, Kabs = Permeabilitas Absolute
distribusi pori batuan dan sebagainya.
Dasar penentuan permeabilitas batuan 3. Saturasi
adalah hasil percobaan yang dilakukan Saturasi adalah perbandingan
oleh Henry Darcy pada tahun 1856. antara volume pori-pori batuan yang
Dalam percobaan ini, Henry Darcy terisi fluida formasi tertentu terhadap
menggunakan batu pasir tidak kompak total volume pori-pori batuan yang
yang dialiri air. Dari hasil eksperimen terisi fluida atau jumlah kejenuhan
yang dilakukan Darcy didapatkan fluida dalam batuan reservoir per
persamaan umum Darcy sebagai satuan volume pori. Oleh karena
berikut: didalam reservoir terdapat tiga jenis
k . A dP fluida, maka saturasi dibagi menjadi
Q x tiga yaitu saturasi air (Sw), (2.4)
 dL saturasi
minyak (So) dan saturasi gas (Sg).
Dimana :
Didalam kenyataan, fluida
Q = Laju alir fluida, cc / det
reservoir tidak dapat diproduksi
k = Permeabilitas, darcy
semuanya. Hal ini disebabkan adanya
µ = Viskositas, cp
saturasi minimum fluida yang tidak
dP/dL = Gradien tekanan dalam arah
dapat diproduksi lagi atau disebut
aliran, dim / cm
dengan irreducible saturation sehingga
A = luas penampang, cm2
berapa besarnya fluida yang diproduksi
Permeabilitas menurut dapat dihitung dalam bentuk saturasi.
4. Tekanan Kapiler (Pc)
pengertiannya terbagi 3, yaitu :
Tegangan permukaan yang
 Permeabilitas absolut, adalah
terjadi didalam media berpori antara
kemampuan batuan reservoir untuk
fluida dan batuan maupun antar fluida,
melewatkan aliran fluida satu fasa
dimana besarnya tegangan pada
atau disaturasi 100% oleh salah satu,
permukaan pori-pori batuan yang
misalnya hanya minyak atau gas
menghasilkan tekanan dikenal dengan
saja.
Tekanan Kapiler. Tekanan Kapiler
 Permeabilitas efektif, adalah pada suatu batuan berpori didefinisikan
kemampuan batuan untuk
sebagai perbedaan tekanan antara
melewatkan aliran fluida yang lebih
fluida yang membasahi batuan dengan
dari satu fasa, misalnya minyak dan
fluida yang bersifat tidak membasahi
batuan jika didalam media berpori minyak membasahi permukaan batuan
tersebut terdapat dua atau lebih fluida gaya adhesi bernilai sudut kontaknya
tidak tercampur dalam kondisi statis. antara 90o ≤ 0 ≤ 180o, apabila 0 = 180o,
Pc = Pnm – Pw maka batuannya dianggap strongly oil
Dimana : wet.
Pc = Tekanan kapiler, dyne/cm2
Pnw = Tekanan pada permukaan fluida
non wetting-phase,dyne/cm2
Pw =Tekanan pada permukaan
fluidawetting-phase,dyne/cm2

5. Wettability
Wettability di definisikan sebagai
kecenderungan dari suatu fluida untuk
menyebar atau melekat kepermukaan
batuan dengan adanya fluida tak
tercampur lainnya. Sebuah cairan Gambar 2.7 Wettability Batuan
fluida akan bersifat membasahi bila
gaya adhesi antara batuan dari partikel 2.2.2. Sifat-Sifat Fluida Reservoir
cairan lebih besar dari pada gaya Fluida yang umumnya terdapat
kohesi antar partikel cairan itu sendiri. dalam reservoir terbagi tiga fasa yaitu
 Wetting-Phase Fluid gas, minyak dan air, dan secara normal
Fluida pembasah biasanya akan dari material-material yang terkandung
mudah membasahi permukaan batuan, dalam fluida dapat diperkirakan bentuk
tetapi karena adanya gaya tarik suatu fasa fluida apakah minyak, gas
menarik antara batuan dan fluida, fasa atau cairan. Minyak bumi terbentuk
pembasah akan mengisi ke pori-pori dari berbagai macam sifat-sifat
yang lebih kecil dulu dari batuan gabungan senyawa hidrokarbon yang
berpori. Fasa fluida pembasah rumit, serta gas-gas yang terlarut di
umumnya sangat sukar bergerak dalamnya.
kereservoir hidrokarbon. Minyak bumi yang diperoleh
 Non Wetting-Phase Fluid dari tiap-tiap lapangan mempunyai
Non wetting-phase fluid sukar karakteristik yang berbeda, ini
membasahi permukaan batuan. Dengan menunjukkan hidrakorban yang
adanya gaya tolak antar batuan dan menyusun minyak bumi tersebut
fluida menyebabkan Non wetting- berlainan satu terhadap lainnya.
phase fluid akan menempati sebagian  Densitas Minyak (oil)
besar pori batuan dan pada umumnya Densitas minyak merupakan
sangat mudah bergerak. perbandingan antara massa minyak
Batuan reservoir umumnya terhadap volume pada kondisi tekanan
water wet, dimana air akan membasahi dan temperatur tertentu.
permukaan batuan. Kondisi water wet
dimana gaya adhesi bernilai positif (+)
dan sudut kontaknya antara 0o ≤ 0 ≤ Dimana :
90o, apabila 0 = 0 o, maka batuan o = Densitas minyak (gr/cc)
dianggap “strongly water wet”. m = Massa minyak (gr)
Batuan reservoir oil wet jika fasa v = Volume minyak (cc)
 Spesifik Gravity (SG) 3. Transport Well Service adalah
Spesifik gravity merupakan bagian yang memperlancar pekerjaan
perbandingan dari suatu fluida minyak well service dengan selalu
terhadap densitas air, yang diukur pada menyediakan transport untuk
kondisi tekanan atmosfer (60 F). Untuk mengantarkan segala peralatan yang
industri minyak satuan yang umum saat melakukan service terhadap
digunakan adalah Spesifik Gravity atau sumur. Pekerjaan yang dilakukan oleh
API Gravity. divisi ini dibagi dalam 4 kelompok
kerja yaitu : initial completion, service,
work over dan equipment maintenance.
Dalam penelitian ini Penulis
menganalisis bahwa kegiatan Bailing
Dimana: out sand termasuk dalam kegiatan
SG = Spesifik Gravity transport well service.
= Densitas Minyak, lbm/cuft
= Densitas Air, lbm/cuft 2.4. Sand Bailer / Sand Pump
 Viskositas Metode Bailing out sand suatu
Merupakan besarnya proses pengeluaran pasir yang terdapat
keengganan fluida untuk mengalir yang dalam sumur , dinding casing yang
merupakan fungsi dari tekanan dan dapat menutup formasi sumur dan
temperatur. Fluida yang berviskositas dinding casing. Dimana alat ini
besar akan sulit untuk mengalir dari berbentuk barrel yang dirangkai
pada fluida dengan viskositas yang dengan tubing dan dimasukkan ke
kecil. dalam lubang sumur dengan rangkaian
tubing atau wireline dan sampai
2.3. Well Service kedalaman yang di inginkan dan
Well Service merupakan suatu setelah barrel penuh berisi pasir,
bagian yang bertugas menangani segala rangkaian tubing atau wireline diangkat
kegiatan yang berhubungan dengan ke permukaan, selanjutnya pasir
sumur. Kegiatan tersebut meliputi dibersihkan di permukaan, begitu
usaha agar sumur siap berproduksi seterusnya sampai tinggi pasir di
(initial completion) maupun usaha bawah lubang perforasi. Semua operasi
perbaikan sumur akibat kerusakan saat cabut masuk rangkaian tubing dan
berproduksi (work over). Semua wireline menggunakan work over rig.
kegiatan yang dilakukan oleh team ini Adapun peralatan peralatan yang
bertujuan untuk mempertahankan serta digunakan pada Bailing out sand yaitu :
meningkatkan laju produksi sumur.  Scrapper
Well Service dibagi dalam  Sand pump
beberapa bagian yaitu :  Depthtometer
1. Tool House adalah bagian yang  Bailer box
bertugas dalam menyediakan dan
memelihara segala peralatan sehingga 2.5 Sucker Rod Pump
dapat selalu siap pakai. Pengoperasian Pumping
2. Operation adalah bagian yang Unit (Sucker Rod Pump) merupakan
melaksanakan pemasangan artificial salah satu teknik pengangkatan buatan
lift serta memperbaiki kerusakan yang yang digunakan untuk
ada pada sumur-sumur. membantu mengangkat minyak dari
dasar sumur ke permukaan tanah
sampai ke tangki penampungan. laporan Penelitian ini sehingga dapat
Metoda ini digunakan karena mempertegas teori dan keperluan
penurunan energi alami atau tekanan analisis serta mendapatkan data yang
reservoir sumur tersebut sudah tidak sebenarnya. Dengan demikian Penulis
mampu lagi mengangkat minyak ke dapat mengetahui secara pasti dan jelas
permukaan. mengenai permasalahan-permasalahan
Prinsip kerja Pumping Unit yang ada untuk kemudian dicari solusi
yaitu mengubah gerak rotasi pemecahannya. Studi pustaka ini
dari Prime Mover menjadi gerak naik dilakukan pada beberapa referensi
turun oleh sistem Pitman Crank untuk mendukung penelitian secara
Assembly, kemudian gerak naik turun keilmuwan sehingga dalam
ini melalui walking beam di teruskan pembahasannya akan ditunjang dengan
ke Horse Head di jadikan gerak lurus dasar-dasar teori yang kuat.
naik turun (Up Stroke dan Down 2. Observasi Lapangan
Stroke) untuk menggerakan plunger Observasi dari kegiatan
melalui rangkaian rod. lapangan merupakan pengambilan data
secara langsung, yang di lakukan oleh
III METODOLOGI PENELITIAN Penulis dengan mendatangi lokasi
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian pengambilan data, yaitu kantor dan
Penelitian yang berjudul tentang lapangan PT Pertamina Hulu Energi
”Perbandingan Hasil Produksi Sumur Siak Field Batang.
FA #17 Sebelum dan Setelah Well 3. Diskusi
Service dengan Menggunakan metode Teknik pengambilan data dengan
Bailing Out Sand di PT Pertamina Hulu mengadakan komunikasi secara
Energi Siak Field Batang” langsung dengan pembimbing lapangan
dilaksanakan pada 1–31 Maret 2019 serta melakukan diskusi dengan
yang bertempat di PT Pertamina Hulu supervisor production yang ada di PT
Energi Siak Field Batang. Pertamina Hulu Energi Siak Field
Batang. Diskusi yang dilakukan
3.2 Metode Penulisan meliputi pengolahan data, diskusi
Adapun metode yang digunakan mengenai materi yang tidak dipahami
dalam penelitian ini merupakan serta analisis pengolahan data dengan
pendekatan secara deskriptif. demikian Penulis dapat mengetahui
Pendekatan deskriptif adalah metode mengenai permasalahan yang ada dan
yang bertujuan memberi gambaran mendapatkan solusi dari permasalahan
terhadap suatu objek dengan cara tersebut.
meneliti, mengolah data, menganalisis
serta menginterpretasikan hal yang 3.3 Tahap Pengumpulan Data
ditulis dengan pembahasan yang teratur Dalam tahapan pengumpulan
dan sistematis yang bertujuan untuk data Penulis mendapatkan data
memecahkan masalah yang dihadapi lapangan yang terdiri dari data primer
pada waktu sekarang ini. dan sekunder meliputi:
1. Studi Literatur a. Data Primer
Studi literatur dilakukan dengan Data primer merupakan data yang
cara mengumpulkan dan mempelajari diperoleh dari data produksi sumur
literatur serta segala sesuatu yang ada yang meliputi karakteristik resevoir
kaitannya dengan objek yang diteliti yaitu laju alir, temperatur, dan data
dan dapat menunjang pembuatan lainnya.
b. Data Sekunder 7. Lalu asumsi Pwf pada saat sebelum
Data Sekunder merupakan data yang dan setelah Bailing out sand dan
diambil dari file yang ada di juga hitung Q pada asumsi Pwf
komputer unit data, yang meliputi tersbut dengan persamaan :
data hasil dari hasil perbandingan
produksi sebelum dan setelah Well
Service menggunakan metode Q =
Bailing out sand. Sejarah sumur ( ) ( )
meliputi kegiatan apa saja yang
pernah dilakukan pada sumur Dimana :
tersebut serta data struktur geologi Pwf = Tekanan alir dasar sumur
dari lapangan tersebut dan data (psi)
pendukung lainnya. Pr = Tekanan reservoar (psi)
Q = Laju produksi (bbl/d)
3.4 Tahapan Pengolahan Data
3.4.1. Menghitung Kapasitas Sand 8. Kemudian Plot tekanan sumur (Pwf)
Pump terhadap laju alir (Q) baik untuk
Evaluasi keberhasilan hasil laju sebelum maupun setelah Bailing
produksi dengan metode Bailing out out sand.
sand, menggunakan alat sand pump 9. Lihat perubahan laju alir produksi
yang mana fungsinya untuk menghisap dan lakukan analisis.
scale, pasir dan fluida.
V =  x r2 x t 3.4.3. Evaluasi Berdasarkan
Di mana : Productivity Index (PI)
V = Volume sand pump , cm3 Productivity Index merupakan
 = 3,14 indeks yang menyatakan kemampuan
r = Jari-jari sand pump yang suatu sumur untuk berproduksi pada
digunakan, cm suatu kondisi tertentu. Bailing out sand
t = panjang sand pump, cm juga dapat dikatakan berhasil apabila
3.4.2. Evaluasi Berdasarkan Kurva terjadi kenaikan Productivity index(PI)
Inflow Performance setelah dilakukan Well Service.
Relationship (IPR) Adapun langkah perhitungannya di
Kurva IPR menunjukkan antaranya :
gambaran kualitatif yang menyatakan  Dari data yang telah tersedia untuk
produksi suatu sumur, dimana dengan perhitungan IPR, Masukkan nilai
menggambarkan hubungan antara laju alir (Q) serta tekanan reservoir
tekanan alir dasar sumur dengan laju (Pr) dan tekanan sumur (Pwf) ke
produksi. Dalam hal ini akan dalam persamaan :
digunakan perhitungan IPR dua fasa
pada saat dilakukan stimulasi untuk PI = , bbl/d/psi
mengetahui perubahan laju alir
sebelum dan setelah diakukannya Well Dimana:
Service Bailing out sand. PI = Productivity Index (bbl/d/psi)
Adapun langkah yang dilakukan Q = Laju alir (bbl/d)
dalam pembuatan kurva IPR yaitu: Ps = Tekanan reservoar (psi)
6. Siapkan data perhitungan IPR, Pwf = Tekanan dasar sumur (psi)
yaitu Pr, Pwf, dan Q baik sebelum
maupun setelah Bailing out sand.
Kermit E Brown (1967) memberikan di dalam sumur dan di dinding casing
batasan terhadap tingkat PI, yaitu: yang dapat menutup formasi di dalam
a. Jika PI < 0,5 maka PI dinyatakan sumur dan di dinding casing.
rendah atau buruk
b. Jika 0,5 < PI < 1,5 maka PI 4.1 Data Spesifikasi Sucker Rod
dinyatakan sedang Pump Sumur FA #17
c. Jika PI > 1,5 maka PI dinyatakan Sumur FA #17 memakai metode
tinggi atau baik pengangkatan buatan berupa Sucker
 Lakukan perhitungan PI untuk Rod Pump. Dapat diketahui jenis
sebelum dan setelah dilakukannya pompa pumping unit Sumur FA #17
Bailing out sand. yaitu : C114-119-86 dimana huruf C
 Kemudian dari hasil PI dapat menunjukkan tipe Conventional,
dianalisis apakah kegiatan Bailing kedalaman polished rod string 119 lbs
out sand tersebut berhasil atau tidak. dengan panjang length atau stroke
length 86 inch.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa Sumur di Lapangan
Batang dengan indikasi intensitas well
service yang tinggi. Fenomena FNCO
(Fluid Not Coming Out) di Lapangan
Batang sangat sering terjadi dengan
riwayat intensitas pekerjaan perawatan
sumur paling tinggi adalah Bailing Out
Sand (BOS) akibat kepasiran.
Bailing Out Sand merupakan
proses pengeluaran pasir yang terdapat

Tabel 4.1 Data Sucker Rod Pump Sumur FA #17


Pumping Unit
Wristpin Saddle
No. Location Well Status Gear Box Tail Bearing
Serial Number Structure Type Bearing Bearing
Brand Type
Type Type
1 BTG #05 P777435 Lufkin C114-119-86 Lufkin 4SF 3RA 4TG

4.2 Perhitungan Kapasitas Sand Perhitungan kapasitas sand


Pump pump yang di gunakan pada Sumur FA
Berikut perhitungan kapasitas #17 sebagai berikut :
sand pump yang digunakam untuk V = 3,14 x 1,752 inch x 10 m
mengangkat pasir, scale, maupun crude = 3,14 x 4,442 cm x 1000 cm
oil : = 61900,704 cm3
V =  x r2 x t = 61,900 Liter
Dimana :
V = Volume sand pump , cm3
 = 3,14
r = Jari-jari sand pump yang
digunakan, cm
t = Panjang sand pump, cm
ada di PT Pertamina Hulu Energi Siak
Field Batang.
4.4.1 Scrapper
Fungsi utama dari Scrapper
adalah membersihkan Scale, pasir,
karat yang ada di dinding casing.

Gambar 4.1 Pasir yang Terangkat Di


Dalam Sand Pump

4.3 Langkah-langkah Kegiatan


Bailing Out Sand
Dalam mengevaluasi masalah
kepasiran ini terlebih dahulu
melakukan kegiatan pencabutan atau
Gambar 4.2 Scrapper
pengangkatan peralatan produksi yang
ada di dalam sumur dan di atas
4.4.2 Sand Pump
permukaan sehingga keadaan posisi Fungsi utama dari Sand Pump
sumur tinggal casing. Kegiatan ini yaitu mengeluarkan pasir, crude oil, air
agar memperoleh atau mengetahui yang terdapat di dalam sumur produksi
collapse atau suatu peristiwa kejadian agar dapat proses produksi berjalan
yang ada di dalam sumur. Adapun dengan lancar atau produksi tidak
langkah-langkah sebelum kegiatan tersumbat. Di dalam sand pump ini
Bailing Out Sand di laksanakan adalah terdapat rangkaian yaitu piston, rabber
sebagai berikut: dan lidah-lidah untuk menghisap pasir,
 Moving in rig up crude oil dan air.
 Cabut horse head
 Cabut polished rod
 Buka x mastree
 Cabut donat yang berada di well
head
 Pasang BOP
 Cabut rangkaian string
 Persiapan angkat tubing
 Setelah itu keadaan sumur hanya
menyisakan casing di dalamnya.

4.4 Peralatan-Peralatan Yang Gambar 4.3 Sand Pump


Digunakan Pada Bailing Out
Sand 4.4.3 Depthtometer
Adapun peralatan-peralatan yang Fungsi utama dari
digunakan pada Bailing out sand yang Depthtometer yaitu alat ukur untuk
Sand Pump untuk mengetahui 1. Alat Sand Pump dimasukkan
keberadaan Sand Pump hingga masuk kedalam sumur hingga pasir terhisap
ke dalam sumur. ke dalam Sand pump
2. Kemudian Sand pump di shake
sampai 3X memastikan bahwa pasir,
scale, crude oil yang ada di dalam
sumur tadi sudah terhisap ke dalam
sand pump
3. Setelah itu Sand pump yang ada di
dalam sumur tadi di keluarkan
hingga ke atas permukaan,
kemudian pasir, scale, crude oil
yang ada di dalam Sand pump tadi
di letakkan ke Bailer Box.
Gambar 4.4 Depthtometer Pada rangkaian sand pump ini
terdapat rangkaian yaitu piston, rubber
4.4.4 Bailer box dan lidah-lidah untuk menghisap pasir,
Fungsi utama dari Bailer box scale, crude oil dan air. Pengoperasian
yaitu tempat pembuangan hasil dari Sand Pump di PT Pertamina Hulu
bailing out sand, isinya berupa pasir, Energi Siak Field Batang dioperasikan
crude oil, air, scale. selama 24 jam hingga Well Service
Selesai. Karena untuk terus memenuhi
kebutuhan sumur dan untuk kebutuhan
produksi serta kebutuhan lainnya, maka
dari itu PT Pertamina Hulu Energi Siak
Field Batang memiliki 2 unit Sand
Pump yang memiliki ukuran panjang
30 ft, diameter 3-1/2” dan 2-7/8”.
Tetapi yang sering banyak digunakan
yaitu ukuran 3-1/2” karena kapasitas 3-
Gambar 4.5 Bailer Box 1/2” besar dari pada Sand Pump ukuran
2-7/8” dengan kapasitas ukurannya
4.5 Langkah-Langkah kecil.
Pengoperasian Sand Pump
Di dalam sand pump ini terdapat 4.6 Evaluasi Masalah Kepasiran
rangkaian yaitu piston Sand Pump Bailing out sand
yaitu fungsinya untuk mengeluarkan Evaluasi ini dilakukan dengan
pasir, scale, crude oil dan air yang tujuan untuk mengetahui tingkat
terdapat di dalam sumur produksi agar keberhasilan ataupun kegagalan dari
dapat proses produksi berjalan dengan pelaksanaan Well Service Bailing out
lancar atau produksi tidak tersumbat. sand yang telah dilakukan terhadap
Adapun langkah-langkah produktivitas sumur. Dalam evaluasi
pengoperasian Sand pump di PT produksi ini, parameter yang digunakan
Pertamina Hulu Energi Siak Field untuk mengevaluasi pekerjaan Well
Batang yaitu : Service yaitu dilihat dari segi
produksinya seperti laju produksi dan
Productivity Index (PI) serta perubahan berdasarkan test laju produksi dilihat
kurva IPR sebelum dan setelah Well atau mengacu pada data produksi
Service. sumur FA #17 sebelum dan setelah
4.6.1 Evaluasi Berdasarkan Test dilakukan Well Service.
Laju Produksi Berikut hasil data produksi
Evaluasi berdasarkan test laju berdasarkan test laju produksi sumur
produksi ini untuk melihat peningkatan FA #17 sebelum dan setelah di lakukan
produksi yang terjadi setelah Well Service.
pelaksanaan Well Service. Dimana
evaluasi masalah kepasiran

Tabel 4.2 Data Produksi Sebelum Dan Setelah Well Service


Sebelum Well Setelah Well
Data Produksi Satuan
Service Service
Gross 138,6 159,2 BFPD
Minyak 76,24 90,71 BOPD
Air 62,38 68,43 BWPD
Water cut 45 43 %
4.6.2 Evaluasi Berdasarkan Kurva
Berdasarkan data produksi dari Inflow Performance
hasil test laju produksi yang ada, baik Relationship (IPR)
dari jumlah gross, minyak, air dan Kurva Inflow Performance
water cut, pada Well Service ini terjadi Relationship (IPR) menunjukkan
kenaikan produksi dari sebelum dan gambaran kemampuan dari suatu
sesudah dilakukan Well Service yaitu formasi untuk berproduksi, dimana
Gross mengalami kenaikan menjadi dengan menggambarkan hubungan
159,2 BFPD, minyak sebesar 90,71 antara tekanan sumur dengan laju
BOPD, air sebesar 68,43 BWPD, lalu produksi. Evaluasi hasil Bailing out
watercut-nya mengalami penurunan sand dengan kurva IPR ini dilakukan
43% sehingga dapat dikatakan berhasil yaitu dengan membandingkan kurva
karena untuk produksi gross, minyak IPR sebelum dan setelah Well Service
dan airnya mengalami peningkatan untuk mengetahui hasil dari
sedangkan untuk watercut-nya sendiri pelaksanaan Bailing out sand. Berikut
Sebelum Setelah adalah data produksi dan proses
Parameter Well Well Satuan perhitungan untuk mendapatkan
Service Service
gambaran dari kurva IPR.X
Pr 213,9 213,9 Psi

Pwf 183,08 197,294 Psi Tabel 4.3 Parameter Perhitungan


Qact 138,6 159,2 Bfpd IPR
mengalami penurunan.

4.6.3 Sebelum di Well Service


a). Perhitungan menentukan Qmax (laju 1179,95 [1-0.2( ]
alir maksimal) Qmax
134,0339 bpd.
( ) ( )
Tabel 4.5 Nilai Asumsi Pwf Dan Q
Setelah di Well Service
( ) ( ) Pwf (psi) Q (bpd)
213,9 0
200 134,0339
150 550,252
b). Kemudian asumsikan Pwf dan Q
122,406 735,7794
untuk mendapatkan gambaran IPR
50 1073,213
 Menghitung nilai Q pada Pwf
0 1179,956
asumsi = 200 psi
Q = Qmax [1-0.2( ] 4.6.5 Plot Grafik IPR
Setelah melihat dan melakukan
570,9667 [1-0.2( ] perhitungan untuk menentukan grafik
kurva IPR, selanjutnya plot grafik dari
64,85739 bpd. asumsi Pwf dan nilai Q yang sebelum
dan setelah Bailing out sand atau Well
Tabel 4.4 Nilai Asumsi Pwf Dan Q Service untuk mengetahui perbedaan
Sebelum Di Well Service yang terjadi. Hasil kurva IPR sebelum
Pwf (psi) Q (bpd) dan setelah Well Service pada Gambar
213,9 0 4.6
200 64,85739
150 266,2603
136,62 311,6896
50 519,315
0 570,9667

4.6.4 Setelah di Well Service


a) Perhitungan menentukan Qmax (laju
Gambar 4.6 Kurva IPR Sebelum dan
alir maksimal) Qmax
Setelah Well Service
( ) ( ) 4.6.6 Data Produksi
Data produksi ini diambil pada
saat proses produksi berlangsung dari
( ) ( ) sebelum dilakukannya pelaksanaan
Well Service pada sumur produksi dan
= 1179,956 bpd. setelah dilakukan Bailing out sand di
b). Kemudian asumsikan Pwf dan Q saat sumur mulai produksi kembali.
untuk mendapatkan gambaran IPR Sehingga kita dapat membandingkan
 Menghitung nilai Q pada Pwf hasil produksi setelah pelaksanaan Well
asumsi = 200 psi Service dan Bailing out sand.
Dari gambar 4.7 pada tanggal
Q = Qmax [1-0.2( ] 23 Juni 2016 Gross senilai 138,6 BFPD
dan setelah itu dilakukan kegiatan Well kegiatan well service nilai Productivity
Service dan mulai diproduksi pada Index (PI) sebagai berikut :
tanggal 07 Juli 2016 dengan nilai Gross PI = * +
sebesar 159,2 BFPD.
[ ]

= 9,586 bbl/psi.
Berdasarkan perhitungan PI
dengan metode Vogel, setelah di
lakukan kegiatan well service nilai
productivity Index (PI) Sumur FA #17
menjadi 9,586 bbl/psi.
Gambar 4.7 Grafik Production
4.6.8 Analisis Laju Alir Optimum
Performance Pada Sumur FA #17
4.6.7 Evaluasi Berdasarkan Analisis dilakukan dengan
Productivity Index (PI) menentukan persentase efisiensi yang
Productivity Index (PI) akan dipasang pada pompa. Dari
merupakan suatu nilai yang efisiensi tersebut dilakukan
menyatakan kemampuan sumur untuk perhitungan terhadap laju alir optimum
berproduksi. Dimana secara umum yang terpasang pada pompa. Data hasil
nilai untuk productivity Index perhitungan laju alir optimum terhadap
akan mengalami peningkatan setelah efisiensi pompa yang terpasang dapat
dilakukannya Well Service. Dalam dilihat pada tabel 4.6 di bawah :
perhitungan nilai Productivity Index
parameter yang digunakan yaitu
tekanan sumur (Pwf), tekanan reservoir
(Pr) dan laju produksi (Q). Berikut nilai
Productivity Index sebelum dilakukan
kegiatan Well Service :
[ ]

* +
= 4,497 bbl/psi.
Sebelum dilakukan kegiatan
well service nilai Productivity Index
(PI) Sumur FA #17 sebesar 4,497
bbl/psi, sedangkan setelah dilakukan
Tabel 4.6 Laju Alir Optimum Terhadap Efisiensi Pompa
Eff 80% 70% 60% 50% 40% 30%
Q Opt 943,965 825,9694 707,9738 589,9781 471,9825 353,9869
Qw Opt 405,905 355,1668 304,4287 253,6906 202,9525 152,2144
Pwf 80 105 120 149 170 180
Q Oil Opt 538,0601 470,8026 403,545 336,2875 269,03 201,7725
 Menghitung Laju Alir Optimum Efisiensi pompa Sucker Rod Pump
Terhadap Efisiensi Pompa pada pada Sumur FA #17 ini lebih
Sumur FA#17 : dianjurkan sebesar 60%. Hal ini
dikarenakan potensi sumur yang masih
Qopt@80% = Qmax x 80%
baik yang dapat dilihat dari nilai PI
= 1179,956 x 80% yang cukup besar yaitu 9,586 bbl/psi.
Dari pemasangan efisiensi pompa
= 943,965 bfpd.
sebesar 60% dapat di lihat di tabel
 Menghitung Laju Produksi Water bahwa tekanan dasar sumur (Pwf) yang
terhadap Efisiensi Pompa pada dipasang sebesar 120 Psi dan sumur
Sumur FA #17 : tersebut akan menghasilkan fluida
Qw@80%=Qopt@80% x % WC sebanyak 707,9738 BFPD.
= 943,965 bfpd x 43% 4.7 Analisis Keberhasilan kegiatan
= 405,905 bwpd. Well service
Untuk mengetahui peningkatan
 Menghitung Laju Alir Minyak produksi dan keberhasilan, dilakukan
terhadap Efisiensi Pompa pada analisis akhir produksi sebelum dan
Sumur FA #17 : setelah Well service dengan kurva IPR
Qoil@80% = Qopt@80% x Oil Cut sebagai berikut :
= 943,965 bfpd x 57%
= 538,0601 bopd.

Gambar 4.8 Produksi Sebelum dan Setelah well service


dengan Kurva IPR

Sebelum kegiatan well service di Setelah kegiatan Well Service


lakukan di dapatlah data berdasarkan dilakukan terjadi perubahan disetiap
hasil Plot Pwf vs Q pada kurva IPR, di parameternya yaitu dengan laju alir
peroleh nillai dari Qact sebesar 138,6 fluida sebesar 159,2 bfpd dan laju alir
bfpd, Qmax 570,9667 bpd. Kemudian di minyak sebesar 90,71 bopd. Dilihat
dapat laju alir fluida sebesar 138,6 bfpd dari hasil Plot Pwf vs Q pada kurva IPR,
dan laju alir minyak sebesar 76,24 diperoleh nilai Qact sebesar 159,2 bfpd
bopd dan untuk PI-nya 4,497 bbl/psi. dan Qmax sebesar 1179,956 bpd. Lalu
untuk PI menjadi 9,586 bbl/psi, 3. Sebelum kegiatan well service dapat
sehingga pekerjaan kegiatan well di ketahui hasil produksi laju alir
service ini dapat dikatakan berhasil fluida sebesar 138,6 bfpd dan laju
karena dari beberapa aspek tersebut alir minyak sebesar 76,24 bopd.
mengalami peningkatan. Dilihat dari hasil Plot Pwf vs Q pada
Sumur FA#17 dianjurkan untuk kurva IPR, diperoleh nilai Qact
melakukan pemasangan efisiensi sebesar 138,6 BFPD dan Qmax
pompa sebesar 60%. Hal ini Sebesar 570,9667 bpd. Sementara
dikarenakan nilai PI sumur yang 9,586 dari hasil kegiatan setelah well
bbl/psi menandakan bahwa sumur ini service dapat diketahui hasil
meiliki potensi yang sangat baik, produksi laju alir fluida sebesar
sehingga sumur ini dapat menunjang 159,2 bfpd dan laju alir minyak
produksi. Dari pemasangan efisiensi sebesar 90,71 bopd. Dilihat dari
pompa sebesar 60% dapat di lihat pada hasil Plot Pwf vs Q pada kurva IPR,
tabel 4.6 bahwa tekanan dasar sumur diperoleh nilai Qact sebesar 159,2
(Pwf) yang di pasang sebesar 120 Psi BFPD dan Qmax sebesar
dan sumur tersebut akan menghasilkan 1179,956bpd. Sehingga pekerjaan
fluida sebanyak 707,9738 BFPD. kegiatan well service ini dapat
dikatakan berhasil karena dari
5. PENUTUP beberapa aspek tersebut mengalami
5.1 Kesimpulan peningkatan. Dan juga pada Sumur
Berdasarkan nilai dari hasil FA#17 dianjurkan untuk melakukan
perbandingan produksi Sumur FA pemasangan efisiensi pompa sebesar
#17 Sebelum Dan Setelah Well Service 60% karena dilihat pada tabel 4.6
Dengan Menggunakan Metode Bailing bahwa tekanan dasar sumur (Pwf)
Out Sand Di PT Pertamina Hulu Energi yang dipasang sebesar 120 Psi dan
Siak Field Batang maka di ambil sumur tersebut akan menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut : fluida sebanyak 707,9738 BFPD.
1. Proses dan cara kerja metode bailing
out sand pada kegiatan well service DAFTAR PUSTAKA
dimulai dengan memasukkan alat
scrapper untuk membersihkan Brown, K.E. 1967. The Technology Of
pasir,scale, yang ada di dinding Artificial Lift Method.
casing setelah itu masuk alat sand Petroleum Publishing Co : USA
pump untuk mengangkat atau
menghisap pasir, maupun endapan- Darling, T.. 2005. Well Service, USA
endapan, yang telah di bersihkan : Elsevier.
dari scrapper tersebut. Setelah itu
pasir maupun endapan-endapan Fatma Petroleum. 2011 Teknik
tersebut di angkat ke permukaan dan Produksi, Judul : Sand Bailer
di buang ke bailer box tempat Sub judul : Penanggulangan
penampung sementara. Masalah Kepasiran
2. Kapasitas sand pump yang
digunakan pada Sumur FA#17 Koesumadinata R.P.. 1980.’’Geologi
sebesar 61,900 Liter. Minyak dan Gas Bumi, Edisi-2
Jilid 1 dan 2’’.Bandung : ITB
Press.

Pedoman Pertamina. 2017 Teknik


Produksi, Judul : Solusi
Penanganan Masalah Pasir

Anda mungkin juga menyukai