Anda di halaman 1dari 5

Penentuan kehilangan tekanan dipipa tegak dengan

menggunakan Pressure Traverse

Perkiraan Kehilangan Tekanan Dua Phasa dipipa tegak dapat


diperkirakan dengan menggunakan pressure traverse bila tidak ada
computer untuk menghitung kehilangan tekanan tersebut, sebuah
pendekatan dapat dilakukan dengan menggunakan suatu gradient
curve atau biasa disebut dengan pressure Traverse. Pressure Traverse
ini dibuat dari metoda – metoda korelasi kehilangan tekanan yang ada
dan telah dipublikasikan.
Awalnya pressure traverse dibuat dari metoda korelasi Poettmann and
Carpenter, selanjutnya pessur traverse yang dibuat berdasarkan pada
metoda Hagerdorn and Brown, Duns and Ros atau Orkiszewski
korelasi, pressure traverse ini menunjukan beberapa informasi seperti :
Surface Temperature, Surface Pressure, Fluid Gradient
Temperatur, API Gravity, Gas specific Gravity, Water Oil Ratio,
Water Specific Gravity, dan maksimum kedalaman sumur serta
beberapa data sumuran yaitu Range diameter Tubing dan diameter
annulus, Oil and Water flow Rates dan Producing gas / liquid ratio.
Contoh sebuah grafis Pressure Traverse untuk pipa vertical dapat
dilihat pada gambar A1.

Page 1 of 5
Gambar A. Kurva Pressure Traverse untuk pipa tegak

Pressue Traverse dapat digunakan untuk :


1. Menentukan Botom Hole Flowing Pressure ( Pwf )
2. Menentukan Surface Flowing Pressure ( Pwh )
3. Menentukan Ukuran Tubing yang dibutuhkan untuk suatu
laju produksi dan pressure lossnya

Page 2 of 5
4. Menentukan Gas – Liquid Ratio ( GLR ) pada suatu laju
produksi dan pressure drop

Prosedure menentukan tekanan yang tidak diketahui dengan tubing


size, production rate, water cut dan GLR diketahui :
1. Pilih chart pressure traverse yang sesuai dgn data yang
diketahui (tubing size, production rate, water cut dan GLR
2. Plot tekanan yang diketahui ( Pwf atau Pwh ) pada sumbu axis
( tekanan )
3. Dari titik tekanan tersbut tarik garis vertical memotong garis
GLR
4. Dari perpotongan tersebut tarik garis horizontal memotong
sumbu tegak yang merupakan sumbu kedalaman ( Depth )
Jika Pwh yang diketahui, titik ini menunjukkan tekanan dikepala
sumur.
Jika Pwf yang diketahui, titik ini menunjukkan tekanan didasar
sumur.
5. Tentukan titik kedalaman tekanan pada sumbu tegak dengan :
Jika Pwh diketahui tambahkan kedalaman sumur dari titk
kedalaman yang sudah didapat dari langkah sebelumnya.
Jika Pwf diketahui kurang kedalaman sumur dari titk kedalaman
yang sudah didapat dari langkah sebelumnya.
6. Dari titik di langkah 5 tarik garis horizontal hingga memotong
curve GLR

Page 3 of 5
7. Dari perpotongan di langkah 6 tarik garis vertical ke sumbu
tekanan . titik disumbu tekanan merupakan besarnya tekanan
yang dicari.
Contoh :

Diketahui :
Tubing ID 2.5 “
Oil Production Rate 500 Stb / day
Water Prodction Rate 500 Stb / day
GLR 200 Scf/Stb
Tekanan Alir Dasas sumur (Pwf ) 2200 Psig
Panjang Tubing / Kedalaman sumur 5100 ft
Tentukan : Besarnya Tekanan kepala sumur ( Pwh )
Langkah Penyelesaian :
a. Pilih grafis yang sesuai dengan data yang diketahui ( Grafis
gambar A2. Pressure Traverse Q = 500 Stb/day, 2,5 in )
b. Tentukan titik Pwf = 2200 psig pada sumbu axis ( tekanan )
c. Tarik garis vertical memetong curve GLR 200 Scf/ Stb
d. Dari perpotongan pada langkah C tarik garis Horizontal
memotong sumbu tegak ( Depth , 9100 ft )
e. Kedalaman pada langkah d kurangi / tarik garis vertkal
dengan kedalaman sumur ( 5100 ft) didapat titik pada sumbu
tegak pada kedalaman 4000 ft, yang menunjukkan puncak /
kepala sumur.
f. Dari langkah e tarik garis horizontal memotong curve
GLR 200

Page 4 of 5
g. Kemudian tarik garis vertikal dari perpotongan pada langkah
f didapat tekanan 440 psig yang merupakan tekanan pada
kepala sumur ( Pwh )

Gambar A2 : contoh Perhitungan tekanan kepala sumur (Pwh )


Secara grafis dengan pressure Traverse

Page 5 of 5

Anda mungkin juga menyukai